Anda di halaman 1dari 16

BAB III

PEMBAHASAN
Pada praktikum petrografi ini kita membahas batuan sedimen karbonat
yang dimana dilakukan sebanyak 2 kali pengamatan dan kita harus mampu
menginterpretasikan apa saja yang terdapat dalam sayatan tersebut baik dari fosilfosil organisme yang terdapat dalam sayatan baik juga dari matriksnya yang ada 2
yaitu micrite dan sparite serta jenis semen yang terkandung dalam sayatan
tersebut, dan pembahasan sebagai berikut,
3.1 Batuan Preparat XX
Pengamatan batuan sedimen karbonat peraga XX. Pada sayatan
diamati secara mikroskopik. Dimana memiliki tekstur umum antarnya,
ukuran butirnya dengan besar 0,005mm, butir yang terlihat memiliki tingkat
kebundaran yang subangular, dari kemasnya sendiri itu terlihat terbuka karena
masih ada terdapat berupa rongga antar butir. Ditinjau dari pemilahan
butirnya terlihat buruk karena bentuk keseluruhan butirnya terlihat tidak
seragam. Bentuk butir yang diamati equant bentukan hampir menyerupai
kubus atau persegi. Dari kontak antar butirnya terlihat berdektan antara satu
dengan yang lainnya

namun masih ada sedikit terlihat rongga sehingga

termasuk pada concav-convex.


Pada Sayatan ini memiliki komposisi dimana terdapat skeletal grain
dimana tersusun atas cangkang organisme yang sudah mati dan terendapkan
menjadi fosil. Selanjutnya juga terdapat butiran yang tersusun oleh kerangka
atau butir butir klastik dari hasil abrasi batugamping yang ada sebelumnya.
Untuk komposisi dari cangkangnya sendiri itu terdapat foram dimana
bentukannya seperti mata yang mana pada bagian dalammnya terdapat sekat
kamar pembatas persentasenya dari kedua medan pandang yaitu sekitar 30%.
Kemudian juga terdapat alga dimana memiliki bentukan yang panjangpanjang bewarna gelap dan masih ada terlihat ruang atau sekat pembatas,
dengan komposisi sekitar 30%. Keterdapatan foram dan alga ini ini dapat
mengeindikasikan tempat dari pembentukannya daerah yang cukup suplai

dari sinar matahari, oksigen cukup dan suplai makanan yang baynyak dan
biasanya berada pada laut dangkal. Foram dan alga ini memiliki simbiosis
yang saling menguntungkan sehingga tak jarang apabila ditemukan foram dan
alga yang saling berdekatan.
Ditinjau dari orthochemnya sendiri yaitu yang merupakan komponen
batuan karbonat yang mineralnya mengalami kristalisasi langsung pada
daerah pengendapan. Dimana terdiri atas micrit yang memiliki bentukan
seperti lumpur bewarna gelap, dan umumnya karbonatan. Memiliki ukuran
yang relatif kecil. dan biasanya micrit ini mencirikan daerah dengan
lingkungan yang relatif tenang. Kemudian juga terdapat sparit yang warnanya
itu lebih cerah, memiliki ukuran yang lebih kasar kenampakan yang terlihat
itu jernih. Micrit ini terbentuk akibat adanya proses presipitasi lanjut dari
lumpur karbonatan atau micrit sehingga membentuk kristal-kristal sparit.
Sparit merupakan semen karbonat yang umumnya mengisi ruang kosong
pada batuan karbonat, berupa kristal kristal kalsit. Sparit ini terbentuk
akibat proses diagenesis, yaitu dari pelarutan karbonat yang kemudian
mengkristal. Pada peraga ini keterdapatan micrit itu dari dua medan pandang
sekitar 12,5%. Sedangkan

keterdapatan sparit dari dua mendan pandang

sekitar 10%.
Selanjutnya dari porositas yang berupa vuq terlihat sendiri itu berupa
pori yang terdapat bentukannya itu seperi bulatan atau gerowong, dan ini
terbentuk akibat dari pelarutan yang terjadi.
Pada awalnya itu batuan asal mengalami pelapukan, sehingga
menyebabkan erosi. Material lepasan akan tertransport hingga daerah laut
dangkal, kemudian material tersebut mengalami diagenesis akan menjadi
lumpur karbonatan. Sisa dari organisme yang mati berupa cangkang akan
terendapkan bersama lumpur karbonatan tersebut. Proses selanjutnya
kompaksi yang menekan dan membuat butir menjadi rapat. Presipitasi terjadi
secara kimia menghsilkan semen kalsit semen kalsit yang pada mikroskop
memiliki warna pink dengan persentasi kedua medan pandang itu 17,5% yang
mengikat butir. lumpur karbonat atau micrit akan mengalami diagenesa lanjut

menjadi sparit yang terdiri dari kristal dan bewarna cerah. Proses terakhir
berupa pembatuan atau lithifikasi dan membentuk batuan ini.
Pembentukan batuan ini dari komposisinya sendiri allochem yang
berupa cangkang yang mana ada bentukan foram sehingga mengindikasikan
daerah pembentukan yang memiliki suhu dan suplai makanan yang cukup
untuk organisme ini hidup. Selanjutnya organisme mati kemudian akan
terendapkan di daerah yang mana juga memungkinkan lumpur karbonat juga
akan terendapkan. Setelah itu lumpur karbonat mengalami diagenesis
sehingga membentuk sparit dmana sparite penciri daerah yang tinggi
sedangkan micrite penciri daerah yang energi rendah. Sehingga dari
komposisinya sendiri pada sayatan ini dominan itu terdapat alga dan foram
yang bentukannya masih terlihat utuh dan tidah berhubungan langsung
dengan gelombang laut. Kemudian memiliki semen yang dominan micrite
yang mencirikan juga energi pengendapan yang relatif rendah, sehingga
berdasarkan dari komposisi sayatan termasuk pada fasies terumbu Reefflat

Gambar 3.1 Fasies James

Dari penamaan sendiri menurut dunham, membagi atas tekstur


pengendapannya meliputi ukuran butir dan pemilhan serta berdasarkan dari

komposisi grain dan matriknya. Sehingga berdasarkan klasifikasi dunham


sayatan batuan ini merupakan Packstone ( Dunham 1962)
Sedangkan berdasarkan klasifikasi Embry & Klovan. Di bagi
berdasarkan

komposisi dan ukuran komponen penyusun batuan secara

terperinci. Sehingga pada sayatan ini perbandingan grain lebih besar dari
matriks namun masih ada matriks berupa micrit dan sparit pada sayatan ini
dengan ukuran grain >2mm lehih dari 10%, sehingga termasuk pada
Rudstone (Embry & Kloven, 1971).
Berdasarkan klasifikasi folk dibagi berdasarkan dari allochem dan
ortochemnya sehingga pada sayatan ini allochem berupa fosil foram,
sedangkan ortochemnya berupa keterdapatan micrite yang dominan, sehingga
termasuk pada biomicrite ( Folk, 1959).
3.2 Batuan Preparat BK-3
Pada pengamatan sayatan ini dilakukan dengan perbesaran sebesar
4 x. Terdapat kenampakan tesktur meliputi ukuran butir sebesar 4 mm.
terlihat permukaan batuan yang menyudut (angular), kemas dari batuan ini
adalah tebukartutup karena penyusn dari batuan ini salaing mengisi satu
sama lain. Pemilahan dari batuan ini adalah baik (well sorted) karena besar
butir hampir merata. Kontak antar butirnya adalah concave convex.
Komposisi penyusun dari batuan in terdiri dari organic framework
berupa partikel karbonat yang berukuran lebih besar dari pasir yaitu
allochem/grain. Grain yang terdapat pada sayatan ini berupa skeletal grain
karena dijumpai butiran fosil pada batuan dengan kenampakan warna biru
berbentuk spheroidal yang menandakan bahwa ini adalah organisme
berupa algae, pellets dan foram sebanyak 60%. Matriks penyusun dari
batuan ini terdiri dari mikrit dengan warna coklat pada nikol sejajar dan
nikol bersilang dan sparit terdapat kenampakan dengan warna yang lebih
cerah sebanyak 35% dan semennya berupa kalsit dengan kenampakan
pada sayatan berwarna pingk sebanyak 5% yang merupakan hasil dari
intergrouwth matrix micite dan lumpur karbonat. Porositas dari batuan ini

adalah intraparticle karena fragmen yang terdapat pada batuan telah


mengalami pelarutan dan juga pembusukan skeletal grainnya.
Proses pembentukan dari batuan ini berawal dari pengendapan
material sedimen yang telah ada sebelumnya atau hasil dari litifikasi
batuan pada suatu lingkungan pengendapan karbonat yang telah ada
maupun hasil pelarutan material karbonat. Dari ukuran komposisi
sedimennya dapat diinterpretasikan bahwa sedimen telah tertransport jauh
ke lingkungan yang lebih rendah dengan tingkat abrasi yang tinggi. Proses
diagenesis dari batuan ini terjadi dilingkungan diagenesis bawah air laut
tepatnya dibagian laut yang dangkal dimana organisme seperti algae dan
foram hidup dengan baik. Pada sayatan ini terdapat kenampakan alga
dengan bentuk yang memanjang, bercabang dan beruas-ruas. Proses
diagenesis ini sendiri terjadi mulai pada saat tersedimentasi hingga
terjadinya metamorfosa. Factor yang berpengaruh dalam hal ini adalah
tekanan, temperature, stabilitas mineral, dan kondisi kesetimbangan
daeraha lingkungan pengendapan. Proses sedimentasi pada batuan ini
terjadi saat presipitasi pada batuan ketika fluida bercampur dengan semen
dan tidak dipengaruhi oleh factor kinetic yang menghalangi presipitasi.
Pada sayatan ini semen yang mengikat antara matriks dengan grainnya
berupa semen karbonat. Setelah proses sedimentasi selesai proses
selanjutnya adalah proses gabungan inversi yang merupakan perubahan
satu mineral dari ukuran dan komposisi kimianya, sehingga sedimen
karbonat terdisolusi. Tahap selanjutnya adalah tahap kompaksi dimana
factor mekanik telah terjadi pada batuan sedimen dengan organisme
seperti algae dan foram yang tadi. Kompaksi mekanik ini terjadi ketika
sedimen karbonat telah terkubur (buried) dibawah overbudden yang
meningkat sehingga terjadi grain fracture dan penurunan porositas,
sehingga sedimen akan terlihat kompak dan saling mengisi dan menutupi
pori-pori sedimen akibatnya akan terjadi bentuk butir yang larut pada
convac covex.

Dari

kenampakan

yang

terdapat

di

mikroskop

dapat

di

interpretasikan bahwa batuan ini terbentuk di daerah belakang terumbu


(back reef facies) (James, 1976). Diamana pada daerah ini arus gelombang
yang terjadi cenderung lemah dan tenang juga arus cenderung bergerak
teratur. Hal ini dapat dilihat sortasi yang terjadi adalah baik karena
pengendapan pada batuan ini berlangsung dengan baik sehingga materialmaterial yang terendapkan memiliki ukuran yang hampir sama antara satu
dengan yang lain. Selain itu terdapatnya fragmen-fragmen baik itu skeletal
grain yang merupakan penciri daeraha back reef facies karena arus yang
cukup tenang tadi mampu membawa fragmen-fragmen yang berukuran
halus dan biasanya organisme laut akan tumbuh di daerah dengan arus
yang tenang. Pembentukan batuan ini terjadi di laut dangkal hal ini dapat
dilihat dimana terdapatnya karbonat dari organisme dalam batuan ini.
.

Gambar 3.2 Fasies James

Dari penamaan sendiri menurut dunham, membagi atas tekstur


pengendapannya meliputi ukuran butir dan pemilhan serta berdasarkan dari
komposisi grain dan matriknya. Sehingga berdasarkan klasifikasi dunham
sayatan batuan ini merupakan Packstone ( Dunham 1962)

Sedangkan berdasarkan klasifikasi Embry & Klovan. Di bagi


berdasarkan

komposisi dan ukuran komponen penyusun batuan secara

terperinci. Sehingga pada sayatan ini perbandingan grain lebih besar dari
matriks namun masih ada matriks berupa micrit dan sparit pada sayatan ini ,
untuk grain yang dominan itu berupa alga yang termasuk autochthonous,
sehingga termasuk pada Bindstone (Embry & Kloven, 1971).
Berdasarkan klasifikasi folk dibagi berdasarkan dari allochem dan
ortochemnya sehingga pada sayatan ini allochem berupa fosil foram,
sedangkan ortochemnya berupa keterdapatan saprite yang dominan, sehingga
termasuk pada biosparite( Folk, 1959).
3.3 Batuan Preparat Bc-9
Pengamatan batuan sedimen karbonat peraga BC-9. Pada sayatan
diamati secara mikroskopik. Dimana memiliki tekstur umum antarnya,
ukuran butirnya dengan besar 0,002mm, butir yang terlihat memiliki tingkat
kebundaran yang subangular, dari kemasnya sendiri itu terlihat terbuka karena
masih ada terdapat berupa rongga antar butir. Ditinjau dari pemilahan
butirnya terlihat buruk karena bentuk keseluruhan butirnya terlihat tidak
seragam. Bentuk butir yang diamati oblate bentukan yang melonjong yang
ujungnya membundar. Dari kontak antar butirnya terlihat hampir bersentuhan
namun sehingga termasuk pada concav-convex.
Pada Sayatan ini memiliki komposisi dimana terdapat skeletal grain
dimana tersusun atas cangkang organisme yang sudah mati dan terendapkan
menjadi fosil. Selanjutnya juga terdapat butiran yang tersusun oleh kerangka
atau butir butir klastik dari hasil abrasi batugamping yang ada sebelumnya.
Untuk komposisi dari cangkangnya sendiri itu terdapat foram dimana
bentukannya seperti mata yang mana pada bagian dalammnya terdapat sekat
kamar pembatas persentasenya dari kedua medan pandang yaitu sekitar 45%.
Keterdapatan foram ini dapat mengeindikasikan tempat dari pembentukannya
batuan tersebut. Foram termasuk pada allotochtonous yang hidup di laut
dangkal yang kemudian mati dan tertransport pada daerah yang berbeda.

Ditinjau dari orthochemnya sendiri yaitu yang merupakan komponen


batuan karbonat yang mineralnya mengalami kristalisasi langsung pada
daerah pengendapan. Dimana terdiri atas micrit yang memiliki bentukan
seperti lumpur bewarna gelap, dan umumnya karbonatan. Memiliki ukuran
yang relatif kecil. dan biasanya micrit ini mencirikan daerah dengan
lingkungan yang relatif tenang. Kemudian juga terdapat sparit yang warnanya
itu lebih cerah, memiliki ukuran yang lebih kasar kenampakan yang terlihat
itu jernih. Micrit ini terbentuk akibat adanya proses presipitasi lanjut dari
lumpur karbonatan atau micrit sehingga membentuk kristal-kristal sparit.
Sparit merupakan semen karbonat yang umumnya mengisi ruang kosong
pada batuan karbonat, berupa kristal kristal kalsit. Sparit ini terbentuk
akibat proses diagenesis, yaitu dari pelarutan karbonat yang kemudian
mengkristal. Pada peraga ini keterdapatan micrit itu dari dua medan pandang
sekitar 10%. Sedangkan keterdapatan sparit dari dua mendan pandang sekitar
22,5%.
Selanjutnya dari porositas yang terlihat sendiri itu berupa pori yang
terdapat di dalam butir, dimana ini diakibatkan dari pelarutan. Porositas ini
merupakan porositas primer.
Pada awalnya itu batuan asal mengalami pelapukan, sehingga
menyebabkan erosi. Material lepasan akan tertransport hingga daerah laut
dangkal, kemudian material tersebut mengalami diagenesis akan menjadi
lumpur karbonatan. Sisa dari organisme yang mati berupa cangkang akan
terendapkan bersama lumpur karbonatan tersebut. Proses selanjutnya
kompaksi yang menekan dan membuat butir menjadi rapat. Presipitasi terjadi
secara kimia menghsilkan semen kalsit yang pada mikroskop memiliki warna
pink dengan persentasi kedua medan pandang itu 5% yang mengikat butir.
Kemudian terjadi diagenesis lanjutan dari semen kalsit pada sayatan terlihat
bentkan dengan warna putih ke abuaan dengan komposisi pada sayatan dari
dua medan pandang sekitar 17,5%. Selanjutnya lumpur karbonat atau micrit
akan mengalami diagenesa lanjut menjadi sparit yang terdiri dari kristal dan

10

bewarna cerah. Proses terakhir berupa pembatuan atau lithifikasi dan


membentuk batuan ini.
Pembentukan batuan ini dari komposisinya sendiri allochem yang
berupa cangkang yang mana ada bentukan foram sehingga mengindikasikan
daerah pembentukan yang memiliki suhu dan suplai makanan yang cukup
untuk organisme ini hidup. Foram juga termasuk pada allochtonous yang
hidup dan mati pada daerah yang berbeda yang dapat di sebabkan akibat
tertransport oleh gelombang. Selanjutnya organisme mati kemudian akan
terendapkan di daerah yang mana juga memungkinkan lumpur karbonat juga
akan terendapkan. Setelah itu lumpur karbonat mengalami diagenesis
sehingga membentuk sparit. Sehingga keterdapatan sparite yang dominan ini
dapat di indikasikan terbentuk pada daerah yang memiliki energy yang cukup
tinggi dan juga di dukung dari componen yang dominan berupa foram yang
bentuknya agak pecah awalnya hidup di daerah laut dangkal yang kemudian
tertransport hingga reeflat karena arus gelombang

dan terendapkan

bersamaan dengan sparite. Sehingga berdasarkan fasies terumbu terbentuk


pada daerah Reefflat
Sayatan

ini termasuk kedalam batugamping klastik dimana

batugamping yang terbentuk oleh proses pengendapan secara mekanik,


seperti halnya batuan sedimen klastik, tetapi berasal dari batugamping atau
material CaCO3 yang telah ada sebelumnya.

11

Gambar 3.3 Fasies James

Dari penamaan sendiri menurut dunham, membagi atas tekstur


pengendapannya meliputi ukuran butir dan pemilhan serta berdasarkan dari
komposisi grain dan matriknya. Sehingga berdasarkan klasifikasi dunham
sayatan batuan ini merupakan Packstone ( Dunham 1962)
Sedangkan berdasarkan klasifikasi Embry & Klovan. Di bagi
berdasarkan

komposisi dan ukuran komponen penyusun batuan secara

terperinci. Sehingga pada sayatan ini perbandingan grain dan matriks hampir
sama, namun keterdapatan grainnya dominan sendiri dengan ukuran grainnya
itu >2mm lebih dari 10%, sehingga termasuk pada Rudstone (Embry &
Kloven, 1971).
Berdasarkan klasifikasi folk dibagi berdasarkan dari allochem dan
ortochemnya sehingga pada sayatan ini allochem berupa fosil foram,
sedangkan ortochemnya berupa keterdapatan saprite yang dominan, sehingga
termasuk pada biosparite ( Folk, 1959).
3.4 Batuan Preparat GP4
Pengamatan batuan sedimen karbonat peraga GP4. Pada sayatan
diamati secara mikroskopik. Dimana memiliki tekstur umum antarnya,
ukuran butirnya dengan besar 0,002mm, butir yang terlihat memiliki tingkat
kebundaran yang subangular, dari kemasnya sendiri itu terlihat terbuka karena
masih ada terdapat berupa rongga antar butir. Ditinjau dari pemilahan
butirnya terlihat buruk karena bentuk keseluruhan butirnya terlihat tidak
seragam. Bentuk butir yang diamati equant bentukan hampir menyerupai
kubus atau persegi. Dari kontak antar butirnya terlihat butirnya belum
bersentuhan sehingga termasuk pada floating.
Pada Sayatan ini memiliki komposisi dimana terdapat skeletal grain
dimana tersusun atas cangkang organisme yang sudah mati dan terendapkan
menjadi fosil. Selanjutnya juga terdapat butiran yang tersusun oleh kerangka
atau butir butir klastik dari hasil abrasi batugamping yang ada sebelumnya.

12

Untuk komposisi dari cangkangnya sendiri itu terdapat foram dimana


bentukannya seperti mata yang mana pada bagian dalammnya terdapat sekat
kamar pembatas persentasenya dari kedua medan pandang yaitu sekitar 35%.
Keterdapatan foram ini dapat mengeindikasikan tempat dari pembentukannya
daerah yang cukup suplai dari sinar matahari, oksigen cukup dan suplai
makanan yang baynyak dan biasanya berada pada laut dangkal.
Ditinjau dari orthochemnya sendiri yaitu yang merupakan komponen
batuan karbonat yang mineralnya mengalami kristalisasi langsung pada
daerah pengendapan. Dimana terdiri atas micrit yang memiliki bentukan
seperti lumpur bewarna gelap, dan umumnya karbonatan. Memiliki ukuran
yang relatif kecil. dan biasanya micrit ini mencirikan daerah dengan
lingkungan yang relatif tenang. Kemudian juga terdapat sparit yang warnanya
itu lebih cerah, memiliki ukuran yang lebih kasar kenampakan yang terlihat
itu jernih. Micrit ini terbentuk akibat adanya proses presipitasi lanjut dari
lumpur karbonatan atau micrit sehingga membentuk kristal-kristal sparit.
Sparit merupakan semen karbonat yang umumnya mengisi ruang kosong
pada batuan karbonat, berupa kristal kristal kalsit. Sparit ini terbentuk
akibat proses diagenesis, yaitu dari pelarutan karbonat yang kemudian
mengkristal. Pada peraga ini keterdapatan micrit itu dari dua medan pandang
sekitar 35%. Sedangkan keterdapatan sparit dari dua mendan pandang sekitar
20%.
Selanjutnya dari porositas yang berupa vuq terlihat sendiri itu berupa
pori yang terdapat bentukannya itu seperi bulatan atau gerowong, dan ini
terbentuk akibat dari pelarutan yang terjadi.
Pada awalnya itu batuan asal mengalami pelapukan, sehingga
menyebabkan erosi. Material lepasan akan tertransport hingga daerah laut
dangkal, kemudian material tersebut mengalami diagenesis akan menjadi
lumpur karbonatan. Sisa dari organisme yang mati berupa cangkang akan
terendapkan bersama lumpur karbonatan tersebut. Proses selanjutnya
kompaksi yang menekan dan membuat butir menjadi rapat. Presipitasi terjadi
secara kimia menghsilkan semen kalsit semen kalsit yang pada mikroskop

13

memiliki warna pink dengan persentasi kedua medan pandang itu 10% yang
mengikat butir. lumpur karbonat atau micrit akan mengalami diagenesa lanjut
menjadi sparit yang terdiri dari kristal dan bewarna cerah. Proses terakhir
berupa pembatuan atau lithifikasi dan membentuk batuan ini.
Pembentukan batuan ini dari komposisinya sendiri allochem yang
berupa cangkang yang mana ada bentukan foram sehingga mengindikasikan
daerah pembentukan yang memiliki suhu dan suplai makanan yang cukup
untuk organisme ini hidup. Selanjutnya organisme mati kemudian akan
terendapkan di daerah yang mana juga memungkinkan lumpur karbonat juga
akan terendapkan,. Setelah itu lumpur karbonat mengalami diagenesis
sehingga membentuk sparit. Kemudian cangkang organime tadi akan
terendapkan bersama micrite sehingga membentuk batuan ini. Karena
dominan terdapat micrite daerah pembentukannya berada pada daerah yang
energi rendah. Sehingga dari komposisinya sendiri pada sayatan ini dominan
itu berupa micrite yang mencirikan daerah energi rendah, kemudian juga
organismenya berupa foram yang termasuk pada allochthocnous yang
ukurannya >2mm lebih dari 10%, sehingga berdasarkan komposisinya
termasuk poda fasies terumbu Backreef.

Gambar 4.4 Fasies James

14

Dari penamaan sendiri menurut dunham, membagi atas tekstur


pengendapannya meliputi ukuran butir dan pemilhan serta berdasarkan dari
komposisi grain dan matriknya. Sehingga berdasarkan klasifikasi dunham
sayatan batuan ini merupakan Wackstone ( Dunham 1962)
Sedangkan berdasarkan klasifikasi Embry & Klovan. Di bagi
berdasarkan

komposisi dan ukuran komponen penyusun batuan secara

terperinci. Sehingga pada sayatan ini perbandingan grain lebih besar dari
matriks degan ukuran grain >2mm lebih dari 10% namun masih ada matriks
dominan micrit ,

sehingga termasuk pada Floatstone(Embry & Kloven,

1971).
Berdasarkan klasifikasi folk dibagi berdasarkan dari allochem dan
ortochemnya sehingga pada sayatan ini allochem berupa fosil foram,
sedangkan ortochemnya berupa keterdapatan micrite yang dominan, sehingga
termasuk pada biomicrite ( Folk, 1959).
3.5 Batuan preparat BK2
Pada pengamatan sayatan ini dilakukan dengan perbesaran sebesar
4 x. Terdapat kenampakan tesktur meliputi ukuran butir sebesar 4 mm.
terlihat permukaan batuan yang membulat dengan baik (well rounded),
kemas dari batuan ini adalah tertutup karena penyusn dari batuan ini
salaing mengisi satu sama lain. Pemilahan dari batuan ini adalah baik
(well sorted) karena besar butir hampir merata. Kontak antar butirnya
adalah floating.
Komposisi penyusun dari batuan in terdiri dari organic framework
berupa partikel karbonat yang berukuran lebih besar dari pasir yaitu
allochem/grain. Grain yang terdapat pada sayatan ini berupa skeletal grain
karena dijumpai butiran fosil pada batuan dengan kenampakan warna biru
berbentuk spheroidal yang menandakan bahwa ini adalah organisme
berupa algae, pellets dan foram sebanyak 60%. Matriks penyusun dari
batuan ini terdiri dari mikrit dengan warna coklat pada nikol sejajar dan
nikol bersilang dan sparit terdapat kenampakan dengan warna yang lebih

15

cerah sebanyak 30% dan semennya berupa kalsit dengan kenampakan


pada sayatan berwarna pingk yang merupakan hasil dari intergrouwth
matrix micite dan lumpur karbonat sebanyak 10%. Porositas dari batuan
ini adalah intraparticle karena fragmen yang terdapat pada batuan telah
mengalami pelarutan dan juga pembusukan skeletal grainnya.
Proses pembentukan dari batuan ini berawal dari pengendapan
material sedimen yang telah ada sebelumnya atau hasil dari litifikasi
batuan pada suatu lingkungan pengendapan karbonat yang telah ada
maupun hasil pelarutan material karbonat. Dari ukuran komposisi
sedimennya dapat diinterpretasikan bahwa sedimen telah tertransport jauh
ke lingkungan yang lebih rendah dengan tingkat abrasi yang tinggi. Proses
diagenesis dari batuan ini terjadi dilingkungan diagenesis bawah air laut
tepatnya dibagian laut yang dangkal dimana organisme seperti algae dan
foram hidup dengan baik. Pada sayatan ini terdapat kenampakan alga
dengan bentuk yang memanjang, bercabang dan beruas-ruas. Proses
diagenesis ini sendiri terjadi mulai pada saat tersedimentasi hingga
terjadinya metamorfosa. Factor yang berpengaruh dalam hal ini adalah
tekanan, temperature, stabilitas mineral, dan kondisi kesetimbangan
daeraha lingkungan pengendapan. Proses sedimentasi pada batuan ini
terjadi saat presipitasi pada batuan ketika fluida bercampur dengan semen
dan tidak dipengaruhi oleh factor kinetic yang menghalangi presipitasi.
Pada sayatan ini semen yang mengikat antara matriks dengan grainnya
berupa semen karbonat. Setelah proses sedimentasi selesai proses
selanjutnya adalah proses gabungan inversi yang merupakan perubahan
satu mineral dari ukuran dan komposisi kimianya, sehingga sedimen
karbonat terdisolusi. Tahap selanjutnya adalah tahap kompaksi dimana
factor mekanik telah terjadi pada batuan sedimen dengan organisme
seperti algae dan foram yang tadi. Kompaksi mekanik ini terjadi ketika
sedimen karbonat telah terkubur (buried) dibawah overbudden yang
meningkat sehingga terjadi grain fracture dan penurunan porositas,
sehingga sedimen akan terlihat kompak dan saling mengisi dan menutupi

16

pori-pori sedimen akibatnya akan terjadi bentuk butir yang larut pada
convac covex.
Dari kenampakan

yang

terdapat

di

mikroskop

dapat

di

interpretasikan bahwa batuan ini terbentuk di daerah belakang terumbu


(back reef facies) (James, 1976). Diamana pada daerah ini arus gelombang
yang terjadi cenderung lemah dan tenang juga arus cenderung bergerak
teratur. Hal ini dapat dilihat sortasi yang terjadi adalah baik karena
pengendapan pada batuan ini berlangsung dengan baik sehingga materialmaterial yang terendapkan memiliki ukuran yang hampir sama antara satu
dengan yang lain. Selain itu terdapatnya fragmen-fragmen baik itu skeletal
grain yang merupakan penciri daeraha back reef facies karena arus yang
cukup tenang tadi mampu membawa fragmen-fragmen yang berukuran
halus dan biasanya organisme laut akan tumbuh di daerah dengan arus
yang tenang. Pembentukan batuan ini terjadi di laut dangkal hal ini dapat
dilihat dimana terdapatnya karbonat dari organisme dalam batuan ini.

Gambar 4.5 Fasies James

Dari penamaan sendiri menurut dunham, membagi atas tekstur


pengendapannya meliputi ukuran butir dan pemilhan serta berdasarkan dari
komposisi grain dan matriknya yang dominan. Sehingga berdasarkan
klasifikasi dunham sayatan batuan ini merupakan Mudstone( Dunham 1962)

17

Sedangkan berdasarkan klasifikasi Embry & Klovan. Di bagi


berdasarkan

komposisi dan ukuran komponen penyusun batuan secara

terperinci. Sehingga pada sayatan ini perbandingan grain lebih kecil dari
matriks namun masih ada matriks dominan micrit , sehingga termasuk pada
Mudstone(Embry & Kloven, 1971).
Berdasarkan klasifikasi folk dibagi berdasarkan dari allochem dan
ortochemnya sehingga pada sayatan ini allochem berupa fosil foram,
sedangkan ortochemnya berupa keterdapatan micrite yang dominan, sehingga
termasuk pada biomicrite ( Folk, 1959)

18

Anda mungkin juga menyukai