Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH KEPERAWATAN KELUARGA

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA USIA


PERTENGAHAN

DISUSUN OLEH :
Thesa Utari
Wella Bili fitri
Widya Eka Destriyana

Dosen pembimbing : Ns. Hermansyah, S.Kep, M.Kep

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN BENGKULU
JURUSAN KEPERAWATAN
T.A 2015/2016

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya kami
bisa menyelesaikan tugas Asuhan Keperawatan pada Keluarga pada mata kuliah Keperawatan
Keluarga dengan sebaik-baiknya. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada orang tua
kami, teman-teman kelompok yang telah membantu dalam pembuatan tugas ini. Dan tidak lupa
juga kami berterima kasih kepada Dosen yang telah memberikan tugas ini agar kami bisa
menjadi manusia yang kaya akan ilmu pengetahuan.
Tujuan pembuatan ini agar kita semua mengetahui tentang asuhan keperawatan pada
keluarga. Kami menyadari dalam pembuatan masih banyak kekurangan di dalamnya. Maka dari
itu kami meminta maaf jika terdapat banyak kesalahan. Akhir kata kami ucapkan terima kasih.
Semoga bermanfaat.

Bengkulu, Maret 2015

Penulis

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.
1.2 Tujuan..
1.3 Manfaat
1.4 Sistematika penulisan...

BAB II TINJAUAN TEORITIS


2.1 Konsep Dasar keluarga usia pertengahan
2.2 Konsep dasar Asuhan Keperawatan usia pertengahan
BAB III
3.1 Asuhan Keperawatan pada keluarga Tn.N
BAB IV PENUTUP
4.1 kesimpulan.
4.2 saran..
DAFTAR PUSTAKA.

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Keluarga merupakan bagian dari manusia yang setiap hari selalu berhubungan dengan
individu manusia. Keadaan yang harus disadari adalah setiap individu merupakan bagian
dari keluarga dan dikeluarga juga semua dapat diekspresikan. Asuhan keperawatan keluarga
yaitu suatu rangkaian kegitatan yang diberi via praktek keperawatan pada keluarga.
Asuhan keperawatan keluarga digunakan untuk membantu menyelesaikan masalah
kesehatan keluarga dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan. Agar pelayanan
kesehatan yang diberikan dapat diterima oleh keluarga, maka perawat harus mengerti,
memahami tipe dan struktur keluarga, tahu tingkat pencapaian keluarga dalam melakukan
fungsinya

dan

perlu

paham

setiap

tahap

perkembangan

keluarga

dan

tugas

perkembangannya.
Status sehat atau sakit dalam keluarga saling mempengaruhi satu sama lain. Suatu
penyakit dalam keluarga mempengaruhi seluruh keluarga dan sebaliknya mempengaruhi
jalanya suatu penyakit dan status kesehatan anggota keluarga. Keluarga cenderung dalam
pembuatan keputusan dan proses terapeutik pada setiap tahap sehat dan sakit pada para
anggota keluarga. Keluarga merupakan para anggota sebuah keluarga baiasanya hidup
bersama-sama dalam satu rumah tangga, atau jika mereka hidup secara terpisah, mereka
tetap menganggap rumah tangga tersebut sebagai rumah tangga mereka.
Keluarga usia pertengahan ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah
dan berakhir pada saat dia pensiunan atau salah satu pasangan meninggal. Pada beberapa
pasangan fase ini dirasakan sulit Karena masalah lanjut usia, perpisahan dengan anak dan
perasaan gagal sebagai orang tua.
B. TUJUAN
a) Tujuan umum
Untuk memahami aplikasi konsep dasar asuhan keperawatan keluarga dewasa
pertengahan.
b) Tujuan khusus
1) Mahasiswa dapat menjelaskan konsep dasar keluarga.
2) Mahasiswa dapat menjelaskan konsep keluarga usia pertengahan.
3) Mahasiswa dapat menerapkan asuhan keperawatan keluarga usia Pertengahan.
C. MANFAAT
Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada keluarga dengan usia pertengahan

D. SISTEMATIKA PENULISAN
Makalah ini disusun berdasarkan sistematika penulisan dalam IV BAB, yaitu :
BAB I : Pendahuluan yang berisi dari latar belakang, tujuan, manfaat penulisan, dan
sistematika penulisan makalah
BAB II : Tinjauan teoritis yang berisi dari konsep teori tentang keluarga usia pertengahan
BAB III : Asuhan Keperawatan pada keluarga usia pertengahan
BAB IV : Penutup yang berisi dari kesimpulan dan saran

BAB II
TINJAUAN TEORITIS

Konsep Dasar Keluarga Usia Pertengahan


A. PENGERTIAN
Keluarga adalah sebuah sistem sosial dan kumpulan dari beberapa komponen yang saling
berinteraksi satu dengan lainnya (Logans, 2004). Keluarga adalah sebagaimana sebuah
kesatuan yang komplek dengan atribut yang dimiliki tetapi terdiri dari beberapa komponen

yang masing-masing mempunyai sebagaimana individu ( Illis, 2004 ). Keluarga adalah sebuah
kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih masing-masing mempunyai hubungan
kekerabatan yang terdiri dari bapak, ibu, adik, kakak, dan nenek. (Raisner, 2009). Duvall
(1986, dalam Ali, 2009 ), menguraikan bahwa keluarga adalah sekumpulan orang dengan
ikatan perkawinan, kelahiran dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan
budaya dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari setiap
anggota keluraga.
Dewasa pertengahan merupakan usia sekitar 35-40 tahun & berakhir sekitar 60-65 tahun
(Schaie & Willis,1996 dlm Psikologi Perkembangan). Dewasa Pertengahan adalah masa
menyesuaikan diri & kesedaran bahawa ia bukan lagi muda & masa depannya tidak lagi
dipenuhi dengan kemungkinan-kemungkinan yg tidak terhadapi, hasilnya membawa satu
masa krisis, (Craig, 1976). Usia dewasa tengah (Middle adulthood) disebut sebagai periode
perkembangan yang dimulai kira-kira 35-45 tahun hingga memasuki usia 60an tahun.
(Santrock, 1995).
Keluarga merupakan bagian dari manusia yang setiap hari selalu berhubungan dengan
individu manusia. Keadaan yang harus disadari adalah setiap individu merupakan bagian dari
keluarga dan dikeluarga juga semua dapat diekspresikan. Asuhan keperawatan keluarga yaitu
suatu rangkaian kegitatan yang diberi via praktek keperawatan pada keluarga.
Keluarga usia pertengahan merupakan salah satu tahap usia pertengahan bagi orang tua,
dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir pada saat pensiun atau
kematian salah satu pasangan. Tahap ini biasanya dimulai ketika orang tua memasuki usia 4555 tahun dan berakhir pada saat seorang pasangan pensiun, biasanya 16-18 tahun kemudian.
Biasanya pasangan suami istri dalam usia pertengahan merupakan sebuah keluarga inti
meskipun masih berinteraksi dengan orangtua mereka yang lanjut usia dan anggota keluarga
lain dari keluarga asal mereka dan juga anggota keluarga dari hasil perkawinan keturunannya.
Dari definisi tentang keluarga usia pertengahan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
keluarga usia pertengahan adalah keluarga yang usianya 40-60 tahun, dimulai ketika anak
terakhir meninggalkan rumah dan berakhir pada saat pensiun atau kematian salah satu
pasangan didalam keluarga.
B. KARAKTERISTIK KELUARGA USIA PERTENGAHAN
Tahun pertengahan meliputi perubahan-perubahan pada penyesuaian perkawinan
(seringkali lebih baik), pada distribusi kekuasaan antara suami dan istri (lebih merata), dan

pada peran (diferensi peran perkawinan meningkat) (Leslie dan Korman, 1989, dalam
Friedman 1988, hal 130).
Pada tahun-tahun ini umumnya sulit dan berat, karena masalah-masalah penuaan,
hilangnya anak, dan adanya suatu perasaan dalam diri mereka bahwa mereka gagal menjadi
membesarkan anak dan usaha kerja. Selanjutnya, tidak jelas apa yang terjadi dengan kepuasan
perkawinan dan keluarga melewati siklus-siklus kehidupan berkeluarga. Beberapa studi
tentang kepuasan perkawinan memperlihatkan bahwa kepuasan perkawinan menurun tajam
setelah perkawinan berlangsung dan terus menurun hingga tahun pertengahan (Leslie dan
Korman, 1989, dalam Friedman 1988, hal 130).
C. UPAYA MENINGKATKAN KELUARGA BAHAGIA PADA USIA PERTENGAHAN
Sangat diperlukan pasangan suami istri agar mampu menjalani salah satu periode
perkawinan tersebut dengan sukses untuk kemudian menuju usia lanjut, Cukup banyak
pasangan yang merasakan ganjalan atau konflik, baik pada usia dewasa maupun periode
menjelang usia lanjut. Bila konflik itu dibiarkan, katanya, kemungkinan besar pasangan itu
menderita.
Konflik itu juga dapat mengakibatkan mereka stres hingga akhirnya meninggal tanpa
kebahagiaan. Dan di usia pertengahan ini juga, sebagian pasangan akan terus berjuang untuk
mengatasi konflik mereka, tetapi sebagian nya lagi akan tetap membiarkan terbengkalai tanpa
penyelesaian hingga meninggal. Inilah alasannya sehingga kita perlu mempelajari lebih
mendalam dan meluas mengenai perkembangan perkawinan, khususnya ditinjau dari
seksologi. Kita harapkan suami istri akan mampu menjalani periode ini dengan sukses untuk
menuju usia lanjut."
Ada banyak faktor yang diperlukan pasangan suami istri untuk mendapatkan kebahagiaan
pada usia pertengahan, salah satunya adalah faktor fisik. Karena itu, tiap pasangan disarankan
untuk memeriksakan kesehatannya kepada dokter secara teratur sehingga ada keyakinan
bahwa mereka tidak mengalami gangguan penyakit, seperti jantung koroner, hipertensi, dan
diabetes melitus.
Pola hidup yang baik sesuai dengan aturan kesehatan dan kebahagiaan dan penting untuk
dilakukan. Psikoseksual, juga salah satu faktor penting untuk mereka perhatikan karena pada
usia menjelang lanjut, mereka sering jenuh dalam hubungan suami istri.
"Ketertarikan yang dulu dirasakan besar belakangan menjadi dingin. Ini penting dicari
penyebabnya, apakah fisik, psikologis, atau seksual, hingga kehangatan antara mereka berdua
dapat dipulihkan,"

D. MASALAH YANG BIASA DITEMUKAN OLEH KELUARGA USIA PERTENGAHAN


Menurut fridman (1998, hal 132) pada fase ini, masalah kesehatan yang dapat terjadi
pada keluarga dewasa pertengahan yaitu :
1. Kebutuhan promosi kesehatan, istirahat yang tidak cukup, kegiatan waktu luang dan tidur
yang kurang, nutrisi yang tidak baik, program olahraga yang tidak teratur, pengurangan
berat badan hingga berat badan yang optimum, berhenti merokok, berhenti atau
mengurangi penggunaan alkohol, pemeriksaan skrining kesehatan preventif.
2. Masalah-masalah hubungan perkawinan.
3. Komunikasi dan hubungan dengan anak-anak, ipar, dan cucu, dan orang tua yang
berusian lanjut.
4. Masalah yang berhubungan dengan perawatan : membantu perawatan orang tua yang
lanjut usia atau tidak mampu merawat diri.
5. Tugas Perkembangan
Usia pertengahan yang merupakan usia rata-rata dimana para orang tua melepaskan anak
mereka yang terakhir ditandai sebagai masa kehidupan yang terperangkap yaitu
terperangkap antara tuntutan kaum kaum muda dan terperangkap antara dunia kerja dan
tuntutan yang bersaing dan keterlibatan keluarga, dimana seringkali tampaknya tidak
mungkin memenuhi tuntutan-tuntutan dari kedua bidang tersebut.
E. TUGAS PERKEMBANGAN USIA PERTENGAHAN
a) Pertahankan kesehatan Individu dan Pasangan Usia Pertengahan
Dalam masa ini upaya untuk melaksanakan gaya hidup sehat menjadi lebih
menonjol bagi pasangan, meskipun kenyataanya bahwa mungkin mereka telah
melakukan kebiasaan-kebiasaan yang sifatnya merusak diri selama 45-64 tahun.
Meskipun dapat dianjurkan sekarang, karena lebih baik sekarang dari pada tidak pernah
adalah selalu benar, agaknya terlalu terlambat untuk mengembalikan begitu banyak
perubahan-perubahan fisiologis yang telah terjadi, seperti tekanan darah tinggi akibat

kurangnya olahraga, stress yang berkepanjangan, menurunnya kapasitas vital akibat


merokok.
Motivasi utama orang usia pertengahan untuk memperbaiki gaya hidup mereka
adalah karena adanya perasaan rentan terhadap penyakit yang dibangkitkan bila seorang
teman atau anggota keluarga mengalami serangan jantung, stroke, atau kanker. Selain
takut, keyakinan bahwa pemeriksaan yang teratur dan kebiasaan hidup yang sehat
merupakan cara-cara yang efektif untuk mengurangi kerentanan terhadap berbagai
penyakit juga merupakan kekuatan pendorong yang ampuh. Penyakit hati, kanker dan
stroke merupakan dua pertiga dari semua penyebab kematian antara usia 46 hingga 64
tahun dan sebagai penyebab kamatian urutan ke empat.
b) Hubungan Serasi Dan Memuaskan Dengan Anak- Anaknya Dan Sebayanya
Dengan menerima dan menyambut cucu-cucu mereka kedalam keluarga dan
meningkatkan hubungan antar generasi, tugas perkembangan ini mendatangkan
penghargaan yang tinggi (Duvall, 1977 dalam friedman , 1988, hal 131). Tugas
perkembangan ini memungkinkan pasangan usia pertengahan terus merasa seperti sebuah
keluarga dan mendatangkan kebahagiaan yang berasal dari posisi sebagai kakek-nenek
tanpa tanggung jawab sebagai orang tua selama 24 jam. Karena umur harapan hidup
meningkat, menjadi seorang kakek-nenek secara khusus terjadi pada tahap siklus
kehidupan ini (Sprey dan Matthews, 1982, dalam Friedman, 1988, hal 132). Kakek nenek
memberikan dukungan besar kepada anak dan cucu mereka pada saat-saat krisis dan
membantu anak-anak mereka melalui pemberian dorongan dan dukungan(Bengston dan
Robertson, 1985, dalam Friendman, 1988, hal 132).
Peran yang lebih probelamatik adalah yang berhubungan dengan dan membantu
orang tua lansia dan kadang-kadang anggota keluarga besar lain yang lebih tua. Delapan
puluh enam persen pasangan usia pertengahan minimal memiliki satu orang tua masih
hidup(hagestad, 1988, dalam Friedman, 1988, hal 132). Jadi, tanggung jawab memberi
perawatan bagi orang tua lansia yang lemah dan sakit-sakitan merupakan pengalaman
yang tidak asing. Banyak wanita yang merasa berada dalam himpitan generasi dalam
upaya mereka mengimbangi kebutuhan-kebutuhan orang tua mereka yang berusia lanju,
anak-anak, dan cucu-cucu mereka. Berbagai peran antar generasi kelihatannya lebih
bersifat ekslusif dikalangan minoritas seperti keluarga-keluarga Asia dan Amerika Latin.
c) Meningkatkan Keakraban Pasangan Atau Hubungan Perkawinan

Sekarang perkembangan tersebut benar-benar sendirian setelah bertahun-bertahun


dikelilingi oleh anggota keluarga dan hubungan-hubungan. Meskipun muncul sebagai
sambutan kelegahan, bagi kebanyak pasangan merupakan pengalaman yang menyulitkan
untuk berhubungan satu sama lain sebagai pasangan menikah dari pada sebagai orang
tua. Wright dan Leahey (1984, dalam Friedman, 1988, hal 132) melukiskan tugas
perkembangan ini sebagai reinvestasi identitas pasangan dengan perkembangan
keinginan independen yang terjadi secara bersamaan. Keseimbangan dependensiindepedensi antara pasangan perlu diuji kembali, seperti keinginan independen lebih
besar dan juga perhatian satu sama lain yang penuh arti.
Bagi pasangan yang mengalami masalah, tekanan hidup yang menurun dalam
tahun-tahun postparental tidak mendatangkan kebahagiaan perkawinan, melainkan
menimbulkan kebohongan. Menurut Kerckhoff (1976, dalam Friedman, 1988, hal 132),
para konselor perkawinan telah lama mengamati bahwa ketika timbul perselisihan dalam
perkawinan selama tahun-tahun pertengahan, seringkali berkaitan dengan jemunya
ikatan, bukan karena kualitas traumatiknya. Karakteristik umum dari masa ini, berkaitan
dengan kepuasan diri sendiri dan berada dalam kebahagiaan yang membosankan.
Tugas tugas perkembagan itu tadi pada dasarnya merupakan tuntutan atau
harapan sosio kultural dimana manusia itu hidup dalam masyarakat kita sejak dulu
hingga kini tetap memiliki harapan sesuai diatas bagian penentu sebagai orang dewasa
pertengahan. Khusus mengenai hidup berkeluarga dalam masa usia pertengahan terdapat
dua hal pokok yang mendorong terciptanya hubungan hidup berkeluarga. kebutuhan
individu pada suatu pihak dan tugas perkembangan pada lain pihak. Pemanduan antara
keduanya menimbulkan energi yang membangkitkan gerak bagi individu orang dewasa
untuk bersatu dalam satu jalinan hubungan berkeluarga.
d) Memantapkan pengalaman nilai-nilai agama
e) Mencapai tanggung jawab sosial sebagai warga negara
f) Menerima dan menyesuaikan diri dengan perubahan perubahan yang terjadi pada aspek
fisik (penurunan kemampuan atau fungsi)
g) Memantapkan keharmonisan hidup berkeluarga
h) Mencapai dan mempertahankan prestasi yang memuaskan

Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Keluarga Usia Pertengahan

A. PENGKAJIAN
1. Indentitas umum keluarga
2. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
3. Pengkajian lingkungan
4. Struktur keluarga
5. Fungsi keluarga
6. Stress dan koping keluarga
7. Keadaaan gizi keluarga
8. Harapan keluarga
9. Pemeriksaan fisik

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan Pola Nafas b.d Kurang mengenal masalah
2. Keefektifan Manejemen Diri b.d kurang pengetahuan
3. Resiko Kesepian b.d Kurang mengetahui tugas perkembangan usia pertengahan

C. RENCANA KEPERAWATAN
No

Dx keperawatan

Intervensi Keperawatan

1.

Gangguan Pola
Nafas

Tujuan dan kriteria

Tindakan

hasil

keperawatan

Gangguan yang

b.d terjadi berkurang

kurang

kuyrun waktunya

mengenal

setelah dilakukan

masalah

tindakan selama 1
X 30 menit.
Dengan KH :

Rasional

1. Mengecek atau

1. untuk mengetahui

mengkaji keadaan

keadaan umum klien.

umum klien.
2. Untuk memberi
2. Melakukan

wawasan kepada klien

PENKES

dan kelurga tentang

berhubungan

kondisi atau keadaan

dengan penyakit

klien.

klien.
1. klien dapat

2.

Keefektifan

melakukan apa

3. Ajarkan klien hal

melakukan hal hal yang

yang telah

hal yang tepat

tepat bagi kesehatan

disarankan.

untuk klien.

diurinya.

2. klien mengerti,

4. Minta klien

4. Untuk mengetahui

olaharaga yang

untuk memeriksaa

kondisi klien.

baik untuk dia.

diri kerumah sakit.

Klien mengerti

1.Kaji kemampuan

1. Untuk mengetahui

klien.

kemampuan klien

2. Melakukan

2. Agar klien memahami

penkes kesehatan.

manejemen diri yang

Manejemen Diri setelah dilakukan


b.d

3. Agar klien dapat

kurang tindakan selama 3

pengetahuan

X 45 menit.
Dengan KH:

tepat.
3. Ajarkan klien

1. klien

cara manejemen

3. Agar klien makin

mengatakan bahwa

diri.

mengerti dengan hal hal

sudah mengerti

yang harus dilakukan dan

dengan hal hal

dihindari.

yang harus

4. Evaluasi

4. Agar untuk memahami

dilakukan

kemampuam klien.

kemampuan klien.

Resiko Kesepian Kesepian tidak

1. kaji faktor

1. untuk memastikan

b.d

penyebab keluarga

faktor penyebab

merasa kesepian.

kesepian.

2. beri informasi

2. agar klien makin

kepada keluarga

memahami tentang tugas

tentang tugas

perkembangan.

2. klien mengerti
hal hal yang
harus dihindari
3.

Kurang terlalalu larut

mengetahui

setelah dilakukan

tugas

tindakan selama 3

perkembangan

X 45 menit.

usia pertengahan
Dengan KH :

perkembangan.
1. Klien

3. agar klien mampu

mengatakan tidak

3. ajarkan klien cara mengatasi kesepian

terlalu sepi lagi.

cara mengatasi

secara wajar.

kesepian.
2. keluarga

4. untuk mengetahui

mengatakan bahwa

4. ajak pasien untuk

kemampuan keluarga

dirinya sudah

mengevaluasi

dalam mengatasi masalah

mengerti tugas

kembali.

kesepian.

perkembangannya

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA
A. PENGKAJIAN (TANGGAL 20 MARET 2015)
I. Data Umum
1. Nama KK
: Tn. N
2. Alamat dan telepon : jl.Hibrida X RT 17 No.38

3. Pekerjaan KK
4. Pendidikan KK
5. Komposisi Keluarga
N
o
1

Nama
Ny. J

: Petani
: SD

Nn. T

Jenis

Hubungan

Kelamin
P

dengan keluarga
Istri

58

Ibu Rumah

Anak Kandung

tahun
21

Tangga
Mahasiswa

Umur

Pendidikan

SMA

tahun

Genogram :

Keterangan :
: tinggal serumah
: klien
: klien

6. Tipe Keluarga

: keluarga inti

Pekerjaan

7. Suku Bangsa
: Indonesia
8. Agama
: islam
9. Status Sosial Ekonomi :
Penghasilan Keluarga cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga mereka, penghasilan
dari hasil kerja Tn.N, usaha warung Ny.J, dan menyewakan kos-kosan di dekat rumahnya.
10. Aktivitas rekreasi keluarga :
Keluarga jarang berekreasi bersama-sama dengan keluarga, tetapi sering menonton tv
dirumah bersama-sama.
II. Riwayat tahap perkembangan keluarga
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini :
Keluarga dengan usia pertengahan
2. Tahap perkembangan keluarga belum terpenuhi :
Tidak ada tahap perkembangan keluarga sampai saat ini yang belum terpenuhi.
3. Riwayat kesehatan keluarga inti :
Tn.N mengatakan tidak memiliki penyakit keturunan dan mengalami pusing, mudah
capek karena hipertensi. Sejak 6 bulan yang laluTn.N di diagnosa hipertensi oleh dokter.
Sedangkan Ny.J dalam kondisi baik-baik saja. Sedangkan anak bungsunya sering merasa
pusing ketika mulai terlambat makan.
4. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya
Ibu Ny.J meninggal dunia 4 tahun yang lalu, sedangkan Bapak dari Tn.N meninggal 19
tahun yang lalu.
III.
Keadaan Lingkungan
1. Karakteristik rumah
Luas rumah yang ditempati 48 m2 ( lebar 4 panjang 12 cm). terdiri dari 3 kamar tidur, 2
kamar mandi, 1 dapur dan ruang tamu. Tipe bangunan rumah adalah permanen. Keadaan
lantai terbuat dari keramik, jumlah jendela 7 buah, setiap kamar memiliki jendela. Sumber
air minum yang digunakan dari PAM. Wc yang dimiliki memiliki septic tank. Kebiasaan
memasaknya menggunakan kompor gas.
Denah rumah :

Kamar
mandi
Kamar
mandi

Dapur

Kamar
tidur
Kamar
tidur

Kamar tidur
Ruang tv

Ruang tamu

warung

Teras

2. Karakteristik tetangga dan komunitas Rw


Tetangga rumah baik kepada keluarga Tn. N. karena Tn. N. sudah lama tinggal disana
dan tetangga juga segan kepada keluarga ini.
3. Mobilitas keluarga
Keluarga ini tidak pernah pindah tempat tinggal sejak menikah, Tn. N bekerja dari pagi
sampai sore, istrinya menjaga warung dan menjual gorengan.
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Keluarga ini sangat suka kegiatan keagamaan, Tn. A sering sholat di masjid dekat rumah
5. Sistem pendukung keluarga
Yang merawat Tn. N istrinya dan anak-anaknya dan ketika sakit anggota keluarga dibawa
IV.

ke fasilitas kesehatan dengan kartu BPJS.


Struktur Keluarga
1. Pola komunikasi keluarga
Keluarga mengatakan komunikasi dilakukan secara musyawarah untuk menyelesaikan
masalah.
2. Struktur peran keluarga
Tn. A sebagai kepala keluarga yang harus bertanggung jawab terhadap kehidupan
keluarganya. Tn.A bekerja sebagai, istrinya sebagai ibu rumah tangga dan jualan di
warung.
3. Nilai dan norma keluarga
Nilai dan norma yang berlaku di keluarga menyesuaikan dengan nilai agama yang dianut

V.

dan norma yang berlaku dilingkungannya.


Fungsi Keluarga
1. Fungsi afeksi
Tn.A sering memberikan teguran apabila anak-anaknya telah diperingatkan oleh ibunya
tetap tidak mau. Keluarga mengajarkan anaknya untuk saling menyangi dan saling
menghormati.
2. Fungsi social
Keluarga selalu mengajarkan dan menekankan bagaimana berperilaku sesuai dengan
ajaran agama yang dianutnya dalam kehidupan sehari-hari dirumah dan dilingkungan
tempat tinggalnya.
3. Fungsi perawatan kesehatan

Keluarga selalu memperhatikan dan berupaya untuk mencari bantuan pelayanan


kesehatan bila ada anggota keluarga yang sakit.
4. Fungsi reproduksi
Keluarga mengatakan tidak ingin punya anak lagi karena sudah tua.
5. Fungsi ekonomi
Penghasilan keluarga tidak mengalami penurunan dan mampu memenuhi kebutuhan
keluarga.
VI.
Stress dan koping keluarga
1. Stressor yang dimiliki
Terlalu sering mengasuh cucu-cucunya
2. Kemampuan keluarga berespons terhadap stressor
Menerima keadaan yang ada karena tidak ada pilihan lain
3. Strategi koping yang diguanakan
Keluarga menerima keadaan ini apa adanya, dan berusaha untuk lebih sabar lagi dalam
mengasuh cucunya.
4. Strategi adaptasi yang disfungsi
Tidak ada.
VII.

Pemeriksaan Fisik

Ayah :
TD : 180/120 mmHg
N : 89 X/menit
P : 16X /menit

a. Kepala leher
Rambut :
- Kuantitas
: rambut jarang,
- Distribusi
: tidak merata,
- warna rambut
: putih(uban) tapi tidak terlalu banyak,
- kebersihan
: rambut bersih
Kulit kepala
: tidak ada lesi, bersih, tidak ada hematom
Wajah
: simetris antara kiri dan kanan, warna kulit sawo matang.
Mata :
alis mata
: simetris anatara kiri dan kanan,
kelopak mata
: tidak ada edema
Konjungtiva
: anemis,
skelera
: an ikterik.
Hidung :
- Bentuk
: simetris
- Pernafasan cuping hidung : tidak ada
Telinga :
- bentuk
: simetris antara kiri dan kanan,
- warna
: sawo matang,
- lesi
: tidak ada

membrane timpani : utuh.


Mulut :
- Bibir
: lembab, bersih, ,tidak ada lesi
gigi geligi
: tidak lengkap, ada karies,
- bau mulut
: tidak ada bau khas,
- lidah
: tidak ada ulkus, warna merah mudah
Leher :
- Warna
: sawo matang,
- Lesi
: tidak ada
- Deviasi
: tidak ada
- Kelenjar thyroid
: tidak ada pembesaran
Thorak
Bentuk dada
: normo chest
Gerakan dada
: simetris antara kiri dan kanan
Pola pernafasan
: normal
Irama pernafasan
: teratur, tidak ada dispneu
Otot bantu pernafasan : tidak ada
Suara nafas
: vesikuler
Payujaka
:Abdomen
Bentuk
: simetris antara kiri dan kanan
Warna
: sama dg permukaan lain
Bising usus
: 7x/m
Punggung
Postur tulang belakang : tidak ada kelainan
Palpasi tulang belakang : tidak ada penyimpangan
Genetalia : Kulit dan ekstremitas
Kelengkapan ekstremitas : lengkap ekstremitas atas dan bawah,
Warna kulit
: sawo matang
Kelembaban
: kering
Tekstur
: kasar
Kebersihan kulit
: bersih
Edema
: tidak ada
Kapilarry reill
: > 3 detik

b.

c.

d.

e.
f.

ibu :
TD : 120/90 mmHg
N : 85 X/menit
P : 18X /menit
a. Kepala leher
Rambut :
- Kuantitas
- Distribusi

: rambut lebat
: merata

b.

c.

d.

e.
f.

- warna rambut
- kebersihan
Kulit kepala

: hitam
: rambut bersih
: tidak ada lesi, bersih, tidak ada hematom

Wajah
: simetris antara kiri dan kanan, warna kulit sawo matang
Mata :
alis mata
: simetris antara kiri dan kanan,
kelopak mata
: tidak ada edema,
Konjungtiva
: an anemis,
skelera
: an ikterik.
Hidung :
- Bentuk
: simetris
- Pernafasan cuping hidung : tidak ada
Telinga :
- bentuk
: simetris antara kiri dan kanan,
- warna
: sawo matang
- lesi
: tidak ada
- membrane timpani : utuh.
Mulut :
- Bibir
: lembab, bersih, ,tidak ada lesi
gigi geligi
: lengkap, tidak ada karies
- bau mulut
: tidak ada bau khas,
- lidah
: tidak ada ulkus, warna merah mudah
Leher :
- Warna
: putih
- Lesi
: tidak ada
- Deviasi
: tidak ada
- Kelenjar thyroid
: tidak ada pembesaran
Thorak
Bentuk dada
: normo chest
Gerakan dada
: simetris antara kiri dan kanan
Pola pernafasan
: normal
Irama pernafasan
: teratur, tidak ada dispneu
Otot bantu pernafasan : tidak ada
Suara nafas
: vesikuler
Payujaka
:Abdomen
Bentuk
: simetris antara kiri dan kanan
Warna
: sama dg permukaan lain
Bising usus
: 9x/m
Punggung
Postur tulang belakang : tidak ada kelainan
Palpasi tulang belakang : tidak ada penyimpangan
Genetalia : Kulit dan ekstremitas
Kelengkapan ekstremitas : lengkap ekstremitas atas dan bawah,
Warna kulit
: putih
Kelembaban
: kulit lembab

Tekstur
: halus
Kebersihan kulit
: bersih
Edema
: tidak ada
Kapilarry reill
: <3 detik

Anak :
TD : 110/70mmHg
N : 79 X/menit
P : 19X /menit
a. Kepala leher
Rambut :
- Kuantitas
: rambut lebat
- Distribusi
: merata
- warna rambut
: hitam
- kebersihan
: rambut bersih
Kulit kepala
: tidak ada lesi, bersih, tidak ada hematom
Wajah
: simetris antara kiri dan kanan, warna kulit sawo matang
Mata :
- alis mata
: simetris anatara kiri dan kanan,
kelopak mata
: tidak ada edema,
- Konjungtiva
: anemis,
- skelera
: an ikterik.
Hidung :
- Bentuk
: simetris
- Pernafasan cuping hidung : tidak ada

Telinga :
bentuk
: simetris antara kiri dan kanan,
warna
: sawo putih
lesi
: tidak ada
membrane timpani : utuh.
Mulut :
- Bibir
: lembab, bersih, ,tidak ada lesi
gigi geligi
: lengkap, tidak ada karies
- bau mulut
: tidak ada bau khas,
- lidah
: tidak ada ulkus, warna merah mudah
Leher :
- Warna
: putih
- Lesi
: tidak ada
- Deviasi
: tidak ada
- Kelenjar thyroid
: tidak ada pembesaran
Thorak
Bentuk dada
: normo chest
Gerakan dada
: simetris antara kiri dan kanan
Pola pernafasan
: normal
Irama pernafasan
: teratur, tidak ada dispneu
-

b.

c.

d.

e.
f.

VIII.

Otot bantu pernafasan : tidak ada


Suara nafas
: vesikuler
Payujaka
:Abdomen
Bentuk
: simetris antara kiri dan kanan
Warna
: sama dg permukaan lain
Bising usus
: 5x/m
Punggung
Postur tulang belakang : tidak ada kelainan
Palpasi tulang belakang : tidak ada penyimpangan
Genetalia : Kulit dan ekstremitas
Kelengkapan ekstremitas : lengkap ekstremitas atas dan bawah,
Warna kulit
: sawo matang
Kelembaban
: kulit lembab
Tekstur
: halus
Kebersihan kulit
: bersih
Edema
: tidak ada
Kapilarry reill
: <3 detik

Harapan Keluarga
Keluarga selalu berharap dapat menjaga kesehatan yang mereka miliki untuk lebih baik di
umur yang semakin tua.

B. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1. Analisa Data
No
Data
1
Data Subjektif :

Tn.N mengatakan sering

pusing
Tn. N mengatakan sering

lemas
Tn. N mengatakan mudah

Masalah
Intoleransi aktivitas pada

Etiologi
Kelemahan umum

Tn.N dalam keluarga Tn.N

lelah ketika beraktivitas


Data Objektif :

Konjungtiva anemis
Tekanan darah 180 / 120

mmHg
CRT : > 3 detik
Data subjektif :

Resiko nutrisi kurang dari

Penurunan nafsu

Nn.T mengatakan pusing


Nn.T mengatakan sering

kebutuhan tubuh pada Nn.T

makan

dalam keluarga Tn.N

telat makan
Data Objektif :

Konjungtiva anemis
Turgor kulit baik

Data subjektif :

Potensial meningkatkan

Ny.J mengatakan jarang

hubungan yang harmonis


antar anggota keluarga pada

pergi-pergi untuk berekreasi


Ny. J mengatakan hanya

menonton tv saja dirumah


Ny. J mengatakan pola

keluarga Tn.N

komunikasinya baik

2. Rumusan Diagnosis Keperawatan


No
Diagnosa Keperawatan
1
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan oksigen dengan kebutuhan
2
Resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
3

kurangnya nafsu makan


Potensial meningkatkan hubungan harmonis antar anggota keluarga pada keluarga Tn.N

3. Penilaian (scoring) diagnosis keperawatan


No

Kriteria

Skor

Total

diagnosis
keperawata
n
1

Sifat masalah :

kurang sehat
Kemungkinan
masalah dapat
diubah : mudah

3
3

X1=1

2
2

X2=2

25/6 = 4 1/6

Potensial masalah
untuk dicegah :

cukup
Menonjolnya
masalah : ada
masalah tetapi tidak

perlu ditangani
Sifat masalah :

ancaman kesehatan
Kemungkinan
masalah dapat

diubah : mudah
Potensial masalah
untuk dicegah :

cukup
Menonjolnya

2
2
X 1=
3
3

1
X1 =
2
2
2
X 1=
3
3

1
2
11/3 = 3 2/3

2
X 1=2
2
3
3

X1=1

masalah : ada
masalah tetapi tidak

perlu ditangani

0
X 1=0
2

Sifat masalah :

keadaan sejahtera
Kemungkinan

1
1
X 1=
3
3

masalah dapat

diubah : mudah
Potensial masalah
untuk dicegah :

tinggi
Menonjolnya
masalah : masalah
tidak dirasakan

2
X 2=2
2
3
X 1=1
3

0
X 1=0
2

10/3 = 3 1/3

C. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA


Nama KK

: Tn.N

Alamat

: jl. Hibrida X

No

Tujuan

Kriteria

Standar

Intervensi

Diagno
sis
1

Tujuan umum : Penegetahuan

Keluarga mengerti

Setelah

apa yang telah

untuk mengenali

dilakukan 3 x

dijelaskan oleh

tanda dan gejala

pertemuan

perawat

intoleran aktivitas,

Anjurkan keluarga

intoleransi

termasuk kondisi

aktivitas pada

yang perlu

Tn.N tidak

dilaporkan kepada

terjadi
Tujuan

dokter
Jelaskan

khusus :

pentingnya nutrisi

Setelah tatap

yang baik
Jelaskan

muka dan

penggunaan teknik

implementasi
keluarga
mampu :
1.Mengenal
msalah TD
pada Ibu V
dengan
2.Menyebutkan
pengertian
dari tekanan
darah tinggi

relaksasi
Ajarkan tentang
pengaturan
aktivitas dan
teknik manajemen
waktu untuk
mencegah
kelelahan

Agar tidak

Pengetahuan

keluarga mampu

berikan pendidikan

terjadi

menyebutkan

kesehatan tentang

gangguan

ketidak

ketidak seimbangan

pemenuhan
nutrisi yang
aktual

seimbangan nutrisi
nutrisi
ibu mampu
jelaskan kepada orang tua
memberikan

tentang pilihan makanan

nutrisi yang tepat

yang diperlukan
untuk anak seperti jelaskan pada orang tua
tentang cara pemberian
protein,
karbohidrat,
lemak, mineral,
vitamin, dan air
ibu dapat
memberikan
vitamin C pada
anak
Ibu dapat
memberikan
makanan
mengandung zat
besi seperti sayur,
susu.
ibu dapat memasak
sayur dengan tidak
terlalu matang.
Ibu dapat memilih

protein vit.c dengan


tepat
jelaskan pada orang tua
untuk memonitor catatan
pemasukan nutrisi dan
kalori
anjurkan kepada keluarga
untuk meningkatkan
asupan makanan yang
mengandung zat besi
berikan informasi yang
tepat kepada keluarga
dan bagaimana cara
mengolah nutrisi
tersebut
jelaskan pada keluarga
tentang diet hidup sehat

makanan yang

dan anjurkan keluarga

banyak

untuk meningkatkan BB

mengandung
makanan yang
sehat dan bergizi
seperti sayuran,

yang tepat
berikan pengertian kepada
keluarga tentang
pentingnya

buah, dan susu.


meningkatkan nutrisi
Ibu mampu melakukan
hal yang dapet
membuat BB anak
meningkat, seperti
memberi makanan
yang bergizi.
Ibu mampu memilih
makanan yang
3

Setelah

mengandung nutrisi.
Keluarga dapat
1.Anjurkan untuk

Pengetahuan

dilakukan

mengerti dan

mempertahankan pola

tindakan

memahami apa yang

komunikasi terbuka

keperawatan

telah dijelaskan oleh

diharapkan

perawat

pada keluarga
2.Diskusikan cara-cara
penyelesaian masalah

keluarga Tn.N

dan beri pujian atas

tetap terjaga

kemampuannya
3.Bantu keluarga mengenali

keharmonisann
ya

kebutuhan anggota
keluarga
4.Diskusikan cara
memenuhi kebutuhan
anggota keluarga tanpa
menimbulkan masalah

D. IMPLEMENTASI
No.tanggal
& waktu
21 Maret
2015, 14.30

Diagnosa

Implementasi

keperawatan
1

Menganjurkan keluarga untuk mengenali tanda


dan gejala intoleran aktivitas, termasuk kondisi

WIB

yang perlu dilaporkan kepada dokter


Menjelaskan pentingnya nutrisi yang baik
Menjelaskan penggunaan teknik relaksasi
Mengajarkan tentang pengaturan aktivitas dan
teknik manajemen waktu untuk mencegah

21 Maret

kelelahan
Memberikan penjelasan pada keluarga tentang

2015, 14.45

ketidakseimbangan nutrisi dan pentingnya

WIB

meningkatkan nutrisi.
Mengajarkan cara menyajikan, memilih makan

yang memenuhi kebutuhan nutrisi


Menganjurkan kepada keluarga untuk
meningkatkan asupan makanan yang mengandung

21 Maret

2015, 15.15

zat besi
1. Menganjurkan untuk mempertahankan pola
komunikasi terbuka pada keluarga
2. Mendiskusikan cara-cara penyelesaian masalah

WIB

dan beri pujian atas kemampuannya


3. Membantu keluarga mengenali kebutuhan
anggota keluarga
4. Mendiskusikan cara memenuhi kebutuhan
anggota keluarga tanpa menimbulkan masalah

E. EVALUASI
Tanggal &
waktu
21 Maret

No. Diagnosa

Evaluasi

Keperawatan
1

S : keluarga mengatakan mengerti apa yang telah dijelaskan

2015, 15.45

oleh perawat

WIB

O : keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang telah


disampaikan
A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan

21 Maret

2015, 16.15

S: keluarga mengatakan mengerti tentang ketidakseimbangan


nutrisi

WIB

O: kelurga terlihat kooperatif dalam pemberian materi tentang


kebutuhan nutrisi.
A: tindakan keperawatan keluarga tercapai

21 Maret

P: intervensi dihentikan
S : keluarga mengatakan mengerti apa yang telah dijelaskan

2015, 17.00

oleh perawat

WIB

O : keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang telah


disampaikan
A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan

BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Keluarga usia pertengahan merupakan salah satu tahap usia pertengahan bagi orang tua,
dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir pada saat pensiun atau
kematian salah satu pasangan. Tahap ini biasanya dimulai ketika orang tua memasuki usia
45-55 tahun dan berakhir pada saat seorang pasangan pensiun, biasanya 16-18 tahun

kemudian. Biasanya pasangan suami istri dalam usia pertengahan merupakan sebuah
keluarga inti meskipun masih berinteraksi dengan orangtua mereka yang lanjut usia dan
anggota keluarga lain dari keluarga asal mereka dan juga anggota keluarga dari hasil
perkawinan keturunannya.
Dari definisi tentang keluarga usia pertengahan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
keluarga usia pertengahan adalah keluarga yang usianya 40-60 tahun, dimulai ketika anak
terakhir meninggalkan rumah dan berakhir pada saat pensiun atau kematian salah satu
pasangan didalam keluarga.
B. SARAN
Untuk mahasiswa harus mampu memahami konsep asuhan kelurga dan asuhan
keperawatannya juga, untuk perawat harus mampu mengaplikasikan asuhan keperwatan
keluarga pada usia pertengahan.

DAFTAR PUSTAKA

Setiawati, santun. 2008. Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta : Trans info media
M. Friedman, marilyn. 1998. Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC
Suprajitno. 2004. Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai