Makalah Askep Kasus Keluarga
Makalah Askep Kasus Keluarga
DISUSUN OLEH :
Thesa Utari
Wella Bili fitri
Widya Eka Destriyana
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya kami
bisa menyelesaikan tugas Asuhan Keperawatan pada Keluarga pada mata kuliah Keperawatan
Keluarga dengan sebaik-baiknya. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada orang tua
kami, teman-teman kelompok yang telah membantu dalam pembuatan tugas ini. Dan tidak lupa
juga kami berterima kasih kepada Dosen yang telah memberikan tugas ini agar kami bisa
menjadi manusia yang kaya akan ilmu pengetahuan.
Tujuan pembuatan ini agar kita semua mengetahui tentang asuhan keperawatan pada
keluarga. Kami menyadari dalam pembuatan masih banyak kekurangan di dalamnya. Maka dari
itu kami meminta maaf jika terdapat banyak kesalahan. Akhir kata kami ucapkan terima kasih.
Semoga bermanfaat.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.
1.2 Tujuan..
1.3 Manfaat
1.4 Sistematika penulisan...
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Keluarga merupakan bagian dari manusia yang setiap hari selalu berhubungan dengan
individu manusia. Keadaan yang harus disadari adalah setiap individu merupakan bagian
dari keluarga dan dikeluarga juga semua dapat diekspresikan. Asuhan keperawatan keluarga
yaitu suatu rangkaian kegitatan yang diberi via praktek keperawatan pada keluarga.
Asuhan keperawatan keluarga digunakan untuk membantu menyelesaikan masalah
kesehatan keluarga dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan. Agar pelayanan
kesehatan yang diberikan dapat diterima oleh keluarga, maka perawat harus mengerti,
memahami tipe dan struktur keluarga, tahu tingkat pencapaian keluarga dalam melakukan
fungsinya
dan
perlu
paham
setiap
tahap
perkembangan
keluarga
dan
tugas
perkembangannya.
Status sehat atau sakit dalam keluarga saling mempengaruhi satu sama lain. Suatu
penyakit dalam keluarga mempengaruhi seluruh keluarga dan sebaliknya mempengaruhi
jalanya suatu penyakit dan status kesehatan anggota keluarga. Keluarga cenderung dalam
pembuatan keputusan dan proses terapeutik pada setiap tahap sehat dan sakit pada para
anggota keluarga. Keluarga merupakan para anggota sebuah keluarga baiasanya hidup
bersama-sama dalam satu rumah tangga, atau jika mereka hidup secara terpisah, mereka
tetap menganggap rumah tangga tersebut sebagai rumah tangga mereka.
Keluarga usia pertengahan ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah
dan berakhir pada saat dia pensiunan atau salah satu pasangan meninggal. Pada beberapa
pasangan fase ini dirasakan sulit Karena masalah lanjut usia, perpisahan dengan anak dan
perasaan gagal sebagai orang tua.
B. TUJUAN
a) Tujuan umum
Untuk memahami aplikasi konsep dasar asuhan keperawatan keluarga dewasa
pertengahan.
b) Tujuan khusus
1) Mahasiswa dapat menjelaskan konsep dasar keluarga.
2) Mahasiswa dapat menjelaskan konsep keluarga usia pertengahan.
3) Mahasiswa dapat menerapkan asuhan keperawatan keluarga usia Pertengahan.
C. MANFAAT
Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada keluarga dengan usia pertengahan
D. SISTEMATIKA PENULISAN
Makalah ini disusun berdasarkan sistematika penulisan dalam IV BAB, yaitu :
BAB I : Pendahuluan yang berisi dari latar belakang, tujuan, manfaat penulisan, dan
sistematika penulisan makalah
BAB II : Tinjauan teoritis yang berisi dari konsep teori tentang keluarga usia pertengahan
BAB III : Asuhan Keperawatan pada keluarga usia pertengahan
BAB IV : Penutup yang berisi dari kesimpulan dan saran
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
yang masing-masing mempunyai sebagaimana individu ( Illis, 2004 ). Keluarga adalah sebuah
kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih masing-masing mempunyai hubungan
kekerabatan yang terdiri dari bapak, ibu, adik, kakak, dan nenek. (Raisner, 2009). Duvall
(1986, dalam Ali, 2009 ), menguraikan bahwa keluarga adalah sekumpulan orang dengan
ikatan perkawinan, kelahiran dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan
budaya dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari setiap
anggota keluraga.
Dewasa pertengahan merupakan usia sekitar 35-40 tahun & berakhir sekitar 60-65 tahun
(Schaie & Willis,1996 dlm Psikologi Perkembangan). Dewasa Pertengahan adalah masa
menyesuaikan diri & kesedaran bahawa ia bukan lagi muda & masa depannya tidak lagi
dipenuhi dengan kemungkinan-kemungkinan yg tidak terhadapi, hasilnya membawa satu
masa krisis, (Craig, 1976). Usia dewasa tengah (Middle adulthood) disebut sebagai periode
perkembangan yang dimulai kira-kira 35-45 tahun hingga memasuki usia 60an tahun.
(Santrock, 1995).
Keluarga merupakan bagian dari manusia yang setiap hari selalu berhubungan dengan
individu manusia. Keadaan yang harus disadari adalah setiap individu merupakan bagian dari
keluarga dan dikeluarga juga semua dapat diekspresikan. Asuhan keperawatan keluarga yaitu
suatu rangkaian kegitatan yang diberi via praktek keperawatan pada keluarga.
Keluarga usia pertengahan merupakan salah satu tahap usia pertengahan bagi orang tua,
dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir pada saat pensiun atau
kematian salah satu pasangan. Tahap ini biasanya dimulai ketika orang tua memasuki usia 4555 tahun dan berakhir pada saat seorang pasangan pensiun, biasanya 16-18 tahun kemudian.
Biasanya pasangan suami istri dalam usia pertengahan merupakan sebuah keluarga inti
meskipun masih berinteraksi dengan orangtua mereka yang lanjut usia dan anggota keluarga
lain dari keluarga asal mereka dan juga anggota keluarga dari hasil perkawinan keturunannya.
Dari definisi tentang keluarga usia pertengahan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
keluarga usia pertengahan adalah keluarga yang usianya 40-60 tahun, dimulai ketika anak
terakhir meninggalkan rumah dan berakhir pada saat pensiun atau kematian salah satu
pasangan didalam keluarga.
B. KARAKTERISTIK KELUARGA USIA PERTENGAHAN
Tahun pertengahan meliputi perubahan-perubahan pada penyesuaian perkawinan
(seringkali lebih baik), pada distribusi kekuasaan antara suami dan istri (lebih merata), dan
pada peran (diferensi peran perkawinan meningkat) (Leslie dan Korman, 1989, dalam
Friedman 1988, hal 130).
Pada tahun-tahun ini umumnya sulit dan berat, karena masalah-masalah penuaan,
hilangnya anak, dan adanya suatu perasaan dalam diri mereka bahwa mereka gagal menjadi
membesarkan anak dan usaha kerja. Selanjutnya, tidak jelas apa yang terjadi dengan kepuasan
perkawinan dan keluarga melewati siklus-siklus kehidupan berkeluarga. Beberapa studi
tentang kepuasan perkawinan memperlihatkan bahwa kepuasan perkawinan menurun tajam
setelah perkawinan berlangsung dan terus menurun hingga tahun pertengahan (Leslie dan
Korman, 1989, dalam Friedman 1988, hal 130).
C. UPAYA MENINGKATKAN KELUARGA BAHAGIA PADA USIA PERTENGAHAN
Sangat diperlukan pasangan suami istri agar mampu menjalani salah satu periode
perkawinan tersebut dengan sukses untuk kemudian menuju usia lanjut, Cukup banyak
pasangan yang merasakan ganjalan atau konflik, baik pada usia dewasa maupun periode
menjelang usia lanjut. Bila konflik itu dibiarkan, katanya, kemungkinan besar pasangan itu
menderita.
Konflik itu juga dapat mengakibatkan mereka stres hingga akhirnya meninggal tanpa
kebahagiaan. Dan di usia pertengahan ini juga, sebagian pasangan akan terus berjuang untuk
mengatasi konflik mereka, tetapi sebagian nya lagi akan tetap membiarkan terbengkalai tanpa
penyelesaian hingga meninggal. Inilah alasannya sehingga kita perlu mempelajari lebih
mendalam dan meluas mengenai perkembangan perkawinan, khususnya ditinjau dari
seksologi. Kita harapkan suami istri akan mampu menjalani periode ini dengan sukses untuk
menuju usia lanjut."
Ada banyak faktor yang diperlukan pasangan suami istri untuk mendapatkan kebahagiaan
pada usia pertengahan, salah satunya adalah faktor fisik. Karena itu, tiap pasangan disarankan
untuk memeriksakan kesehatannya kepada dokter secara teratur sehingga ada keyakinan
bahwa mereka tidak mengalami gangguan penyakit, seperti jantung koroner, hipertensi, dan
diabetes melitus.
Pola hidup yang baik sesuai dengan aturan kesehatan dan kebahagiaan dan penting untuk
dilakukan. Psikoseksual, juga salah satu faktor penting untuk mereka perhatikan karena pada
usia menjelang lanjut, mereka sering jenuh dalam hubungan suami istri.
"Ketertarikan yang dulu dirasakan besar belakangan menjadi dingin. Ini penting dicari
penyebabnya, apakah fisik, psikologis, atau seksual, hingga kehangatan antara mereka berdua
dapat dipulihkan,"
A. PENGKAJIAN
1. Indentitas umum keluarga
2. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
3. Pengkajian lingkungan
4. Struktur keluarga
5. Fungsi keluarga
6. Stress dan koping keluarga
7. Keadaaan gizi keluarga
8. Harapan keluarga
9. Pemeriksaan fisik
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan Pola Nafas b.d Kurang mengenal masalah
2. Keefektifan Manejemen Diri b.d kurang pengetahuan
3. Resiko Kesepian b.d Kurang mengetahui tugas perkembangan usia pertengahan
C. RENCANA KEPERAWATAN
No
Dx keperawatan
Intervensi Keperawatan
1.
Gangguan Pola
Nafas
Tindakan
hasil
keperawatan
Gangguan yang
kurang
kuyrun waktunya
mengenal
setelah dilakukan
masalah
tindakan selama 1
X 30 menit.
Dengan KH :
Rasional
1. Mengecek atau
1. untuk mengetahui
mengkaji keadaan
umum klien.
2. Untuk memberi
2. Melakukan
PENKES
berhubungan
dengan penyakit
klien.
klien.
1. klien dapat
2.
Keefektifan
melakukan apa
yang telah
disarankan.
untuk klien.
diurinya.
2. klien mengerti,
4. Minta klien
4. Untuk mengetahui
olaharaga yang
untuk memeriksaa
kondisi klien.
Klien mengerti
1.Kaji kemampuan
1. Untuk mengetahui
klien.
kemampuan klien
2. Melakukan
penkes kesehatan.
pengetahuan
X 45 menit.
Dengan KH:
tepat.
3. Ajarkan klien
1. klien
cara manejemen
mengatakan bahwa
diri.
sudah mengerti
dihindari.
yang harus
4. Evaluasi
dilakukan
kemampuam klien.
kemampuan klien.
1. kaji faktor
1. untuk memastikan
b.d
penyebab keluarga
faktor penyebab
merasa kesepian.
kesepian.
2. beri informasi
kepada keluarga
tentang tugas
perkembangan.
2. klien mengerti
hal hal yang
harus dihindari
3.
mengetahui
setelah dilakukan
tugas
tindakan selama 3
perkembangan
X 45 menit.
usia pertengahan
Dengan KH :
perkembangan.
1. Klien
mengatakan tidak
cara mengatasi
secara wajar.
kesepian.
2. keluarga
4. untuk mengetahui
mengatakan bahwa
kemampuan keluarga
dirinya sudah
mengevaluasi
mengerti tugas
kembali.
kesepian.
perkembangannya
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA
A. PENGKAJIAN (TANGGAL 20 MARET 2015)
I. Data Umum
1. Nama KK
: Tn. N
2. Alamat dan telepon : jl.Hibrida X RT 17 No.38
3. Pekerjaan KK
4. Pendidikan KK
5. Komposisi Keluarga
N
o
1
Nama
Ny. J
: Petani
: SD
Nn. T
Jenis
Hubungan
Kelamin
P
dengan keluarga
Istri
58
Ibu Rumah
Anak Kandung
tahun
21
Tangga
Mahasiswa
Umur
Pendidikan
SMA
tahun
Genogram :
Keterangan :
: tinggal serumah
: klien
: klien
6. Tipe Keluarga
: keluarga inti
Pekerjaan
7. Suku Bangsa
: Indonesia
8. Agama
: islam
9. Status Sosial Ekonomi :
Penghasilan Keluarga cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga mereka, penghasilan
dari hasil kerja Tn.N, usaha warung Ny.J, dan menyewakan kos-kosan di dekat rumahnya.
10. Aktivitas rekreasi keluarga :
Keluarga jarang berekreasi bersama-sama dengan keluarga, tetapi sering menonton tv
dirumah bersama-sama.
II. Riwayat tahap perkembangan keluarga
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini :
Keluarga dengan usia pertengahan
2. Tahap perkembangan keluarga belum terpenuhi :
Tidak ada tahap perkembangan keluarga sampai saat ini yang belum terpenuhi.
3. Riwayat kesehatan keluarga inti :
Tn.N mengatakan tidak memiliki penyakit keturunan dan mengalami pusing, mudah
capek karena hipertensi. Sejak 6 bulan yang laluTn.N di diagnosa hipertensi oleh dokter.
Sedangkan Ny.J dalam kondisi baik-baik saja. Sedangkan anak bungsunya sering merasa
pusing ketika mulai terlambat makan.
4. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya
Ibu Ny.J meninggal dunia 4 tahun yang lalu, sedangkan Bapak dari Tn.N meninggal 19
tahun yang lalu.
III.
Keadaan Lingkungan
1. Karakteristik rumah
Luas rumah yang ditempati 48 m2 ( lebar 4 panjang 12 cm). terdiri dari 3 kamar tidur, 2
kamar mandi, 1 dapur dan ruang tamu. Tipe bangunan rumah adalah permanen. Keadaan
lantai terbuat dari keramik, jumlah jendela 7 buah, setiap kamar memiliki jendela. Sumber
air minum yang digunakan dari PAM. Wc yang dimiliki memiliki septic tank. Kebiasaan
memasaknya menggunakan kompor gas.
Denah rumah :
Kamar
mandi
Kamar
mandi
Dapur
Kamar
tidur
Kamar
tidur
Kamar tidur
Ruang tv
Ruang tamu
warung
Teras
V.
Pemeriksaan Fisik
Ayah :
TD : 180/120 mmHg
N : 89 X/menit
P : 16X /menit
a. Kepala leher
Rambut :
- Kuantitas
: rambut jarang,
- Distribusi
: tidak merata,
- warna rambut
: putih(uban) tapi tidak terlalu banyak,
- kebersihan
: rambut bersih
Kulit kepala
: tidak ada lesi, bersih, tidak ada hematom
Wajah
: simetris antara kiri dan kanan, warna kulit sawo matang.
Mata :
alis mata
: simetris anatara kiri dan kanan,
kelopak mata
: tidak ada edema
Konjungtiva
: anemis,
skelera
: an ikterik.
Hidung :
- Bentuk
: simetris
- Pernafasan cuping hidung : tidak ada
Telinga :
- bentuk
: simetris antara kiri dan kanan,
- warna
: sawo matang,
- lesi
: tidak ada
b.
c.
d.
e.
f.
ibu :
TD : 120/90 mmHg
N : 85 X/menit
P : 18X /menit
a. Kepala leher
Rambut :
- Kuantitas
- Distribusi
: rambut lebat
: merata
b.
c.
d.
e.
f.
- warna rambut
- kebersihan
Kulit kepala
: hitam
: rambut bersih
: tidak ada lesi, bersih, tidak ada hematom
Wajah
: simetris antara kiri dan kanan, warna kulit sawo matang
Mata :
alis mata
: simetris antara kiri dan kanan,
kelopak mata
: tidak ada edema,
Konjungtiva
: an anemis,
skelera
: an ikterik.
Hidung :
- Bentuk
: simetris
- Pernafasan cuping hidung : tidak ada
Telinga :
- bentuk
: simetris antara kiri dan kanan,
- warna
: sawo matang
- lesi
: tidak ada
- membrane timpani : utuh.
Mulut :
- Bibir
: lembab, bersih, ,tidak ada lesi
gigi geligi
: lengkap, tidak ada karies
- bau mulut
: tidak ada bau khas,
- lidah
: tidak ada ulkus, warna merah mudah
Leher :
- Warna
: putih
- Lesi
: tidak ada
- Deviasi
: tidak ada
- Kelenjar thyroid
: tidak ada pembesaran
Thorak
Bentuk dada
: normo chest
Gerakan dada
: simetris antara kiri dan kanan
Pola pernafasan
: normal
Irama pernafasan
: teratur, tidak ada dispneu
Otot bantu pernafasan : tidak ada
Suara nafas
: vesikuler
Payujaka
:Abdomen
Bentuk
: simetris antara kiri dan kanan
Warna
: sama dg permukaan lain
Bising usus
: 9x/m
Punggung
Postur tulang belakang : tidak ada kelainan
Palpasi tulang belakang : tidak ada penyimpangan
Genetalia : Kulit dan ekstremitas
Kelengkapan ekstremitas : lengkap ekstremitas atas dan bawah,
Warna kulit
: putih
Kelembaban
: kulit lembab
Tekstur
: halus
Kebersihan kulit
: bersih
Edema
: tidak ada
Kapilarry reill
: <3 detik
Anak :
TD : 110/70mmHg
N : 79 X/menit
P : 19X /menit
a. Kepala leher
Rambut :
- Kuantitas
: rambut lebat
- Distribusi
: merata
- warna rambut
: hitam
- kebersihan
: rambut bersih
Kulit kepala
: tidak ada lesi, bersih, tidak ada hematom
Wajah
: simetris antara kiri dan kanan, warna kulit sawo matang
Mata :
- alis mata
: simetris anatara kiri dan kanan,
kelopak mata
: tidak ada edema,
- Konjungtiva
: anemis,
- skelera
: an ikterik.
Hidung :
- Bentuk
: simetris
- Pernafasan cuping hidung : tidak ada
Telinga :
bentuk
: simetris antara kiri dan kanan,
warna
: sawo putih
lesi
: tidak ada
membrane timpani : utuh.
Mulut :
- Bibir
: lembab, bersih, ,tidak ada lesi
gigi geligi
: lengkap, tidak ada karies
- bau mulut
: tidak ada bau khas,
- lidah
: tidak ada ulkus, warna merah mudah
Leher :
- Warna
: putih
- Lesi
: tidak ada
- Deviasi
: tidak ada
- Kelenjar thyroid
: tidak ada pembesaran
Thorak
Bentuk dada
: normo chest
Gerakan dada
: simetris antara kiri dan kanan
Pola pernafasan
: normal
Irama pernafasan
: teratur, tidak ada dispneu
-
b.
c.
d.
e.
f.
VIII.
Harapan Keluarga
Keluarga selalu berharap dapat menjaga kesehatan yang mereka miliki untuk lebih baik di
umur yang semakin tua.
B. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1. Analisa Data
No
Data
1
Data Subjektif :
pusing
Tn. N mengatakan sering
lemas
Tn. N mengatakan mudah
Masalah
Intoleransi aktivitas pada
Etiologi
Kelemahan umum
Konjungtiva anemis
Tekanan darah 180 / 120
mmHg
CRT : > 3 detik
Data subjektif :
Penurunan nafsu
makan
telat makan
Data Objektif :
Konjungtiva anemis
Turgor kulit baik
Data subjektif :
Potensial meningkatkan
keluarga Tn.N
komunikasinya baik
Kriteria
Skor
Total
diagnosis
keperawata
n
1
Sifat masalah :
kurang sehat
Kemungkinan
masalah dapat
diubah : mudah
3
3
X1=1
2
2
X2=2
25/6 = 4 1/6
Potensial masalah
untuk dicegah :
cukup
Menonjolnya
masalah : ada
masalah tetapi tidak
perlu ditangani
Sifat masalah :
ancaman kesehatan
Kemungkinan
masalah dapat
diubah : mudah
Potensial masalah
untuk dicegah :
cukup
Menonjolnya
2
2
X 1=
3
3
1
X1 =
2
2
2
X 1=
3
3
1
2
11/3 = 3 2/3
2
X 1=2
2
3
3
X1=1
masalah : ada
masalah tetapi tidak
perlu ditangani
0
X 1=0
2
Sifat masalah :
keadaan sejahtera
Kemungkinan
1
1
X 1=
3
3
masalah dapat
diubah : mudah
Potensial masalah
untuk dicegah :
tinggi
Menonjolnya
masalah : masalah
tidak dirasakan
2
X 2=2
2
3
X 1=1
3
0
X 1=0
2
10/3 = 3 1/3
: Tn.N
Alamat
: jl. Hibrida X
No
Tujuan
Kriteria
Standar
Intervensi
Diagno
sis
1
Keluarga mengerti
Setelah
untuk mengenali
dilakukan 3 x
dijelaskan oleh
pertemuan
perawat
intoleran aktivitas,
Anjurkan keluarga
intoleransi
termasuk kondisi
aktivitas pada
yang perlu
Tn.N tidak
dilaporkan kepada
terjadi
Tujuan
dokter
Jelaskan
khusus :
pentingnya nutrisi
Setelah tatap
yang baik
Jelaskan
muka dan
penggunaan teknik
implementasi
keluarga
mampu :
1.Mengenal
msalah TD
pada Ibu V
dengan
2.Menyebutkan
pengertian
dari tekanan
darah tinggi
relaksasi
Ajarkan tentang
pengaturan
aktivitas dan
teknik manajemen
waktu untuk
mencegah
kelelahan
Agar tidak
Pengetahuan
keluarga mampu
berikan pendidikan
terjadi
menyebutkan
kesehatan tentang
gangguan
ketidak
ketidak seimbangan
pemenuhan
nutrisi yang
aktual
seimbangan nutrisi
nutrisi
ibu mampu
jelaskan kepada orang tua
memberikan
yang diperlukan
untuk anak seperti jelaskan pada orang tua
tentang cara pemberian
protein,
karbohidrat,
lemak, mineral,
vitamin, dan air
ibu dapat
memberikan
vitamin C pada
anak
Ibu dapat
memberikan
makanan
mengandung zat
besi seperti sayur,
susu.
ibu dapat memasak
sayur dengan tidak
terlalu matang.
Ibu dapat memilih
makanan yang
banyak
untuk meningkatkan BB
mengandung
makanan yang
sehat dan bergizi
seperti sayuran,
yang tepat
berikan pengertian kepada
keluarga tentang
pentingnya
Setelah
mengandung nutrisi.
Keluarga dapat
1.Anjurkan untuk
Pengetahuan
dilakukan
mengerti dan
mempertahankan pola
tindakan
komunikasi terbuka
keperawatan
diharapkan
perawat
pada keluarga
2.Diskusikan cara-cara
penyelesaian masalah
keluarga Tn.N
tetap terjaga
kemampuannya
3.Bantu keluarga mengenali
keharmonisann
ya
kebutuhan anggota
keluarga
4.Diskusikan cara
memenuhi kebutuhan
anggota keluarga tanpa
menimbulkan masalah
D. IMPLEMENTASI
No.tanggal
& waktu
21 Maret
2015, 14.30
Diagnosa
Implementasi
keperawatan
1
WIB
21 Maret
kelelahan
Memberikan penjelasan pada keluarga tentang
2015, 14.45
WIB
meningkatkan nutrisi.
Mengajarkan cara menyajikan, memilih makan
21 Maret
2015, 15.15
zat besi
1. Menganjurkan untuk mempertahankan pola
komunikasi terbuka pada keluarga
2. Mendiskusikan cara-cara penyelesaian masalah
WIB
E. EVALUASI
Tanggal &
waktu
21 Maret
No. Diagnosa
Evaluasi
Keperawatan
1
2015, 15.45
oleh perawat
WIB
21 Maret
2015, 16.15
WIB
21 Maret
P: intervensi dihentikan
S : keluarga mengatakan mengerti apa yang telah dijelaskan
2015, 17.00
oleh perawat
WIB
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Keluarga usia pertengahan merupakan salah satu tahap usia pertengahan bagi orang tua,
dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir pada saat pensiun atau
kematian salah satu pasangan. Tahap ini biasanya dimulai ketika orang tua memasuki usia
45-55 tahun dan berakhir pada saat seorang pasangan pensiun, biasanya 16-18 tahun
kemudian. Biasanya pasangan suami istri dalam usia pertengahan merupakan sebuah
keluarga inti meskipun masih berinteraksi dengan orangtua mereka yang lanjut usia dan
anggota keluarga lain dari keluarga asal mereka dan juga anggota keluarga dari hasil
perkawinan keturunannya.
Dari definisi tentang keluarga usia pertengahan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
keluarga usia pertengahan adalah keluarga yang usianya 40-60 tahun, dimulai ketika anak
terakhir meninggalkan rumah dan berakhir pada saat pensiun atau kematian salah satu
pasangan didalam keluarga.
B. SARAN
Untuk mahasiswa harus mampu memahami konsep asuhan kelurga dan asuhan
keperawatannya juga, untuk perawat harus mampu mengaplikasikan asuhan keperwatan
keluarga pada usia pertengahan.
DAFTAR PUSTAKA
Setiawati, santun. 2008. Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta : Trans info media
M. Friedman, marilyn. 1998. Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC
Suprajitno. 2004. Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC