PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Umum
Pondasi tiang adalah suatu konstruksi pondasi yang mampu menahan gaya
orthogonal ke sumbu tiang dengan cara menyerap lenturan. Pondasi tiang dibuat
menjadi satu kesatuan yang monolit dengan menyatukan pangkal tiang yang
terdapat di bawah konstruksi dengan tumpuan pondasi (K. Nakazawa, 1983).
Pondasi tiang digunakan untuk menahan bangunan bila lapisan tanah kuat
terletak sangat dalam, pondasi jenis ini dapat juga digunakan untuk mendukung
bangunan yang menahan gaya angkat ke atas, terutama pada bangunan-bangunan
tingkat yang dipengaruhi oleh gaya-gaya penggulingan akibat angin. Tiang-tiang
juga digunakan untuk mendukung bangunan dermaga. Pada bangunan ini, tiangtiang dipengaruhi oleh gaya-gaya benturan kapal dan gelombang air (H. C.
Hardiyatmo, 2002).
2.2
Macam-macam Pondasi
Pondasi adalah bagian terendah bangunan yang meneruskan beban
Pondasi dalam adalah pondasi yang meneruskan beban bangunan ketanah keras
atau batu yang terletak jauh dari permukaan, seperti:
1. Pondasi sumuran (peir foundation) yaitu pondasi yang merupakan
peralihan antara pondasi dangkal dan pondasi tiang. Digunakan bila tanah
dasar yang kuat terletak pada kedalaman yang relative dalam.
2. Pondasi tiang (tile foundation), digunakan bila tanah pondasi pada
kedalaman yang normal tidak mampu mendukung bebannya dan tanah
kerasnya terletak pada kedalaman yang sangat dalam.
2.3 Penggolongan Pondasi Tiang
Pondasi tiang dapat dibagi menjadi 2 kategori sebagai berikut:
1. Tiang tanpa perpindahan (non displacement pile), terdiri dari tiang yang
dipasang di dalam tanah dengan cara menggali atau mengebor tanah.
Termasuk dalam tiang tanpa perpindahan adalah bored pile, yaitu tiang
beton yang pengecorannya langsung di dalam lubang hasil pengeboran
tanah.
2. Tiang dengan perpindahan (displacement pile), yaitu tiang pejal atau
berlubang dengan ujung tertutup yang dipancangkan kedalam tanah
sehingga terjadi perpindahan tanah yang relative besar. Termasuk dalam
tiang perpindahan besar adalah tiang kayu, tiang beton pejal, tiang beton
prategang, tiang baja bulat (tertutup pada ujungnya).
Pondasi tiang dapat digolongkan berdasarkan kualitas materialnya, cara
pelaksanaan, pemakaian bahan-bahan dan sebagainya.
Penggolongan berdasarkan kualitas materialnya dan cara pembuatannya
diperlihatkan dalam Tabel 2.1, untuk penggolongan tiang berdasarkan cara
pemasangannya diperlihatkan dalam table 2.2.
Tabel 2.1 Macam-macam tipe pondasi berdasarkan kualitas material dan cara
pembuatan (Sosrodarsono-K. Nakazawa, 1983)
Apabila Tiang Pancang Pipa atau Kotak yang akan digunakan tersebut akan
diisi dengan Beton, maka Mutu Beton tersebut Minimum harus fc = 20 MPa
atau K-250, agar memiliki kekuatan Struktur daya dukung yang baik.
Pemukul (hammer) : Bagian ini biasanya terbuat dari baja masif/pejal yang
berfungsi sebagai palu untuk pemukul tiang pancang agar masuk ke dalam
tanah.
1.
2.
3.
Tali / kabel : Pada drop hammer kabel ini berguna untuk menarik
pemukul (hammer) ke atas sampai pada tinggi jatuh tertentu.
permukaan tanah.
Tidak dapat digunakan untuk pekerjaan dibawah air.
2. Diesel Hammer
Kelebihan diesel :
ekonomis dalam pemakaian
mudah dalam pemakaian di daerah terpencil
berfungsi dengan baik pada daerah dingin
3. Hydraulic Hammer
Cara kerja hammer ini adalah berdasarkan perbedaan tekanan pada cairan
hidrolis. Salah satu hammer tipe ini dimanfaatkan untuk memancang fondasi tiang
baja H dan fondasi lempengan baja dengan cara dicengkeram, didorong, dan
ditarik. Alat ini baik digunakan jika ada keterbatasan daerah operasi karena tiang
pancang yang dimasukan cukup pendek. Untuk memperpanjang tiang maka
dilakukan penyambungan pada ujung-ujungnya.
4. VIBRATORY PILE DRIVER
Alat ini sangat baik dimanfaatkan pada tanh lembab. Jika material dilokasi
berupa pasir kering maka pekerjaan menjadi lebih sulit karena material tidak
terpengaruh dengan adanya getaran yang dihasilkan oleh alat. Efektifitas
penggunaan alat ini tergantung pada beberapa factor yaitu amplitude, momen
eksentrisitas, frekuensi, berat bagian bergetar dan berat lain tidak bergetar.
2.7 METODE PEMANCANGAN
Pada dasarnya metode pemancangan ada 3 cara, antara lain :
1. Metode Hammer
Metode Hammer yakni dimana proses pemancang tiang pancang dengan
memberikan tekanan beban secara Dinamik pada bagian ujung tiang
dengan cara menjatuhkan beban ke tiang pancang seperti dipukul secara
berulang ulang hingga penetrasi tiang pancang sudah maksimum.
tiang akan berhenti bila tiang telah mencapai tanah keras aktual (bisa sesuai data
sondir report dan bisa juga kurang atau lebih dalam dari kedalaman sondir).
3. Metode Injeksi
Cara kerja ini prinsipnya hampir sama dengan bor pile akan tetapi setelah
pengeboran pile atau pancang di tinggal. Tidak seperti bor Pile yg cuma membuat
lubang lalu di berikan tulangan untuk dilakukan pengecoran pada tahap
berikutnya.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Berdasarkan makalah yang telah disusun ini dapat diambil beberapa kesimpulan
sebagai berikut:
1. Pondasi secara umum terbagi menjadi 2 macam yakni pondasi dangkal dan
pondasi dalam. Pemilihan jenis pondasi tergantung kondisi beban yang
dipikulnya dan juga tergantung pada jenis tanahnya. Untuk konstruksi
beban ringan dan kondisi tanah cukup baik biasanya dipakai pondasi
dangkal, tetapi untuk konstruksi beban berat biasanya pondasi dalam
adalah pilihan yang tepat.
2. Pondasi tiang dapat digolongkan berdasarkan kualitas materialnya, cara
pelaksanaan, pemakaian bahan-bahan dan sebagainya. Pemilihan pondasi
tiang
3.2 SARAN
1. Sebelum perenanaan pemilihan pondasi apa yang akan digunakan,
hendaknya perlu kita melakukan persiapan dengan memperoleh data teknis
yang lengkap.
2. Untuk mendapat hasil yang baik dalam pemancangan metode jack-in pile
adalah metode yang terbaik, akan tetapi perlu pengkondisian area yang
lebih kondusif serta mobilisasi yang sulit dalam pengoprasian alatnya.