Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
397
398
masing pihak, dan jika dimungkinkan juga dapat diberlakukan terhadap berbagai
kebijakan dan prosedur yang akan ditetapkan pemerintah.
f. Berkeadilan (equity). Pemerintahan yang baik akan memberi kesempatan yang
baik terhadap laki-laki maupun perempuan dalam upaya mereka untuk
meningkatkan dan memelihara kualitas hidupnya.
g. Efektif dan efisien (effectivieness and efficiency). Setiap proses keiatan dan
kelembagaan diarahkan untuk menghasilkan sesuatu yang benar-benar sesuai
dengan kebutuhan melalui pemanfaatan berbagai sumber-sumber yang tersedia
dengan sebaik-baiknya.
h. Akuntabilitas (accountability). Para pengambil keputusan dalam organisasi sektor
publik, swasta, dan masyarakat madani memiliki pertanggungjawaban
(akuntabilitas) kepada publik (masyarakat umum), sebagaimana halnya kepada
para pemilik kepentingan (stakeholders).
i. Visi Strategis (strategic holders). Para pemimpin dan masyarakat memiliki
perspektif yang luas dan jangka panjang tentang penyelenggaraan pemerintahan
yang baik dan pembangunan manusia, bersamaan dengan dirasakannya kebutuhan
untuk pembangunan tersebut.
Keseluruhan karakteristik atau prinsip good governance tersebut saling memperkuat dan
terkait serta tidak berdiri sendiri.
Menurut Laode Ida (2002), ciri-ciri Good Governance adalah sebagai berikut :
399
400
protection, (7) integrity, (8) participation, (9) pluralism, (10) predictability, (11) rule
of law, dan (12) transparency.
Pertanyaan yang muncul kemudian dalam implementasinya adalah bagaimana
mendekati, mengidentifikasi, mengurai, dan mengupayakan pemecahan persoalan
penegakan good governance. Menurut Lukman Hakim, ada tiga faktor determinan
pencapaian good governance, yakni lembaga atau pranata (institutions/system),
sumber daya manusia (human factor), dan budaya (cultures).
Terkait dengan tiga faktor determinan tersebut, pada subbab ini akan dibahas tentang
lembaga atau pranata, budaya dan sumber daya manusia dalam dua bagian, yaitu
struktur organisasi dalam good governance dan manajemen perubahan yang
diperlukan oleh organisasi.
1. Struktur Organisasi dalam Good Governance
Globalisasi dan perkambangan informasi akan mempercepat perubahan organisasi.
Menurut Tulis (2000), perubahan terhadap sumber daya manusia sebesar 10 persen
saja dapat mengubah struktur organisasi, selain perubahan ang disebabkan faktor
teknologi, ekonomi, politik, dan sosial.
Praktik manajemen yang lama baik menyangkut struktur organisasi, personel, dan
tugas pokok, akan menyebabkan resistensi terhadap perubahan dan menyebabkan
sulitnya melakukan restrukturisasi organisasi dalam rangka mencapai efisiensi. Dalam
rangka menghadapi perubahan yang begitu cepat, maka beberapa hal yang penting
dilakukan adalah :
a. Memelihara kesadaran yang tinggi akan urgensi
Perubahan besar dalam organisasi, baik struktur dan budaya tidak akan pernah sukses
bila organisasi tersebut cepat puas. Kesadaran tinggi akan tingkat urgensi yaitu
memahami hak yang mendesak dan menempatkannya sebagai prioritas dalam
menghadapinya, sangat membantu proses mengatasi masalah dan langkah perubahan
yang besar. Peningkatan fungsi organisasi akan menyebabkan tingginya tingkat
organisasi. Untuk memelihara urgensi tingkat tinggi maka diperlukan sistem informasi
manajemen yang menyangkut system informasi akuntansi, untuk keuangan, sistem
informasi sumber daya manusia (SDM) untuk mengukur kinerja SDM, dan sistem
informasi lain yang diperlukan oleh organisasi. Sistem informasi ini akan menjamin
kecermatan dan kejelian data, sehingga data yang digunakan untuk pengambilan
keputusan yang valid.
b. Penyusunan pranata organisasi
Misi dan tujuan setiap organisasi sektor publik adalah memuaskan para pihak yang
berkepentingan dengan pelayanan publik serta melestarikan tingkat kepuasan
masyarakat. Tanangan untuk mencapai kepuasan adalah melalui mutu pelayanan yang
prima atas pelayanan dan kepercayaan publik. Permasalahan dalam peningkatan mutu
ini pada birokrasi terkendala dengan sumber informasi yang terbatas, tingkat
pengetahuan aparat yang tidak memadai, budaya birokrasi, dan pengambilan
keputusan yang tidak efektif karena delegasi wewenang yang tidak optimal serta tidak
adanya insentif dan berkorelasi dengan sistem penggajian.
401
2. Manajemen Perubahan
Sesuai dengan pertimbangan TAP MPR RI Nomor II/MPR/1999, masalah krisis
multidimensi yang melanda negara Indonesia merupakan penghambat perwujudan
cita-cita dan tujuan nasional. Reformasi di segala bidang, diharapkan dapat menjadi
suatu langkah penyelamatan, pemulihan, pemantapan dan pengembangan
pembangunan serta penguatan kepercayaan diri
Kemampuan para pemimpin penyelenggara pemerintahan dan masyarakat yang
mengelola perubahan menjadi sangat krisis dan strategis, terutama sensitifitas dan
Bab 13 Tata Kelola Pemerintahan
Rowland B. F. Pasaribu
402
403
404
405
406
Berdasarkan ciri-ciri penting tata pemerintahan seperti diatas ada beberapa unsur atau
prinsip utama di dalam suatu tata pemerintahan, yaitu meliputi hal-hal sebagai berikut :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
407
Ada 3 [tiga] area penting untuk melacak hal ini, yaitu : pertama, pada proses pemilu.
Di dalam proses ini dapat dilihat, apakah partai mempunyai mekanisme yang jelas
mengenai system keuangan partai dan dana kampanye serta tidak mendapatkan uang
dari pihak yang potensial mempengaruhi independensi dan integritasnya; apakah
kandidat dan partai mampu mengendalikan dirinya untuk tidak menggunakan politik
uang di dalam penetapan daftar calon dan kampanye. Pendeknya, kandidat dan partai
mampu melepaskan dirinya dari issu politik uang di dalam setiap tahapan pemilu;
kedua, kandidat dan partai harus mampu menunjukan bahwa mereka mempunyai visi,
komitmen, program dan platform yang jelas di dalam pemberantasan korupsi. Mereka
juga bersedia menandatangani fakta integritas untuk tidak melakukan tindak pidana
korupsi di dalam kapsitasnya sebagai anggota legislative maupun pejabat publik;
ketiga, kandidat telah terbukti melakukan tindakan KKN ketika menjalankan
mandatnya sebagai anggota parlemen atau pejabat publik lainnya serta partai tidak
punya sikap dan program yang jelas untuk memberantas korupsi di dalam
pemerintahan terdahulu.
Berdasarkan uraian di atas, keberhasilan pemilu tidak bisa lagi diukur dari jumlah
partisipasi publik yang ikut terlibat di dalam pemilu saja atau setiap tahapan pemilu
telah di dilakukan secara tepat waktu sesuai dengan jadwal dan dilakukan secara baik,
tetapi pemilu menjadi bagian tak terpisahkan di dalam mewujudkan pembaruan tata
pemerintahan dan gerakan anti korupsi menjadi salah satu focus utama dari kandidat
dan partai. Hal ini tercermin di dalam visi, komitmen, sikap, prilaku, program dan
platform kandidat dan partai.
408