Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
LAPORAN KASUS
I.
II.
IDENTITAS PENDERITA
Nama
: IWD
Umur
: 57 tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Suku
: Bali
Agama
: Hindu
Pendidikan
: Tidak tamat SD
Status Perkawinan
: Sudah menikah
Pekerjaan
: Tidak bekerja
Alamat
Tanggal MRS
: 05 Juli 2013
Tanggal Kunjungn
: 17 Agustus 2013
ANAMNESIS
Keluhan utama : sesak nafas
a. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke IRD RSUP SANGLAH dengan keluhan sesak nafas
sejak 3 hari terakhir dan memburuk sejak 1 hari SMRS . Pasien
mengatakan sudah memiliki sesak nafas sejak lama, lebih dari 10
tahun. Sesak nafas timbul secara mendadak tanpa didahului oleh
aktivitas fisik yang berat, sesak mulanya terasa ringan, tidak pernah
hilang dan makin lama dirasakan semakin memberat. Sesak nafas
dirasakan terus-menerus sepanjang hari saat pasien menarik nafas
dalam-dalam. Sesak nafas dirasakan seperti tertekan sampai membuat
pasien merasa tidak bisa bernafas dan pasien mengeluh tidak bisa tidur.
Sesak tidak dipengaruhi oleh posisi dan juga tidak membaik dengan
perubahan posisi. Pasien juga mengeluh sesak nafas terkadang disertai
dengan bunyi ngik-ngik. Sesak nafas juga membuat pasien menjadi
lemas, sehingga mengganggu aktivitas pasien sehari-hari.
depresi sejak 7 tahun yang lalu yaitu risperidon tablet 1 kali sehari,
trihexyphenidil tablet kali sehari, dan kalxetin tablet 2 kali sehari.
Untuk penyakit jantung dan hipertensi yang dideritanya pasien
mengaku mengkonsumsi clopidogrel, captropil 3 x 12,5 mg dan asam
asetil salisilat.
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada anggota keluarga pasien yang memiliki keluhan sama seperti
pasien saat ini. Keluhan batuk dan sesak di anggota keluarga banyak
terdapat pada keluarga pasien. Riwayat asma ataupun alergi pada
keluarga juga disangkal pasien, tetapi ayah pasien dikatakan meninggal
karena sakit jantung.
e. Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien tidak bekerja selama kurang lebih 8 tahun dan mengaku
dulunya bekerja sebagai supir angkutan desa dan sempat bekerja
sebagai pembuat taji ayam. Pasien memiliki riwayat merokok dan
sudah berhenti sejak 9 tahun yang lalu. Pasien mengaku mulai
merokok sejak berumur 17 tahun dan sudah merokok kurang lebih
selama 31 tahun. Dulu pasien mengkonsumsi rokok sampai 2 bungkus
per hari. Pasien mengaku sekarang tidak pernah lagi merokok. Di
dalam lingkungan rumah dikatakan ada yang memiliki kebiasaan
merokok yaitu anak pasien namun hanya sesekali saja.
III.
PEMERIKSAAN FISIK
Status Present :
Keadaan umum : tampak sakit sedang
Kesadaran
Tekanan darah
: 120/90 mmHg
Nadi
: 88 x/ menit
RR
: 20x/mnt
Suhu badan
: 36,7 C
Tinggi badan
: 170 cm
Berat badan
: 60kg
BMI
: 20,76 kg/m2
Status general :
Mata
THT
Leher
Toraks
Toraks Depan
1. Inspeksi
Simetri toraks
Pergerakan saat napas
Denyut iktus kordis
Sela iga
: simetris
: simetris
: tak tampak
: melebar
Bentuk toraks
Kulit
Retraksi
: barrel chest
: normal
: tidak ada
2. Palpasi
Pergerakan napas
Vokal fremitus
Kulit
Otot
Tulang
: simetris
: VF Normal
: hangat
: normal
: normal
Iktus kordis
Lokalisasi
: teraba
: MCL sinistra
Luasnya
Irama
: terlokalisir
: teratur
3. Perkusi
Paru
Batas bawah kanan
Batas bawah kiri
Pergerakan
Perbandingan perkusi
Jantung
: ICS VI
Batas atas
: ICS VII
Batas kiri
: normal
Batas kanan
: hipersonor / hipersonor
: ICS II
: MCL sinistra
: PSL dekstra
4. Auskultasi
Paru
Jantung
Suara napas : vesikuler +/+
Bunyi jantung
Suara napas tambahan
Murmur
Ronkhi
: -/-, pada basal paru
Wheezing
: +/+, ekspirasi memanjang
Toraks Belakang
1. Inspeksi
Bentuk
Pergerakan
Tulang
: simetris
: simetris
: N/N
Otot
Kulit
: N/N
: N/N
2. Palpasi
Vokal fremitus
Tulang
: VF Normal
: N/N
Nyeri tekan
Otot
: -/: N/N
3. Perkusi
Batas bawah kanan
Batas bawah kiri
: Th IX
: Th IX
4. Auskultasi
Suara napas
: vesikuler +/+
Suara napas tambahan
Ronkhi
: -/Wheezing
: +/+ pada basal paru
Abdomen
Inspeksi
Auskultasi
Palpasi
Perkusi
Ekstremitas :
akral hangat
IV.
Edema
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah lengkap
Parameter
Result
Unit
WBC
14,54
103/L
Remarks
H
Reference range
4,5 11,00
Ne
89,36%
12,99
103/L
47,00 80,00
Ly
6,728%
0,97
103/L
13,0 40,0
Mo
3,737%
Eo
Ba
0,03%
0,10%
0,54
0,00
0,02
2,00 11,00
0,00 0,50
0,0 0 2,00
10 /L
10 /L
10 /L
RBC
5,163
10 /L
4,50 5,90
HGB
15,76
g/dL
12,00-16,00
HCT
49,48
36,00-46,00
MCV
95,83
Fl
80,00 100,00
MCH
30,52
Pg
26,00 34,00
MCHC
31,84
g/dL
31,00 36,00
RDW
13,23
11,60 14,90
PLT
397,60
103/L
150,0 440,0
MPV
4,898
fL
0,00 100,00
Leukositosis
Kimia Klinik
Parameter
SGOT
SGPT
BUN
Creatinine
Random
blood glucose
Result
19,80
15,10
11,00
1,05
123,00
Unit
U/L
U/L
mg/dL
mg/dL
mg/dL
Remarks
Reference range
11,00 33,00
11,00 50,00
10,00 23,00
0,50 1,20
70,00 140,00
Unit
mmHg
mmHg
mmol/L
mmol/L
mmol/L
%
Mmol/L
Mmol/L
Remarks
Reference range
7,35 7,45
35,00 45,00
80,00 100,00
22,00 26,00
24,00 30,00
-2 2
-136,00 145,00
3,50 5,10
Result
7,44
37,00
105,00
25,10
26,20
0,90
98,00
136,00
3,70
Foto Toraks PA
a. Cor : CTR 48,6%, besar dan bentuk normal
b. Pulmo
:
- Tidak tampak infiltrat
- Tampak hiperaerated pada kedua lapang paru, sela iga melebar
c. Sinur pleura kanan dan kiri tajam
d. Diafragma kanan dan kiri normal
e. Tulang-tulang tak tampak kelainan
Kesan:
1. Emphysematous lung
Elektrokardiografi
Irama
: sinus
HR
: 88 kali/menit
Axis
: normal
Gelombang P
: normal
: tidak ada
Kesimpulan
Spirometry :
V.
FVC
FEV1
1,28 (47%pred)
0,73 (32%pred)
FEV1/FVC
0,53
DIAGNOSIS KERJA
VI.
ISPA
PENATALAKSANAAN
a. Terapi
- MRS
8
BAB IV
DISKUSI HASIL KUNJUNGAN RUMAH
3.1 Daftar Permasalahan
Adapun sejumlah permasalahan yang masih menjadi kendala penderita dalam hal
menghadapi penyakitnya antara lain:
1. Pasien masih kurang paham dengan penyakitnya, gejala-gejala eksaserbasi
akut, dan penanganannya.
2. Pasien tinggal di lingkungan yang padat penduduk, dan di rumah yang padat
penghuni (8 orang) dengan ventilasi rumah yang kurang baik terutama di
kamar tempat pasien tidur.
3. Terdapat tetangga pasien yang sedang membangun rumah sehingga debu pasir
dapat beterbangan dan menjadi faktor risiko terpaparnya pasien terhadap
faktor risiko eksaserbasi.
4. Pasien memiliki anggota keluarga yang masih merokok yaitu anak pasien
sehingga walaupun pasien tidak merokok lagi namun pasien kadang-kadang
terpapar asap rokok sebagai perokok pasif.
5. Tetangga pasien juga memiliki pekerjaan sebagai tukang pembuat minyak dari
kelapa dengan bahan bakar kayu api sehingga asapnya sering terkena rumah
pasien.
3.2
Kecukupan Gizi
Nutrisi Harian Pasien
Jenis
Karbohidrat
Nasi
Roti
Mie
Lainnya
Protein
Hewani
Nabati
Sayur
Buah
Susu
Jumlah
Jadwal/hari
Jadwal/minggu
1 gelas
-
3 kali
-
21 kali
-
1 potong
2 potong
gelas
1 buah
1 gelas
2 kali
1 kali
3 kali
1 kali
1 kali
14 kali
7 kali
21 kali
3 kali
7 kali
10
Menurut pengakuan pasien, dalam sehari pasien makan tiga kali. Lauk
yang disiapkan oleh menantunya dikatakan tidak selalu sama, namun dapat
dibuat gambaran umum menu untuk masing-masing jadwal makan sebagai
berikut:
-
Sarapan
Makan siang
Makan malam
Pasien sesekali makan buah diantara waktu makan besar, tergantung dari
ketersediaan buah tersebut. Buah-buahan yang sering dikonsumsi pasien
seperti pisang.
11
Distribusi Makanan
Jumlah kalori per hari pasien ini dibagi dalam 3 porsi makan utama dan 2
porsi makanan selingan, yaitu:
a. Makan pagi
: 20% x 1500 kalori = 300 kalori
b. Makan siang
: 30% x 1500 kalori = 450 kalori
c. Makan malam : 25% x 1500 kalori = 375 kalori
d. Asupan di sela makan pagi dan siang : 15% x 1500 = 225 kalori
e. Asupan di sela makan siang dan malam : 10% x 1500 = 150 kalori
Distribusi makanan berdasarkan komponen makanan adalah:
Waktu
Total
makan
Makan Pagi
Makan Siang
Makan Malam
Selingan 1
Selingan 2
300 kalori
450 kalori
375 kalori
225 kalori
150 kalori
Karbohidrat
Protein
Lemak
(50% x kalori)
150 kalori
225 kalori
187,5 kalori
(20% x kalori)
60 kalori
90 kalori
75 kalori
(30% x kalori)
90 kalori
135 kalori
112,5 kalori
Waktu
Makan
Makan Pagi
Karbohidrat
Protein
Lemak
Telur ayam 1 butir
Telur bebek asin 1
12
potong sedang
Teri kering 1 sdm
Putih telur ayam 2
btr
Protein Nabati
Kacang hijau 1,5
sdm
Kacang tanah 1,5
sdm
Tahu 0,5 potong
besar
Tempe 1,5 potong
sedang
butir
Hati ayam 1 buah
sedang
Bebek potong
sedang
Daging ayam
dengan kulit
ptng sedang
Selingan 1
Selingan 2
Makan
Malam
Protein Nabati
Kacang hijau 2,5
sdm
Kacang tanah 2,5
sdm
Tahu 1,5 potong
besar
Tempe 3 potong
sedang
Biskuit 4 buah besar
1 potong besar pepaya
Roti putih 3 sisir
+ 2 buah jeruk
Singkong 1,5 potong
buah mangga besar
Nasi putih 1 gelas Protein hewani
Telur ayam 1,5
Roti tawar 4 iris
Ayam tanpa kulit
butir
Mi basah 2,5 gelas 1,5 potong sedang
Telur bebek asin
Teri kering 1,5 sdm 1,5 butir
+
Pepaya potong
Putih telur ayam 3
Hati ayam 1,5
besar
btr
buah sedang
Jeruk manis 1
Bebek 3/4 potong
buah
Protein Nabati
sedang
Kacang hijau 2sdm Daging ayam
Kacang tanah 2
dengan kulit 3/4
13
sdm
Tahu 1 potong besar
Tempe 2 potong
sedang
b.
ptng sedang
c.
Lingkungan
Saat ini pasien tinggal bersama istri, 3 orang anak perempuan, 2 orang anak
laki-laki dan 1 orang cucu perempuan. Pasien beserta anak-anaknya tinggal di
1 bangunan yang sama. Pasien tinggal di rumah dengan luas bangunan dan
pekarangan sekitar 2,5 are. Rumah pasien berhimpitan dengan rumah-rumah
di sekitarnya. Keadaan rumah pasien tergolong kurang layak untuk dihuni.
Lantai rumah pasien terbuat dari semen dan beratapkan genteng. Tempat
tinggal pasien terdiri dari 4 kamar yang terpisah, 1 buah dapur, 1 ruangan
keluarga, 1 toilet, terdapat sumur dan padmasana. Kamar tidur pasien
berukuran 4 x 2,5 m2. Kamar tidur pasien tertutup dan tidak memiliki
ventilasi sehingga cahaya matahari tidak dapat masuk ke kamar pasien.
Kamar pasien juga dekat dengan dapur. Kadang-kadang keluarga pasien
meletakkan dupa di dalam kamar saat sembahyang dan pada saat yang
bersamaan pasien sedang menonton televisi atau sedang beristirahat bersama
14
cucunya. Kamar Sumber air minum dan air MCK untuk keluarga pasien
adalah dari air PDAM. Di rumah tersebut, terdapat 1 dapur dengan 2 kompor.
Lingkungan Biologis
Dalam lingkungan biologis/keluarga pasien tidak ada yang mengeluhkan
hal serupa seperti dialami pasien. Kondisi imun pasien sangat penting dalam
timbulnya kekambuhan pada penyakit pasien. Lingkungan yang kurang
mendukung serta kecukupan gizi yang tidak sesuai diduga menjadi faktor
penting kambuhnya penyakit pasien.
Kondisi rumah pasien dimana ventilasinya kurang memadai tidak
mendukung untuk perbaikan kondisi kesehatan pasien. Selain itu, rendahnya
aliran udara di dalam rumah pasien akibat minimnya ventilasi meningkatkan
risiko penyebaran penyakit menular yang bersifat airborne di kalangan
anggota keluarga menjadi lebih mudah.
Kecukupan gizi pasien masih tergolong dalam kondisi gizi sedang. Namun
demikian pola makan pasien tetap perlu diperhatikan sesuai dengan ketentuan
diet yang tepat bagi penderita PPOK, yaitu diet dengan rendah karbohidrat.
b.
15
eksaserbasi.
Jika terjadi gejala eksaserbasi akut yang telah dijelaskan tersebut,
langkah awal yang dapat dilakukan pasien adalah menggunakan inhaler
terbutaline/salbutamol yang sudah tersedia dirumah pasien dan cepat
menuju ke pusat pelayanan kesehatan terdekat jika kondisi pasien
memburuk.
b. Ventilasi udara di rumah pasien perlu dimaksimalkan penggunaannya, agar
udara bersih dapat masuk dengan lebih efektif.
KIE yang diberikan:
- ventilasi yang tidak efektif tidak hanya menimbulkan rasa tidak nyaman
bagi anggota keluarga namun juga meningkatkan risiko kambuhnya
penyakit pada pasien.
16
jendela-jendela kamar perlu lebih sering dibuka terutama pada pagi hari
tubuhnya menurun.
d. Mengikuti pola makan yang baik dengan gizi seimbang sesuai dengan pola
yang telah dianjurkan.
KIE yang diberikan:
- Karbohidrat merupakan sumber tenaga yang baik dan utama bagi tubuh,
namun pasien dengan PPOK perlu membatasi asupan karbohidrat karena
-
yang dianjurkan.
e. Melakukan kontrol ke poli interna RSUP Sanglah secara teratur serta rajin
dan terbuka dalam melaporkan perkembangan kondisi tubuhnya serta
penyakitnya kepada dokter.
KIE yang diberikan:
- Datang ke poliklinik RSUP Sanglah untuk kontrol obat secara teratur dan
-
17
kehidupan sosialnya.
Kepada anggota keluarga yang lain supaya senantiasa mendukung pasien
dalam mencapai kesembuhan dan mencegah kekambuhan penyakitnya,
serta melakukan tindakan nyata yang dapat mencegah kekambuhan
tersebut (seperti menjaga kebersihan rumah, tidak merokok di dalam
rumah dan sekitar pasien)
18
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi ke-4. Jilid II. 2006. Hal: 984-5
Kanervisto M, dkk. COPD, Chronic Bronchitis, and Capacity for Day-today Activities: Negative Impact of Illness on the Health-related Quality of
3.
4.
133: 517-527
Roche N, dkk. Beyond Corticosteroids: Future Prospects in the Management
5.
Sumur
Sanggah
19
Kamar Anak
Dapur
Kamar Pasien
Toilet
Kamar Anak
Ruang Keluarga
Kamar Anak
Pintu
Masuk
Teras
HALAMAN DEPAN
Pintu Masuk
JALAN
FOTO KUNJUNGAN
20
21