Integrated system
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar belakang
Dalam era perkembangan teknologi sekarang ini akan mempengaruhi
Page
hidran sebagai sistem proteksi aktif. Oleh karena itu berbagai langkah dan upaya
penanggulangan bahaya kebakaran merupakan hal yang penting diterapkan dan
dilaksanakan guna mencegah terjadinya bahaya kebakaran. Pada umumnya
kebakaran terjadinya diawali dengan api yang kecil. Bila sejak dini dapat
diatasi/dipadamkan, maka kebakaran yang dapat menimbulkan berbagai macam
kerugian dapat dihindarkan, misalnya dengan pemasangan Fire Integrated System
pada gedung.
I.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tentang perancangan integrated system di atas,
maka umusan masalah pada tugas pencegahan dan penanggulangan kebakaran ini
adalah :
1. Bagaimana merencanakan integrated system untuk pencegahan kebakaran
pada suatu bangunan?
2. Bagaimana memahami teori tentang sistem perencanaan integrated system
dan tata cara pemasangannya ?
I.3. Tujuan
Maksud dan tujuan pada makalah ini adalah :
1. Mampu merencanakan sistem integrated system untuk pencegahan
kebakaran pada bangunan kejaksaan tinggi negeri surabaya.
2. Dapat memahami teori tentang sistem perencanaan integrated system dan
tata cara kerja alat tersebut integrated system pada gedung kejaksaan
tinggi negeri surabaya.
1.4. Manfaat
Pada tugas perencanaan dan penanggulangan kebakaran ini memiliki
manfaat, di antaranya,
A. Bagi Mahasiswa :
1. untuk mengembangkan ilmu mengenai kebakaran khususnya merancang
sistem pemadam otomatis.
Page
2.
dapat
mengembangkan
teori
dengan
langsung
membuat
sistem
BAB II
Page
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Integrated System
Integrated System adalah suatu sistem yang terdiri dari sistem deteksi,
sistem alarm, dan sistem pemadam secara otomatis. Sistem tersebut digabung
atau diintegrasikan menjadi 1 sistem secara utuh. Aplikasi dari sistem
tersebuta dibagi menjadi dua metode yakni, Total Floading System dan Local
Protection System.
a. Total floading system adalah sistem yang didesign bekerja serentak
memancarkan media pemadam memalui seluruh nozzle kedalam ruangan
dengan konsentrasi tertentu.
b. Lokal protection system adalah sistem pemadam yang didesign dengan
mengarahkan pancaran pada objek yang dilindungi.
Komponen integrated sistem adalah sistem deteksi, kontrol panel alarm,
storage system, media pemadam, dan sistem distribusi yang terdiri dari
perpipaan, katup, dan nozzle yang dipilih berdasarkan tekanannya.
Media pemadam hendaknya mempertimbangkan hal-hal berikut, yaitu :
1. Efektifitasnya
2. Pengaruh fisik terahadap material yang dilindungi, merusak atau
tidak merusak
3. Pengaruh kimia terhadap barang yang dilindungi
4. Pengaruh kadar racun dan perusakan terhadap lingkungan
5. Bentuk bangunan
(depnakertrans RI, 2000)
Detektor
Panel kontrol
Alarm I
Panel Pemadam
Alarm II
Katup pemadam
Budi Handoyo (6509040047)
Storage Tank
Discharge Nozzle
Page
Page
tidak.
Pengaruh kimia terhadap bahan dan peralatan yang dilindungi.
Pengaruh kadar racun dan perusakan terhadap lingkungan.
Bentuk bangunan
6. Sistem distribusi yang terdiri pemipaan, katup-katup dan nozle-nozle
yang dipilih berdasarkan tekanannya.
II.2. Jenis Instalasi Pemadam Kebakaran Otomatik Integrated Sistem
Pada dasarnya bahan yang bersifat non flammable dapat digunakan
sebagai media pemadam. Secara spesifik media pemadam dibagi menjadi 3
jenis yaitu cair, gas dan padat.
II.4.1. Media Pemadam Jenis CO2
Karbondioksidaadalah
gas
elektriknonconductivegas
untuk
mediamemadamkan
beratdaripada
yangberwarna,
tidak
berbau,
yanglembamyang
api.
Gas
cocok
karbondioksida1,5kali
udara.Karbondioksidamemadamkan
lebih
apidengan
instalasi listrik
Bersifat mendinginkan dan mengisolasi / memisahkan dengan udara
bebas.
CO2 dapat memasuki celah-celah sempit / pori-pori hingga mampu
Page
Page
Gambar 2.4.
Pada Klem
Valve
Valve Actuator
(Sumber
: Ginting,
2010)
b. Starter
elektrik
Solenoid
yang
mendapat
isyarat
yaitu
dari
kompnen
panel
Page
Gambar 2.6. Actuator (Safety & Reset Pin, Solenoid Actuator, dll)
(Sumber : Ginting, 2010)
e. Box operasi yang terpasang di tembok beserta pengaman dan lampu yang
menyala sebagai tanda adanya arus listrik atau baterei dan lampu
penyemprotan CO2 yang sedang berlangsung. Di dalamnya terdapat
tombol tekan starter manual dan tombol tekan stop yang berfungsi untuk
menghentikan sistem secara darurat bila ada alarm yang salah dalam 20
detik.
f. Lampu Tanda Bahaya yaitu berupa sensor yang dipasang diatas pintu
ruangan yang diberi pengamanan bila sistem CO 2 bekerja lampu akan
menyala sehingga orang orang di luar akan mengetahui dan tidak
memasuki ruangan tersebut.
Page
h. Sumber tenaga listrik darurat yang berfungsi bilamana ada listrik mati ,
maka sumber tenaga akan langsung berganti secara otomatik ke sumber
listrik baterei yang senantiasa siaga penuh karena dilengkapi sistem
pengisian (charging) otomatis, dan bila sumber listrik hidup lagi, maka
secara otomatis akan kembali ke sumber listrik, hal ini dikerjakan dengan
sistem solenoid.
i. Pipa-pipa dan sambungan jenis galvanized steel sch 80, sambungan
sambungan dari carbon steel forings dan pipa tembaga.
Page
Gambar 2.9. Pipa Manifold Yang menggunakan Flexible Loop & Pilot
Loop
(Sumber : Ginting, 2010)
j. Kran pemilih yang bergungsi untuk membagi arah aliran isi media
pemadam CO2 apabila sistem pemadaman dipergunakan untuk lebih dari 1
ruangan yang diberi pengamanan. Peralatan ini bekerja secara otomatik
maupun manual.
Page
k. Switch tekanan yang aktif secara otomatis jika tekanan dalam pipa
melebihi 1,1 kg/m2 sewaktu gas CO2 dipancarkan dan switch akan
menyalakan tanda lampu bahaya pada ruangan yang terbakar. Alat ini
dilengkapi tombol tekan untuk meriset kembali.
Perhitungan
Tidak
Kurang Dari
(Kg)
0
4,5
15,1
45,1
113,5
1135
Page
Gambar 2.12.
Convertion
Factor CO2
(Sumber : Ginting, 2010)
Keadaan Khusus
Penambahan jumlah CO2 harus diadakan untuk mengadakan
kompensaasi terhadap keadaan khusus yang berpengaruh terhadap
efisiensi pemadaman. Contohnya, lubang yang tidak dapat ditutup
harus diberikan kompensasi dengan jumlah CO2 yang diperkirakan
akan hilang terbuang selama waktu 1 menit. Untuk saluran ventilasi
Page
yang tidak dapat ditutup jumlah CO2 harus ditambahkan untuk isi,
ruangan ducting.
CO2 untuk pemadaman api sekam
Faktor Isi
Faktor pembanjiran adalah dijabarkan sesuai dengan hasil hasil
percobaan, seperti tabel di bawah ini, untuk ruangan, kamar, dan
gudang-gudang.
Tabel 2.3. Faktor Pembanjiran CO2 untuk bahaya Khusus
Konsentras
Faktor Lubang
Bahaya
Faktor Isi
i Design
Terbuka
(Kg CO2/m3)
Khusus
(%)
(Kg/CO2/m2)
Listrik-listrik
dengan
bahaya isolasi
50
1,33
10,0
50
1,60
10,0
65
2,0
15,0
75
2,66
20,0
listrik > 90
Kg
Kabel-kabel
listrik
untuk
mesin listrik
kecil < 50,60
m2
Gulungan
kertas plastik,
tekstil, dsb
Gudang woll,
tumpukan
penyedot
debu,
karet,
dsb
(Sumber : Depnaker, 2000)
Keadaan Khusus
Page
khusus
yang
mungkin
mempengaruhi
efektifitas
6
Kapasitas
3/8
1
1
(Kg/menit
mm
300,
)
5,0
17,0
40,0
85,0 155,0
0
(Sumber : Depnaker, 2000)
Page
Page
Page
200C
temperaturnya.
Teori Pemadaman
Halon 1301 melakukan proses pemadaman secara kimiawi diman unsur
halogen bereaksi dengan unsur-unsur yang menghasilkan pembakaran
yang menimbulkan kebakaran hebat. Reaksi ini menghentikan
pembakaran hingga api padam.
Teori ini berdasarkan proses radikal bebas, dimana radikal bromine
yang pertama dihasilkan dari uraian haloon 1301 bila terkena panas.
C Br F2 > C F2 + Br
Radikal Br bereaksi dalam bahan bakar menjadi hidrogen bromine
R H + Br > R + H Br
Hidrogen Brominne yang berbentuk kemudian bereaksi dengan radikal
hidrogen yang masih aktif.
H Br + OH > H2O + Br
Radikal bromine kemudian dapat mengulang lagi reaksi dengan
mengurangi jumlah radikal yang aktif dari bahan bakar dan api.
Page
rendah.
Rumus Kimia
CBrF3
Berat Molekul
148,9
0
Titik Didih
- 57,8 C
Titik Beku
- 168,00C
Temperatur Kritis
67,00C
Tekanan Kritis
39,6 kg/cm
Berat Jenis, cairang, uap kenyang 1574 kg/m3
Panas Penguapan Pada Titik Didih11,1 X 104 J/Kg
Sifat Keracunan
Dalam keadaan tidak terurai haloon 1301 mempunyai ambang
keselamatan sebagai berikut :
Konsentrasi Dalam Isi
Lama Ketahanan Manusia
7% atau Kurang
5 menit
7 10 %
1 menit
Karena kebakaran biasanya dapat cepat dipadamkan pada konsentrasi
kurang dari 7%, uap dan gas yang tertinggal tidak berbahaya atau hanya
sedikit saja bahayanya. Seseorang biasanya masih tahan untuk
menghirup udara ini dalam waktu 5 menit tanpa berpengaruh ada
kesehatannya.
Akan tetapi, bahan-bahan yang terbakar mengeluarkan zat yang dapat
Page
Gas Phosgene yang dihasilkan BCF tidak terdapat pada haloon 1301,
karena tidak adanya unsur chlorine. Gas-gas ini bila terlalu lama dihisap
akan berbahaya.
Cara-cara pemadaman
Cara pemadaman dengan gas halon 1301 ada 2 macam yaitu :
1. Pembanjiran secara total
Dalam hal ini, gas dipancarkan keseluruh ruangan yang terbakar
yang dikelilingi tembok-tembok, lantai dasar dan plafon atau atap,
dengan disertai dengan penutupan secara automatic, pintu-pintu,
cendela-cendela, lubang-lubang, A/C dan lainnya.
Cara ini dapat dipergunakan 2 hal :
1) Kebakaran dipermukaan
Kebakaran ini meliputi kebakran benda cair, serta benda-benda
padat yang keras dan besar.penggunaan sistem pemadaman
halon 1301, harus secara tepat dalam waktu 30 detik, bahan ini
sudah harus digunakan.
2) Kebakaran dalam atau sekam
Kebakaran dalam ini terjadi misalnya ditumpukan-tumpukan
buku, kertas-kertas, textil dan lainnya.
2. Pemadaman setempat
Dalam hal ini diartikan pancaran halon 1301 hanya ditujukan pada
tempat-tempat
yang
diperkirakan
akan
terbakar.
Hal
ini
terlalu
besaruntuk
diberikan
pengamanan
secara
keseluruhan.
Pemadaman setempat dibagi menjadi 2 sistem tergantung dari
bentuk dan bahan yang diberikan sistem pengamanan.
1) Metode luas permukaan
Dalam hal ini diperhitungkan luas permukaan bahan yang
terbakar
Page
2) Metode isi
Unutk api 3 dimensi, maka jumlah halon 1301 yang diperlukan
untuk pemadaman tergantung dari isi benda yang diberi
pengamanan.
Page
Komponen Sistem
Sistem instalasi busa otomatik menggunakan komponen-komponen
1.
2.
3.
4.
5.
6.
sebagai berikut :
Sistem Deteksi
Panel kontrol Alarm
Pompa Kebakaran
Sumber Air
Enduktor Proportioner
Pembangkit Busa
Deteksi
Panel Alarm
Pompa
Alarm
Enductor Proportioner
Sumber Air
Pemancar Busa
Cairan Busa
Page
untuk
menjadi busa.
Standar Instalasi Foam Integrated System :
Page
Busa Yang
Bangunan
Pemadam Busa
Dikeluarkan per-m2
Ruangan Untuk
bengkel dan Parkir
Kendaraan
Ruangan Yang
Berisi Bahan Mudah
Terbakar, kayu dan
karet
Protein Foam
Synthetic Surface
Active Agent
Hydrogenous Foam
Prootein Foam
Synthetic Surface
Active Agent
Hydrogenous Foam
luas lantai
6,5 liter/m2
8,0 liter/m2
3,7 liter/m2
6,5 liter/m2
6,5 liter/m2
6,5 liter/m2
Page
250 kali
Busa Type II dengan
pengembangan 250
500 kali
Busa Type III dengan
pengembangan 500
1000 kali
Type II
Type II
Type III
Type II
Type II
Type III
Type II
karet
Ruangan berisi bahan
spesial yang mudah
terbakar
(Sumber : Depnaker, 2000)
2. Pemancar busa harus dipasang satu atau dua buah pada tiap-tiap
lantai, dengan luas 500 m2.
3. Pemancar busa harus dipasang lebih tinggi dari ketinggian
barang yang diamankan.
4. Bila ada kemungkinan api menjalar dari sasaran yang satu le
sasaran lain, maka pemancar harus dipasang dengan tujuan
Page
Page
150
200
300
0
175
0
170
0
178
0
102
0
122
0
140
8
163
0
100
5
152
3
130
362
512
512
618
874
874
874
100
100
124
126
126
90
163
223
340
502
607
758
80
140
200
300
450
550
700
900
AB
AB
AB
AB
AB
AB
AB
AB
0
AB
118
170
195
280
470
520
600
810
700
760
Berat
Botol
(kg)
135
0
Page
Jarak antar tankiserbuk kimmia kering, dengan nozzle tidak lebih dari
100 meter.
Tabel 2.8. Ukuran Pipa Pemadaman Dry Chemical Powder
Jumlah Aliran
Ukuran Pipa
Dalam Serbuk
Mm
Inch
(Kg/detik)
15 A
20 A
25 A
32 A
40 A
50 A
65 A
80 A
90 A
100 A
125 A
150 A
1/2
0,56 1.07
3/4
1
1 1/4
1 1/2
2
2 1/2
3
3 1/2
4
5
6
1,07 2,02
1,82 3,45
3,15 6,05
4,40 8,40
7,40 14,00
12,80 24,00
18,50 35,00
25,50 48,20
32,80 63,00
52,80 100,00
76,50 145,00
BAB III
METODOLOGI PERANCANGAN
II.1. Metodologi Perancangan
MULAI
RUMUSAN MASALAH
Budi Handoyo (6509040047)
Page
PENGUMPULAN DATA
DATA PRIMER
1. Dokumentasi
Bangunan
2. Hasil Wawancara
DATA SEKUNDER
1. Denah Bangunan
STUDI LITERATUR
1. PERMEN
02/MEN/1983.
2. NFPA 11, 11A, 12,
12A, 16, 17, 25, dan
2001.
PERANCANGAN INTEGRATED
SYSTEM
1. Penentuan Jenis Klasifikasi
Bangunan
2. Pengukuran Luas Bangunan
3. Estimasi Biaya
AKHIR
Gambar 3.1. Flowchart Metodologi Perancangan
Page
Page
BAB IV
PERANCANGAN INTEGRATED SYSTEM
4.1
Uraian Perancangan
Berdasarkan identifikasi lapangan dan studi literatur yang telah
dilakukan, didapatkan hasil bahwa untuk peletakan komponen integrated
systemdilakukan pada ruangan tertentu yaitu dispesifikasikan pada
ruangan yang mempunyai resiko kebakaran yang lebih besar dan
Page
Lantai
Ruangan yang
.
1.
tersedia
Lantai 1
1. Ruang rapat,
Luas
(m2)
Jenis Kebakaran
870
hall,
2. Ruang sub sie
staff
3. Ruang staff
4. Ruang pengkaji
5. Rruang
6.
sekretaris
Ruang asisten
intel
7. Pantry
8. Toilet
9. Ruang tunggu
10. Ruang sandi
11. Ruang staff
2.
Lantai 2
fungsional
12. Lift,
13. Tangga darurat.
1. Ruang rapat
2. Ruang sub bag
870
kamdal
3. Pantry
4. Toilet
5. Ruang tunggu
6. Lift
7. Tangga darurat
8. Ruang tunggu,
9. Ruang kajati,
ajudan dan
sekretaris,
10. Musholla
11. Ruang wakajati
dan sekretaris
Page
3.
Lantai 3
870
870
berkas
Ruang
komputer
3. Ruang staff
4. Ruang pengkaji
5. Ruang
sekretaris
6. Toilet
7. Pantry
8. Ruang rapat
dan
pemeriksaan
9. Tangga darurat
10. Lift
11. Ruang sub sie
12. Ruang staff
13. Ruang sie
14. Ruang staff
4.
Lantai 4
fungsional
15. Ruang tunggu,
16. Ruang asisten
1. Ruang arsip
2.
3.
4.
5.
berkas
Ruang komputer
Ruang staff
Ruang pengkaji,
Ruang
sekretaris,
6. Toilet
7. Pantry
8. Ruang rapat dan
pemeriksaan,
9. Tangga darurat
10. Lift
11. Ruang sub sie
12. Ruang staff
13. Ruang sie
14. Ruang staff
Page
5.
Lantai 5
fungsional,
15. Ruang tunggu,
16. Ruang asisten
1. Pantry
2. Tangga darurat
3. Ruang asisten
4. Ruang
870
870
sekretaris
5. Ruang
6.
7.
8.
komputer
Ruang pengkaji
Ruang sub bag
Ruang rapat &
pemeriksaan, ur
9.
sub bag
Ruang
perpusatakaan,
10. Ruang ka ur
mutasi
11. Ruang
bendahara
12. Ruang sub bag
kepegawaian,
staff
13. Ruang dosier
6.
Lantai 6
kepegawaian
1. Toilet
2. Pantry
3. Tangga darurat
4. Lift
5. Ruang sie
6. Ruang staff
7. Ruang
sekretaris
8. Ruang asisten
9. Ruang ur sub
bag
10. Ruang rapat
11. Ruang
pemeriksa
12. Ruang staff
Page
pemeriksa
7.
Lantai 7
1.
2.
3.
4.
Pantry
Toilet
Tangga darurat
Ruang
870
870
sekretaris
5. Ruang asisten
6. Ruang rapat &
pemeriksaan
7. Ruang staff
8. Ruang tunggu
9. Ruang sub sie
10. Ruang
komputer
11. Ruang sie
12. Ruang staff
8.
Lantai 8
1.
2.
3.
4.
5.
fungsional
Pantry
Tangga darurat
Mushola
Lift
Ruang
Pertemuan 1
6. Ruang
Pertemuan 2
7. Ruang
Pertemuan 3
8. Ruang Rehat
9. Ruang Kontrol
(Hasil Pengamatan,2011)
Tidak semua ruangan pada tiap lantai akan menggunakan sistem instalasi
integrated sistem, hal itu berdasarkan pertimbangan tentang isi ruangan yang akan
di cover. Penggunaan media pemadaman integrated sistem hanya untuk ruangan
yang tidak dapat di cover oleh media pemadam air milik springkler (selain kelas
A).Sesuai dengan kondisi ruangan di ruang Kejaksaan Tinggi Negeri Surabaya,
maka ruangan yang perlu menggunakan media pemadam integrated sistem pada
lantai dasar adalah ruang pantry (kelas B dan C), ruang komputer (kelas C), ruang
arsip bekas.
Budi Handoyo (6509040047)
Page
No
1
Nama Ruangan
Ruang komputer
Jumlah
2
Panjang (m)
6,31
Lebar (m)
2,86
Luas (m2)
18
Page
HazardVolume
Kebutu h anCO 2=
72,18 m
0,62 m / Kg .Co 2
116,4 Kg .Co 2
Konsentrasi CO2 = 50% Convertion Factor = 1,6
TotalKebutu h anC O2= Kebutu h anC O2 . ConvertionFactor
116,4 Kg .C O2 .1,6
186,24 Kg. C O 2
Peralatan dalam integrated system :
Jumlah Tabung CO2
Jumla h TabungCO 2=
TotalKebutu h anC O2
KapasitasTabungC O 2
186,24 Kg . C O2
45,5 Kg
4=4 tabung
Page
1,4 .7 menit
2
Kg .C O
19
Menit
Dischage Release
DR=
k
MFR
181,45 Kg
Kg. C O 2
19
Menit
9,55 menit
Jumlah Noozle
MFR
MaksimumFlowRateCO 2(1 atm)
19 Kg. CO 2/ Menit
Jumla h Nozzle=
6,31
m
2,86
m
Nozzle
Gambar 4.1 ruang komputer
(sumber : denah Kejati, autocad 2007)
Page
Page
Sistem perpipaan
Flow rate karbondioksida = 19 Kg/min
Jenis pipa = Galvanized steel (ASTM A 53)
Nominal pipa = in schedule number 40
Diameter luar pipa = 26.67 mm
Diameter dalam = 23.8 mm
Panjang pipa tegak = 5,33 m
Panjang pipa utama = 3,15 m
Sambungan Perpipaan
Elbow 900 in
o Dimensi
A= 1 5/16 in B = in
C= 9/16 in D = 11/2 in
Cross in
o Dimensi
A= 1 1/2 in C = in
B = 9/16 in D = 1 5/16 in
Tee in
o Dimensi
A = 1 5/16 in B = in E = 1 in
C = 9/16 in D = 1 in
Cap in
o Dimensi
A= 1 in B = 9/16 in
Page
4 2
5,58 .1 0 m
2,18 m/s
Kekasaran relatif ( galvanized iron =0.15 mm)
f=
D
3
0,15 X 1 0 m
0,02667 m
5,62 X 1 03
Kecepatan rata - rata berat karbondioksdia
G= . A . V
19.77 .5,58 .1 04 . 2,18
2,4 .1 02 kN/s
Page
G2 R T
L
P1
[f +2 ln
]
2
D
P2
gA
2,4 .1 03 kN /s 2
.(19,3 m/ K )(294 K )
(5171 kPa)2P22 =
P2 = 7046kPa
Jadi Penurunan tekanan karbondioksida sampai nozzle terjauh adalah :
P1P2=7046 kPa5171 kPa
1875 kPa
18,75
BAB V
ESTIMASI BIAYA
V.1. Biaya Media Pemadam CO2
Berdasarkan perhitungan total kebutuhan CO2yang dilakukandibutuhkan
288,97 KgCO2per ruangan dikalikan dengan 3 lantai ruang komputer yang
akan diproteksi. Jadi total kebutuhan CO 2yang diperlukan yakni 866,91
KgCO2.
Dengan
mempertimbangkan
kondisi
teknis,
maka
perlu
Page
http://www.docstoc.com/docs/JUALDANISIULANG--ALAT-
Berdasarkan
refensi
yang
diperoleh
(http://abadimetalutama.indonetwork.co.id/2926484/pipa-pipe.htm)
pada
harga
Page
: Rp. 25.140.000,-
: Rp. 105.000.000,-
Biaya Perpipaan
: Rp. 3.270.000,-
Biaya Nozzle
: Rp. 2.940.000,-
Biaya Operasional
: Rp.
: Rp. 141.350.000,-
5.000.000,-
Page
BAB 6
PENUTUP
6.1. Kesimpulan
Dari perancangan tugas perencanaan sistem pencegahan dan
penanggulangan kebakaran tentang instalasi integrated sistem pada
gedung Kejaksaan Tinggi Negeri Surabaya, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Instalasipemadam kebakaran integrated sistem bekerja secara
otomatik yang diaktifkan oleh
yangdapat
dipadamkan
secara
efektif
dengan
Page
Page
DAFTAR PUSTAKA
PEMADAM-API.
Diunduh
Page