DALAM
KEHAMILAN
BATASAN
Infeksi yang disebabkan oleh Parasit
Toxoplasma,
Other
;
Sifilis
&
Varicella,
Rubella
dan
Cytomegalovirus
TOXOPLASMA
Infeksi
Lanjutan .
Trofozoit
Disebut juga takizoit/ endozoit. Merupakan
stadium vegetatif dan proliferatif. Apabila
ookista termakan oleh binatang/ manusia,
maka kemudian menjadi bentuk trofozoit
yang
sangat
infektif.
Trofozoit
memperbanyak diri dengan cara aseksual
(pembelahan) parasitemia & menyerang
berbagai organ.
Lanjutan .
Kista
PATOGENESIS
Invasi Toxoplasma gondii biasanya terjadi/
dimulai di usus.
Ookista/ kista yang tertelan tidak akan
menimbulkan reaksi/ kerusakan yang
berarti dalam usus, karena kerusakan
yang ditimbulkan pada sel epitel usus
halus & makrofag belum cukup untuk
menimbulkan gejala yang berarti.
Parasit akan berkembang biak dalam sel
merusak sel tersebut merusak sel
lain di sekitarnya.
Lanjutan .
Kerusakan jaringan oleh parasit dapat
dihentikan oleh sistem kekebalan, namun
bila respon imun tidak bekerja dengan baik
kerusakan terus berlanjut.
Proses kerusakan sel akan berhenti bila zat
anti sudah cukup terbentuk parasit akan
mati/ berubah menjadi kista.
Kista
dapat ditemukan dalam berbagai
jaringan tubuh dan dapat bertahan seumur
hidup. Selanjutnya kista ini dapat pecah dan
takizoit yg dilepaskan akan berkembang biak
lagi serta menghancurkan sel lain yang
terkena.
Lanjutan .
Jaringan tubuh yang sering menunjukan
reaksi/ kerusakan adalah kelenjar getah
bening, pru, otak, otot skelet, mata dan
plasenta.
Infeksi pranatal terjadi melalui plasenta.
Janin belum dapat membentuk zat anti Ig G,
tapi mendapatkannya dari ibunya secara
pasif.
Beratnya
lesi tergantung dari virulensi
toxoplasma, jumlah parasit, umur kehamilan
dan maturitas sistem imun janin tersebut.
Lanjutan .
Lanjutan .
Infeksi Kongenital
- Bila infeksi terjadi pada ibu hamil
trimester I abortus/ lahir mati.
Kelainan kongenital yg dapat
ditemukan
berupa Tetrad Sabin :
hydrosefalus
interna, korioretinitis,
konvulsi dan
kalsifikasi serebral
- Dengan demikian dapat terjadi gejala
mikrosefalus, retardasi mental,
paralisis
spantis, gangguan penglihatan, ketulian dan
gangguan psikomotor
Lanjutan .
Toxoplasmosis Okuler
- Korioretinitis adalah gambaran
klinik
pada 30% penderita
toxoplasmosis.
Manifestasi dapat
berupa penglihatan
kabur, skotoma, fotopobia & sakit mata.
- Bila daerah makula terkena dapat terjadi
kehilangan penglihatan sentral
dan
nistagmus. Bila terkena otot-otot ekstra
okuler, dapat terjadi gangguan
konvergensi &
strabismus
- Pada pemeriksaan mata dapat ditemukan
proses inflamasi yang menetap sebagai lesi
nekrotik fokal di retina
Lanjutan .
Infeksi
Lanjutan .
Skrining
Pemeriksaan serologis
PENATALAKSANAAN
Pencegahan :
- Pencegahan infeksi pada ibu hamil :
daging yg dimakan harus dimasak/
dipanasi > 66C, Jangan menyentuh
selaput lendir mulut/ mata setelah
memegang daging mentah sebelum
mencuci tangan, bersihkan alat-alat
dapur
yang terkena daging mentah, cuci
buah
& sayuran sebelum dimakan,
hindari
kontak dgn lalat/ kecoa, hindari kontak dgn
peralatan
yg
berisiko
terkontaminasi
kotoran kucing; sarung
tangan/ tempat
kotoran kucing/ setelah
berkebun
Lanjutan .
Lanjutan .
Terapi :
Terapi antimikroba
- spiramisin terutama bila terjadi infeksi
pada kehamilan < 21
minggu/ bila
diyakini janin belum
terinfeksi.
- Kombinasi pirimetamin & sulfadiazin/
sulfonamid & leucovorine (asam folat).
Terutama bila infeksi janin telah ditegakkan
> 8 minggu kehamilan
- Sulfonamida digunakan sebagai
pengganti spiramisin
- Kombinasi spiramisin & eritromisin
Lanjutan .
Terapi
Pertimbangan
terminasi
kehamilan.
Dilakukan bila telah ditegakkan diagnosa
toxoplasmosis kongenital secara pranatal
utk mencegah kelahiran bayi dengan cacat
bawaan.
Kombinasi
antimikroba (spiramisin) &
imunomodulator (isoprinosin/ levamisol)
terutama utk psien dgn gangguan
imunitas.
Pertimbangan
kontrasepsi
utk
mencegah terjadinya infeksi kongenital
berulang.
OTHER (SIFILIS)
Infeksi
yang
disebabkan
Spirochaeta
Triponema Pallidum.
JIka
infeksi
tjd
setelah
trim.I
perkembangan organ fetus tidak terganggu
Infeksi dapat ditularkan melalui darah ibu
janin infeksi kongenital.
Kelainan
yang dapat terjadi lahir
prematur,
IUGR,
anemia
hemolitik,
osteokondritis,
hepatosplenomegali,
trombositopenia.
Skrining
pada ibu hamil berupa test
serologi
yang
dilakukan
pada
saat
kunjungan I dan diulang pada kehamilan
28 minggu
GEJALA LANJUTAN :
Terjadi akibat proses parut.
Interstitial dermatitis, uveitis, glaukoma,
frontal bossing, short maksila, lengkung
langit-langit yg tinggi, saddle nose, saber
shins, schopoid scapula, clutton point,
mulbery molars, hutchinson teeth, enamel
distrofi,
deafness
syaraf
8,
keterbelakangan
mental,
kejang,
kesemutan, lumpuh, rhegardes, gumma
dan langit-langit terbuka.
OTHER (VARICELLA)
Penyebab : Virus Varicella
Penularan : melalui udara pernafasan &
kontak personal.
Masa inkubasi :10-21 hari.
Penularan terjadi 24-48 jam sebelum rash
muncul, selama dan sampai muncul
krusta.
Gejala : sakit kepala, malas & panas
diikuti dengan lesi vesiko papular yg gatal
pada muka, badan, tangan & kaki.
3 10 minggu
4 9 minggu
8 12 minggu
Abortus 50%
Kerusakan pada
lensa mata
Katarak
PDA, VSD
Tuli
Lanjutan .
Congenital
Rubella Syndrome
malformasi dari mata, jantung &
telinga.
EXPANDED
RUBELLA SYNDROME,
mencakup satu/ lebih abnormalitas
berikut :
1. Kelainan mata; katarak,
glaukoma,
mikroftalmia
dan
abnormalitas lainnya
Lanjutan .
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
radial haemolysis
Serologi
Kultur : pharynx, CSF dan urine
PENCEGAHAN
Pendidikan
Rubella
Vaksinasi
Skrining pada ibu hamil
CYTOMEGALOVIRUS
Ditemukan
DIAGNOSIS
Kultur
segar.
Servikal smear dan smear semen
bapak
Kadang dari ASI
intra uterin
Kematian neonatal 20-30%
Abortus
PENGOBATAN
Kortikosteroid
Immuno
VIRUS HERPES
Penyebab
PENATALAKSANAAN
Kehamilan
INFEKSI TRANSPLASENTAL
Jarang terjadi, tapi dpt menyebabkan :
Mikrosefal
Mental retardasi
Dysplasia retina
PDA
Kalsifikasi intrakranial
Prematur
Terimakasih .