Anda di halaman 1dari 5

ASKEP : konsepkeperawatan keluarga

Askep: Konsep Keperawatan Keluarga Sahabat Pustakers, pada kesempatan kali ini,
Pustaka Sekolah akan berbagi artikel mengenai asuhan keperawatan atau askep Konsep
keperawatan keluarga. Salah satu aspek yang penting dalam keperawatan adalah keluarga.
Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat merupakan klien keperawatan atau si
penerima asuhan keperawatan. Keluarga berperan dalam menentukan cara asuhan yang
diperlukan anggota keluarga yang sakit. Keberhasilan keperawatan di rumah sakit dapat
menjadi sia-sia jika tidak dilanjutkan oleh keluarga. Secara empiris dapat dikatakan bahwa
kesehatan anggota keluarga dan kualitas kehidupan keluarga menjadi sangat berhubungan
atau signifikan. Keluarga menempati posisi diantara individu dan masyarakat, sehingga
dengan memberikan pelayanan kesehatan kepada keluarga, perawat mendapat dua
keuntungan sekaligus. Keuntungan pertama adalah memenuhi kebutuhan individu, dan
keuntungan yang kedua adalah memenuhi kebutuhan masyarakat.Dalam pemberian
pelayanan kesehatan perawat harus memperhatikan nilai-nilai dan budaya keluarga sehingga
dapat menerima.
Pengertian keluarga
Berikut ini pengertian keluarga menurut para ahli:

Raisner (1980): Keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri dari dua orang atau
lebih yang masing-masing mempunyai hubungan kekerabatan yang terdiri dari bapak,
ibu, adik, kakak dan nenek.
Logans (1979): Keluarga adalah sebuah sistem sosial dan kumpulan daribeberapa
komponen yang saling berinteraksi satu dengan lainnya.

Gillis (1983): Keluarga adalah sebagaimana sebuah kesatuan yang kompleks dengan
atribut yang dimiliki tetapi terdiri dari beberapa komponen yang masing-masing
mempunyai sebagaimana individu.

Duvall (1986): Menguraikan bahwa keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan
perkawinan, kelahiran dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan,
mempertahankan budaya dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional
serta sosial dari setiap anggota keluarga.

Bailon dan Maglaya (1978): Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup
dalam satu rumah tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan atau adopsi.
Mereka salaing berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing
dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.

Johnsons (1992): Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang mempunyai
hubungan darah yang sama atau tidak, yang terlibat dalam kehidupan yang terus
menerus, yang tinggal dalam satu atap, mempunyai ikatan emosional dan mempunyai
kewajiban antara satu orang dengan lainnya.

Spradley dan Allender (1996): Satu atau lebih individu yang tinggal bersama,
sehingga mempunyai ikatan emosional dan mengembangkan dalam iterelasi sosial,
peran dan tugas.

Dari pengertian tentang keluarga dapat disimpulkan bahwa karakteristik keluarga


adalah: Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau
adopsi; Anggota keluarga biasanya hidup bersama, atau jika terpisah mereka tetap
memperhatikan satu sama lain.; Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masingmasing mempunyai peran sosial: suami, istri, anak, kakak dan adik. mempunyai tujuan;
Dari uraian diatas menunjukan bahwa keluarga juga merupakan suatu sistem. Sebagai sistem
keluarga mempunyai anggota yaitu; ayah, ibu dan anak atau semua individu yang tinggal
didalam rumah tangga tersebut.anggota keluarga saling berinteraksi, interelasi dan
interdependensi untuk mencapai tujuan bersama. Keluarga merupakan sistem yang terbuka
sehingga dapat dipengaruhi oleh supra sistemnya yaitu lingkungannya yaitu masyarakat dan
sebaliknya sebagai subsitem dari lingkungan (masyarakat) keluarga dapat mempengaruhi
masyarakat (supra sistem). Oleh karena itu betapa pentingnya peran dan fungsi keluarga
dalam membentuk manusia sebagai anggota masyarakat yang sehat biopsikososial spiritual.
Jadi sangatlah tepat jika keluarga sebagai titik sentral pelayanan keperawatan . Diyakini
bahwa keluarga yang sehat akan mempunyai anggota yang sehat dan mewujudkan
masyarakat yang sehat.
Tipe keluarga
Keluarga yang memerlukan pelayanan kesehatan berasal dari berbagai macam pola
kehidupan. Sesuai dengan perkembangan sosial maka tipe keluarga berkembang
mengikutinya. Agar dapat mengupayakan peran serta keluarga dalam meningkatkan derajat
kesehatan maka perawat perlu mengetahui berbagai tipe keluarga.
Tipe keluarga tradisional

The Nuclear family (Keluarga inti) yaitu keluarga yang terdiri dari suami istri dan
anak (kandung atau angkat).
The dyad family , suatu rumah tangga yang terdiri dari suami istri tanpa anak.

Keluarga usila, Keluarga terdiri dari suami dan istri yang sudah usia lanjut, sedangkan
anak sudah memisahkan diri.

The childless, Keluarga tanpa anak karena telambat menikah, bisa disebabkan karena
mengejar karir atau pendidikan.

The Extended family , keluarga yang terdiri dari keluarga inti ditambah keluarga lain,
seperti paman, bibi, kakek, nenek dan lain-lain.

Single parent yaitu keluarga yang terdiri dari satu orang tua dengan anak(kandung
atau angkat). Kondisi ini dapat disebabkan oleh perceraian atau kematian).

Commuter family, kedua orang tua bekerja diluar kota, dan bisa berkumpul pada hari
minggu atau libur saja.

Multigeneration family, Beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal bersama
dalam satu rumah.

Kin-network family, beberapa keluarga yang tinggal bersama atau saling berdekatan
dan menggunakan barang-barang pelayanan seperti dapur, sumur yang sama.

Blended family, keluarga yang dibentuk dari janda atau duda dan membesarkan anak
dari perkawinan sebelumnya.

Single adult living alone yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang
dewasa.

Tipe keluarga non tradisional

The unmarried teenage mother, Keluarga yang terdiri dari satu orang dewasa terutama
ibu dengan anak dari hubungan tanpa nikah.
The Step parent family, keluarga dengan orang tua tiri.

Commune family, yaitu lebih satu keluarga tanpa pertalian darah yang hidup serumah.

The non marrital heterosexual cohabiting family, keluarga yang hidup bersama,
berganti-ganti pasangan tanpa nikah.

Gay and lesbian family, seorang yang mempunyai persamaan sex tinggal dalam satu
rumah sebagaimana pasangan suami istri.

Cohabitating couple, orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan
karena alasan tertentu.

Group marriage family, beberapa orang dewasa yang telah merasa saling menikah,
berbagi sesuatu termasuk sex dan membesarkan anak.

Group network family, beberapa keluarga inti yang dibatasi oleh norma dan aturan,
hidup berdekatan dan saling menggunakan barang yang sama dan bertanggung jawab
membesarkan anak.

Foster family, keluarga yang menerima anak yang tidak ada hubungan saudara untuk
waktu sementara.

Homeless family, keluarga yang terbentuk tanpa perlindungan yang permanen karena
keadaan ekonomi atau problem kesehatan mental.

Gang, Keluarga yang destruktif dari orang-orang muda yang mencari ikatan
emosional, berkembang dalam kekerasan dan kriminal.

Dalam UU No. 10 1992 disebutkan bahwa keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat,
yang terdiri dari suami istri, atau suami istri dan anak, atau ayah ibu dan anak. Dalam konteks
pembangunan Indonesia bertujuan ingin menciptakan keluarga yang bahagia dan sejahtera.
Keluarga sejahtera dalam UU tersebut disebut sebagai keluarga yang dibentuk berdasarkan
atas perkawinan yang sah dan mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan material,
bertaqwa kepada tuhan yang maha esa, memilihi hubungan yang serasi, selaras dan
seimbangn antar anggota dan dengan masyarakat.
Fungsi keluarga

Fungsi afektif: Berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga yang merupakan
basis kekuatan keluarga. Berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial.
Keberhasilanm elaksanakan fungsi afektif tampak pada kebahagiaan dan kegembiraan
dari seluruh anggota keluarga.
Fungsi sosialisasi: Sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang
dilalui individu, yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam
lingkungan sosial .

Fungsi reproduksi: Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menambah


sumber daya manusia.

Fungsi ekonomi: Funsi ekonomi merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi


kebutuhan semua anggota keluarga, seperti kebutuhan makanan, tempat tinggal dan
lain sebagainya.

Fungsi perawatan kesehatan: Keluarga juga berfungsi untuk melaksanakan praktek


asuhan kesehatan, yaitu mencegah terjadinya gangguan kesehatan dan/atau merawat
anggota keluarga yang sakit. Kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan
kesehatan mempengaruhi status kesehatan keluarga. Kesanggupan keluarga
melaksanakan pemeliharaan kesehatan dapat dilihat dari tugas kesehatan keluarga
yang dilaksanakan. Keluarga dapat melaksanakan tugas kesehatan berarti sanggup
menyelesaikan masalah kesehatan keluarga.

Nilai-nilai dalam keluarga


Nilai merupakan suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang secara sadar atau tidak,
mempersatukan anggota keluarga dalam satu budaya. Nilai keluarga juga merupakan suatu
pedoman perilaku dan pedoman bagi perkembangan norma dan peraturan. Norma adalah pola
perilaku yang baik, menurut masyarakat berdasarkan sistem nilai dalam keluarga. Budaya
adalah kumpulan dari pola perilaku yang dapat dipelajari, dubagi dan ditularkan dengan
tujuan untuk menyelesaikan masalah.
Peran Perawat Keluarga
Perawatan kesehatan keluarga adalah pelayanan kesehatan yang ditujukan pada keluarga
sebagai unit pelayanan untuk mewujudkan keluarga yang sehat. Fungsi perawat membantu
keluarga untuk menyelesaikan masalah kesehatan dengan cara meningkatkan kesanggupan
keluarga melakukan fungsi dan tugas perawatan kesehatan keluarga. Peran perawat dalam
melakukan perawatan kesehatan keluarga adalah sebagai berikut:

Pendidik: Perawat perlu melakukan pendidikan kesehatan kepada keluarga


agar: a. Keluarga dapat melakukan program asuhan kesehatan secara
mandiri; b. Bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan keluarga.
Koordinator: Koordinasi diperlaukan pada perawatan agar pelayanan komprehensive
dapat dicapai. Koordinasi juga diperlukan untuk mengatur program kegiatan atau
terapi dari berbagai disiplin ilmu agar tidak terjadi tumpang tindih dan pengulangan.
Pelaksana: Perawat dapat memberikan perawatan langsung kepada klien dan keluarga
dengan menggunakan metode keperawatan.

Pengawas kesehatan: Sebagai pengawas kesehatan harus melaksanakan home


visite yang teratur untuk mengidentifikasi dan melakukan pengkajian tentang
kesehatan keluarga.

Konsultan: Perawat sebagai nara sumber bagi keluarga dalam mengatasi masalah
kesehatan. Agar keluarga mau meminta nasehat kepada perawat, hubungan perawat
dan klien harus terbina dengan baik, kemampuan perawat dalam menyampaikan
informasi dan kialitas dari informasi yang disampaikan secara terbuka dan dapat
dipercaya.

Kolaburasi: Bekerja sama dengan pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dan
anggota tim kesehatan lain untuk mencapai kesehatan keluarga yang optimal.

Fasilitator: Membantu keluarga dalam menghadapi kendala seperti masalah sosial


ekonomi, sehingga perawat harus mengetahui sistem pelayanan kesehatan seperti
rujukan dan penggunaan dana sehat.

Penemu kasus: Menemukan dan mengidentifikasi masalah secara dini di masyarakat


sehingga menghindarkan dari ledakan kasus atau wabah.

Modifikasi lingkungan: Mampu memodifikasi lingkungan baik lingkungan rumah


maupun masyarakat agar tercipta lingkungan yang sehat.[ps]

Read more: http://www.pustakasekolah.com/askep-konsep-keperawatankeluarga.html#ixzz3EavS6Ew7

Anda mungkin juga menyukai