PENDAHULUAN
Dalam BAB I ini berisi Latar Belakang beserta Tujuan Praktikum. Berikut isi dari
BAB I :
1.1 Latar Belakang
Dalam pembahasan Ergonomi, untuk mencapai tingkat kenyamanan manusia
dalam pekerjaan, dihitung dan diukur untuk mencapai apa yang diinginkan untuk
tingkat kenyamanan dalam pekerjaaan. Salah satu contoh konsep dasar
biomekanika. Biomekanika dapat menjelaskan karakteristik, perilaku, dan respon
sistem biologi tubuh secara mekanik.
Biomekanik adalah penggunaan konsep hokum-hukum fisika dan rekayasa
untuk menggambarkan gerakan yang dialami oleh berbagai segmen tubuh dan gaya
yang bekerja pada masing-masing bagian tubuh selama aktivitas sehari-hari. Dalam
dunia industri biomekanika sering disebut secara khusus sebagai biomekanika kerja
(occupational biomechanics). Biomekanika kerja sebagai ilmu yang mempelajari
interaksi fisik antara manusia dengan mesin perkakas dan material yang
digunakannya selama bekerja dalam rangka mengurangi resiko terjadinya keluhan
dan meningkatkan performansi kerjanya (Chaffin dan Anderson, 1991)
Dalam praktikum modul 3 praktikan menghitung AL, MPL, RWL, dan LI dan
mengukur seberapa panjang jarak beban kerja dengan manusia yang dilakukan
dalam bekerja sehari-hari, sehingga praktikan bisa mengetahui permasalahan dalam
bekerja dan juga mengetahui permasalahan pekerja dengan mesin.
1.2 Tujuan Praktikum
Dibawah ini tujuan praktikum modul 3 adalah :
a) Mampu menghitung besar gaya dan momen pada setiap segmen tubuh manusia
saat dilakukan pengangkat beban.
b) Mampu menghitung besarnya gaya kompresi pada disc yang terletak lumbar
ke-5 (L5) dan sacrum ke-1 (s1).
c) Mampu menganalisa postur kerja dengan metode REBA.
d) Mampu menghitung besaran AL, MPL, RWL, LI.
e) Mampu menentukan apakah suatu pekerjaan penanganan bahan termasuk
kategori aman, berpotensi menimbulkan cidera, membahayakan bagi operator
berdasarkan metode REBA, RWL, LI.
BAB II
METODE PENELITIAN
2.1 Alat dan Bahan Percobaan
Dibawah ini alat dan bahan percobaan dalam praktikum modul 3 sebagai berikut :
A. Alat Praktikum
1. Beban
2. Timbangan Badan
3. Meteran Kain
4. Penggaris
5. Kamera (minimal 5 Mp)
6. Stopwatch
7. Meja Kerja
8. Lembar Pengamatan
9. Nampan
B. Bahan Percobaan
1. RWL (Recommended Weight Limit)
2. LI (Lifting Index)
3. AL (Action Limit)
4. MPL (Maximum Permissible Limit)
2.2 Subjek Percobaan
Berikut subjek operator pada saat praktikum :
Nama Operator : Johan Pratama
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tinggi Badan
: 162 cm
Berat Badan
: 50 kg
Berat Beban
: 10 kg
Uraian posisi yang didapatkan :
Posisi pertama mendapatkan posisi nomor 6, yaitu posisi berdiri punggung
membungkuk dengan beban didepan dada, kaki lurus.
Posisi kedua mendapatkan posisi nomor 7, yaitu posisi berdiri dengan
punggung tegak dengan beban didepan perut.
2.3 Prosedur Percobaan
Berikut perosedur percobaan praktikum modul 3 :
a) Percobaan untuk analisi gaya dan momen serta AL dan MPL.
1. Menyiapkan beban dengan berat 10 kg.
2. Melakukan percobaan mengangkat beban dengan 2 postur tubuh berbeda
diantar postur-postur berikut ini :
1) Berjongkok - punggung tegak dengan beban diatas lantai.
2) Berjongkok punggung tegak dengan beban didepan dada.
3) Berdiri kaki menekuk punggung tegak dengan beban didepan
dada.
4) Berdiri kaki menekuk punggung membengkuk dengan beban
didepan dada.
Tahap
Persiapan
Tahap
Pengumpulan
Data
Pengolahan Data :
1. Melakukan perhitungan gaya dan
momen
2. Metode RWL atau LI
3. Metode AL atau MPL
interpreksi data
4. Analisa
Metodedan
REBA
Kesimpulan dan saran
Selesai
Tahap
Pengolahan Data
Tahap Analisa
Interpretasi data
Tahap
Kesimpulan
BAB III
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
3.1 Pengumpulan Data
Berikut merupakan kumpulan data yang telah dilakukan setelah melaksanakan
praktikum.
3.1.1 Data Tinggi dan Berat Badan Operator
Tabel 3.3.1 berikut merupakan data tinggi dan berat badan operator.
Tabel 3.3.1 Data tinggi dan berat kelompok
Keterangan:
Untuk frekuensi pengangkatan kurang atau hanya 1 kali dalam 5 menit
ditetapkan yaitu F = 2 Lift/menit.
Tabel 3.3.6 berikut merupakan data pengali kopling.
Tabel 3.3.6 Tabel Pengali Kopling
1.
Telapak Tangan
Diketahui :
= gaya berat benda (N)
= gaya berat yang diterima tangan (N)
= resultan gaya (y) pada tangan (N)
= resultan momen pada tangan (Nm)
= panjang tangan (m)
Diketahui :
W0
= mo x g
W0
= 10 kg x 10 m/s2
W0
= 100 N
= 0.108 x 1.68 m
= 0.18 m
Wbadan = mbadan x g
Wbadan = 50 kg x 10 m/s2
Wbadan = 500 N
cos
= 45
cos
= 0.71
F=0
Fx=0 tidak ada gaya horizontal
WH= 0,6% x Wbadan
WH= 0,6% x 500 N
WH= 3 N
Fy=0
Fyw-W0/2-WH=0
Fyw = W0/2 +WH
Fyw = 100/2 N + 3 N
Fyw = 53 N
M=0
Mw-[(W0/2+WH)xSL1 x cos
] =0
2.
Lengan Bawah
Diketahui:
SL2
cos
= 0.87
= 57.00%
SL2
= 0.146 x 1.68 m
SL2
= 0.25 m
Fyw
= 53 N
Mw
= 6.75 Nm
]=0
]=0
3.
Lengan Atas
)
)
SL3
cos
= 0.40
= 56.40%
SL3
= 0.31 m
Fye
= 61.5 N
ME
= 19.33 Nm
Fys-Fye-WUA =0
Fys=Fye+WUA
Fys=61.5 N + 14 N
Fys=75.5 N
M=0
MS-ME [WUA x ( 3 x SL3 ) x cos
]=0
4.
Punggung
Diketahui:
SL4
4
4
cos
= 0.81
= 39.60%
SL4
= 0.48 m
Fys
= 75.5 N
MS
= 27.9474.9 Nm
Fx
WT
= 50% x Wbadan
WT
= 50% x 500 N
WT
= 250 N
Fy
=0
Fyt-Fys-WT=0
Fyt=Fys+WT
Fyt=75.5 N+250 N
Fyt=325.5 N
M = 0
MT-2MS - [ WT x(4 x SL4 ) x cos
]=0
5.
Paha
Diketahui:
)
)
SL5
cos
= 0.13
= 56.70%
SL5
= 0.41 m
Fyt
= 325.5 N
MT
= 153.08247 Nm
] =0
MTH -1/2 MT [ WTH x (5 x SL5) x cos 82.4]-[1/2 FyTH x SL5 x cos 82.4] =0
MTH=1/2 x 153.08 Nm + [ 50 N x ( 56.70% x 0.41 m) x 0.13]+[(1/2 x 375.5 N)
x 0.41 m x 0.13]
MTH= 76.54 Nm + 1.51 Nm + 10.01 Nm
MTH= 88.06 Nm
6.
Betis
Diketahui:
)
)
SL6
cos
= 0.24
= 56.70%
SL6
= 0.41 m
FyTH
= 375.5 N
MTH
= 88.06
135.02 Nm
Fx=0 tidak ada gaya horizontal
Wc= 4.3% x Wbadan
Wc= 4.3% x 500 N
Wc= 21.5 N
Fy=0
Fyc-FyTH-Wc=0
Fyc=375.5 N + 21.5 N
Fyc=397 N
M=0
MC-MTH-[WC x (6 x SL6) x cos
]=0
Kaki
Diketahui:
)
)
SL7
= 57.10%
SL7
= 0.26 m
Fyc
= 397 N
Mc
= 128.32 Nm
179.08 Nm
R
1.
Telapak Tangan
Diketahui :
W0
= mo x g
W0
= 10 kg x 10 m/s2
W0
= 100 N
Wbadan = mbadan x g
Wbadan = 50 kg x 10 m/s2
Wbadan = 500 N
cos
= 45
cos
= 0.71
F=0
Fx=0 tidak ada gaya horizontal
WH= 0,6% Wbadan
WH= 0,6% 500 N
WH= 3 N
Fy=0
Fyw-W0/2-WH=0
Fyw = W0/2 +WH
Fyw = 100/2 N + 3 N
Fyw = 53 N
M=0
Mw-[(W0/2+WH)xSL1 x cos
]=0
Lengan Bawah
Diketahui:
SL2
cos
= 0.45
= 57.00%
SL2
= 0.25 m
Fyw
= 53 N
Mw
= 6.75 Nm
]=0
3. Lengan Atas
Diketahui:
)
)
SL3
cos
= 0.25
= 56.40%
SL3
= 0.31 m
Fye
= 61.5 N
ME
= 13.26 Nm 13.92 Nm
]=0
4.
Punggung
Diketahui:
SL4
4
4
cos
=0
= 39.60%
SL4
= 0.48 m
Fys
= 75.5 N
MS
= 19.3 Nm
Fx = 0
WT = 50% x Wbadan
WT = 50% x 500 N
WT = 250 N
Fy = 0
Fyt-Fys-WT=0
Fyt=Fys+WT
Fyt=75.5 N+250 N
Fyt=325.5 N
M = 0
MT-2MS - [ WT x(4 x SL4 ) x cos
]=0
5.
Paha
Diketahui:
)
)
SL5
cos
= 0.11
= 56.70%
SL5
= 0.41 m
Fyt
= 325.5 N
MT
= 37.28 Nm 38.6 Nm
Fy=0
FyTH-FyT-WTH=0
FyTH=325.5 N +50 N
FyTH=375.5 N
M=0
MTH -1/2 MT [ WTH x (5 x SL5) x cos
] =0
Betis
Diketahui:
)
)
SL6
cos
= 0.17
= 56.70%
SL6
= 0.41 m
FyTH
= 375.5 N 326 N
MTH
= 28.39 Nm29.05 Nm
]=0
7.
Kaki
Diketahui:
)
)
SL7
= 57.10%
= 21.8
SL7
= 0.26 m
Fyc
= 347.5 N
Mc
= 56.91 Nm120.5 Nm
FyF=397N +7 N
FyF=404 N
M=0
MF = MC + (WF x 7 x R) + ( FyF x R)
MF = 56.91 Nm58.79 Nm+ (7 N x 57.10%x 0.13 m) + ( 404 N x 0.13 m)
MF = 56.91 Nm58.79 Nm + 0.52 Nm + 52.52 Nm
MF = 109.95 Nm111.83 Nm
3.2.1.3 Analisa Gaya dan Momen Pada Setiap Segmen Tubuh
Tabel 3.3.11 Berikut merupakan analisa gaya dan momen pada setiap segmen
tubuh.
Tabel 3.3.11 Analisa gaya dan momen pada setiap segmen tubuh
Dari tabel 3.3.11 di atas, dapat dilihat bahwa momen yang terjadi lebih besar
adalah saat melakukan posisi 6. Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa pekerjaan yang
membutuhkan momen yang sangat besar, disarankan untuk memakai posisi 6 dari pada
posisi 7. Kemudian untuk tiap segmen, paga segmen telapak tangan dapat dilihat
terdapat kesamaan karena pada posisi 6 dan posisi 7 tidak dapat perbedaan untuk
posisi tangan. Kemudian untuk segmen lengan bawah dapat diketahui bahwa posisi 6
lebih besar momennya dari pada posisi 7 dan juga hal ini lebih besar dari sebelumnya.
Untuk segmen lengan atas dapat dilihat posisi 6 lebih besar dari pada posisi 7.
Kemudian untuk pungung dapat dilihat bahwa posisi 6 sangat significant
perbedaannya dari pada posisi 7 hal ini disebabkan sudut dari pada punggung. Saat
punggung semakin bungkuk punggungnya maka semakin besar momennya hal ini
sesuai dengan sudut yang berjalan. Begitu selanjutnya untuk posisi 6 sampai dengan
posisi 7.
Tinja
uan Pustaka MPL (sumber) MANAA???
Tabel sudut dan data segmen mana? Untuk mencari sudut inklinasi
3.2.2.1 Posisi 6 (sesuai posisi kerja yang dilakukan)
Perhitungan MPL untuk posisi 6 adalah sebagai berikut.
a. Gaya perut (FA) dan tekanan perut (PA) untuk Posisi 4
(N/m2)
PA=
PA=
(N/m2)
PA=
(N/m2)
PA=
PA=
(N/m2)
(N/m2)
N/m2
PA=
N/m2
FA = PA AA
FA = 510.467 N/m2 x 0.0465 m2
FA = 2.396 N
Wtot = Wo + 2.WH + 2.WLA + 2.WUA + Wt
= Panjang lengan momen otot Spinal Erector dari L5/S1 (estimasi 0,05 m.
sumber : Nurmianto; 1996)
N)
Fc L5/S1 = 651 N x cos
- 3054.02(3058.77 N ) N
Fcf
Fcf
Fcf
Fcf
= 2 Wth + 2 Wc + 2 Wf
= {(2 Wpaha) + (2 Wbetis) + (2 Wkaki)}
= {(2 x 50.00 N) + (2 x 21.50 N) + (2 x 7.00 N)}
= {(100 N) + ( 43 N) + (14 N)}
= 157 N
= Fc L5/S1 + Wtot x cos 21.8
= -2526.71 -2531.46 N + 157 N x 0.93
= -2526.71 -2531.46 N + 146.01 N
= -2380.7-2385.45 N
PA=
(N/m2)
PA=
(N/m2)
PA=
(N/m2)
PA=
(N/m2)
PA=
PA=
N/m2
PA=
(N/m2)
PA=
(N/m2)
FA = PA AA
FA = 177.75
N/m2 x 0.0465 m2
FA = 8.27 -8.80 N
FM= (
= Panjang lengan momen otot Spinal Erector dari L5/S1 (estimasi 0,05 m.
sumber : Nurmianto; 1996)
Fc L5/S1 = 0 - 3033.4 N
Fc L5/S1 = -3033.4 N
Fc L5/S1 = 735.67 N
d. Gaya Kompresi Pada Kaki
Wtot
= 2 Wth + 2 Wc + 2 Wf
= {(2 Wpaha) + (2 Wbetis) + (2 Wkaki)}
= {(2 x 50.00 N) + (2 x 21.50 N) + (2 x 7.00 N)}
= {(100 N) + ( 43 N) + (14 N)}
= 157 N
Periode
= 50 kg
= 56 cm
= 85 56 = 29cm
= 27
= 58 cm
Fmax= 18
HF
= 0.26
VF
= 0,004 56-75
VF
= 0,004 x (19)
VF
= 0,076
DF
= 0,7 + 7,5 x D
DF
= 0,7 + 7,5 x 29
DF
= 0,7 + 217.5
DF
= 218.2
FF
= |1- F/Fmax|
FF
= |1- 27/18|
FF
= |1- 1.5|
FF
= 0.5
Maka, AL = k x HF x VF x DF x FF
Maka, AL = 50 kg x 0.26 x 0.076 x 218.2 x 0.5
Maka, AL = 107.79
3.2.3.2 Hasil Analisa AL dan MPL
Setelah dihtung AL dan FC, maka akan dianalisa dengan perbandingan AL, FC,
dan konstanta MPL. Kesimpulan ditarik berdasarkan hal berikut.
Kesimpulan :
Fc<AL Aman
AL < Fc < MPL perlu Hati-hati
Fc > MPL Berbahaya
(Sumber: Maras and Karwowski, 2006)
Adapun tabelnya adalah sebagai berikut.
Tabel 3.3.15 Kesimpulan Analisa AL dan MPL
Dari tabel 3.3.15, dapat ditarik sebuah analisa bahwa hal tersebut aman karena
gaya pada kompresi L5/S1 mempunyai nilai -735.67. masih lebih kecil dari Al yang
mempunyai nilai 107.79.
Kesimpulan :
3.2.4 Perhitungan RWL dan LI
Menurut Winter, 1979. Recommended Weight Limit merupakan rekomendasi
batas beban yang dapat diangkat oleh manusia tanpa menimbulkan cidera meskipun
pekerjaan tersebut dilakukan secara repetitive dan dalam jangka waktu yang cukup
lama. RWL ini ditetapkan oleh NIOSH pada tahun 1991 di Amerika Serikat.
Setelah nilai RWL diketahui, selanjutnya perhitungan Lifting Index, untuk
mengetahui index pengangkatan yang tidak mengandung resiko cidera tulang
belakang.
Dalam tubuh manusia terdapat tiga jenis gaya:
1. Gaya Gravitasi, yaitu gaya yang melalui pusat massa dari tiap segmen tubuh
manusia dengan arah ke bawah. Besar gayanya adalah massa dikali percepatan
gravitasi ( F = m.g )
2. Gaya Reaksi yaitu gaya yang terjadi akibat beban pada segmen tubuh atau
berat segmen tubuh itu sendiri.
3. Gaya otot yaitu gaya yang terjadi pada bagian sendi, baik akibat gesekan
sendi atau akibat gaya pada otot yang melekat pada sendi. Gaya ini menggambarkan
besarnya momen otot.
3.2.4.1 RWL 1 (Pegangan Baik)
RWL 1 dalam pegangan baik dapat dihitung kemudian dijabarkan sebagai
berikut:
a. Posisi Awal
FOTO
Gambar x
Diketahui :
LC = 10 kg
FM = 0.45
CM = 1
H=66 cm
V= 57
D = | 87-57 | = 30
A = 0
HM = 25/66 = 0.38
VM (Indonesia) = 1 0,00326 V -69
VM (Indonesia) = 1 0,00326 -12
VM (Indonesia) = 1 0.03912
VM (Indonesia) = 0.96
DM = 0,82 +
= 2.32
AM = 1 0,0032 . 0
AM = 1
RWL = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
RWL = 10 x 0.38 x 0.96 x 2.32 x 1 x 0.45 x 1
RWL = 3.81
Keterangan:
LI=
Jika LI < 1, maka aktivitas tersebut tidak mengandung resiko cidera tulang belakang.
Jika LI 1, maka aktivitas tersebut mengandung resiko cidera tulang belakang.
Maka nilai LI =
= 13.12
b. Posisi Akhir
FOTO
Gambar x
3.2.4.2 RWL 2 (Pegangan Buruk)
RWL 2 dalam pegangan buruk dapat dihitung kemudian dijabarkan sebagai
berikut:
a. Posisi Awal
Diketahui :
LC = 10 kg
FM = 0.45
CM = 0.9
H=58 cm
V= 56
D = | 85-56 | = 29
A = 0
HM = 25/58 = 0.43
VM (Indonesia) = 1 0,00326 V -69
VM (Indonesia) = 1 0,00326 -13
VM (Indonesia) = 1 0.042
VM (Indonesia) = 0.96
DM = 0,82 +
=0,82 +
AM = 1 0,0032 . 0
AM = 1
RWL = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
RWL = 10 x 0.43 x 0.96 x 2.38 x 1 x 0.45 x 1
RWL = 4.42
Keterangan:
LI=
Jika LI < 1, maka aktivitas tersebut tidak mengandung resiko cidera tulang belakang.
= 11.31
b. Posisi Akhir
3.2.4.3 Hasil Analisis RWL dan LI
Tabel 3.3.15 Kesimpulan Analisa RWL dan LI
Membungkuk,
Berdiri, V > 75 cm
75
1 jam
18
15
8 jam
15
12
(Waters dalam Marras dan Karwowski (editor), 2006)
3.2.3.1 Posisi 6 Punggung Membungkuk ke Depan dengan Posisi Kaki Lurus
Diketahui :
= 40 kg
= 53 cm
= 114 53 = 61cm
= 13
= 49 c m
Fmax = 15
HF
= 0,408
VF
= 0,004 V-75
DF
= 0,7 + 7,5 D
FF
= |1- F/Fmax|
Maka, AL = k x HF x VF x DF x FF
3.2.3.2 Hasil Analisa AL dan MPL
Pengantar...
Kesimpulan :
Fc<AL Aman
AL < Fc < MPL perlu Hati-hati
Fc > MPL Berbahaya
(Sumber: Maras and Karwowski, 2006)
Diketahui :
VM (Indonesia) = 1 0,00326 V-69
DM
AM
0,82
0,0032
RWL = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
Keterangan:
LI=
Jika LI < 1, maka aktivitas tersebut tidak mengandung resiko cidera tulang belakang.
Jika LI 1, maka aktivitas tersebut mengandung resiko cidera tulang belakang.
Maka
nilai
LI
b. Posisi Akhir
FOTO
Gambar x
3.2.4.2 RWL 2 (Pegangan Buruk)
Pengantar...
a.
Posisi
Awal
b. Posisi Akhir