Anda di halaman 1dari 57

BAB I

PENDAHULUAN
Dalam BAB I ini berisi Latar Belakang beserta Tujuan Praktikum. Berikut isi dari
BAB I :
1.1 Latar Belakang
Dalam pembahasan Ergonomi, untuk mencapai tingkat kenyamanan manusia
dalam pekerjaan, dihitung dan diukur untuk mencapai apa yang diinginkan untuk
tingkat kenyamanan dalam pekerjaaan. Salah satu contoh konsep dasar
biomekanika. Biomekanika dapat menjelaskan karakteristik, perilaku, dan respon
sistem biologi tubuh secara mekanik.
Biomekanik adalah penggunaan konsep hokum-hukum fisika dan rekayasa
untuk menggambarkan gerakan yang dialami oleh berbagai segmen tubuh dan gaya
yang bekerja pada masing-masing bagian tubuh selama aktivitas sehari-hari. Dalam
dunia industri biomekanika sering disebut secara khusus sebagai biomekanika kerja
(occupational biomechanics). Biomekanika kerja sebagai ilmu yang mempelajari
interaksi fisik antara manusia dengan mesin perkakas dan material yang
digunakannya selama bekerja dalam rangka mengurangi resiko terjadinya keluhan
dan meningkatkan performansi kerjanya (Chaffin dan Anderson, 1991)
Dalam praktikum modul 3 praktikan menghitung AL, MPL, RWL, dan LI dan
mengukur seberapa panjang jarak beban kerja dengan manusia yang dilakukan
dalam bekerja sehari-hari, sehingga praktikan bisa mengetahui permasalahan dalam
bekerja dan juga mengetahui permasalahan pekerja dengan mesin.
1.2 Tujuan Praktikum
Dibawah ini tujuan praktikum modul 3 adalah :
a) Mampu menghitung besar gaya dan momen pada setiap segmen tubuh manusia
saat dilakukan pengangkat beban.
b) Mampu menghitung besarnya gaya kompresi pada disc yang terletak lumbar
ke-5 (L5) dan sacrum ke-1 (s1).
c) Mampu menganalisa postur kerja dengan metode REBA.
d) Mampu menghitung besaran AL, MPL, RWL, LI.
e) Mampu menentukan apakah suatu pekerjaan penanganan bahan termasuk
kategori aman, berpotensi menimbulkan cidera, membahayakan bagi operator
berdasarkan metode REBA, RWL, LI.

BAB II
METODE PENELITIAN
2.1 Alat dan Bahan Percobaan
Dibawah ini alat dan bahan percobaan dalam praktikum modul 3 sebagai berikut :
A. Alat Praktikum
1. Beban
2. Timbangan Badan
3. Meteran Kain
4. Penggaris
5. Kamera (minimal 5 Mp)
6. Stopwatch
7. Meja Kerja
8. Lembar Pengamatan
9. Nampan
B. Bahan Percobaan
1. RWL (Recommended Weight Limit)
2. LI (Lifting Index)
3. AL (Action Limit)
4. MPL (Maximum Permissible Limit)
2.2 Subjek Percobaan
Berikut subjek operator pada saat praktikum :
Nama Operator : Johan Pratama
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tinggi Badan
: 162 cm
Berat Badan
: 50 kg
Berat Beban
: 10 kg
Uraian posisi yang didapatkan :
Posisi pertama mendapatkan posisi nomor 6, yaitu posisi berdiri punggung
membungkuk dengan beban didepan dada, kaki lurus.
Posisi kedua mendapatkan posisi nomor 7, yaitu posisi berdiri dengan
punggung tegak dengan beban didepan perut.
2.3 Prosedur Percobaan
Berikut perosedur percobaan praktikum modul 3 :
a) Percobaan untuk analisi gaya dan momen serta AL dan MPL.
1. Menyiapkan beban dengan berat 10 kg.
2. Melakukan percobaan mengangkat beban dengan 2 postur tubuh berbeda
diantar postur-postur berikut ini :
1) Berjongkok - punggung tegak dengan beban diatas lantai.
2) Berjongkok punggung tegak dengan beban didepan dada.
3) Berdiri kaki menekuk punggung tegak dengan beban didepan
dada.
4) Berdiri kaki menekuk punggung membengkuk dengan beban
didepan dada.

5) Berdiri tegak lurus dengan beban didepan dada.


6) Berdiri punggung membengkuk dengan beban didepan dada.
7) Berdiri tegak lurus siap meletakkan beban diatas meja (beban lebih
jauh didepan dada)
8) Berdiri membungkuk siap meletakkan beban di atas meja (beban lebih
jauh didepan dada)
3. Ambil gambar operator pada setiap postur saat sedang mengangkat beban.
4. Melakukan pencatatan atau perhitungan data-data yang diperlukan untuk
analisis gaya dan momen serta

Action Limit (AL) dan Maximum

Permisible Limit (MPL), seperti :


a) Berat badan.
b) Jarak sumbu pikul ke pusat massa beban.
c) Sudut inklinasi badan terhadap relatif terhadap horizontal.
d) Sudut inklinasi kaki terhadap horizontal.
e) Berat badan yang ditanggung (diatas) disc L5/S1
f) Luas diafragma perut
g) Jarak dari gaya perut ke L5/S1
h) Jarak dari otot spinal erector ke L5/S1, dll.
b) Percobaan untuk perhitungan RWL dan LI.
1. Menyiapkan beban dengan berat 10 kg, dengan perbedaan pengankatan baik
dan tidak baik.
2. Memilih dua kombinasi dari faktor-faktor yang terdapat pada table 3.3.
3. Melakukan percobaan, seorang operator memindahkan beban dari posisi
awal keposisi akhir sebanyak 10 kali angkatan.
4. Mengambil gambar operator pada setiap postur saat mengangkat beban,
yaitu :
1) Saat mulai mengangkat beban diposisi awal beban
2) Sedang mengangkat beban.
3) Saat meletakkan beban diposisi akhir beban.
5. melakukan pencatatan data-data yang diperlukan untuk menghitung RWL
dan LI, seperti :
a) berat beban
b) jarak horizontal beban dari operator pada posisi awal
c) jarak horizontal beban dari operator pada posisi akhir.
d) Jarak vertikal beban dari lantai pada posisi awal
e) Jarak vertikal beban dari lantai pada posisi akhir
f) Sudut asimetri yang terbentuk selama memindahkan beban
g) Kategori pegangan
h) Waktu yang diperlukan, dll.

2.4 Flowchart Prosedur Praktikum


Gambar 3.2.x Berikut adalah flowchart prosedur praktikum modul 3:
Mulai

Mempersiapkan Alat dan Bahan

Tahap
Persiapan

Melakukan pengumpulan data :


1. Mengukur tinggi dan berat badan.
2. Melakukan pengukukan RWL
LI.
3. Melakukan pengukuran AL
MPL.

Tahap
Pengumpulan
Data

Pengolahan Data :
1. Melakukan perhitungan gaya dan
momen
2. Metode RWL atau LI
3. Metode AL atau MPL
interpreksi data
4. Analisa
Metodedan
REBA
Kesimpulan dan saran
Selesai

Gambar. 3.2.1 Flowchart praktikum modul 3

Tahap
Pengolahan Data
Tahap Analisa
Interpretasi data
Tahap
Kesimpulan

BAB III
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
3.1 Pengumpulan Data
Berikut merupakan kumpulan data yang telah dilakukan setelah melaksanakan
praktikum.
3.1.1 Data Tinggi dan Berat Badan Operator
Tabel 3.3.1 berikut merupakan data tinggi dan berat badan operator.
Tabel 3.3.1 Data tinggi dan berat kelompok

3.1.2 Data Segmen Panjang dan Segmen Berat


Tabel 3.3.2 berikut merupakan data panjang segmen tubuh.
Tabel 3.3.2 Panjang segmen tubuh
(Sumber: Chaffin. D. B. dan Anderson, G.B.J., 1991 Occupational Biomechanics,
Edition)

Dimana : *H = total tinggi badan, tegap dan berdiri (meter).

Tabel 3.3.3 berikut merupakan data berat segmen tubuh.


Tabel 3.3.3 Berat SegmenTubuh
(Sumber: Tayyaari F, dan Smith, J. L., 1997 Occupational Ergonomics:
Prinsiples and Applications)

Dimana: *W = total berat badan (Kg).


Tabel 3.3.4 berikut merupakan pusat massa tubuh.
Tabel 3.3.4 Pusat Massa Tubuh
(Sumber: Tayyari F, dan Smith, J. L., 1997 Occupational Ergonomics:
Prinsiples and Applications)

3.1.3 Data Pengali Frekuensi dan Kopling


Tabel 3.3.5 berikut merupakan data pengali frekuensi dan kopling.
Tabel 3.3.5 Pengali Frekuensi

Keterangan:
Untuk frekuensi pengangkatan kurang atau hanya 1 kali dalam 5 menit
ditetapkan yaitu F = 2 Lift/menit.
Tabel 3.3.6 berikut merupakan data pengali kopling.
Tabel 3.3.6 Tabel Pengali Kopling

3.1.4 Data Faktor Level AL dan RWL


Tabel 3.3.7 berikut merupakan data faktor AL.
Tabel 3.3.7 Faktor Level AL

Tabel 3.3.8 berikut merupakan data faktor RWL.


Tabel 3.3.8 Faktor Level RWL

3.2 Pengolahan data


Biomekanika adalah rentang postur atau posisi aktifitas kerja, ukuran beban, dan
ukuran manusia yang dievaluasi. Sedangkan kriteria keselamatan adalah berdasar pada
beban tekan (compression load) pada intebral disk antara Lumbar nomor lima dan
sacrum nomor satu (L5/S1) (Hasibuan, 2012).
3.2.1 Gaya dan momen pada setiap segmen tubuh
Berikut penjelasan gaya dan momen pada setiap segmen tubuh.

3.2.1.1 Posisi 6 (sesuai posisi kerja yang dilakukan)

Gambar 3.3.2 segmen tubuh pada posisi 6

Gambar 3.3.3 beban posisi 6

Tabel 3.3.9 Data segmen tubuh posisi 6

1.

Telapak Tangan

Gambar 3.3.4 gaya yang bekerja pada telapak tangan posisi 6

Diketahui :
= gaya berat benda (N)
= gaya berat yang diterima tangan (N)
= resultan gaya (y) pada tangan (N)
= resultan momen pada tangan (Nm)
= panjang tangan (m)

= sudut inklinasi tangan relatif terhadap horizontal

Diketahui :

W0

= mo x g

W0

= 10 kg x 10 m/s2

W0

= 100 N
= 0.108 x 1.68 m
= 0.18 m

Wbadan = mbadan x g
Wbadan = 50 kg x 10 m/s2
Wbadan = 500 N
cos

= 45

cos

= 0.71

F=0
Fx=0 tidak ada gaya horizontal
WH= 0,6% x Wbadan
WH= 0,6% x 500 N
WH= 3 N
Fy=0
Fyw-W0/2-WH=0
Fyw = W0/2 +WH
Fyw = 100/2 N + 3 N
Fyw = 53 N
M=0
Mw-[(W0/2+WH)xSL1 x cos

] =0

w = [(100 N /2+ 3 N )x 0.18 m x cos 450]

Mw=[(100 N /2+ 3 N )x 0.18 m x 0.71]


Mw=[53 N x 0.18 m x 0.71]
Mw=[9.54 N x 0.71 m ]
Mw=6.75 Nm

2.

Lengan Bawah

Gambar 3.3.5 gaya yang bekerja pada lengan bawah posisi 6

Diketahui:

= gaya berat yang diterima lengan bawah (N)

= resultan gaya (y) pada lengan bawah (N)


= resultan gaya (y) pada pergelangan lengan (N)
= resultan momen pada pergelangan lengan (
= resultan momen pada lengan bawah (

SL2

= panjang lengan bawah (m)

= proporsi jarak pusat massa ke siku

= sudut inklinasi lengan bawah relatif terhadap horizontal


= 29.7

cos

= 0.87

= 57.00%

SL2

= 0.146 x 1.68 m

SL2

= 0.25 m

Fyw

= 53 N

Mw

= 6.75 Nm

Fx=0 tidak ada gaya horizontal


WLA=1.7% x Wbadan
WLA=1.7% x 500 N
WLA=8.5 N
Fy=0
Fye-Fyw-WLA=0
Fye=Fyw+WLA
Fye=53 N + 8.5 N
Fye=61.5 N
M=0
ME-MW-[WLA x (2 x SL2) x cos

] [Fyw x SL2 x cos

ME-MW-[WLA x (2 x SL2) x cos

]=0

] [Fyw x SL2 x cos

]=0

ME= 6.75 Nm +[WLA x (2 x SL2) x 0.87] +[Fyw x SL2 x 0.87]


ME= 6.75 Nm +[8.5 N x (57.00% x 0.25 m) x 0.87] +[53 N x 0.25 m x 0.87]
ME= 6.75 Nm +1.05 Nm +11.53 Nm
ME= 19.33 Nm

3.

Lengan Atas

Gambar 3.3.6 gaya yang bekerja pada lengan atas posisi 6


Diketahui:

= gaya berat yang diterima lengan atas (N)

= resultan gaya (y) pada lengan atas (


= resultan momen pada lengan atas (

)
)

SL3

= panjang lengan atas (m)

= proporsi jarak pusat massa ke bahu

= sudut inklinasi lengan atas relatif terhadap horizontal


= 66.3

cos

= 0.40

= 56.40%

SL3

= 0.31 m

Fye

= 61.5 N

ME

= 19.33 Nm

Fx = 0 tidak ada gaya horizontal


WUA = 2.8% x Wbadan
WUA = 2.8% x 500 N
WUA = 14 N
Fy=0

Fys-Fye-WUA =0
Fys=Fye+WUA
Fys=61.5 N + 14 N
Fys=75.5 N
M=0
MS-ME [WUA x ( 3 x SL3 ) x cos

] [ Fye x SL3 x cos

]=0

MS-ME [WUA x ( 3 x SL3 ) x cos 66.3] [ Fye x SL3 x cos 66.3] = 0


MS=19.33 Nm +[14 N x ( 56.40% x 0.31 m ) x 0.40] + [ 61.5 N x 0.31 m x
0.40]
MS=19.33 Nm +0.98 Nm + 7.63 Nm
MS=27.94 Nm

4.

Punggung

Gambar 3.3.7 gaya yang bekerja pada punggung posisi 6

Diketahui:

SL4
4
4

= gaya berat yang diterima punggung (N)

= resultan gaya (y) pada punggung (

= resultan momen pada punggung (

= panjang punggung (m)


= proporsi jarak pusat massa ke L5/S1
= sudut inklinasi punggung relatif terhadap horizontal
= 35.8

cos

= 0.81

= 39.60%

SL4

= 0.48 m

Fys

= 75.5 N

MS

= 27.9474.9 Nm

Fx

= 0 tidak ada gaya horizontal

WT

= 50% x Wbadan

WT

= 50% x 500 N

WT

= 250 N

Fy

=0

Fyt-Fys-WT=0
Fyt=Fys+WT
Fyt=75.5 N+250 N
Fyt=325.5 N
M = 0
MT-2MS - [ WT x(4 x SL4 ) x cos

] [2Fys x SL4 x cos

]=0

MT-2MS - [ WT x(4 x SL4 ) x cos 35.8] [2Fys x SL4 x cos 35.8]=0


MT= 2 x 27.94 Nm + [ 250 N x(39.60% x 0.48 m ) x 0.81] + [2 x 75.5 N x 0.48
m x 0.81]
MT=55.88 Nm + 38.49 Nm + 58.71 Nm
MT= 153.08 Nm

5.

Paha

Gambar 3.3.8 gaya yang bekerja pada paha posisi 6

Diketahui:

= gaya berat yang diterima paha (N)

= resultan gaya (y) pada paha (


= resultan momen pada paha (

)
)

SL5

= panjang paha (m)

= proporsi jarak pusat massa ke paha

= sudut inklinasi paha relatif terhadap horizontal


= 82.4

cos

= 0.13

= 56.70%

SL5

= 0.41 m

Fyt

= 325.5 N

MT

= 153.08247 Nm

Fx=0 tidak ada gaya horizontal


WTH= 10% x 500 N
WTH= 50 N
Fy=0
FyTH-FyT-WTH=0
FyTH=325.5 N +50 N
FyTH=375.5 N
M=0
MTH -1/2 MT [ WTH x (5 x SL5) x cos

]-[1/2 FyTH x SL5 x cos

] =0

MTH -1/2 MT [ WTH x (5 x SL5) x cos 82.4]-[1/2 FyTH x SL5 x cos 82.4] =0
MTH=1/2 x 153.08 Nm + [ 50 N x ( 56.70% x 0.41 m) x 0.13]+[(1/2 x 375.5 N)
x 0.41 m x 0.13]
MTH= 76.54 Nm + 1.51 Nm + 10.01 Nm
MTH= 88.06 Nm

6.

Betis

Gambar 3.3.9 gaya yang bekerja pada betis posisi 6

Diketahui:

= gaya berat yang diterima betis (N)

= resultan gaya (y) pada betis (


= resultan momen pada betis (

)
)

SL6

= panjang betis (m)

= proporsi jarak pusat massa ke betis

= sudut inklinasi betis relatif terhadap horizontal


= 76

cos

= 0.24

= 56.70%

SL6

= 0.41 m

FyTH

= 375.5 N

MTH

= 88.06

135.02 Nm
Fx=0 tidak ada gaya horizontal
Wc= 4.3% x Wbadan
Wc= 4.3% x 500 N
Wc= 21.5 N
Fy=0
Fyc-FyTH-Wc=0
Fyc=375.5 N + 21.5 N
Fyc=397 N
M=0
MC-MTH-[WC x (6 x SL6) x cos

]-[Fyc x SL6 x cos

]=0

MC-MTH-[WC x (6 x SL6) x cos 76]-[Fyc x SL6 x cos 76] = 0


MC=88.06 Nm +[21.5 N x (56.70%x 0.41 m ) x 0.24]+[397 N x 0.41 m x 0.24]
MC=88.06 Nm+5 Nm 1.2 Nm+39.06 Nm
MC=88.06 Nm+5 Nm 1.2 Nm +39.06 Nm
Mc=128.32 Nm132.12 Nm
7.

Kaki

Gambar 3.3.10 gaya yang bekerja pada kaki posisi 6

Diketahui:

= gaya berat yang diterima kaki (N)

= resultan gaya (y) pada kaki (


= resultan momen pada kaki (

)
)

SL7

= panjang kaki (m)

= proporsi jarak pusat massa ke kaki

= sudut inklinasi kaki relatif terhadap horizontal


= 21.8

= 57.10%

SL7

= 0.26 m

Fyc

= 397 N

Mc

= 128.32 Nm

179.08 Nm
R

= SL7 = x 0.26 = 0.13 m

Fx=0 tidak ada gaya horizontal


WF=1,4% x Wbadan
WF=1,4% x 500 N
WF=7 N
Fy=0
FyF-Fyc-WF=0
FyF=397N +7 N
FyF= 404 N
M=0
MF = MC + (WF x 7 x R) + ( FyF x R)
MF = 128.32 Nm 132.12 Nm + (7 N x 57.10%x 0.13 m ) + ( 404 N x 0.13 m )
MF = 128.32 Nm 132.12 Nm + 0.52 Nm + 52.52 Nm
MF = 181.36 Nm185.16 Nm

3.2.1.2 Posisi 7(sesuai posisi kerja yang dilakukan)

Gambar 3.3.11 posisi 7

Tabel 3.3.10 Data segmen tubuh posisi 7

1.

Telapak Tangan

Gambar 3.3.12 gaya yang bekerja pada telapak tangan posisi 7

Diketahui :

= gaya berat benda (N)

= gaya berat yang diterima tangan (N)


= resultan gaya (y) pada tangan (N)
= resultan momen pada tangan (Nm)
= panjang tangan (m)

= sudut inklinasi tangan relatif terhadap horizontal

W0

= mo x g

W0

= 10 kg x 10 m/s2

W0

= 100 N

Wbadan = mbadan x g
Wbadan = 50 kg x 10 m/s2
Wbadan = 500 N
cos

= 45

cos

= 0.71

F=0
Fx=0 tidak ada gaya horizontal
WH= 0,6% Wbadan
WH= 0,6% 500 N
WH= 3 N
Fy=0

Fyw-W0/2-WH=0
Fyw = W0/2 +WH
Fyw = 100/2 N + 3 N
Fyw = 53 N
M=0
Mw-[(W0/2+WH)xSL1 x cos

]=0

Mw=[(100 N/2+3 N)x 0.18 m x 0.71]


Mw=[53 N x 0.18 m x 0.71]
Mw=[9.54 N x 0.71 m]
Mw=6.75 Nm
2.

Lengan Bawah

Gambar 3.3.13 gaya yang bekerja pada lengan bawah posisi 7

Diketahui:

= gaya berat yang diterima lengan bawah (N)

= resultan gaya (y) pada lengan bawah (N)


= resultan gaya (y) pada pergelangan lengan (N)
= resultan momen pada pergelangan lengan (
= resultan momenpadalenganbawah (

SL2

= panjang lengan bawah (m)

= proporsi jarak pusat massa ke siku

= sudut inklinasi lengan bawah relatif terhadap horizontal


= 63.4

cos

= 0.45

= 57.00%

SL2

= 0.25 m

Fyw

= 53 N

Mw

= 6.75 Nm

Fx=0 tidak ada gaya horizontal


WLA=1.7% x Wbadan
WLA=1.7% x 500 N
WLA=8.5 N
Fy=0
Fye-Fyw-WLA=0
Fye=Fyw+WLA
Fye=53 N + 8.5 N
Fye=61.5 N
M=0
ME-MW-[WLA x (2 x SL2) x cos

] [Fyw x SL2 x cos

]=0

ME= 6.75 Nm +[WLA x (2 x SL2) x 0.45] +[Fyw x SL2 x 0.45]


ME= 6.75 Nm +[8.5 N x (57.00%x 0.25 m) x 0.45] +[53 x 0.25 m x 0.45]
ME= 6.75 Nm + 0.55 Nm 1.21 Nm + 5.96 Nm
ME= 13.2613.92 Nm Nm

3. Lengan Atas

Gambar 3.3.14 gaya yang bekerja pada lengan atas posisi 7

Diketahui:

= gaya berat yang diterima lengan atas (N)

= resultan gaya (y) pada lengan atas (


= resultan momen pada lengan atas (

)
)

SL3

= panjang lengan atas (m)

= proporsi jarak pusat massa ke bahu

= sudut inklinasi lengan atas relatif terhadap horizontal


= 75.4

cos

= 0.25

= 56.40%

SL3

= 0.31 m

Fye

= 61.5 N

ME

= 13.26 Nm 13.92 Nm

Fx = 0 tidak ada gaya horizontal


WUA = 2.8% x Wbadan

WUA = 2.8% x 500 N


WUA = 14 N
Fy=0
Fys-Fye-WUA =0
Fys=Fye+WUA
Fys=61.5 N + 14 N
Fys=75.5 N
M=0
MS-ME [WUA x ( 3 x SL3 ) x cos

] [ Fye x SL3 x cos

]=0

MS-ME [WUA x ( 3 x SL3 ) x cos 75.4] [ Fye x SL3 x cos 75.4] = 0


MS=13.26 Nm 13.92 Nm+[14 N x ( 56.40%x 0.31 m ) x 0.25] + [ 61.5 N x 0.31
m x 0.25]
MS=13.26 Nm 13.92 Nm +0.61 Nm + 4.77 Nm
MS=18.64 Nm19.3 Nm

4.

Punggung

Gambar 3.3.15 gaya yang bekerja pada punggung posisi 7

Diketahui:

SL4
4
4

= gaya berat yang diterima punggung (N)

= resultan gaya (y) pada punggung (

= resultan momen pada punggung (

= panjang punggung (m)


= proporsi jarak pusat massa ke L5/S1
= sudut inklinasi punggung relatif terhadap horizontal
= 90

cos

=0

= 39.60%

SL4

= 0.48 m

Fys

= 75.5 N

MS

= 19.3 Nm

Fx = 0
WT = 50% x Wbadan
WT = 50% x 500 N
WT = 250 N
Fy = 0
Fyt-Fys-WT=0
Fyt=Fys+WT
Fyt=75.5 N+250 N
Fyt=325.5 N
M = 0
MT-2MS - [ WT x(4 x SL4 ) x cos

] [2Fys x SL4 x cos

]=0

MT=2 x (18.64 Nm 19.3) Nm+ [ 250 x(39.60% x 0.48 ) x 0] + [2 x 75.5 x 0.48


m x 0]
MT= 37.28 Nm 38.6 Nm+ [ 250 N x(39.60% x 0.48 m ) x 0] + [2 x 75.5 x 0.48
m x 0]
MT= 37.28 Nm 38.6 Nm

5.

Paha

Gambar 3.3.16 gaya yang bekerja pada paha posisi 7

Diketahui:

= gaya berat yang diterima paha (N)

= resultan gaya (y) pada paha (


= resultan momen pada paha (

)
)

SL5

= panjang paha (m)

= proporsi jarak pusat massa ke paha

= sudut inklinasi paha relatif terhadap horizontal


= 83.8

cos

= 0.11

= 56.70%

SL5

= 0.41 m

Fyt

= 325.5 N

MT

= 37.28 Nm 38.6 Nm

Fx=0 tidak ada gaya horizontal

WTH= 10% x 500 N


WTH= 50 N

Fy=0
FyTH-FyT-WTH=0
FyTH=325.5 N +50 N
FyTH=375.5 N
M=0
MTH -1/2 MT [ WTH x (5 x SL5) x cos

]-[1/2 FyTH x SL5 x cos

] =0

MTH=1/2 x (37.2838.6) Nm+ [ 50 N x ( 56.70% x 0.41 m ) x 0.11]+[1/2 x 375.5


N x 0.41 m x 0.11]
MTH= 18.64 Nm19.3 Nm + 1.28 Nm + 8.47 Nm
MTH= 28.39 29.05 Nm
6.

Betis

Gambar 3.3.17 gaya yang bekerja pada betis posisi 7

Diketahui:

= gaya berat yang diterima betis (N)

= resultan gaya (y) pada betis (


= resultan momen pada betis (

)
)

SL6

= panjang betis (m)

= proporsi jarak pusat massa ke betis

= sudut inklinasi betis relatif terhadap horizontal


= 80.5

cos

= 0.17

= 56.70%

SL6

= 0.41 m

FyTH

= 375.5 N 326 N

MTH

= 28.39 Nm29.05 Nm

Fx=0 tidak ada gaya horizontal


Wc= 4.3% x Wbadan
Wc= 4.3% x 500 N
Wc= 21.5 N
Fy=0
Fyc-FyTH-Wc=0
Fyc=375.5 N + 21.5 N
Fyc=397 N
M=0
MC-MTH-[WC x (6 x SL6) x cos

]-[Fyc x SL6 x cos

]=0

MC=28.3929.05 Nm+[21.5 N x (56.70%x 0.41 0.17 m ) x 0.17 0.24]+[ 397 N x


0.41 m x 0.17]
MC=28.3929.05 Nm +0.85 2.07 Nm + 27.67 Nm
MC=56.91 58.79 Nm

7.

Kaki

Gambar 3.3.18 gaya yang bekerja pada kaki

Diketahui:

= gaya berat yang diterima kaki (N)

= resultan gaya (y) pada kaki (


= resultan momen pada kaki (

)
)

SL7

= panjang kaki (m)

= proporsi jarak pusat massa ke kaki

= 57.10%

= 21.8

SL7

= 0.26 m

Fyc

= 347.5 N

Mc

= 56.91 Nm120.5 Nm

= SL7 = x 0,26 m = 0.13 m

Fx=0 tidak ada gaya horizontal


WF=1,4% x Wbadan
WF=1,4% x 500 N
WF=7 N
Fy=0
FyF-Fyc-WF=0

FyF=397N +7 N
FyF=404 N
M=0
MF = MC + (WF x 7 x R) + ( FyF x R)
MF = 56.91 Nm58.79 Nm+ (7 N x 57.10%x 0.13 m) + ( 404 N x 0.13 m)
MF = 56.91 Nm58.79 Nm + 0.52 Nm + 52.52 Nm
MF = 109.95 Nm111.83 Nm
3.2.1.3 Analisa Gaya dan Momen Pada Setiap Segmen Tubuh
Tabel 3.3.11 Berikut merupakan analisa gaya dan momen pada setiap segmen
tubuh.
Tabel 3.3.11 Analisa gaya dan momen pada setiap segmen tubuh

Dari tabel 3.3.11 di atas, dapat dilihat bahwa momen yang terjadi lebih besar
adalah saat melakukan posisi 6. Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa pekerjaan yang

membutuhkan momen yang sangat besar, disarankan untuk memakai posisi 6 dari pada
posisi 7. Kemudian untuk tiap segmen, paga segmen telapak tangan dapat dilihat
terdapat kesamaan karena pada posisi 6 dan posisi 7 tidak dapat perbedaan untuk
posisi tangan. Kemudian untuk segmen lengan bawah dapat diketahui bahwa posisi 6
lebih besar momennya dari pada posisi 7 dan juga hal ini lebih besar dari sebelumnya.
Untuk segmen lengan atas dapat dilihat posisi 6 lebih besar dari pada posisi 7.
Kemudian untuk pungung dapat dilihat bahwa posisi 6 sangat significant
perbedaannya dari pada posisi 7 hal ini disebabkan sudut dari pada punggung. Saat
punggung semakin bungkuk punggungnya maka semakin besar momennya hal ini
sesuai dengan sudut yang berjalan. Begitu selanjutnya untuk posisi 6 sampai dengan
posisi 7.

3.2.2 Perhitungan MPL (Berdasarkan Analisa Momen)


Merupakan batas besarnya gaya tekan pada segmen L5/S1 dari kegiatan
pengangkatan dalam satuan Newton yang distandarkan oleh NIOSH (National Instiute
of Occupational Safety and Health) tahun 1981. Besar gaya tekannya adalah di bawah
6500 N pada L5/S1. Sedangkan batasan gaya angkatan normal (the Action Limit)
sebesar 3500 pada L5/S1. Sehingga, apabila Fc < AL (aman), AL < Fc < MPL (perlu
hati-hati) dan apabila Fc > MPL (berbahaya). Batasan gaya angkat maksimum yang
diijinkan , yang direkomendasikan NIOSH (1991) adalah berdasarkan gaya tekan
sebesar 6500 N pd L5/S1 , namun hanya 1% wanita dan 25% pria yang diperkirakan
mampu melewati batasan angkat ini.
Tabel 3.3.12 Rekapan data pada setiap segmen tubuh posisi 6

Tabel 3.3.13 Rekapan data pada setiap segmen tubuh posisi 7

Tinja
uan Pustaka MPL (sumber) MANAA???

Tabel sudut dan data segmen mana? Untuk mencari sudut inklinasi
3.2.2.1 Posisi 6 (sesuai posisi kerja yang dilakukan)
Perhitungan MPL untuk posisi 6 adalah sebagai berikut.
a. Gaya perut (FA) dan tekanan perut (PA) untuk Posisi 4
(N/m2)

PA=

PA=

(N/m2)

PA=

(N/m2)

PA=

PA=

(N/m2)

(N/m2)

PA= 51.4 N/m2


PA=

N/m2
PA=

N/m2
FA = PA AA
FA = 510.467 N/m2 x 0.0465 m2
FA = 2.396 N
Wtot = Wo + 2.WH + 2.WLA + 2.WUA + Wt

Wtot = 100 N + 2 x 3 N+ 2 x 8.5 N + 2 x 14 N + 2 x 250 N


Wtot = 100 N + 6 N+ 17 N + 28 N + 500 N
Wtot = 651 N
Keterangan : PA = Tekanan perut
FA = Gaya perut (Newton)
AA = Luas Diafragma (465 cm2 ) = 0,0465 m2
H = Sudut inklinasi perut
T = Sudut inklinasi kaki
Wtot = Gaya keseluruhan yang terjadi

b. Gaya Otot Pada Spinal Erector


FM= (M(L5/S1) FA.D)/E (Newton)
FM= (153.08 Nm 2.36 N x 0.11 m )/ 0.05 m
FM= 3056.41 N
Keterangan :
FM = Gaya otot pada Spinal Erector
E

= Panjang lengan momen otot Spinal Erector dari L5/S1 (estimasi 0,05 m.
sumber : Nurmianto; 1996)

M (L5/S1)= MT = momen resultan pada L5/S1


D = Jarakdari gaya perut ke L5/S1 (0,11 m)
(sumber: Nurmianto; 1996)
c. Gaya Kompresi Pada L5/S1
Fc L5/S1 = Wtot.cos - (FA + FM)
Fc L5/S1 = 651 N x cos

- (2.36 2.39 NN + 3056.41 3056.41 N

N)
Fc L5/S1 = 651 N x cos

- 3054.02(3058.77 N ) N

Fc L5/S1 = 651 N x 0.81 - 3054.02 N (3058.77 N )


Fc L5/S1 = 527.31 N - 3054.02 N (3058.77 N )
Fc L5/S1 = -2526.71-2531.46 N N

d. Gaya Kompresi Pada Kaki


Wtot

Fcf
Fcf
Fcf
Fcf

= 2 Wth + 2 Wc + 2 Wf
= {(2 Wpaha) + (2 Wbetis) + (2 Wkaki)}
= {(2 x 50.00 N) + (2 x 21.50 N) + (2 x 7.00 N)}
= {(100 N) + ( 43 N) + (14 N)}
= 157 N
= Fc L5/S1 + Wtot x cos 21.8
= -2526.71 -2531.46 N + 157 N x 0.93
= -2526.71 -2531.46 N + 146.01 N
= -2380.7-2385.45 N

3.2.2.2 Posisi 7(sesuai posisi kerja yang dilakukan)


Perhitungan MPL untuk posisi 7 adalah sebagai berikut.
a. Gaya perut (FA) dan teckanan perut (PA) untuk Posisi 4
(N/m2)

PA=

(N/m2)

PA=

(N/m2)

PA=

(N/m2)

PA=

(N/m2)

PA=
PA=

N/m2

PA=

(N/m2)
PA=

(N/m2)
FA = PA AA
FA = 177.75

N/m2 x 0.0465 m2
FA = 8.27 -8.80 N

Wtot = Wo + 2.WH + 2.WLA + 2.WUA + Wt


Wtot = 100 N + 2 x 3 N+ 2 x 8.5 N + 2 x 14 N + 2 x 250 N
Wtot = 100 N + 6 N+ 17 N + 28 N + 500 N
Wtot = 651 N
Keterangan : PA = Tekanan perut
FA = Gaya perut (Newton)
AA = Luas Diafragma (465 cm2 ) = 0,0465 m2
H = Sudut inklinasi perut
T = Sudut inklinasi kaki
Wtot = Gaya keseluruhan yang terjadi
b. Gaya Otot Pada Spinal Erector
FM= (M(L5/S1) FA.D)/E (Newton)
FM= (

153.08 Nm 8.27 N 8.80 N x 0.11 m)/0. 05 m

FM= (

153.08 Nm 0.91 Nm 0.97 Nm)/0.05 m

FM= (36.37 Nm )/(152.11 Nm)/0.05 m


FM= 727.4 N3042.2 N
Keterangan :
FM = Gaya otot pada Spinal Erector
E

= Panjang lengan momen otot Spinal Erector dari L5/S1 (estimasi 0,05 m.
sumber : Nurmianto; 1996)

M (L5/S1)= MT = momen resultan pada L5/S1


D = Jarakdari gaya perut ke L5/S1 (0,11 m)
(sumber: Nurmianto; 1996)
c. Gaya Kompresi Pada L5/S1
Fc L5/S1 = Wtot.cos - (FA + FM)
Fc L5/S1 = 651 N x cos

- 8.27 N (-8.80 N + 3042.2 N )727.4 N

Fc L5/S1 = 651 N x 0 - 735.67 N(3033.4 N )

Fc L5/S1 = 0 - 3033.4 N
Fc L5/S1 = -3033.4 N
Fc L5/S1 = 735.67 N
d. Gaya Kompresi Pada Kaki
Wtot

= 2 Wth + 2 Wc + 2 Wf
= {(2 Wpaha) + (2 Wbetis) + (2 Wkaki)}
= {(2 x 50.00 N) + (2 x 21.50 N) + (2 x 7.00 N)}
= {(100 N) + ( 43 N) + (14 N)}
= 157 N

Fcf = Fc L5/S1 + Wtot x cos 21.8


Fcf = 735.67 N + 157 N x 0.93
Fcf = 735.67 N + 146.01 N
Fcf = 589.66 N

Fcf = -3033.4 N + 157 N x 0.93


Fcf = -3033.4 N + 146.01 N
Fcf = -2887.39 N
3.2.3 Perhitungan AL dan MPL
Tinjauan pustaka AL (sumber)
Tabel 3.3.14 Data Vertikal rata-rata

Lokasi vertikal rata-rata


Berdiri, V > 75 cm
Membungkuk, V 75
1 jam
18
15
8 jam
15
12
(Waters dalam Marras dan Karwowski (editor), 2006)

Periode

3.2.3.1 Posisi 6 Punggung Membungkuk ke Depan dengan Posisi Kaki Lurus

Gambar x Posisi awal dan akhir 6


Diketahui :
k

= 50 kg

= 56 cm

= 85 56 = 29cm

= 27

= 58 cm

Fmax= 18

HF

= 0.26

VF

= 0,004 56-75

VF

= 0,004 x (19)

VF

= 0,076

DF

= 0,7 + 7,5 x D

DF

= 0,7 + 7,5 x 29

DF

= 0,7 + 217.5

DF

= 218.2

FF

= |1- F/Fmax|

FF

= |1- 27/18|

FF

= |1- 1.5|

FF

= 0.5

Maka, AL = k x HF x VF x DF x FF
Maka, AL = 50 kg x 0.26 x 0.076 x 218.2 x 0.5
Maka, AL = 107.79
3.2.3.2 Hasil Analisa AL dan MPL
Setelah dihtung AL dan FC, maka akan dianalisa dengan perbandingan AL, FC,
dan konstanta MPL. Kesimpulan ditarik berdasarkan hal berikut.
Kesimpulan :
Fc<AL Aman
AL < Fc < MPL perlu Hati-hati
Fc > MPL Berbahaya
(Sumber: Maras and Karwowski, 2006)
Adapun tabelnya adalah sebagai berikut.
Tabel 3.3.15 Kesimpulan Analisa AL dan MPL

Dari tabel 3.3.15, dapat ditarik sebuah analisa bahwa hal tersebut aman karena
gaya pada kompresi L5/S1 mempunyai nilai -735.67. masih lebih kecil dari Al yang
mempunyai nilai 107.79.

Kesimpulan :
3.2.4 Perhitungan RWL dan LI
Menurut Winter, 1979. Recommended Weight Limit merupakan rekomendasi
batas beban yang dapat diangkat oleh manusia tanpa menimbulkan cidera meskipun
pekerjaan tersebut dilakukan secara repetitive dan dalam jangka waktu yang cukup
lama. RWL ini ditetapkan oleh NIOSH pada tahun 1991 di Amerika Serikat.
Setelah nilai RWL diketahui, selanjutnya perhitungan Lifting Index, untuk
mengetahui index pengangkatan yang tidak mengandung resiko cidera tulang
belakang.
Dalam tubuh manusia terdapat tiga jenis gaya:
1. Gaya Gravitasi, yaitu gaya yang melalui pusat massa dari tiap segmen tubuh
manusia dengan arah ke bawah. Besar gayanya adalah massa dikali percepatan
gravitasi ( F = m.g )
2. Gaya Reaksi yaitu gaya yang terjadi akibat beban pada segmen tubuh atau
berat segmen tubuh itu sendiri.
3. Gaya otot yaitu gaya yang terjadi pada bagian sendi, baik akibat gesekan
sendi atau akibat gaya pada otot yang melekat pada sendi. Gaya ini menggambarkan
besarnya momen otot.
3.2.4.1 RWL 1 (Pegangan Baik)
RWL 1 dalam pegangan baik dapat dihitung kemudian dijabarkan sebagai
berikut:

a. Posisi Awal
FOTO
Gambar x
Diketahui :
LC = 10 kg
FM = 0.45
CM = 1
H=66 cm
V= 57
D = | 87-57 | = 30
A = 0
HM = 25/66 = 0.38
VM (Indonesia) = 1 0,00326 V -69
VM (Indonesia) = 1 0,00326 -12
VM (Indonesia) = 1 0.03912
VM (Indonesia) = 0.96
DM = 0,82 +

= 2.32

AM = 1 0,0032 . 0
AM = 1
RWL = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
RWL = 10 x 0.38 x 0.96 x 2.32 x 1 x 0.45 x 1
RWL = 3.81
Keterangan:
LI=
Jika LI < 1, maka aktivitas tersebut tidak mengandung resiko cidera tulang belakang.
Jika LI 1, maka aktivitas tersebut mengandung resiko cidera tulang belakang.
Maka nilai LI =

= 13.12

b. Posisi Akhir
FOTO
Gambar x
3.2.4.2 RWL 2 (Pegangan Buruk)
RWL 2 dalam pegangan buruk dapat dihitung kemudian dijabarkan sebagai
berikut:
a. Posisi Awal
Diketahui :
LC = 10 kg
FM = 0.45
CM = 0.9
H=58 cm
V= 56
D = | 85-56 | = 29
A = 0
HM = 25/58 = 0.43
VM (Indonesia) = 1 0,00326 V -69
VM (Indonesia) = 1 0,00326 -13
VM (Indonesia) = 1 0.042
VM (Indonesia) = 0.96
DM = 0,82 +

=0,82 +

=0.82 + 1.56 =2.38

AM = 1 0,0032 . 0
AM = 1
RWL = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
RWL = 10 x 0.43 x 0.96 x 2.38 x 1 x 0.45 x 1
RWL = 4.42
Keterangan:
LI=
Jika LI < 1, maka aktivitas tersebut tidak mengandung resiko cidera tulang belakang.

Jika LI 1, maka aktivitas tersebut mengandung resiko cidera tulang belakang.


Maka nilai LI =

= 11.31

b. Posisi Akhir
3.2.4.3 Hasil Analisis RWL dan LI
Tabel 3.3.15 Kesimpulan Analisa RWL dan LI

3.2.5. Pengolahan dan Analisis Data Menggunakan Metode REBA


Tinjauan Pustaka REBA (sumber)

3.2.5.1 Pengolahan Menggunakan Metode REBA pada posisi 6


Pengantar ...
3.2.5.2 Hasil Analisis REBA pada posisi 6
Pengantar ...

Gambar x REBA employee assesment worksheet


(Sumber : Pengolahan data primer)
Analisa hasil + lihat tabel REBA Decision:
3.2.5.1 Pengolahan Menggunakan Metode REBA pada posisi 7
Pengantar ...
3.2.5.2 Hasil Analisis REBA pada posisi 7
Pengantar ...
3.3 Rancangan Metode Kerja Berdasarkan Prinsip Biomekanika
Banyak metode-metode kerja yang dapat dipergunakan dalam meningkatkan
produktivitas, seiring dengan variabilitas kerja itu sendiri. Sehingga pada akhirnya akan
menghasilkan banyak alternatif dalam pemilihan metode kerja tersebut, untuk
membandingkan metode kerja yang terbaik adalah melihat kriteria waktu. Waktu
penyelesaian suatu pekerjaan yang lebih singkat, akan menghasilkan produktivitas yang
lebih tinggi, karena jumlah keluaran atau output persatuan waktu akan semakin banyak.
Metode MTM (Method Time Measurement) merupakan salah satu solusi yang baik,
karena metode ini mempunyai keunggulan dapat mendeteksi waktu penyelesaian suatu
pekerjaan dalam suatu metode yang diusulkan sebagai alternatif, sebelum metode kerja
tersebut diterapkan atau dijalankan, dengan menggunakan metode MTM ini dapat

diketahui gerakan-gerakan yang dilakukan operator dalam melakukan pekerjaannya,


baik dengan menggunakan tangan kanan maupun tangan kiri dengan meminimasi waktu
yang dibutuhkan dalam melaksanakan pekerjaan.

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN


4.1 Kesimpulan
Pengantar ...
4.2 Saran
Pengantar ...
3.2.3 Perhitungan AL dan MPL
Tinjauan pustaka AL (sumber)
Tabel 3.3.12 Fmax untuk perhitungan AL
Lokasi vertikal rata-rata
Periode

Membungkuk,

Berdiri, V > 75 cm
75
1 jam
18
15
8 jam
15
12
(Waters dalam Marras dan Karwowski (editor), 2006)
3.2.3.1 Posisi 6 Punggung Membungkuk ke Depan dengan Posisi Kaki Lurus

Gambar x Posisi awal dan akhir 6

Diketahui :

= 40 kg

= 53 cm

= 114 53 = 61cm

= 13

= 49 c m

Fmax = 15
HF

= 0,408
VF

= 0,004 V-75

DF

= 0,7 + 7,5 D

FF

= |1- F/Fmax|

Maka, AL = k x HF x VF x DF x FF
3.2.3.2 Hasil Analisa AL dan MPL
Pengantar...
Kesimpulan :
Fc<AL Aman
AL < Fc < MPL perlu Hati-hati
Fc > MPL Berbahaya
(Sumber: Maras and Karwowski, 2006)

3.2.4 Perhitungan RWL dan LI


Tinjauan pustaka RWL dan LI (sumber)
3.2.4.1 RWL 1 (Pegangan Baik)
Pengantar...
a. Posisi Awal
FOTO
Gambar x

Diketahui :
VM (Indonesia) = 1 0,00326 V-69

DM

AM

0,82

0,0032

RWL = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM

Keterangan:
LI=

Jika LI < 1, maka aktivitas tersebut tidak mengandung resiko cidera tulang belakang.
Jika LI 1, maka aktivitas tersebut mengandung resiko cidera tulang belakang.
Maka

nilai

LI

b. Posisi Akhir
FOTO
Gambar x
3.2.4.2 RWL 2 (Pegangan Buruk)

Pengantar...
a.

Posisi

Awal

b. Posisi Akhir

3.2.4.3 Hasil Analisis RWL dan LI


Pengantar...
3.2.5. Pengolahan dan Analisis Data Menggunakan Metode REBA
dan SNOOK.
Tinjauan Pustaka REBA (sumber)

3.2.5.1 Pengolahan Menggunakan Metode REBA pada posisi 1


Pengantar ...
3.2.5.2 Hasil Analisis REBA pada posisi 1
Pengantar ...

Gambar x REBA employee assesment worksheet


(Sumber : Pengolahan data primer)
Analisa hasil + lihat tabel REBA Decision:
3.2.5.1 Pengolahan Menggunakan Metode REBA pada posisi 4
Pengantar ...

3.2.5.2 Hasil Analisis REBA pada posisi 4


Pengantar ...

3.3 Rancangan Metode Kerja Berdasarkan Prinsip Biomekanika


BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Pengantar ...
4.2 Saran
Pengantar ...

Anda mungkin juga menyukai