Anda di halaman 1dari 4

SIFAT-SIFAT MATERIAL

Sufat material pada umumnya dapat diklasifikasikan menjadi


a. Sifat Mekanik
b. Sifat Kimia
c. Fisik

Pada kali ini sifat-sifat yang akan dibahas adalah


1.
2.
3.
4.

Sifat Tahan Panas (heat resistant)


Sifat Tahan anti abrasi
Sufat tahan korosi
Sifat anti lengket

A. Sifat tahan panas


Material tahan panas adalah material yang mampu mempertahankan sifat-sifatnya atau
tidak mengalami penurunan kualitas saat digunakan pada suhu yang tinggi. Paduan logam
tahan panas dapat digunakan pada aplikasi yang luas, baik yang melibatkan pembebanan
tinggi, pembebanan kejut, suhu tinggi, gesekan dan lain sebagainya. Hal ini adalah karena
sifat logam dapat direkayasa sesuai kebutuhan dengan menambahkan unsur paduan yang
tepat.
Salah satu klasifikasi material logam yang telah banyak digunakan sebagai material tahan
panas adalah superalloy. Superalloy adalah material yang memang dikembangkan dengan
tujuan untuk mempertahankan kekuatannya pada temperatur tinggi (> 650 OC) untuk waktu
yang lama,
Sedangkan, kelompok lainnya adalah material logam baja tahan panas yang dibagi
menjadi empat klasifikasi, yaitu:
a. Iron-chromium
Kelompok baja ini memiliki komposisi sebesar 26-30% Cr dan <7% Ni. Kelompok
ini biasa digunakan pada aplikasi dimana kekuatan pada suhu tinggi tidak diperlukan,
seperti bearing, roll, fitting, dan lain-lain.
b. Iron-chromium-nickel
Kelompok baja ini memiliki komposisi sebesar 18-32% Cr dan 8-22% Ni.
Kebanyakan struktur mikronya fully . Pada suhu >800 oC membentuk
phase yang brittle,
namun
kuat
pada
suhu
tinggi.
Ketahanan creep dan rupture strength yang tinggi dan dapat ditingkatkan dengan
meningkatkan kadar Ni. Biasa digunakan pada furnace.

c. Iron-nickel-chromium
Komposisinya 15-28% Cr dan 23-41% Ni (Cr < Ni). Kelompok ini memiliki fasa
yang stabil, memiliki kekuatann yang baik pada temperatur tinggi,
tahan thermal stress dan oksidasi. Pada aplikasinya biasa digunakan sebagai chain,
komponen furnace, steam reformer dan load bearing.
d. Nickel-iron-chromium
Komposisi baja ini adalah 58-68% Ni dan 10-19% Cr. Kelompok ini memiliki sifat
tahan terhadap karburisasi dan nitridasi. Karena sifatnya tersebut, maka biasanya
kelompok baja ini digunakan untuk peralatan karburisasi dan nitridasi, komponen
pembakar, dan lain sebagainya.
B. Anti Korosi
Disebut sebagai baja tahan karat (stainless steel ) karena baja ini tahan terhadap
pengaruh oksigen dan memiliki lapisan oksida yang yang stabil pada permukaan baja,
Stainless steel bisa bertahan dari pengaruh oksidasi karena mengandung unsur
Chromiun lebih dari 10,5% yang merupakan pelindung utama baja dalam stainless
steel terhadap gejala yang di sebabkan kondisi lingkungan. Stainless steel di bagi
dalam beberapa kelompok utama sesuai jenis dan porsentase material sebagai bahan
pembuatannya. klasifikasi stainless steel antara lain adalah sebagai berikut:
1. Kelompok Stainless Steel Martensitic
Memilliki kandungan Chrome 12% - 14% dan Carbon 0,08-2,0%. Kandungan karbon yang
tinggi merupakan hal yang baik dalam merespon panas untuk memberikan berbagai kekuatan
mekanis , misalnya kekerasan baja. Baja tahan karat kelas ini menunjukkan kombinasi baik
terhadap ketahanan korosi dan sifat mekanis mendapat perlakuan panas pada permukaannya
sehingga bagus untuk berbagai aplikasi. Pada kelompok atau klasifikasi martensic di bagi
dalam beberapa type yang antara lain:
a. Type 410
Memiliki kandungan chrome sebanyak 13% dan 0,15% carbon, jenis yang paling baik di
gunakan pada pengerjaan dingin.
b. Type 416
Memiliki kandungan yang sama dengan type 410, namun ada penambahan unsur shulpur.
c. Type 431
Mengandung 175 chrome, 2,5% nikel dan 0,15% maksimum carbon.

2. Kelompok Stainless Steel Ferritic


Ferritic memiliki kandungan chrome 17% dan carbon 0,08-0,2%. Memiliki sifat ketahanan
korosi yang meningkat pada suhu tinggi. Namun sulit melakukan perlakuan panas kepada

kelompok ini sehingga penggunakan menjadi terbatas,. Pada kelompok atau klasifikasi
ferrtic di bagi dalam beberapa type yang antara lain adalah:
* Type 430
Memiliki kandungan chrome sebanyak 17% , dan kandungan baja yang rendah. Tahan
sampai temepratur/suhu 800%, biasanya di buat dalam bentuk baja strip.
3. Kelompok Stainless Steel Austenitic
Austenitic memiliki kandungan chrome 17-25% dan Nikel 8-20% dan beberapa unsur
tambahan. Baja kelompok ini adalah non magnetic. Pada kelompok ini di bagi dalam
beberapa type yang antara lain adalah:
a. Type 304
Type ini sangat baik untuk lingkungan tercemar dan di air tawar namun tidak di anjurkan
pemakaiannya yang berhubungan langsung dengan air laut.
b. Type 321
Merupakan variasi dari type 304 namun dengan penambahan Titanium dan Carbon secara
proporsional. baik untuk pengerjaan suhu tinggi.
c. Type 347
Mirip dengan type 321 tetapi dengan penambahan Niobium
d. Type 316
Pada type ini ada penambahan unsur Molibdenum 2-3% sehingga memberikan perlindungan
terhadap korosi, baik di gunakan pada peralatan yang berhubungan dengan air laut.
Penambahan Nikel sebesar 12% tetap memepertahankan struktur austenitic.
e. Type 317
Mirip dengan type 316, namun ada penambahan lebih pada unsur/elemen Molybdenum
sebesar 3-4%, Lebih dikenal dengan istilah UNS S31254, merupakan jenis yang memiliki
ketahanan tinggi terhadap air laut karena tingginya kadar Chromium dan Molibdenum.
g. L Grade
Memiliki kandungan Carbon rendah (316L) dibatasi antara 0,03-0,035%, sehingga
menyebabkan pengurangan kekuatan tarik.
4. Kelompok Stainless Steel Duplex
Merupakan kelompok yang memiliki keseimbangan Chromium, Nikel, Molibdenum dan
Nitrogen pada campuran yang sama antara kelompok austenite dan kelompok ferit. Hasilnya
adalah sebuah kekuatan yang tinggi, sangat tahan terhadap korosi. Direkomendasikan pada
suhu -50 sampai dengan +300 C. Beberapa type antara lain adalah:

a. UNS S31803
merupakan kelas duplex type yang paling banyak di gunakan. Komposisinya 0,03%
maksimum Carbon, 22% Chrome, 5,5% Nikel, dan 0,15 Nitrogen.

b. UNS S32750
Type duplex yang rendah menurut sifat mirip dengan type 316, tapi dua kali lipat kekuatan
tariknya. Komposisinya adalah: 0,03% carbon, 23% Chrome, 4% Nikel dan 0,1% adalah
Nitrogen.
c. UNS S32750
Ini merupakan type super untuk kelompok duplex, ketahanan terhadap korosi yang
meningkat. Komposisi dari type ini adalah: 0,03% maksimum Carbon, 25% Chrome, 7%
Nikel, 4% Molibdenum dan 0,028 nitrogen.
C. Sifat Tahan Abrasi
Abrasi Merupakan proses dimana material yang lebih lunak terkikis oleh material
yang lebih keras. Faktor-faktor yang mempengaruhi sifat abrasif antara lain : material yang
digunakan untuk abrasi antara lain permata, karbida, aluminium oksida dll.
Untuk meminimalisir abrasi, maka dibutuhkan material yang memiliki ketahanan aus
yang baik. Ketahanan aus merupakan sebuah parameter yang penting bagi material yang sering
bergesekan dengan benda lain karena tingkat keausan menentukan umur pakai material tersebut.
Indikasi yang menunjukkan bahwa material tersebut tahan aus adalah kecilnya pengurangan massa
akibat penggesekan dan tidak terjadi distorsi dimensi. Secara umum, ketahanan aus dapat
ditingkatkan dengan menaikkan kekerasan namun kekerasan bukan faktor utama yang menentukan
tingkat keausan material. Karbon ekivalen, proses perlakuan panas, biasanya digunakan pada alat-alat
grinding dan perkakas yang sering digunakan
D. Sifat anti lengket

Sifat anti lengket dapat ditemukan pada peralatan masak yang sering dikenal dengan
teflon. Sifat itu didpat dari proses pelapisan (coating) yang bertujuan untuk mencegah
material asli tertempel ataupun berkarat material lain saat dioperasikan

Anda mungkin juga menyukai