BAB I.doc Fix

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem reproduksi adalah sistem yang berfungsi sebagai alat berkembang
biak. Sistem reproduksi manusia terdiri atas sistem reproduksi laki-laki dan sistem
reproduksi wanita. Organ reproduksi laki-laki terdiri dari testis dan bagian lainnya,
sedangkan organ reproduksi wanita terdiri dari ovarium dan bagian alat kelamin
lainnya. Pengetahuan tentang Anatomi dan Fisiologi sistem reproduksi pada manusia
merupakan ilmu yang paling dasar/basic bagi setiap pelaku kesehatan reproduksi
khususnya para wanita. Dalam makalah ini akan dibahas dua hal yaitu tentang
ANATOMI dan FISIOLOGI SISTEM REPRODUKSI yang menerangkan tentang
Anatomi Saluran Reproduksi Laki-laki dan Anatomi Saluran Reproduksi Wanita.
Reproduksi atau perkembangbiakan merupakan bagian dari ilmu faal
(fisiologi). Reproduksi secara fisiologis tidak vital bagi kehidupan individual dan
meskipun siklus reproduksi suatu manusia berhenti, manusia tersebut masih dapat
bertahan hidup, sebagai contoh saat mencapai menopause dan andropouse tidak akan
mati. Pada umumnya reproduksi baru dapat berlangsung setelah manusia tersebut
mencapai masa pubertas atau dewasa kelamin, dan hal ini diatur oleh kelenjarkelenjar

endokrin

dan

hormon

yang

dihasilkan

dalam

tubuh

manusia.

Reproduksi juga merupakan bagian dari proses tubuh yang bertanggung jawab
terhadap kelangsungan suatu generasi.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan oleh penyusun di atas,
rumusan masalah dari makalah ini sebagai berikut :
1. Bagaimana anatomi dan fisiologi sistem reproduksi pada laki-laki ?
1

2. Bagaimana pembentukan sperma pada laki-laki ?


3. Bagaimana anatomi dan fisiologi sistem reproduksi pada wanita ?
4. Bagaimana siklus menstruasi pada wanita ?
5. Bagaimana bisa terjadi kehamilan pada wanita ?
6. Bagaimana terjadinya menopause pada wanita ?
7. Apa saja penyakit yang dapat meyerang sistem reproduksi manusia ?
1.2 Tujuan
Tujuan dari rumusan masalah di atas adalah :
1. Untuk mengetahui anatomi dan fisiologi sistem reproduksi laki-laki
2. Untuk mengetahui anatomi dan fisiologi sistem reproduksi wanita
3. Untuk mengetahui proses terjadinya pembuahan, kehamilan hingga
monopause pada wanita
4. Untuk mengetahui penyakit yang menyerang sistem reproduksi manusia

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Anatomi Sistem Reproduksi Pria
a) Struktur luar dari sistem reproduksi pria terdiri dari beberapa bagian yaitu:
1. Penis
Fungsi penis adalah sebagai alat transportasi bagi air seni dan sperma
Penis terdiri dari:

Akar (menempel pada didnding perut)

Badan (merupakan bagian tengah dari penis)

Glans penis (ujung penis yang berbentuk seperti kerucut).

Lubang uretra (saluran tempat keluarnya semen dan air kemih) terdapat di
umung glans penis. Dasar glans penis disebut korona. Pada pria yang
tidak disunat (sirkumsisi), kulit depan (preputium) membentang mulai
dari korona menutupi glans penis.
Badan penis terdiri dari 3 rongga silindris (sinus) jaringan erektil:
- 2 rongga yang berukuran lebih besar disebut korpus kavernosus,
terletak bersebelahan.
- Rongga yang ketiga disebut korpus spongiosum, mengelilingi uretra.
Jika rongga tersebut terisi darah, maka penis menjadi lebih besar, kaku
dan tegak (mengalami ereksi).
2. Skrotum
Skrotum merupakan kantung berkulit tipis yang mengelilingi dan
melindungi testis. Skrotum juga bertindak sebagai sistem pengontrol suhu

untuk testis, karena agar sperma terbentuk secara normal, testis harus
memiliki suhu yang sedikit lebih rendah dibandingkan dengan suhu tubuh.
Otot kremaster pada dinding skrotum akan mengendur atau mengencang
sehinnga testis menggantung lebih jauh dari tubuh (dan suhunya menjadi lebih
dingin) atau lebih dekat ke tubuh (dan suhunya menjadi lebih hangat).
3. Testis
Testis berbentuk lonjong dengan ukuran sebesar buah zaitun dan
terletak di dalam skrotum. Biasanya testis kiri agak lebih rendah dari testis
kanan. Testis menghasilkan Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan
Luteinizing Hormone (LH) juga hormon testosterone.
Fungsi testis, terdiri dari :

Membentuk gamet-gamet baru yaitu spermatozoa, dilakukan di Tubulus


seminiferus.

Menghasilkan hormon testosteron, dilakukan oleh sel interstial. Testis


memiliki 2 fungsi, yaitu: Pembentukan sperma oleh tubulus seminiferus.
Pembentukan hormone testoteron oleh sel leydig

b) Struktur dalamnya terbagi atas 4 bagian :


1. Vas deferens
Vas deferens merupakan saluran yang membawa sperma dari epididimis.
Saluran ini berjalan ke bagian belakang prostat lalu masuk ke dalam uretra
dan membentuk duktus ejakulatorius. Struktur lainnya (misalnya
pembuluh darah dan saraf) berjalan bersama-sama vas deferens dan
membentuk korda spermatika.
2. Uretra
Uretra berfungsi 2 fungsi:
-

Bagian dari sistem kemih yang mengalirkan air kemih dari


kandung kemih
4

Bagian dari sistem reproduksi yang mengalirkan semen.

3. Kelenjar Prostat
Kelenjar prostat terletak di bawah kandung kemih di dalam pinggul dan
mengelilingi bagian tengah dari uretra. Biasanya ukurannya sebesar walnut
dan akan membesar sejalan dengan pertambahan usia.
Prostat mengeluarkan sekeret cairan yang bercampur secret dari testis,
perbesaran prostate akan membendung uretra dan menyebabkan retensi
urin.
Kelenjar prostat, merupakan suatu kelenjar yang terdiri dari 30-50 kelenjar
yang terbagi atas 4 lobus yaitu:
- Lobus posterior
- Lobus lateral
- Lobus anterior
- Lobus medial
Fungsi Prostat:
Menambah cairan alkalis pada cairan seminalis yang berguna untuk
menlindungi spermatozoa terhadap sifat asam yang terapat pada uretra dan
vagina. Di bawah kelenjar ini terdapat Kelenjar Bulbo Uretralis yang
memilki panjang 2-5 cm. fungsi hampir sama dengan kelenjar prostat.
4. Vesikula seminalis.
Prostat dan vesikula seminalis menghasilkan cairan yang merupakan
sumber makanan bagi sperma. Cairan ini merupakan bagian terbesar dari
semen. Cairan lainnya yang membentuk semen berasal dari vas deferens
dan dari kelenjar lendir di dalam kepala penis. Fungsi Vesika seminalis :
Mensekresi cairan basa yang mengandung nutrisi yang membentuk
sebagian besar cairan semen

c) Duktus Duktuli
1. Epididimis
Merupakan saluran halus yang panjangnya 6 cm terletak sepanjang atas
tepi dan belakang dari testis. Epididimis terdiri dari kepala yang terletak
di atas katup kutup testis, badan dan ekor epididimis sebagian ditutupi
oleh lapisan visceral, lapisan ini pada mediastinum menjadi lapisan
parietal. Saluran epididimis dikelilingi oleh jaringan ikat, spermatozoa
melalui duktuli eferentis merupakan bagian dari kaput (kepala)
epididimis. Duktus eferentis panjangnya 20 cm, berbelok-belok dan
membentuk kerucut kecil dan bermuara di duktus epididimis tempat
spermatozoa disimpan, masuk ke dalam vas deferens
Fungsi dari epididimis yaitu sebagai saluran penhantar testis, mengatur
sperma sebelum di ejakulasi, dan memproduksi semen.
2. Duktus Deferens
Merupakan kelanjutan dari epididimis ke kanalis inguinalis, kemudian
duktus ini berjalan masuk ke dalam rongga perut terus ke kandung kemih,
di belakang kandung kemih akhirnya bergabung dengan saluran vesika
seminalis dan selanjtnya membentuk ejakulatorius dan bermuara di
prostate. Panjang duktus deferens 50-60 cm.
d) Bangunan Penyokong atau Penyambung
1. Funikulus Spermatikus
Bagian penyambung yang berisi duktus seminalis, pembuluh limfe, dan
serabut-serabut saraf.

2.2 Fisiologi Sistem Reproduksi Pria


a) Hormon pada Laki-laki, yaitu:
1. FSH
Menstimulir spematogenesis.
2. LH
Menstimulir Sel Interstitiil Leydig untuk memproduksi Testosteron.
3. Testosteron
Bertanggung jawab dalam perubahan fisik laki-laki terutama organ seks
sekundernya.

Efek hormon testoteron pada pria:


Sebelum lahir:
a. Maskulinasi saluran reproduksi dan genital eksternal
b. Mendorong penurunan testis ke skrotum

Efek reproduksi
a. Pertumbuhan dan pematangan organ reproduksi
b. Penting dalam spermatogenesis pertumbuhan tanda kelamin
sekunder
7

b) Spermatogenesis
Spermatogenesis

adalah

perkembangan

spermatogonia

menjadi

spermatozoa. Berlangsung 64 hari. Spermatogonia berkembang menjadi


spermatozit primer. Spermatozit primer menjadi spermatozit sekunder.
Spermatozit sekunder berkembang menjadi spermatid. Tahap akhir
spermatogenesis adalah pematangan spermatid menjadi spermatozoa.
Ukuran spermatozoa adalah 60 mikron. Spermatozoa terdiri dari kepala,
badan dan ekor.
2.3 Anatomi Sistem Reproduksi Wanita

a) Genetalia Eksterna (vulva) terdiri dari:


-

Tundun (Mons veneris)


Bagian yang menonjol meliputi simfisis yang terdiri dari jaringan dan
lemak, area ini mulai ditumbuhi bulu (pubis hair) pada masa pubertas.
Bagian yang dilapisi lemak, terletak di atas simfisis pubis.

Labia Mayora
Merupakan kelanjutan dari mons veneris, berbentuk lonjong. Kedua
bibir ini bertemu di bagian bawah dan membentuk perineum. Labia
mayora bagian luar tertutp rambut, yang merupakan kelanjutan dari
rambut pada mons veneris. Labia mayora bagian dalam tanpa rambut,
8

merupakan selaput yang mengandung kelenjar sebasea (lemak).


Ukuran labia mayora pada wanita dewasa panjang 7- 8 cm, lebar 2
3 cm, tebal 1 1,5 cm. Pada anak-anak dan nullipara kedua labia
mayora sangat berdekatan.
-

Labia Minora
Bibir kecil yang merupakan lipatan bagian dalam bibir besar (labia
mayora), tanpa rambut. Setiap labia minora terdiri dari suatu jaringan
tipis yang lembab dan berwarna kemerahan;Bagian atas labia minora
akan bersatu membentuk preputium dan frenulum clitoridis, sementara
bagian. Di Bibir kecil ini mengeliligi orifisium vagina bawahnya akan
bersatu membentuk fourchette.

Klitoris
Merupakan bagian penting alat reproduksi luar yang bersifat erektil.
Glans clitoridis mengandung banyak pembuluh darah dan serat saraf
sensoris sehingga sangat sensitif. Analog dengan penis pada laki-laki.
Terdiri dari glans, corpus dan 2 buah crura, dengan panjang rata-rata
tidak melebihi 2 cm.

Vestibulum (serambi)
Merupakan rongga yang berada di antara bibir kecil (labia minora).
Pada vestibula terdapat 6 buah lubang, yaitu orifisium urethra
eksterna, introitus vagina, 2 buah muara kelenjar Bartholini, dan 2
buah muara kelenjar paraurethral. Kelenjar bartholini berfungsi untuk
mensekresikan cairan mukoid ketika terjadi rangsangan seksual.
Kelenjar bartholini juga menghalangi masuknya bakteri Neisseria
gonorhoeae maupun bakteri-bakteri pathogen.

Himen (selaput dara)


Terdiri dari jaringan ikat kolagen dan elastic. Lapisan tipis ini yang
menutupi sabagian besar dari liang senggama, di tengahnya berlubang
supaya kotoran menstruasi dapat mengalir keluar. Bentuk dari himen
dari masing-masing wanita berbeda-beda, ada yang berbentuk seperti
bulan sabit, konsistensi ada yang kaku dan ada lunak, lubangnya ada
yang seujung jari, ada yang dapat dilalui satu jari. Saat melakukan
koitus pertama sekali dapat terjadi robekan, biasanya pada bagian
posterior.

Perineum (kerampang)
Terletak di antara vulva dan anus, panjangnya kurang lebih 4 cm.
Dibatasi oleh otot-otot muskulus levator ani dan muskulus coccygeus.
Otot-otot berfungsi untuk menjaga kerja dari sphincter ani 2. Genetalia
Interna

Vagina
Merupakan saluran muskulo-membraneus yang menghubungkan
rahim dengan vulva. Jaringan muskulusnya merupakan kelanjutan
dari muskulus sfingter ani dan muskulus levator ani, oleh karena
itu

dapat

dikendalikan.

Vagina terletak antara kandung kemih dan rektum. Panjang bagian


depannya sekitar 9 cm dan dinding belakangnya sekitar 11 cm.
Bagian serviks yang menonjol ke dalam vagina disebut portio.
Portio uteri membagi puncak (ujung) vagina menjadi:
-Forniks anterior
-Forniks dekstra
-Forniks posterior
-Forniks sisistra

10

Sel dinding vagina mengandung banyak glikogen yang


menghasilkan asam usu dengan pH 4,5. keasaman vagina
memberikan proteksi terhadap infeksi.
Fungsi utama vagina:
1) Saluran untuk mengeluarkan lendir uterus dan darah
menstruasi.
2) Alat hubungan seks.
3) Jalan lahir pada waktu persalinan.

Uterus
Merupakan Jaringan otot yang kuat, terletak di pelvis minor
diantara kandung kemih dan rektum. Dinding belakang dan depan
dan bagian atas tertutup peritonium, sedangkan bagian bawah
berhubungan dengan kandung kemih.Vaskularisasi uterus berasal
dari arteri uterina yang merupakan cabang utama dari arteri illiaka
interna (arterihipogastrika interna).
Bentuk uterus seperti bola lampu dan gepeng.
1) Korpus uteri : berbentuk segitiga
2) Serviks uteri : berbentuk silinder

Fundus uteri
Bagian korpus uteri yang terletak diatas kedua pangkal tuba.
Untuk mempertahankan posisinya, uterus disangga beberapa
ligamentum,
jaringan ikat dan parametrium. Ukuran uterus tergantung dari usia
wanita dan
paritas. Ukuran anak-anak 2-3 cm, nullipara 6-8 cm, multipara 8-9
cm dan >80 gram pada wanita hamil. Uterus dapat menahan beban
hingga 5 liter.

11

Dinding uterus terdiri dari tiga lapisan :


1. Peritonium
Meliputi dinding rahim bagian luar. Menutupi bagian luar uterus.
Merupakan penebalan yang diisi jaringan ikat dan pembuluh darah
limfe dan urat syaraf. Peritoneum meliputi tuba dan mencapai
dinding abdomen.
2. Lapisan otot
Susunan otot rahim terdiri dari tiga lapisan yaitu lapisan luar,
lapisan tengah, dan lapisan dalam. Pada lapisan tengah
membentuk lapisan tebal anyaman serabut otot rahim. Lapisan
tengah ditembus oleh pembuluh darah arteri dan vena.
Lengkungan serabut otot ini membentuk angka delapan sehingga
saat terjadi kontraksi pembuluh darah terjepit rapat, dengan
demikian pendarahan dapat terhenti. Makin kearah serviks, otot
rahim makin berkurang, dan jaringan ikatnya bertambah. Bagian
rahim yang terletak antara osteum uteri internum anatomikum,
yang merupakan batas dari kavum uteri dan kanalis servikalis
dengan osteum uteri histologikum (dimana terjadi perubahan
selaput lendir kavum uteri menjadi selaput lendir serviks) disebut
isthmus. Isthmus uteri ini akan menjadi segmen bawah rahim dan
meregang saat persalinan.
3. Endometrium
Pada endometrium terdapat lubang kecil yang merupakan muara
dari kelenjar endometrium. Variasi tebal, tipisnya, dan fase
pengeluaran lendir endometrium ditentukan oleh perubahan
hormonal

dalam

siklus

menstruasi.

Pada

saat

konsepsi

endometrium mengalami perubahan menjadi desidua, sehingga


memungkinkan terjadi implantasi (nidasi).Lapisan epitel serviks
berbentuk silindris, dan bersifat mengeluarakan cairan secara
terus-menerus, sehingga dapat membasahi vagina. Kedudukan
12

uterus dalam tulang panggul ditentukan oleh tonus otot rahim


sendiri, tonus ligamentum yang menyangga, tonus otot-otot
panggul. Ligamentum yang menyangga uterus adalah:
a) Ligamentum latum
Ligamentum latum seolah-olah tergantung pada tuba
fallopii.
b) Ligamentum rotundum (teres uteri)
Terdiri dari otot polos dan jaringan ikat. Fungsinya menahan
uterus dalam posisi antefleksi.
c) Ligamentum infundibulopelvikum
Menggantung dinding uterus ke dinding panggul.
d) Ligamentum kardinale Machenrod
Menghalangi pergerakan uteruske kanan dan ke kiri. Tempat
masuknya pembuluh darah menuju uterus.
e) Ligamentum sacro-uterinum
Merupakan penebalan dari ligamentum kardinale
Machenrod menuju os.sacrum.
f) Ligamentum vesiko-uterinum
Merupakan jaringan ikat agak longgar sehingga dapat
mengikuti perkembangan uterus saat hamil dan persalinan.

Tuba Fallopii
Tuba fallopii merupakan tubulo-muskuler, dengan panjang 12 cm
dan diameternya antara 3 sampai 8 mm. fungsi tubae sangat
penting, yaiu untuk menangkap ovum yang di lepaskan saat
ovulasi, sebagai saluran dari spermatozoa ovum dan hasil
konsepsi, tempat terjadinya konsepsi, dan tempat pertumbuhan
dan perkembangan hasil konsepsi sampai mencapai bentuk
blastula yang siap melakukan implantasi.

13

Ovarium
Merupakan kelenjar berbentuk buah kenari terletak kiri dan kanan
uterus di bawah tuba uterina dan terikat di sebelah belakang oleh
ligamentum latum uterus. Setiap bulan sebuah folikel berkembang
dan sebuah ovum dilepaskan pada saat kira-kira pertengahan (hari
ke-14) siklus menstruasi. Ovulasi adalah pematangan folikel de
graaf dan mengeluarkan ovum. Ketika dilahirkan, wanita memiliki
cadangan ovum sebanyak 100.000 buah di dalam ovariumnya, bila
habis menopause. Ovarium yang disebut juga indung telur,
mempunyai 3 fungsi:
a. Memproduksi ovum
b. Memproduksi hormone estrogen
c. Memproduksi progesterone
Memasuki pubertas yaitu sekitar usia 13-16 tahun dimulai
pertumbuhan folikel primordial ovarium yang mengeluarkan
hormon estrogen. Estrogen merupakan hormone terpenting pada
wanita. Pengeluaran hormone ini menumbuhkan tanda seks
sekunder pada wanita seperti pembesaran payudara, pertumbuhan
rambut pubis, pertumbuhan rambut ketiak, dan akhirnya terjadi
pengeluaran darah menstruasi pertama yang disebut menarche.
Awal-awal menstruasi sering tidak teratur karena folikel graaf
belum melepaskan ovum yang disebut ovulasi. Hal ini terjadi
karena

memberikan

kesempatan

pada

estrogen

untuk

menumbuhkan tanda-tanda seks sekunder. Pada usia 17-18 tahun


menstruasi sudah teratur dengan interval 28-30 hari yang
berlangsung kurang lebih 2-3 hari disertai dengan ovulasi, sebagai
kematangan organ reproduksi wanita.

14

2.4 Fisiologi Sistem Reproduksi Wanita


a) Hormon Reproduksi pada wanita
1). Hormon FSH yang berfungsi untuk merangsang pertumbuhan sel-sel
folikel sekitar
sel ovum.
2). Hormon Estrogen yang berfungsi merangsang sekresi hormone LH.
3). Hormon LH yang berfungsi merangsang terjadinya ovulasi (yaitu proses
ematangan sel ovum).
4). Hormon progesteron yang berfungsi untuk menghambat sekresi FSH dan
LH
2.5 Siklus Menstruasi

Wanita yang sehat dan tidak hamil, setiap bulan akan mengeluarkan darah dari
alat kandungannya. Siklus mnstruasi terbagi menjadi 4, yaitu:
1. Stadium menstruasi (Desquamasi), dimana endometrium terlepas dari rahim
dan adanya pendarahan selama 4hari.
2. Staduim prosmenstruum (regenerasi), dimana terjadi proses terbentuknya
endometrium secara bertahap selama 4hr

15

3. Stadium intermenstruum (proliferasi), penebalan endometrium dan kelenjar


tumbuhnya lebih cepat.
4. Stadium praemenstruum (sekresi), perubahan kelenjar dan adanya penimbunan
glikogen guna mempersiapkan endometrium.
2.6 Siklus Kehamilan

Pada fase ini hormone-hormone yang bekerja adalah:


a) Esterogen dan progestron hingga kehamilan trimester ke-1 hormone ini di produksi
oleh korpus luteum. Secara berangsur-angsur fungsi korpus luteum diganti oleh
plasenta.
b) Prolaktin, yakni hormone yang merangsang kerja kelenjar susu, sehingga pada saat
diperluka sudah siap berfungsi. Hormone ini juga berfungsi mengatur metabolisme
ibu dapat dikurangi dan dialirkan ke janin. Hormone ini di produksi oleh plasenta.
a. Perkembangan janin.
Apabila di tuba falopi terjadi pembuahan dan dihasilkan zigot, maka zigot yang
terbentuk ini akan bergerak ke arah rahim untuk menempel pada dinding rahim. Di
rahim zigot akan berkembang menjadi embrio dan kemudian menjadi janin. Agar

16

dapat tumbuh dan berkambang janin membutuhkan maknan. Maknan tersebut


berasal dari tubuh induk dengan perantara plasenta.
Embrio yang berkembang di dalam rahimdibungkus oleh bermacam-macam
selaput. Selaput itu berfungsi untuk:
-

Melindungi embrio terhadap kekeringan dan goncangan

Membantu proses pernapasan dan ereksi dan fungsi-fungsi lainya selama


kehidupan di dalam rahim.

Selaput pembungkus embrio terdiri atas:

Sakus vitelinus (kantong kuning telur) yang terletak anatara amnion dan
plasenta.
merupakan tempat pemunculan sel-sel darah dan pembulu-pembuulu darah
yang pertama.

Amnion merupakan selaput yang membatasi ruang amnion dimana terdapat


embrio. Dinding amnion menghasilkan getah ketuban yang berguna untuk
menjaga embrio tetap basah dan tahan goncangan.

Korion merupakan selaput yang berada di sebelah luar amnion. Koroin dan
alantois akan tumbuh keluar membentuk jonjot dan akan berberhubungan
dengan dinding rahim. Di dalamnya terdapat pembulu-pembulu darah yang
berhubungan dengan peredaran darah induknya,dengan perantara plasenta.

Alantois terdapat di dalam tali pusat. Jaringan epitelnya menghilan dan yang
menetap pembulu-pembulu darah yang berfungsi untuk menghubungkan
sirkulasi embrio dan plasenta. Plasenta dan embrio dihubungkan oleh tali
pusat. Didalmnya terdapat dua buah pembulu nadi dan sebuah pembulu balik
yang berhubungan dengan pembulu-pembulu darah didalam plasenta.
Pengangkutan sari-sari makanan dan oksigen berlangsung dari pembulu darah
induknya melalui plasenta ke tali pusat selanjutnya ke pembulu darah embrio.
Sedangkan, zat sisa (limba) dan CO2 berlangsung dari pembulu darah embrio
ke pusat terus ke plasenta dan akhirnya kembali di alirkan ke pembulu darah
ibu.

17

2.7 Siklus Menopose.

Pada menopouse atau masa klimakterium dalam hidup seorang wanita terjadi
kira-kira umur 45-50tahun. Tetapi juga bisa lebih awal atau lebih kemudian.
Menstruasi berhenti biasanya diiringi gejala-gejala tertentu seperti perubahan
vasomotorik dengan banyak keringat, muka rasa panas. Jaringan buah dada
sering mengkerut,tetapi bila terjadi kencenderungan menjadi gemuk, jaringat
tersebut bisa diganti dengan lemak. Perubahan ke arah senil terjadi di dalam
ovarium, yaitu menjadi kecil dan hormon tidak dibuat lagi.
2.8 Penyakit pada sistem reproduksi.
Gonorhea (kencing nanah)
Penyebab: bakteri Neisseria gonorrhoeae, ditularkan melalui hubungan seksual.
Akibat: radang pada organ reproduksi yang menyebabkan kemandulan, mata,
persendian dan selaput otak pada bayi
Tanda dan gejala: terdapat nanah pada ujung saluran kencing dan terasa panas
(terbakar) saat buang air kecil
Sifilis
penyebab: bakteri Treponema pallidum ditularkan melalui hubungan seksual
18

Akibat: kerusakan organ reproduksi. Pada stadium lanjut, sifilis menyerang


hati,susunan syaraf dan otak

Herpes genital
Penyebab: virus herpes simpleksserotipe 2 ditularkan melalui hubungan seksual
akibat: gangguan pada organ reproduksi, kulit dan menyebabkan kanker rahim

Keputihan (fluor albus)


Penyebab: parasit seperti jamur Candida albicans, protozoa Trichomonas
vaginalis, bakteri dan virus. Candida albicans menyukai lingkungan yang
mengandung gula dan hangat, sering ditemukan pada wanita hamil dan penderita
diabetes melitus. Akibat: gangguan pada organ reproduksi wanita
Aids (Acquired Immune Deficiency Syndrome)
Penyebab: virus HIV (Human Immunodedeficiency Virus)
Akibat: hilangnya daya kekebalan tubuh terhadap penyakit karena virus ini
menyerang sel-sel darah putih
19

Penyebaran: kontak cairan tubuh dengan penderita AIDS. Orang yang terinfeksi
virus HIV akan menderita AIDS setelah 6 bulan atau lebih tergantung daya tahan
tubuh

20

BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistem reproduksi pria dan wanita berbeda. Pada reproduksi pria memiliki penis
dan kelenjar testis untuk menghasilkan sperma, kematangan sel sperma di tandai
dengan mimpi basah pada usia pubertas Pada system reproduksi wanita memiliki
vagina dan ovarium untuk menghasilkan ovum. Kematangan sel telur atu ovum
ditandai menarche pada usia antara 13-16 tahun. Apabila terjadi pertemuan antara sel
sperma dan sel ovum akan terjadi kehamilan yang akan berkembang menjadi janin.
3.2 Saran
Pengetahuan mengenai seks & seksualitas hendaknya dimiliki oleh semua
orang. Dengan pengetahuan yang dimiliki diharapkan orang tersebut akan dapat
menjaga alat reproduksinya untuk tidak digunakan secar bebas tanpa mengatahui
dampaknya, Pengetahuan yang diberikan harus mudah dipahami, tepat sasaran, dan
tidak menyesatkan. Dengan demikian orang tersebut akan dapat menghadapi
rangsangan dari luar dengan cara yang sehat, matang dan bertanggung jawab.

21

Anda mungkin juga menyukai