Stupend - Doc Fix

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan adalah kebutuhan yang patut dipenuhi oleh setiap manusia selain
tiga kebutuhan pokok manusia pada umumnya seperti sandang, pangan, dan papan.
Manusia dikategorikan sehat bukan hanya dilihat dari kesehatan fisiknya saja tetapi
dari segi sehat psikologis, sehat materi, dan sehat dalam pergaulannya. Dari yang
telah penulis paparkan di atas, setiap sektor sehat itu mempunyai cara masing-masing
dalam mengaplikasikannya.
Ditinjau dari kesehatan fisik, banyak sekali faktor faktor yang mempengaruhi
kesehatan fisik seorang manusia. Mulai dari faktor makanan, pola hidup sehat, serta
lingkungan sebagai penyempurna dari kesehatan kita tersebut. Contohnya dari
makanan. Semua makanan yang kita konsumsi sehari hari belum tentu memenuhi
syarat standar gizi seimbang yang baik untuk kesehatan. Selain makanan, lingkungan
sekitar juga berpengaruh terhadap derajat kesehatan, apakah lingkungan sekitar itu
mempunyai sanitasi yang baik atau tidak.
Oleh karena itu, kami sebagai penulis dari kelompok 1 mata kuliah Studi
Kependudukan memilih judul Hubungan Sanitasi Lingkungan di Pemukiman Sekitar
TPA Bukit Pinang Samarinda dengan Kesehatan Penduduk Setempat sebagai bahan
penelitian kami pada saat ini.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana pola hidup penduduk di sekitar TPA Bukit Pinang ?
2. Bagaimana kondisi sumber air di rumah penduduk di sekitar TPA Bukit
Pinang ?
3. Penyakit apa yang sering menyerang warga di sekitar TPA Bukit Pinang ?

4. Adakah program pemerintah yang diterapkan di masyarakat sekitar TPA


Bukit Pinang?
1.3 Tujuan
1. Untuk meninjau sehat atau tidaknya pola hidup penduduk di sekitar TPA Bukit
Pinang
2. Untuk mengetahui kondisi sumber air yang ada di rumah penduduk di sekitar TPA
Bukit Pinang
3. Untuk mengetahui penyakit apa saja yang menyerang warga di sekitar TPA Bukit
Pinang
4. Untuk meninjau adakah program pemerintah yang diterapka di masyarakat sekitar
TPA Bukit Pinang

BAB II
PEMBAHASAN
2.1.Tinjauan Pustaka
2.1.1. Pengertian Lingkungan
Menurut St. Munajat Danusaputra, lingkungan adalah semua benda
dan kondisi termasuk di dalamnya manusia dan aktivitasnya, yang terdapat dalam
ruang di mana manusia berada dan mempengaruhi kelangsungan hidup serta
kesejahteraan manusia dan jasad hidup lainnya.
Adapun berdasarkan UU No.23 tahun 1997 lingkungan hidup adalah
kesesuian ruang dengan semua benda dan kesatuan mahluk hidup termasuk di
dalamnya manusia dan perilakunnya yang melangsungkan perikehidupan dan
kesejashteraan manusia serta mahluk hidup lainnya.
2.1.2. Pengertian Pencemaran Lingkungan
Pencemaran lingkungan terjadi bila daur materi dalam lingkungan
hidup mengalami perubahan, sehingga keseimbangan dalam hal struktur maupun
fungsinya terganggu. Ketidak seimbangan struktur dan fungsi daur materi terjadi
karena proses alam atau juga karena perbuatan manusia. Dalam abad modern ini
banyak kegiatan atau perbuatan manusia untuk memenuhi kebutuhan biologis dan
kebutuhan teknologi sehingga banyak menimbulkan pencemaran lingkungan.
Manusia adalah merupakan satusatunya komponen Lingkungan Hidup biotik yang
mempunyai kemampuan untuk dengan sengaja merubah keadaan lingkungan hidup.
Dalam usaha merubah lingkungan hidupnya ini dengan bertujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan hidupnya dapat menimbulkan masalah yang disebut
pencemaran. Manusia juga dapat merubah keadaan lingkungan yang tercemar akibat
berbuatannya ini menjadi keadaan lingkungan yang lebih baik, menjadi keadaan
seimbang, dapat mengurangi terjadinya pencemaran lingkungan, bahkan diharapkan
untuk dapat mecegah terjadinya pencemaran.

Ditinjau dari segi ilmu kimia yang disebut pencemaran lingkungan


adalah peristiwa penyebaran bahan kimia dengan kadar tertentu yang dapat merubah
keadaan. Keseimbangan pada daur materi, baik keadaan struktur maupun fungsinya
sehingga mengganggu kesejahteraan manusia. Pencemaran lingkungan ini perlu
mendapat penanganan secara serius oleh semua pihak, karena pencemaran
lingkungan dapat menimbulkan gangguan terhadap kesejahteraan kesehatan bahkan
dapat berakibat terhadap jiwa manusia atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan
peruntukannya. Definisi ini sesuai dengan pengertian pencemaran pada (Undangundang Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 4 Tahun 1982 )
Berdasarkan medium fisik lingkungan tempat tersebarnya bahan kimia
ini, maka pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh bahan kimia dapat dibagi
menjadi tiga jenis pencemaran, yaitu:
Pencemaran tanah
Pencemaran tanah adalah keadaan dimana bahan kimia buatan manusia masuk
dan mengubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena:
kebocoran limbah cair atau bahan kimia industry.
Pencemaran udara
Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansifisik, kimia, atau
biologi di atmosferdalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan manusia,
hewan, dan tumbuhan, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak properti.
Pencemaran air
Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air
seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia.Danau, sungai,
lautan dan air tanah adalah bagian penting dalam siklus kehidupan manusia dan
merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologi.
2.1.3. pengertian TPA
4

Untuk mencegah pencemaran tersebut, masyarakat seharusnya membuang


sampah pada tempatnya, dan di tampung di TPA sampah.
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) merupakan tempat dimana sampah mencapai
tahap terakhir dalam pengelolaannya sejak mulai timbul di sumber, pengumpulan,
pemindahan/pengangkutan, pengolahan dan pembuangan.TPA merupakan tempat
dimana sampah diisolasi secara aman agar tidak menimbulkan gangguan terhadap
lingkungan sekitarnya. Karenanya diperlukan penyediaan fasilitas dan perlakuan yang
benar agar keamanan tersebut dapat dicapai dengan baik. Selama ini masih banyak
persepsi keliru tentang TPA yang lebih sering dianggap hanya merupakan tempat
pembuangan sampah. Hal ini menyebabkan banyak Pemerintah Daerah masih merasa
sayang untuk mengalokasikan pendanaan bagi penyediaan fasilitas di TPA yang
dirasakan kurang prioritas disbanding dengan pembangunan sektor lainnya.

Berdasarkan sifatnya, sampah dapat digolongkan sebagai berikut :


a. Sampah Organik
Sampah Organik terdiri dari bahan-bahan penyusun tumbuhan dan hewan
yang diambil dari alam atau dihasilkan dari kegiatan pertanian, perikanan atau
yang lain. Sampah ini dengan mudah diuraikan dalam proses alami. Sampah
rumah tangga sebagian besar merupakan bahan organik. Termasuk sampah
organik, misalnya sampah dari dapur, sisa tepung, sayuran, kulit buah, dan daun.
b. Sampah Anorganik
Sampah Anorganik berasal dari sumber daya alam tak terbarui seperti mineral
dan minyak bumi, atau dari proses industri. Beberapa dari bahan ini tidak
terdapat di alam seperti plastik dan aluminium. Sebagian zat anorganik secara
keseluruhan tidak dapat diuraikan oleh alam, sedang sebagian lainnya hanya
dapat diuraikan dalam waktu yang sangat lama. Sampah jenis ini pada tingkat
rumah tangga, misalnya berupa botol, botol plastik, tas plastik, dan kaleng.
5

2.1.4. Hubungan Manusia dan lingkungan


Manusia mendapatkan unsur-unsur yang diperlukan dalam hidupnya dari
lingkungan.Makin tinggi kebudayaan manusia, makin beraneka ragam kebutuhan
hidupnya.Makin besar jumlah keburuhan hidupnya berarti makin besar perhatian
manusia terhadap lingkungannya.
Perhatian dan pengaruh manusia terhadap ligkungan makin meningkat pada
zaman teknologi maju.Masa ini manusa mengubah lingkungan hidup alami menjadi
leingkungan hidup binaan.Eksplotasi sumber daya alam makin meningkat untuk
memenuhin bahan dasar industri. Sebaliknya hasil industri berupa asap dan limbah
mulai menurunkan kualitas lingkungan hidup.
Berdasarkan sifatnya, kebutuhan hidup manusia dapat dilihat dan dibagi
menjadi 2, yaitu kebutuhan hidup materil antara lain adalah air, udara, sandang,
pangan, papan, transportasi sera perlengkapan fisik lainnya. Dan kebutuhan
nonmateril

adalah rasa aman, kasih sayang, pengakuan atas eksistensinya,

pendidikan dan sistem nilai dalam masyarakat.


2.2.METODOLOGI OBSERVASI
2.2.1. Lokasi
Tempat kami melakukan observasi yaitu Tempat Pembuangan Akhir (TPA)
Sampah bukitpinang di jalan suryanata samarinda, pada hari Sabtu,1 november 2014
pukul 14.00 wita
2.2.2. Prosedur

Adapun prosedur yang dilakukan untuk pengambilan data dilakukan dengan


berbagai cara sebagai berikut :
a. Teknik observasi (pengamatan) : teknik diakukan untuk mendapatkan deskripsi
secara umum mengenai keadaan atau kondisilokasi pengamatan

b.

Teknik intervie .(wawancara) : untuk mendapatkan data primer maka

menggunakan teknik wawancara semi-terstruktur (semi structured interview) yaitu


wawancara yang pelaksanaannya lebih bebas dan menggunakan pertanyaanpertanyaan terbuka yang dilakukan secara porpusive dengan disenarasumber atau
responden yang dalam hal ini adalah masyarakat disekitar kawasan.
2.3. hasil obeservasi
Sesuai observasi yang telah kami lakukan ditempat, yang terjadi adalah
pencemaran di lingkungan tersebut dimana banyak sampah yang berserakan sehingga
menimbulkan bau yang busuk dan mengganggu aktifitas masyarakat .serta tidak
adanya parit yang mengatur aliran air pembuangan MCK akibatnya kumuh di sana
sini.ditambah lagi banyakanya tumpukan sampah di samping atau di depan rumah
mereka.
Hasil wawancara
Responden pertama:

Apakah ibu asli orang sini dan Sudah berapa lama tinggal di sini ?

Jawab : sudah 7 tahun kami tinggal di sini, dan saya perantauan asli kapuas

Masalah lingkungan yang dihadapi masyarakat setempat akibat tumpukan


sampah?
Jawab : yang menjadi permasalahan yaitu bau sampah yang tidak enak
Banyak lalat dan bau busuk.serta tidak adanya air bersih

Bagaimana ibu dan warga lain untuk mendaptkan air bersih ?


Jawab : kami membeli air bersih dari mobil yang biasanya keliling , air
tersebut untuk keperluan mandi dan masak tapi jika untuk minum kami
membeli air galon .

Responden kedua:
7

Penyakit yang sering di derita warga di sini apa saja ?


Jawab : penyakit gatal-gatal, batuk , penyakit pencernaan dan paru-paru
karena akibat bau sampah yang tidak enak .

apa tidak ada program program pemerintah yang masuk sini seperti
penyuluhan atau pengobatan contoh nya?
Jawab : sampai sekarang tidak ada

Bagaimana ibu dan warga lainya memanfaatkan tumpukan sampah disini ?


Jawab : biasanya warga mengumpulkan sampah yang bisa di jual seperti
botol-botol,

nantinya di jual kepada pengumpul dan hasilnya bisa untuk

memenuhi kebutuhan sehari- hari.selain itu kami bekerja mencari cacing


disampah untuk di jual

Bagaimana pengelolaan sampah, untuk menguramgi tumpukan sampah


tersebut ?
Jawab : untuk mengurangi tumpukan sampah bisanya di adakan penimbunan
dan pembakaran.

Di skitar tempat pembuangan sampah ini kan ada bebrapa rumah warga.
Apakah itu legal pendirianya karena di sekitar tempat pembuangan sampah ?
Jawab : itu legal pendirianya, karena kami menyewa tanah untuk dirikan
pondok pondok untuk tempat pembuangan sampah, kebanyakan yang tinggal
di rumah tersebut adalah orang perantauan yang tak punya tempat tinggal dan
akhirnya mendirikan rumah di situ,

Secara umum permasalahan di atas menyangkut hal-hal berikut ini :


8

Masalah System pengolahan sampah yang kurang baik


Masalah Bau sampah dan lalat
Masalah kesehatan dan persediaan air bersih masyarakat sekitar
Masalah kurangnya kesadaran, kepedulian masyarakat dan pemerintah tentang

kebersihan lingkungan dan sanitasi di sekitar TPA..


Untuk menyelesaikan permasalahan di atas, perlu adanya pemecahan masalah
( problem solving ) ada pun kami menawarkan beberapa solusinya sebagai berikut :
Solusi system pengolahan sampah
a. Menimbun sampah di darat Yaitu mengubur atau menimbun
sampah-sampah yang kita hasilkan setiap harinya, metode ini
adalah metode paling populer di dunia. Penimbunan ini biasanya
dilakukan di tanah yg ditinggalkan, lubang bekas pertambangan,
atau lubang lubang dalam. Penimbunan harus bersifat aerobic (membutuhkan
oksigen) agar bakteri aerob dapat membantu proses mendegradasi bahan organic
yang melekat pada bahan nonorganic., area penimbunannya hanya boleh menampung
sampah dengan tinggi 60% dari tinggi area. Jika tinggi timbunan sampah organik
lebih tinggi dari 60%, proses penguraian cenderung menjadi anaerobic (tanpa
oksigen)
b. Metode daur ulang Yaitu proses pengambilan barang yang masih
memiliki nilai dari sampah untuk digunakan kembali.
c. Pengolahan kembali secara fisik yaitu mengumpulkan dan
menggunakan kembali sampah yang dibuang, contohnya botol
bekas pakai yang dikumpulkan kembali untuk digunakan kembali.
Pengumpulan bisa dilakukan dari sampah yang sudah dipisahkan
dari awal (kotak sampah/kendaraan sampah khusus), atau dari
sampah yang sudah tercampur.

d. Pengolahan biologis Yaitu mengolah kembali material sampah


organik, seperti zat tanaman, sisa makanan atau kertas, bisa diolah
dengan menggunakan proses biologis untuk kompos, atau dikenal
dengan istilah pengkomposan. Hasilnya adalah kompos yang bisa
digunakan sebagi pupuk
f. Metode penghindaran dan pengurangan Sebuah metode yang
penting dari pengelolaan sampah adalah pencegahan zat sampah
terbentuk, atau dikenal juga dengan "pengurangan sampah".
Metode pencegahan termasuk penggunaan kembali barang bekas
pakai, memperbaiki barang yang rusak, mendesain produk supaya
bisa diisi ulang atau bisa digunakan kembali seperti tas belanja
katun

menggantikan

tas

plastik,

mengajak

konsumen

untuk

menghindari penggunaan barang sekali pakai contohnya kertas


tissue,dan mendesain produk yang menggunakan bahan yang lebih
sedikit untuk fungsi yang sama contoh, pengurangan bobot kaleng
minuman.
Mengatasi bau sampah dan lalat di lingkungan sekitar TPA
Sesuai dengan hasil pengamatan yang kami lakukan, masalah bau merupakan
salah satu dampak negatif yang terjadi akibat pengoperasian TPA. Bau merupakan
hasil samping dari penguraian sampah organik. Bau umumnya terjadi di sepanjang
jalan masuk ke TPA (berasal dari tumpukan sampah dan genangan air di lingkungan
sekitar karena tidak ada nya parit).
Untuk mengatasi bau sampah tersebut diperlukan tindakan pelapisan tanah pada
timbunan sampah secara berkala dan di buatkan parit di pemukiman warga tersebut.
Serta dilakukan dengan pemantauan secara berkala oleh petugas kebersihan agar
tidak terjadi penumpukan sampah yang berlebihan sehingga tidak menimbulkan bau
yang berlebihan pula.

10

Sama dengan bau, maka lalat juga merupakan dampak negatif akibat
pengoperasian TPA. Untuk mengatasi perkembangbiakan lalat dapat dilakukan
dengan pelapisan tanah pada timbunan sampah secara teratur, sehingga proses
perkembangbiakan lalat dapat dicegah.
Mengatasi masalah kesehatan dan persediaan air di TPA
Banyak sekali cara yang digunakan untuk mengatasi sampah di lingkungan
sekitar TPA terutama dengan cara menjaga ekosistem dari lingkungannya. Air
memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan sehingga harus mendapat
perhatian khusus agar perannya tidak terganggu yaitu dengan cara:.
Membuat rumah untuk cacing tanah.
Rumah ini disebut dengan biopori atau pori-pori hidup di dalam tanah. Cacing
tanah adalah organisme dari kelas oligochaeta yang mampu menembus tanah hingga
kedalaman 8 meter. Dengan membuat satu rumah cacing paling tidak kita akan
mendapatkan sebidang tanah yang pori-porinya cukup ramah untuk menerima
limpasan air hujan dan menyimpan pada kedalaman yang lebih dalam. Hal ini
dilakukan untuk menanggulangi kelangkaan air pada musim kemarau.
Melakukan penghijauan pada lahan yang kosong.
Mempertahankan sumber-sumber air bersih yang baru tercemar
Sumber air yang masih bersih hendaknya tetap dipertahankan kebersihannya
agar tidak sampai ikut tercemar. Meskipun cara tersebut terasa sangat berat untuk
dilakukan, namun itulah cara yang efektif untuk diupayakan. Jika tidak
dipertahankan, maka sumber air bersih di bumi ini akan habis dan kehidupan
makhluk hidup akan terganggu.
Mendaur ulang semua sampah yang bisa didaur ulang
Pemerintah harus membuat kan sumur bor

11

upaya untuk meningkatkan kesadaran dan kepedulian masayarkat dan pemerintah


tentang kesehatan dan kebersihan lingkungandi sekitar TPA.
Dalam menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat merupakan tangung
jawab bersama. Khususnya masyarakat yang ada disekitar lingkungannya. Mereka
memiliki peran yang penting dalam menjaga lingkungan serta menciptakan budaya
lingkungan yang bersih dan sehat. Namun, disini tingkat kepedulian dan kesadaran
masyarakat bukit pinang terhadap kebersihan lingkungan masih kurang. Hal ini dapat
dicermati dengan masih banyak sampah yang berserakan dan menumpuk
dilingkungan dan tidak ada nya parit parit yang mengatur aliran air disekitar mereka,
sehingga menyebabkan ganguan kesehatan dan jika terjadi hujan deras daerah
tersebut sangat kumuh dan bau.Satu hal lain yang dapat diamati yaitu kebanyakan
masyarakat cenderung menganggap enteng mengenai masalah kondisi kebersihan
lingkungan tempat tinggal mereka dan terhadap pola perilaku terhadap kesehatan.
Dalam lingkungan masyarakat di sekitar TPA Bukit pinang masalah tersebut,
merupakan hal yang biasa dan tidak cukup menarik untuk dipermasalahkan bagi
mereka yang terpenting adalah pemenuhan kebutuhan hidup mereka seperti sembako.
Akan tetapi kalau dibiarkan begitu saja, justru dapat menimbulkan pengaruh yang
kurang baik, terutama terhadap kebersihan lingkungan dan kesehatan. Yang
menambah parah hal tersebut adalah tidak ada kepedulian dari pemerintah
Solusi untuk meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat akan pentingnya
kebersihan lingkungan, terutama untuk masyarakat antara lain :
Dimulai dari diri sendiri dengan cara memberi contoh kepada masyarakat
bagaimana menjaga kebersihan lingkungan.
Pemerintah seharusnya memberikan penyuluhan tentang pentingnya menjaga
kebersihan dan berbagai macam penyakit yang menyebar jika tidak menjaga
kebersihan kepada masyarakat di sekitar TPA,

12

Sosialisakan kepada masyarakat untuk terbiasa memilah sampah rumah


tangga menjadi sampah organik dan non organik.
Pelajari teknologi pembuatan kompos dari sampah organik agar dapat
dimanfaatkan kembali untuk pupuk;
Atur jadwal untuk kegiatan kerja bakti membersihkan lingkungan.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan observasi yang telah kami lakukan di tempat pembuangan akhir
sampah bukit pinang, kami menyimpulkan bahwa lingkungan dan sanitasi di sekitar
tempat pembuangan sampah sudah jauh dari kata sehat, warga di sekitar tempat
pembuangan sampah harus membeli air bersih untuk memenuhi kebutuhan air seharihari. Serta Bau sampah yang sangat tidak enak dan banyak lalat sebagai penular
penyakityang di akibatkan banyaknya sampah busuk.
Hal ini di sebabkan karena kurang baiknya system pengolahan sampah, karena
menerapakan system anerobik yaitu hanya menimbun sampah dari truk pengakut
sampah tanpa tidak ada tindak lanjut, serta dalam pengurangan volume sampah di
lakukan pembakaran, hal ini sangat tidak anjurkan karena menimbulkan dampak
masalah lingkungan akibat pembakaran sampah tersebut.seperti menimbulakan
penyakit pernafasan dan yang sering di alami wargasekitar akibat dari proses
pembakaran sampah tersebut adalah penyakit Paru-Paru.
Selain system pengolahan sampah yang kurang baik, masalah lainya yaitu
kurangnya kepedulian warga sekitar untuk menjaga lingkungan dan kesehatan, ini
terbukti karena tidak ada nya parit parit aliran air jadi jika hujan deras datang maka
akan kumuh dan menimbulkan bau tidak sedap di sana sini yang pastinya akan
menimbulkan dampak negative. Dan tidak ada kepedulian dari pemerintah yang
sangat di sesal kan karena tidak ada nya penyuluhan dan bantuan dari pemerintah
untuk mengatasi masalah masalah di pemukiman tersebut.
3.1 Saran

13

Berdasarakan hasil observasi yang telah di lakukan, kami ingin menyampaikan


saran-saran yang bisa di jadikan bahan pertimbangan untuk mengurangi dampak
pencemaran lingkungan di tempat pembuangan sampah khususnya di tempat
pembuangan sampah akhir di bukit pinang.
Mengganti system pengolahan sampah anerobic dengan system aerobic yang
mendatangkan keuntungan baik untuk lingkungan maupun ekonimis.
Membuat sanitasi yang baik,.
Pemerintah di harapkan segera menaruh perhatian
Meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat keputih terhadap
lingkungan dan kesehatan.

14

Anda mungkin juga menyukai