Anda di halaman 1dari 7
SISTEM CAKAR AYAM SEBAGAI ALTERNATIF PENANGANAN MASALA PERKERASAN KAKU (RIGID PAVEMENT) PADA TANAH EKSPANSIF Hary Christady Hardiyatmo Ketua Pengelols Magister Pengelolaan Sarana Prasarama (MPSP) Jurusan T.Sipil dan Lingkungan FT-UGM. Abstrak Untuk bamgunan-bargwnan ringan, seperti jolan raya, tonah dasor yang ebspansif (mudah engembang) sering menimbutkan banyak masalah kerusokan dart atibot pergantian musim kemorow dan hujan Pemeliharaan ctau rehobllits! terusatan Jalan atibat kembang-susut tanah dasar int mummy sangat tinggi, dan bahkan perbaikan yang dilakekan kadarg-kadang belem menyelesaitan ‘masalak Pada cara-cara yang telah dilakukan, perancangan jalan pada tanah dasar ekspansif dapat dilakukon dengan berbagal cara, yaltu pencampuran ‘anak dengan kaptr, semen alow abu terbang. tabiixasi dengan pemberian bohan tambah, siruktur penghalang heleribaban, pengendalian kepadatan ‘dun kader alr dari material tanat-dasar, dan lain-cin. Sistem Cakar Ayam yang terdiri dari pelat beton ‘pipe dan tana di oniara plpa dapat menahan gerakan naik turun tanah dasar, sehingga dapat menjadi salah satu alternatif dalam pembangunan perkerasan jalan pada tonak dasar ekspansif. Cakar dalam sistem Cakor Ayam memberlhan perlawanan momen bila erjadi beda Kenaikan tanah dasar, sehingga ‘pelat beton masih tetap rata. Berat sistem pelat-cakar-tanah dalam satu kesatuan dapat mengurangt ‘pengembangen atau kenaikan pelotperkerasen. ‘Kate-kata kunct: sanah dasar, ekspansif, sistem Cakar Ayam. 1. LATAR BELAKANG Berbagai macar metoda telah diusulkan {gunn perancangan jelan di atas tanah ekspansif. Perubehan kadar air yang tidak seragam pada tanah dasar (subgrade) menyebabkan naik- turunaya permukean jalan. Pada awal musim hhujan, air masuk lewat bahu jalan yang tidak edap air, sehingga bagian pinggir perkerasan cenderung lebih dulu mengalami Kenaikan Karena tanah dasar mengembang. Deformasi tanah akibat pengembangan, menyebabkan naiknya permukcan petkerasan yang tidak seragam di antara bagian pinggir dan tengah, schingga menyebabkan pecmukaan jalan bergelombang, yang diikuti dengan berkurangnya Kekuatan tanah dasar di agian yang perkerasannya naik oleh kenaikan kadar air dalam tanah dasar. Fluktuasl kadar air di dalom tanah dasar ini diakibatkan oleh: sir hujan, Kenaikan muka air tanah, pecah atau bocornya’saluran air bawah tanah, rembesan saluran air irigasi, penyiraman ‘tanaman, dan migrasi uap air (kelembaban) akibat perbedagn suhu juga dapat mengakibatkan pengembangen tanah. Kerusakan perkerasan yang terletak pada lempung ekpansif sken nampak dalam bentuk-bentuk seperti: (1) ketidak rataan permukaan di sepanjang jalan (2) retak Yogyakarta 12 Aprit 2008 ‘memanjang, (3) deformesi lokal dan (4) kegagalan_ Yokel perkerasan yang dillati dengan disintegrasi permuksannya, Sebagai sltematif untuk mengatasi ‘masalah ini, maka sistem eakar Ayam yang terdiri dari pelat beton dan pips-pipa dapat digunaken. 2, STUDI PUSTAKA Mekanisme pengembangan dalam lempung ekspansif dipengaruhi oleh banyak faktor. Pada prinsipnys, pengembangan lempung adalah basil dari perubahan sistem air dalam tanah yang ‘mengganggu keseimbangan tegangan internalnya. ‘Akibat adanya.interaksi antara tanah lempung dengan air, maka tanah akan mengembang atau volumenys’ bertambah (Sorochan, 1991). Pengembangan dipengaruhi oleh sifat-sifat. fisik tanh, seperti batas-batas Atterberg (batas plasts, betas susut dan batas cair), aktivitas (A = PIC, dengan A = aktivitas, Pl = indeks plastistas, C = ppersen fraksi butiran lempung) dan Kepadatan. Fektor-faktor yang mempengarhi kembang-susut tanah dapat di bagi ke dalam tiga kelompok berbeda: (1) Karabteristik tanah yang ‘mempengaruhi sif_t dasar dari medan gays FA internal, (2) kondisi lingkungan dan (3) kedudukan tegangan (Nelson dan Miller, 1992). Batas-batas Atterberg sering digunakan sebagai indikator potensi pengembangan tanah. Tanab-taneh ekspansif biasanys mempunyei kisaran kadar ar saat pada kedudukan plastis yang. lebar (atau indeks plastisitas, P, tinggi). Sorochan (1991) menyatakan plastsitas tanah dipengaruhi ‘oleh fektor-faktor skala-mikro yang mengontrol potensi pengembangan, karena ity memberikan indikator berguna pada potensi pengembangan. Medan gaya listik antara partikel-parikel ‘bergantung pada jarak partikel. Dengen demikian, Kepadatan dan susunan bution akan mempengaruhi potensi pengembangan, Kensikan epadatan tanh oleh pemadatan atau pengendapen alami akan mengakibatkan Pengembangan yang lebih besar dan tekanan pengembangan lebih tinggi pula. Kadar sir awal tanah mempengaruhi potensi kembang-susut tanah, Perubahan kadar air di bawah batas susutnya, ekan menghasilkan sedikit atau tanpa perubahan volume tanah. Namun, di atas perubahen kadar air di atas batas susut akan mempengaruhi —perubahan volume secara signifikan (Sorochan, 1991). Tanahtanah permukaan atau beberapa meter dari permukaan tanah merupakan begian ‘yang, sangat dipengeruhi oleh perubahan kadat si. Selain itu, Karena tanah masth danghal, tekanan ‘overburden juga rendah, sehingea berat sendiri tanah tidak dapat menahan gerakan ke atas. Lapisan tanah di bagian atas ini merupakan bagian yeng banyak menimbuikan masalah kembang- susut. Untuk meminimumkan gerakan kerabang- susut tanah, penanganan tanah-dasar (subgrade) dengan cara stabilisasi:sering dilekukan, seperti misainya (Nelson dan Miller, 1992): peocampuran tanah dengan kapur, semen atau abu ‘erbang, stabilisasi dengan pernberian baban ‘tambah, injeksi larvtan kapur, struktur penghalang, kkelembaban (moisture barrier) dan pengendalian ‘kepadatan dan kadar air dari material tanah-dasar, dan lain-lain. Dalam metoda pembongkarn dan maksimum sekitar 1,20. m. Namun, bile kedalaman zona aktif lebih dalsm deri 1,20 m, maka penggslian dan penggantian hanya dimaksudkan untuk mereduksi kembang-susut tanah, Dalam metoda pembebanan, maka pembebenan bisa dilakukan dengan pembuatan ‘timbunan di atas tanah ekspansif, Yogyakarta, 12 April 2008 Dalam penanganan dengan cara prapembasahaa (Prewerting), maka tanah ekspansif digenangi lebih cdulu dalam waktu yang relatif lama (sekitar | tahun atau lebih), untuk menambah kadar air dalam zona akiif. Kendata dalam cara ini adaleh kekuatan tanah dapat berkurang secara signifiknn, dan ‘basahnya permukaan membuat operasi alat berat terganggu. Dalam penanganan dengan cara stabifisasi tmah-kapur dan tanah-semen, umumnya igunaken kader kapur 2 — 10%, sedang pada campuran tanah-semen, digunakan kadar semen 4- 6%. Potensi pengembangan tangh ekspansif menjadi betkurang bila tanah dicampur dengan Kapur stau semen ini, Pengananan tanh ekspansif dengan penghalang horisontal (horizontal barrier) dilakukan dengen menutup tanah dasar dengan aspal semprot, aspal emulsi atau karet-aspal (asphalt-rubber) (Snethen, 19798). ‘ romance SST mtn ane Gambar 1, (@) Pemasaugan membran pada perkerasan aspel di seluruh kedalaman (b) Aplikasi membran —sspel_—disemprotkan, untuk ‘meminimumakan variasi kadar air tanah-dasar dari air permuksan (Snethen, 197). Penghalang kelembaben vertikal maupun horisontal berfungsi sebagai penghambat kecepatan enaikan tanah akibet pengembangan yang disebabkan oleh kenaikan kadar air. Hal ini karena, Gengan adanya penghalang Kelembaban terscbut distribusi kadar air di bawah struktur lebih seragam. Penghalang kelembaban vertikal lebih cfektif daripada horisontal dalam menahan migrasi kadar air (Snethen, 1979). Penghalang kelembaban vertikal harus dipasang peda kedalaman paling tidak sama dengan Kedalaman zona yang dipengaruhi oleh Perubahan musim. Umumnya, struktur ini tidak dipasang sampai mencapai kedalaman zona aktif, tapi kedalamannya cukup setengah atau dua pertiga ‘kedalaman dari zona aktif, Penghalang yang F2 Kedslamannya Kurang dari 0,6 sampai 1m, ‘umumnya tidak begitu menjamin bekerjanya strukatur ini (Snethen, 1979), Material yanag dapat diguankan untuk penghalang venikal adalah membean kedap nit seperti polyethylene, beton, dan lain-lain. Membran harus mempunyai daya tahan terhapap sobek akibat tertembua saat pemasangennya. ation em “an aor eta Gambar 2. Contoh pemasangan membran vertikal dalam pembangunen jalan (Snethen, 1979). Membran pembungkus tepisan tansh (Hamitt dan Ahivin, 1973) dapat berfungsi untuk mencegeh floktussi kadar air tanh yang mengakibatkan pengembangan (Gambar 3). Dalam cara ini, sambungan-sambungan herus tertutup dengan baik dan material penghalang harus ‘mempunyai daya tahan dalam menahan peletakan, Gambar 3. Tampang metintang tipikal tapisan tanah yang dibungkus membran pada perkerasan Japangan terbang (Hamitt dan Ahivin, 1973). 3, PENGAMATAN DAN PENGUJIAN SISTEM CAKAR AYAM Di LAPANGAN DAN LABORATORIUM #) Penurunan Sistem Cakar Ayam di Jalan Tol Prof. Sediyatmo Cengkareng Sistem Cakar Ayam yang terdiri dari pelat ‘pis yang dipaku ke dalam tanah oleh pipa-pipa beton telah digunakan sebagai perkerasan kaku di Jalan Tol Prof. Sediyatmo Cengkareng. Sistem ‘Yogvoharia 2 Apri 2008 (Cakar Ayam terdiri dari pelat beton yang diperkuat dengan tufsngan beton. Pipa beton panijang 2 m dan diameternya 1,2 m. Perkerasan kaku dari sistem Caker Ayam ini tetlewk pada timbunan yang tingginya berkisar antara 2,5 — 3 m. Karena tanch i bawah timbunan tunak, make timbunan dan sistem Cakar Ayam telah mengalami penurunan akibat konsolidasi, sampai sekitar 100 cm (Hardiyatmo, 2006). Walaupun penurunan terscbut sangat beclebihan, mamun dari hasil pengamatan di Tepangan temysta sistem Cakar Ayam tetap menjaga Kerataan permukaan jalan yang baik, ‘mtinya penurunan tak seragam (differential settlement) peda permukaan perkerasan dapat diminimumkan, Keistimewnan dari sistem Cakar Ayam dalam aplikasi untuk jalan raya adalah pipa-pipa akibat beban kendaraan yang berulang-ulang. Lendutan yang kecil tersebut_membust pelat menjadi lebih awet (han lama) dibandingkan dengan sistem perkerasan kaku dari pelat beton ‘yang konvensional. Keawetan ini memperkecil biaya pemeliharaan. ) Perilaku Sistem Cakar Ayam Dengan Model Elemen Hingga Studi perilakw perkerasan dengan sistem Cokar Ayam yang dilakukan oich Romadhani (2008) (penelitien mengacu_pada sistem Cakar Ayam di landasan pacu Bandara Polonia Medan, ‘tebal pelat beton 17 om, digmeter cakar 120 cm, tinggi 200 em dan jerak 250 cm, jumlah caker 16 ‘buah), dengan menggunakan metoda elemen hhingga (SAP 2000) menunjukkan bahwa lendutan dan momen akibat beban titk 80 ton yang bekeria peda pinggir pelat menjadi titi kritis yang harus Adiperhatikan, Karena menghesilken lendutan dan momen yang terbesar. Fa j- Ti ” oe ee ee pare oe et Gambar 4. Hasil hitungan momen posttif dan negatif pada sistem Cakar Ayam dengan metoda clemen hinge (beban P = 80 ton pada pembebanan di titi-ttik A, B, C, D, E dan F) (Romadhani, 2008). Dalam Gambar 4 momen positif 240 kNam, sedang untuk momen negatif 200 kN. Dibandingkan dengan pembebanan di puset pelat, nilaicnilai momen posit di bagian pinggir adalah sekitar 2 kali momen yang terjadi di pusat pelat, sedang untuk momen negetif sekitar 2,5 kalinye. Dengan pertimbangan besarnya momen di pinggir ini, pada pembangunan sistem Cakar Ayam maka lebih baik jika diberikan balok pinggir atau "koperan” yang berfungsi untuk perkuatan di agian Yogvakarta12 April 2008 ) Bebsn titik arah ke bawah. Gambar 5. Reaksi pelat dan Cakar ketika dibebani dengan beban titik arah ke bawah di bagian ppinggic. Hesil animasi dari analisis elemen hingga ‘Romadhani (2008). Gambar 6, Sistem Cakar Ayam untuk perkerasan kkaku dengan koperan. Gerakan naik dan turun pelat akibat beban titik P dipertihatkan dalam Gambar 5. Dalam ‘gambar ini dipertihatkan reaksi cakar ketika terjadi Pembebanan terscbut, yeitu caker melakukan erlawanan terhadep gerakan ke tas dan bawah dari pelat_ yang hasilnya mengurangi besamya lendutan dan momen dalam pelat. Fenomema seperti ini tidak akan terjadi pada perkerasan jalan bbeton konvensional (tanpa cakar). Pas ©) Hasil Uji Model Sistem Cakar Ayam Di Laboratorium Set-up uji mode! di Inboratorium Sistem ‘Cakar Ayam pada tanah ekspansif dipectthatkan dalam Gambar 7. Tanah yang digunakan adalah ‘campuran lempung dan bentonit. Pelat baja tebal 2 mm yang dilengkapi dengan pips-pipa cakar diameter 6 cm panjeng $ cm dan 10 om. Tanah ibuat mengembang dengan membasahinya dengan air, metalui_pips-pipa pean yene dipssang di bagian dalam lapisan tanah rmenyiram di permukaan tanahnya, Hasil pengukuran lendutan_pelat setelah tanah mengembang ditunjukkan dalam Gambar 8, Terlihat bahwa pada pelat yang tanpa cakar, Pengembangan yang terjadi di bagian pinggit membuat pelat pelengkung ke atas, sedang. pada pelat dengan cakar, baik yang panjangnya 5 em dan 10 ci, pelat’relatif tetap rota saat tanah mengembang, Beban-beban yang ——_melawan engembangen tanah di bawah pelat adalah berat pelat beton dan caker (dan tanh di dalam cake), ‘Namun, jike ditinjau sistem Cokar Ayam sebagai satu sistem menyatu, maka seluruh berat sistem akan mengurangi pengembangan tanah di bawah dasar_cakar, Kenampakan ini, seperti yang dibuktikan dari hasil pengujian yang ditunjukckan dalam Gambar 8. Dengan demikian, semakin panjang cakar, maka sistem pelat-cakse-tanah menjadi semakin berat, schingga mengurangi pengembanganvkenaikan tanah, Dari mempelajari gerakan-gerakan cakar maka dapat dilakukan perkiraan mekanisme item pelatpipatanah, bila tanah di yang beketja pada sistem Cakar Ayam bila ‘mengalami beban ke atas oleh skibat naiknya tanh dasar diperlihatkan dalam Gambar 9. Pada saat pelatnaik, oleh akibat mengembangnya tanah dasar, maka gerakan tanah ke tas yang rmengangkat pelat ke atas akan di lawan oleh ‘momen perlawanen cakar yang mengurangi gerakan ke atas pelat. Yogyakarta, 12 Aprit 2008 Gambar 7, Set-up uji model sistem Cakar Ayam pada tanah ekspansif di laboratorium. Peat 0.x 18 Me saa ptt pty * Gambar 8, Lendutan pelat akibat kensikan tanah dasar untuk pelat tanpa cakar dan dengan caker. Gambar 9. Mekanisme momen perlawanan cakar terhadap gerakan naik pelat akibat pengembangan tanah dasar. Bila tanah dasar ekspansif, maka sistem Cakar Ayam harus direncang ‘kuat terhadap tekenan pengembangan yang bekerja di bagian bawah pelat. Pengembangan tanah dasar yang bergantung pada gerakan kelembaban air dari pinggir menyju ke tengsh, merupakan faktor yang kkomplek bile digambarian dalam diagram tekanan, Karena itu, sebelum dilakukan penelitian lebih Tanjut, tekanan pengembangan (Gaya) dapat

Anda mungkin juga menyukai