Demam tifoid merupakan penyakit yang bersifat sistemik dan menjadi masalah
kesehatan di dunia. Besarnya amgka kejadian demam tifoid tidak mudah ditentukan
oleh karena demam ini memiliki gejala dengan spectrum klinis yang luas.
Berdasarkan data dari WHO tahun 2003 bahwa terdapat 17 juta kasus demam tofoid
di seluruh dunia dengan angka kematian mencapai 600.000 kasus. Di Indonesia,
terdapat 900.000 kasus dengan angka kematian 20.000 kasus, sedangkan di negara
berkembang dilaporan kurang lebih 95% rawat jalan. Menurut data dari Riskesdas
tahun 2007, demam tifoid menyebabkan 1,6% kematian penduduk Indonesia untuk
semua umur.
Etiologi dari demam tifoid oleh karena infeksi bakteri Salmonella
enterica, terutama serotipe Salmonella typhi. Bakteri ini merupakan
bakteri gram negatif. Salmonella typhi memiliki 3 tipe antigen, yakni
: 1) Antigen O,
widal, akan dilakukan pemeriksaan reaksi antara antibodi aglutinin dalam serum
penderita yang telah mengalami pengenceran yang berbeda-beda terhadap antigen
somatic (O) dan flagella (H) yang ditambahkan dalam jumlah yang sama sehingga
terjadi aglutinasi. Dimana, pengenceran tertinggi yang masih menimbulkan aglutinasi
menunjukkan titer antibody dalam serum., dan hasil positif tersebut akan memperkuat
dugaan terinfeksi Salmonella typhi pada penderita.
Sumber :
Anonim. Buku Petunjuk Praktikum: Uji Widal. Fakultas Kedokteran Universitas
Mataram
Fatmawati R.A., Arkaesi N., Hardian. 2011. Uji Diagnostik Tes Serologi Widal
Dibandingkan dengan Kultur Darah sebagai Baku Emas Untuk Diagnosis
Demam Tifoid pada Anak Di RSUP Dr. Kariadi Semarang. Fakultas Kedokteran
Universitas Diponegoro
Wardani P., Prihatini. Probohoesodo. et al. 2005. Kemampuan Uji Tabung Widal
Menggunakan Antigen Import dan Antigen Lokal. Vol. 12. No.1. Indonesian
Journal of Clinical Pathology AND Medical Laboratory.