Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Padatan membentuk suatu susunan satuan (atom atau molekul)
yang tersusun sangat teratur, dan satuan ini diikat oleh gaya yang berbedabeda. Gaya-gaya yang mengikat atom-atom itu membentuk padatan adalah
ikatan kavalen, ikatan ionik, ikatan hidrogen, gaya van der Waals dan ikatan
logam.
Kekuatan ikatan-ikatan tersebut untuk menyatukan atom-atom
menjadi sebuah padatan yang memiliki bentuk-bentuk yang beragam adalah
berbeda-beda. Bentuk dan jenis ikatan dari berbagai zat padat tersebut akan
mempengaruhi sifat-sifat fisik dari zat tersebut.
Selain itu bentuk dan sifat ikatan atom-atom akan mempengaruhi
besarnya titik lebur suatu zat padat, dan besarnya juga spesifik untuk setiap
zat padat sehingga dapat juga digunakan sebagai jalan untuk mengetahui
kemurnian suatu zat. Apabila suatu zat padat tercampur oleh bahan pengotor,
maka tentu saja akan mempengaruhi besarnya titik lebur zat murni.
Dalam bidang farmasi, suatu senyawa obat murni dapat
ditentukan kemurniannya salah satunya dengan jalan penentuan titik
leburnya. Selain itu penentuan titik lebur dari suatu bahan obat juga
digunakan dalam pembuatan sediaan obat (terutama untuk obat yang
TRISNAWATI
15020110224
AHMAD MARZUKI
TRISNAWATI
15020110224
AHMAD MARZUKI
dari
percobaan
adalah
untuk
mengetahui
dan
TRISNAWATI
15020110224
AHMAD MARZUKI
Padatan kovalen
Dalam padatan kovalen atom-atom dihubungkan satu sama
lainnya oleh ikatan kovalen yang membentuk struktur tiga dimensi.
Pada intan, setiap atom karbon dihubungkan dengan keempat atom
karbon lainnya melalui ikatan kovalen. Grafit, walaupun terdiri dari
karbon murni, mempunyai susunan atom karbon yang berbeda,
setiap atom karbon dihubungkan dengan tiga atom karbon lainnya
oleh ikatan Van Der Walls.
Tergantung pada susunan atom, padatan adalah isotropis jika
semua ikatan adalah ekuivalen, yaitu sifatnya sama dalam segala
arah. Padatan adalah anisotropis jika ikatan bervariasi atau tidak
ekuivalen. Padatan anisotropis mempunyai titik leleh yang lebih
rendah dan titik didih lebih tinggi.
2.
Padatan ionis
TRISNAWATI
15020110224
AHMAD MARZUKI
Ion-ion
ini
disatukan
oleh
gaya
elektrostatis
yang
Padatan molekuler
Konstituen utama dari padatan molekuler adalah molekul,
tetapi dapat juga berupa atom dari gas yang nyata. Molekul-molekul
disatukan oleh gaya yang lemah yang disebut gaya van der Waals.
Karena gaya
Padatan logam
Kristal logam terdiri dari satuan sel kubik tersusun rapat
maupun satuan heksagonal tersusun rapat. Kristal logam memiliki
titik lebur yang tinggi dan merupakan penghantar panas dan listrik
yang baik.
Jarak lebur zat adalah jarak antara suhu awal dan suhu akhir
peleburan zat. Suhu awal dicatat pada saat zat mulai menciut atau
membentuk tetesan pada dinding pipa kapiler, suhu akhir dicatat
pada saat hilangnya fase padat. (FI III hal 767).
TRISNAWATI
15020110224
AHMAD MARZUKI
zat
murni. Titik beku atau titik leleh padatan kristal murni didefinisikan
sebagai temperatur dimana cairan murni dan padatan berada dalam
kesetimbangan. (Martin,1990 hal 321).
Panas peleburan dapat dianggap sebagai panas yang
dibutuhkan untuk menaikkan jarak antar atom atau antar molekul dalam
kristal, sehingga memungkinkan terjadinya pelelehan. Suatu kristal yang
saling terikat dengan gaya yang lemah mempunyai panas peleburan
yang rendah, sedangkan
AHMAD MARZUKI
tinja.
Gunanya
untuk
melunakkan
tinja,
terutama
setelah
TRISNAWATI
15020110224
AHMAD MARZUKI
: acidum acetylsalicylicum
Nama lain
Rumus kimia
: C7H6O3
Berat molekul
: 138,12
COOH
Rumus bangun
OCOCH3
% unsur penyusun
Titik didih
: -
Bobot jenis
: 1,44
Indeks bias
: -
Pemerian
Kelarutan
etanol
95%
pekat,
larut
dalam
Penyimpanan
Kegunaan umum
TRISNAWATI
15020110224
AHMAD MARZUKI
: Sebagai sampel
: Paraffinum liquidum
Nama Lain
: Parafin cair
Pemerian
: Cairan
kental
berfluororesensi;
transparan;
tidak
berwarna;
tidak
hampir
ditambahkan
tokoferol
atau
: 0,870 gr - 0,890 gr
Titik didih
Titik Lebur
: 100C
Indeks bias
: -
Penyimpanan
Khasiat
: Laksativum
Penggunaan
TRISNAWATI
15020110224
AHMAD MARZUKI
Rumus Kimia
: CH3OH
Rumus Bangun
:-
Nama Kimia
: Methyl alkohol
Sinonim
: Metil alkohol
Berat Molekul
: 32,04
Pemerian
Kelarutan
:Dapat
bercampur
dengan
air,
: 0,796-0,98
Titik lebur
:-
Titik didih
: 64,5C 65,5C
Indeks bias
: 1,328 1,329
Kegunaan Umum
pembuatan
sediaan
organik
TRISNAWATI
15020110224
AHMAD MARZUKI
T + 0,00015 N (T-t)
AHMAD MARZUKI
TRISNAWATI
15020110224
AHMAD MARZUKI
AHMAD MARZUKI
AHMAD MARZUKI
Labu tile
2.
Lampu spiritus
3.
4.
Pipa kapiler
5.
6.
Termometer
B. Bahan yang digunakan
1.
Aspirin
2.
Aquades
3.
Benang godam
4.
Kertas ttimbang
5.
Parafin cair
6.
Tali godam
C. Cara Kerja
TRISNAWATI
15020110224
AHMAD MARZUKI
TRISNAWATI
15020110224
AHMAD MARZUKI
Sampel
Aspirin (halus)
Titik Lebur
141o C
Suhu Lebur
141o C
2 Perhitungan
Titik lebur teori
141o C
144o C
% rendamen
100%
141 + 141x
100%
141 %
B. Pembahasan
TRISNAWATI
15020110224
AHMAD MARZUKI
Tinggi rendahnya suhu lebur pada suatu zat padat dipengaruhi oleh
bentuk zat padat tersebut dan kekuatan/jenis ikatan yang ada pada padatan
tersebut. Pada suatu padatan dengan bentuk kristal dan ikatan kovalen maka
akan memiliki suhu lebur yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan padatan
lain dengan ikatan van der Waals, walaupun terdiri dari unsur yang sama,
Contohnya adalah grafit dan intan.
Suhu lebur suatu padatan murni adalah spesifik, hal ini berarti
dapat digunakan untuk penentuan kemurnian suatu zat padat. Apabila
terdapat zat pengotor yang larut maka akan menyebabkan turunnya suhu
lebur dari padatan murni tersebut, sedangkan apabila terdapat zat pengotor
yang tidak larut maka akan menyebabkan suhu lebur semu atau suhu
leburnya tidak tajam/tegas.
Sebelum digunakan terlebih dahulu pipa kapiler dipanaskan salah
satu ujungnya hingga menutup, agar pada waktu terjadi lelehan, aspirin tidak
tercampur pada parafin cair sehingga parafin tetap murni. Sebelum dilakukan
penotolan, terlebih dahulu aspirin digerus, sebab penurunan titik lebur tidak
hanya disebabkan oleh zat pengotor saja, tetapi juga disebabkan oleh besar
dan banyaknya kristal. Setelah digerus maka luas permukaan akan
bertambah dan lebih mudah menyerap panas.
TRISNAWATI
15020110224
AHMAD MARZUKI
AHMAD MARZUKI
TRISNAWATI
15020110224
AHMAD MARZUKI
DAFTAR PUSTAKA
TRISNAWATI
15020110224
AHMAD MARZUKI
Departemen
Skema kerja
TRISNAWATI
15020110224
AHMAD MARZUKI
Gambar
akan digunakan
2. Digerus
aspirin
dengan
6. Diikatkan
pipa
kapiler
pada
TRISNAWATI
15020110224
AHMAD MARZUKI
mungkin
dengan
pencadang raksa)
7. Termometer
dimasukkan
ke
8. Diberikan
split
agar
tekanan
TRISNAWATI
15020110224
2. Pipa kapiler
AHMAD MARZUKI
4. Statif
5. Termometer
TRISNAWATI
15020110224
AHMAD MARZUKI
TRISNAWATI
15020110224
AHMAD MARZUKI