Anda di halaman 1dari 12

FARMASETIKA DASAR

MAKALAH DOSIS OBAT

LOKAL I A
KELOMPOK I :
ACHMAD MAFTUCHIN
ADE IRMA DAMAYANTI
ADITE NUR ALIFA .T
AMANDA ARISANTI DEWI
ANIS ANGGRAINI
ANTONIA TERESA
ASMA RIZKI FAUZIAH
DIANTIKA PUTRI

KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan YME atas karunia-Nya
sehingga kami dapat membuat makalah ini dan dapat kami selesaikan dengan tepat
waktu.
Makalah ini berisi tentang definisi dosis obat, macam-macam dosis obat,
perhitungan dosis obat. Di antara perhitungan dosis obat yaitu, perhitungan dosis obat
maksimum, perhitungan dosis obat berdasarkan luas permukaan tubuh, perhitungan dosis
obat untuk anak, dan perhitungan dosis obat untuk lansia.
Dengan adanya makalah ini kami selaku penulis berharap makalah ini dapat memberikan
pengetahuan kepada pembaca. Sehingga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, karenanya,
kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan. Penulis juga berterima kasih
kepada mahasiswa yang turut berperan dalam pembuatan makalah ini.
Jakarta, 7 Oktober 2015
Penulis

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dosis obat adalah adalah sejumlah obat (satuan berat, isi atau unit international)
yang memberikan efek terapi pada penderita dewasa. Pengertian lain dari dosis obat
adalah banyaknya obat yang diberikan kepada pasien, baik dalam digunakan untuk obat
luar maupun obat dalam. Penggunaan dosis obat bertujuan pemberian dosis obat hingga
mencapai terapeustik (dosis lazim).

1.2 Tujuan
Ada beberapa poin yang ingin dicapai sebagai tujuan penulisan makalah ini diantaranya :
1. Mengetahui definisi dosis obat
2. Mengetahui macam macam dosis obat
3. Mengetahui macam macam perhitungan dosis obat

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Dosis Obat dan Dosis Lazim


Menurut Ilmu Farmasi: Dosis adalah takaran obat yang diberikan kepada pasien
yang dapat memberikan efek farmakologis (khasiat) yang diinginkan. Secara umum
penggunaan

dosis

dalam

terapi

dibagi

menjadi

dosis

lazim

dan

dosis

maksimum/maksimal. Dosis lazim adalah dosis yang digunakan sebagai pedoman umum
pengobatan (yang direkomendasikan dan sering digunakan) sifatnya tidak mengikat
(biasanya diantara dosis mimimum efek dan dosis maksimum), sedangkan dosis
maksimum adalah dosis yang terbesar yang masih boleh diberikan kepada pasien baik
untuk pemakaian sekali maupun sehari tanpa membahayakan (berefek toksik ataupun
over dosis). Untuk terapi sebaiknya menggunakan pedoman dosis lazim.

2.2 Rumus Perhitungan Dosis Obat


1. Berdasarkan Umur
a. Rumus Young (untuk anak <8 tahun)

n= umur dalam tahun.


b. Rumus Dilling (untuk anak besar-sama dengan 8 tahun)

n= umur dalam tahun.


c. Rumus Fried (untuk bayi)

n= umur dalam bulan.


2. Berdasarkan Berat Badan.
Perhitungan dosis berdasarkan berat badan sebenarnya lebih tepat karna sesuai
dengan kondisi pasien ketimbang umur yang terkadang tidak sesuai dengan berat
badan, bila memungkinkan hitung dosis melalui berat badan.

d. Rumus Thermich

n= berat badan dalam Kilogram.


3. Rumus Untuk Menentukan Presentase DM Obat.
a. Persentase DM Sekali

b. Persentase DM Sehari

2.3 Contoh Perhitungan Dosis Untuk Anak


Contoh soal sediaan Serbuk :
R/ Atropin sulfat 0,5 mg (DM sekali: 1 mg, DM sehari 3 mg)
Sacchar.lact. qs
m.f.pulv. d.t.d. no.X.
S. t.d.d. Pulv. I
Pro: Rifki (12th)
Analisa resep: dari resep diketahui untuk membuat 10 bungkus serbuk sediaan,
mengandung 0,5 mg atropin sulfat setiap bungkus, aturan pakai 3 kali sehari satu
bungkus.
Jawab:

a. DM sekali pakai untuk anak 12 tahun


DM sekali pakai = (12/20) x 1 mg = 0,6 mg DM atropin sulfat sekali pakai.
Sedangkan untuk Persentase DM sekali :

= (0,5/0,6 mg) x 100% = 83,3% (boleh diracik dan diserahkan karena tidak lebih
dari 100%)
b. DM untuk sehari untuk anak 12 tahun
DM sehari = (12/20) x 3 mg = 1,8 mg DM dosis atropin untuk sehari.
Sedangkan untuk Persentase DM searah sehari :

= (3x0,5)/1,8 x 100% = 83,3 % (boleh diracik dan diserahkan karena tidak lebih
dari 100%
2.4 Perhitungan Dosis Searah/ Sinergis.
Apabila dalam satu resep terdapat dua atau lebih obat yang memiliki efek yang sama
atau memiliki mekanisme kerja yang sama, maka perlu dilakukan perhitungan dosis
searah karna obat memiliki efek sinergis, dikhawatirkan terjadi over dosis ataupun efek
berbahaya lainnya, contohnya :

atropin sulfat dg tinctura belladonnae

kodein HCl dg dionin dg morphin HCl

efedrin HCl dg efetonin HCl

kafein dg Teofilin dg theobromin


2.5 Perhitungan Persentase Dosis Maksimum
Suatu resep boleh langsung diracik bila persentase dosisnya kurang atau sama
dengan 100% dari dosis maksimumnya, baik DM sekali pakai maupun DM sehari.
Persentasenya dihitung dengan rumus :
a. Persentase DM Searah Sekali

b. Persentase DM Searah Sehari

PERHATIAN !!!

Bila hasil persentase DM lebih dari 100% maka dilaporkan pada dokter untuk
merubah takaran dosis obat

tetapi bila dokter tetap menghendaki takaran obat yang lebih dari 100% tersebut
maka dokter harus membubuhkan tanda seru pada resep, bila tidak ada tanda seru
maka resep jangan diracik

bila hasil hitungan lebih dari 200%, jika dokter tidak ingin merubah dosis maka
wajib membubuhkan tanda tangan sehingga bila terjadi kondisi tertentu maka dokter
harus bertanggung jawab, jika tidak mau menandatangani, maka resep jangan
diracik.
2.6 Perhitungan Dosis Untuk Obat Luar
Pada Umumnya perhitungan dosis maksimum (DM) itu untuk sediaan oral,
parenteral, maupun rektal, sedangkan untuk sediaan topikal biasanya tidak dihitung DM
nya terutama sediaan topikal yang bekerja lokal dan tidak masuk kedalam aliran darah
sistemik maka tidak perlu dihitung DM nya, tetapi ada yang perlu dihitung seperti :

Naftol, guaikol, dan kreosot --> untuk kulit

Sublimat --> untuk mata

Iodoform --> untuk kompres

dll
Dosis topikal harus dihitung apabila memiliki potensi besar masuk kedalam aliran
darah sistemik.
2.7

Konversi Dosis Untuk Lansia

Lanjut usia (lansia) pasti mengalami perubahan fisiologis dan biologis seperti
penurunan fungsi organ tubuh dan penurunan kecepatan metabolisme, serta berkurangnya
hormon maunpun perubahan keadaan enzim-enzim didalam tubuh, sehingga perlu
penyesuaian dosis untuk lansia yang dikonversi dari dosis dewasa, konversi dosis sebagai
berikut:
Umur (tahun) ---> Dosis
60-70
4/5 dosis dewasa

70-80
80-90
>90

3/4 dosis dewasa


2/3 dosis dewasa
1/2 dosis dewasa

Contohnya :
Misal dosis dewasa parasetamol 500 mg untuk sekali pakai, berapa dosis untuk
lansia berumur 67 tahun?
Maka jawabnya : 4/5 x 500 mg = 400 mg untuk sekali pakai lansia umur 67 tahun
(kisaran 60-70 tahun)

Penyesuaian dosis ini sangat diperlukan agar pengobatan efektif, efisien dan tidak
menimbulkan efek negatif yang membahayakan pasien lanjut usia.

2.8 Perhitungan Dosis Berdasarkan Luas Permukaan Tubuh (LPT)

Perhitungan Dosis Berdasarkan Luas Permukaan Tubuh merupakan perhitungan


dosis yang lebih akurat ketimbang menggunakan rumus perhitungan dengan umur saja,
atau dengan berat badan saja, perhitungan dosis BSA ini yang sebaiknya dilakukan

terutama untuk pasien pediatrik/anak-anak. Rumus perhitungan dosis BSA merupakan


turunan dari rumus Du bois and Du Bois.
Rumus :

Setelah Luas permukaan tubuh (BSA) dihitung, maka dimasukkan kedalam rumus
CROWFORD-TERRY-ROURKE dibawah ini untuk melakukan konversi/penyesuaian
dari dosis dewasa ke dosis anak-anak, Dosis Perkiraan Konversi = Luas Permukaan
Tubuh (LPT) Anak/ LPT Dewasa x Dosis Dewasa, Seperti dibawah ini :

Contoh Soal :
R/ Ketoprofen 50 mg
m.f pulv in caps No. IX
S 3 dd 1
Pro : Fafa
Tinggi : 105 cm
Bobot : 29
Umur : 5,5 tahun
Jawab :
Berdasar dari pasien dalam resep ini masih tergolong anak/balita maka kita
melakukan penyesuaian dosis, yang pertama kita lakukan melihat literatur (misal di buku
Obat-Obat Penting hal.859, dosis lazim dewasa ketoprofen adalah 2-4 dd 50 mg),
sehingga dapat kita lakukan penghitungan BSA dengan memasukkan ke dalam 2 rumus
yang diatas :

= 0.92
Selanjutnya dimasukkan ke dalam rumus Dosis penyesuaian BSA :

= 26,5 mg dosis sekali pakai untuk anak tersebut.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan yang tertera pada BAB II, maka dapat disimpulkan :
1. Dosis adalah takaran obat yang diberikan kepada pasien yang dapat memberikan
efek farmakologis (khasiat) yang diinginkan.
2. Secara umum penggunaan dosis dalam terapi dibagi menjadi : dosis lazim dan
dosis maksimum/maksimal.
3. Untuk terapi sebaiknya menggunakan pedoman dosis lazim (dosis yang
digunakan sebagai pedoman umum pengobatan (yang direkomendasikan dan
sering digunakan) sifatnya tidak mengikat (biasanya diantara dosis mimimum
efek dan dosis maksimum).

4. Perhitungan dosis berdasarkan berat badan sebenarnya lebih tepat karna sesuai
dengan kondisi pasien ketimbang umur yang terkadang tidak sesuai dengan berat
badan, bila memungkinkan hitung dosis melalui berat badan.
5. Apabila dalam satu resep terdapat dua atau lebih obat yang memiliki efek yang
sama atau memiliki mekanisme kerja yang sama, maka perlu dilakukan
perhitungan dosis searah karna obat memiliki efek sinergis, dikhawatirkan terjadi
over dosis ataupun efek berbahaya lainnya.
6. Suatu resep boleh langsung diracik bila persentase dosisnya kurang atau sama
dengan 100% dari dosis maksimumnya.
7. Dosis topikal harus dihitung apabila memiliki potensi besar masuk kedalam
aliran darah sistemik.
8. Perlu penyesuaian dosis untuk lansia yang dikonversi dari dosis dewasa.
9. Perhitungan Dosis Berdasarkan Luas Permukaan Tubuh merupakan perhitungan
dosis yang lebih akurat ketimbang menggunakan rumus perhitungan dengan
umur saja, atau dengan berat badan saja.
3.2 Saran
Sekian makalah yang dapat kami buat. Semoga dengan adanya makalah ini bisa
memberikan informasi lebih banyak lagi tentang dosis obat dan berbagai macam
perhitungannya. Kami harap makalah ini bisa bermanfaat bagi kami khususnya dan
perkembangan ilmu kefarmasian pada umumnya terutama dalam hal mengenali dosis
obat. Mohon maaf apabila masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam makalah ini
dan harap memakluminya. Terimakasih.

DAFTAR PUSTAKA
http://ilmu-kefarmasian.blogspot.co.id/2013/02/perhitungan-dosis-obat.html
http://ilmu-kefarmasian.blogspot.co.id/2013/02/contoh-perhitungan-dosismaksimum-dm.html
http://ilmu-kefarmasian.blogspot.co.id/2013/02/perhitungan-dosis-untuk-obatluar.html
http://ilmu-kefarmasian.blogspot.co.id/2013/02/konversi-dosis-untuk-lansia.html
http://ilmu-kefarmasian.blogspot.co.id/2013/06/perhitungan-dosis-berdasarkanluas.html
http://inifarmasiku.blogspot.co.id/2014/10/cara-menghitung-dosis-obat-dan.html
http://www.scribd.com/doc/185659404/Perhitungan-Dosis-Obat#scribd

Anda mungkin juga menyukai