PEKERJAAN BETON
1.1.
Umum
a. Lingkup Pekerjaan
Rekanan harus menyediakan semua bahan untuk pekerjaan beton
dan harus membuat bekisting, mengaduk beton, mengecor beton,
memelihara, memperbaiki, menyelesaikan dan mengerjakan
semua pekerjaan tambahan dari seluruh pekerjaan beton.
Pekerjaan yang disyaratkan dlam sesi ini harus mencakup seluruh
struktur beton, termasuk tulangan, struktur pracetak dan komposit,
sesuai dengan Spesifikasi dan sesuai dengan garis, elevasi,
kelandaian dan dimensi yang ditunjukkan dalam gambar, dan
sebagimana yang diperlukan oleh Direksi Pekerjaan.
Pekerjaan ini harus meliputi pula penyiapan tempat kerja untuk
pengecoran beton, pemeliharaan pondasi, pengadaan lantai kerja,
pemompaan atau tindakan lain untuk mempertahankan agar
pondasi tetap kering.
b.Stadar Pekerjaan
Semua bahan dan konstruksi, jika tidak diberi catatan khusus,
harus memenuhi standar yang umum dipakai di Indonesia. Jika
persyarata tersbeut diatas tidak dapat dipenuhi, maka konstruksi
harus disesuaikan dengan standard yang disetujui oleh direksi
pengawas.
Mutu beton tersebut harus dibuktikan oleh Rekanan dengan
mengambil benda-benda uji berupa kubus beton, silinder beton
yang pembuatannya harus disaksikan oleh Direksi Pengawas dan
diperiksa di laboratorium konstruksi yang disetujui oleh Direksi
Pengawas. Jumlah yang diuji sesuai dengan ketentuan-ketentuan
dalam PBI 1971
Mutu beton yang akan digunakan pada masing-masing bagian dari
pekerjaan dalam kontrak haruslah seperti yang ditunjukkan dalam
gambar atau sesi lain yang berhubungan dengan spesifikasi ini,
atau sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Beton
yang digunakan haruslah mutu beton berikut ini :
K 600
1.3.
Jaminan Mutu
Mutu bahan yang dipasok dari campuran yang dihasilkan dan cara
kerja serta hasil akhir harus dipantau dan dikendalikan seperti yang
diisyaratkan dalam standar Rujukan dibawah ini.
1.
4.
Toleransi
a. Toleransi Dimensi :
Panjang keseluruhan sampai dengan 6 m.
Panjang keseluruhan lebih dari 6 m.
Panjang balok, pelat dek, kolom dinding, atau
antara kepala jembatan
b. Toleransi Bentuk :
Persegi (selisih dalam panjang diagonal)
Kelurusan atau lengkungan (penyimpangan
dari garis yang dimaksud) untuk panjang s/d
3m
Kelurusan atau lengkungan untuk panjang
3m 6 m
Kelurusan atau lengkungan untuk panjang >
6m
c. Toleransi Kedudukan (dari titik patokan) :
Kedudukan kolom pra-cetak dari rencana
Kedudukan
permukaan
horizontal
dari
rencana
Kedudukan permukaan vertical dari renana
d. Toleransi Alinyemen Vertikal :
Penyimpangan Ketegakan Kolom dan dinding
e. Toleransi Ketinggian (Elevasi)
Puncak lantai kerja dibawah pondasi
Puncak lantai kerja dibawah pelat injak
Puncak kolom, tembok kepala, balok
melintang
+5 mm
+15 mm
-0 dan +10
mm
10 mm
12 mm
15 mm
20 mm
10 mm
10 mm
10 mm
10 mm
10 mm
10 mm
10 mm
Standar Rujukan
Standar Industri Indonesia (SII) :
SII-13-1977
Semen Portland.
1.8.
1.9.
Aggregat
ASTM
2
1
1
3/8
No.4
No.8
No.16
No.50
No.100
(mm)
50,8
38,1
25,4
19
12,7
9,5
4,75
2,36
1,18
0,300
0,150
Halus
100
95-100
45-80
10-30
2-10
Kasar
100
95-100
35-70
10-30
0-5
-
100
95-100
25-60
0-10
0-5
-
100
90-100
20-55
0-10
0-5
-
100
90100
40-70
0-15
0-5
-
Sifat-Sifat
(mm)
Batas
Maksimum
yang di Ijinkan
untuk Agregat
Halus
Kasar
SNI 03-2417-1991
40 %
SNI 03-3407-1994
10 %
12 %
0,5 %
0,25
%
3%
1%
SK SNI M-01-199403
SK SNI M-02-199403
.
BAtu untuk beton siklop harus terdiri dari batu yang disetujui
mutunya, keras dan awet dan bebas dari cetak dan rongga serta
tidak rusak oleh pengaruh cuaca. Batu harus bersudut runcing, bebas
dari kotoran, minyak dan bahan-bahan lain yang mempengaruhi
ikatannya dengan beton.
1.11.
Pencampuran dan Penakaran
1.11.1 Rancangan Campuran
.
Proporsi bahan dan berat penakaran harus ditentukan dengan
menggunakan metode yang disyaratkan dalam PBI dan sesuai
dengan batas-batas yang diberikan dalam tabel 1.1.3.1.(1).
a. Umum
Adukan beton terdiri dari bahan semen, bahan pembentuk
(admixture), pasir, koral dan air. Kwalitas bahan tersebut harus
memenuhi syarat yang ditentukan. Perbandingan campuran yang
tepat untuk jenis pekerjaan beton yang berlainan harus ditentukan
oleh Rekanan berdasarkan hasil percobaan kubus beton,
diperlihatkan kepada Direksi Pengawas untuk di minta
persetujuannya dan bila disetujui oleh Direksi Pengawas dapat
dipakai untuk pekerjaan yang dimaksud. Secara umum, adukan
beton harus direncanakan untuk menghasilkan betonnyang
sedemikian rupa, sehingga diperoleh kepadatan maksimum dan
penyusutan minimum. Jika perlu, perbandingan adukan dapat
dirubah sesuai dengan pendapat Direksi Pengawas.
Didalam membuat campuran beton, jumlah semen dan agregat
akan diukur menurut berat, kecuali dalam beberapa hal khusus
dengan persetujuan Direksi Pengawas, pengukuran material
dengan volume akan dipakai untuk bangunan-banguan struktur
kecil. Semua volume dan berat aggregat, semen, dan air harus
ditakar dengan seksama. Bilamana proporsi-proporsi yang
disyaratkan tidak dilaksanakan Rekanan, maka konstruksi beton
yang sudah dicor akan diperintahkan untuk disingkirkan.
b. Perbandingan Air dan Semen (PC) dan Kekuatan Tekan
Kekuatan tekan minimum dan banyaknya PC yang terdapat dalam
beton tidak boleh kurang dari daftar yang tertera pada tabel
kebutuhan PC. Perbandingan maksimum Air dan semen (PC)
adalah 55 liter air per 100 kg semen.
c. Mutu Bahan
Air
Air yang dipakai untuk pekerjaan pembetonan, tidak boleh
mengandung minyak, asam, alkali, garam-garam,bahan-bahan
organis atau bahan-bahan lainnya yang merusak beton/baja
tulangan dan tidak mempengaruhi daya lekat semen. Akan
lebih baik jika dipakai air yang dapat diminum, air yang dipakai
terlebih dahulu harus mendapat persetujuan Direksi Pengawas.
yang
untuk
setiap
harus
= 120 Kg/cm2
28 hari = 175 Kg/cm2
K225-7hari
= 150 Kg/cm2
28 hari = 225 Kg/cm2
SLUMP (mm)
Digetark
Tidak
K600
K500
K400
K350
K300
K250
K225
K175
K125
Kubus
15 x 15 x 15
cm3
28
7 hari
Hari
390
600
325
500
285
400
250
350
215
300
180
250
150
225
115
175
80
125
Silinder
15cm x 30 cm
an
7 Hari
325
260
240
210
180
150
125
95
70
28
Hari
500
400
330
290
250
210
190
145
105
20
20
20
20
20
20
20
20
20
50
50
50
50
50
50
50
50
50
Digetark
an
50
50
50
50
50
50
100
100
100
100
100
100
Penyesuaian Kekuatan
Bilamana beton tidak mencapai kekuatan yang disyaratkan atau
disetujui, kadar semen harus ditingkatkan sebagaimana
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
c.
air. Atas pesetujuan Direksi Beton dapat dicor didalam air dengan
cara dan peralatan khusus untuk menutup kebocoran seperti pada
dasar sumuran atau cofferdam.
m. Sebelum pengecoran beton dimulai, seluruh acuan, tulangan dan
benda lain yang harus dimasukkan kedalam beton (seperti pipa
atau selongsong) harus sudah dipasang dan diikat kuat sehingga
sesuai dengan ketentuan Spesifikasi ini.
n. Bila disyaratkan atau diperlukan oleh Direksi Pekerjaan, bahan
landasan untuk pekerjaan beton harus dihampar sesuai dengan
ketetuan Spesifikasi ini.
o. Direksi Pekerjaan akan memeriksa seluruh galian yang disiapkan
untuk pondasi sebelum menyetujui pemasangan acuan atau baja
tulangan atau pengcoran beton dan dapat meminta Kontraktor
untuk melaksanakan pengujian penetrasi kedalaman tanah keras,
pengujian kepadatan atau penyelidikan lainnya untuk memastikan
cukup tidaknya daya dukung dari tanah dibawah pondasi.
Bilamana dijumpai kondisi tanah dasar pondasi yang tidak memenuhi
ketentuan, Kontraktor dapat diperintahkan untuk mengubah dimensi
atau kedalaman dari pondasi dan atau menggali dan mengganti
bahan ditempat yang lunak, memadatkan tanah pondasi atau
melakukan tindakan stabilisasi lainnya sebagaimana
yang
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
1.12.2 Acuan
.
Acuan dari tanah, bilmana disetujui Direksi Pekerjaan, harus dibentuk
dari galian, dan sisi-sisi samping serta dasarnya harus dipngkas
secara manual sesuai dimensi yang diperlukan. Seluruh kotoran
tanah yang lepas harus dibuang sebelum pengecoran beton.
Acuan yang dibuat dapat dari kayu atau baja dengan sambunagn
dari adukan yang kedap dan kaku untuk mempertahankan posisi
yang diperlukan selama pengecoran, pemadatan dan perawatan.
Kayu yang tidak diserut permukaannya dapat digunakan untuk
permukaan akhir struktur yang tidak terekspos, tetapi kayu yang
diserut dengan tebal yang merata harus digunakan untuk prmukaan
beton yang
dibulatkan.
diekspos.
Seluruh
sudt-sudut
tajam
acuan
harus
untuk
tanpa
darim
ujung
Penggetar
harus
dibatasi
waktu
penggunaanya,
sehingga
menghasilkan pemadatan yang diperlukan tanpa menyebabkan
terjadinya segregasi pada agregat.
Alat penggetar mekanis dari luar harus mampu menghasilkan
sekurang-kurangnya 5000 putaran permenit dengan berat efektif
0,25 Kg, dan boleh diletakkan diatas acuan supaya dapat
menghasilkan getaran yang merata.
Alat penggetar mekanis yang digerakkan dari dalam harus dari jenis
pulsating (berdenyut) dan harus mampu menhailkan sekurangkurangnya 5000 putaran per menit apabila digunakan pada beton
yang mempunyai slump 2,5 cm atau kurang, dengan radius daerah
penggetaran tidak kurang dari 45 cm.
Setiap alat penggetar mekanis dari dalam harus dimasukkan
kedalam beton basah secara vertical sedemikian hingga dapat
melakukan penetrasi sampai kedasar beton yang baru dicor, dan
menghasilkan kepadatan pada seluruh kedalaman pada bagian
tersebut. Alat penggetar kemudian harus diterik pelan-pelan dan
dimasukan kembali pada posisi lain tidak lebih dari 45 cm jaraknya.
Alat penggetar tidak boleh berada pada suatu titik lebih dari 30 detik
juga tidak boleh digunakan untuk memindahkan campuran beton ke
lokasi lain, serta tidak boleh menyentuh tulngan beton.
Jumlah minimum alat penggetar Mekanis dari Dalam
Kecepatan Pengecoran Beton
(m3/jam)
4
8
12
16
20
Jumlah Alat
2
3
4
5
6
Ternyata rusak
n
K
c.
4
1,17
6
0,83
8
0,67
10
0,58
12
0,52
14
0,48
16
0,44
Pengujian Tambahan
Kontraktor harus melaksanakan pengujian tambahan yang
diperlukan untuk menentukan mutu bahan atau campuran
pekejaan beton akhir, sebagaimana yang diperintahkan oleh
Direksi Pekerjaan. Pengujian tambahan tersebut meliputi :
Pengujian
yang
tidak
merusak
menggunakan
sclerometer atau perangkat penguji lainnya;
1.13.
Pengukuran dan Pembayaran
1.13.1 Cara Pengukuran
Beton akan diukur dengan jumlah meter kubik (m 3) pekerjaan beton
yang digunakan dan diterima sesuai dengan dimensi yang
ditunjukkan pada gambar atau yang diperintahkan oleh Direksi
Pekerjaan. Tidak ada pengurangan yang akan dilakukan untuk
volume yang ditempati oleh pipa dengan garis tengah kurang dari 20
cm atau oleh benda lainnya yang tertanam seperti water stop, baja
tulangan, selongsong pipa (conduit) atau lubang sulingan
(weephole).
Tidak ada pengukuran tambahan atau yang lainnya yang akan
dilakukan untuk cetakan, perancah untuk balok dan lantai
pemompaan, penyelesaian akhir permukaan, penyediaan pipa
sulingan, pekerjaan perlengkap lainnya untuk penyelesaian
pekerjaan beton, dan biaya dari pekerjaan tersebut telah dianggap
termasuk dalam harga penawaran untuk Pekerjaan Beton.
Tidak ada pengukuran dan pembayaran tambahan yang akan
dilakukan untuk pelat (plate) beton pracetak untuk acuan yang
dilakukan
tambahan
tambahan
mencapai
untuk tiap
(aditif), juga
atau bahan
mutu yang