Anda di halaman 1dari 12

Penanggulangan Kesehatan di dalam

Masyarakat
(ISPA Pada Balita)
Di Susun Oleh : Tri Darsih
NIM

: I31112002 (Reguler A)

Program Studi : Ilmu Keperawatan


Dosen

: Dr.H.Supriadi,M.Ag

Mata Kuliah : Ilmu Sosial Budaya Dasar

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
TAHUN AKADEMIK 2012/2013

KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
hidayah-Nya sehingga penyusunan makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini saya susun
sebagai tugas dari mata kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar dengan judul Penangggulangan
Kesehatan di dalam Masyarakat yang dalam hal ini saya mengangkat penyakit ISPA pada
balita sebagai materi yang akan saya bahas dalam makalah ini. Terima kasih saya sampaikan
kepada Dr.H.Supriadi,M.Ag selaku dosen mata kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar yang telah
membimbing dan memberikan kuliah demi lancarnya terselesaikan tugas makalah ini.
Demikianlah tugas ini saya susun, semoga bermanfaat dan dapat memenuhi tugas mata
kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar.

Pontianak, 22 Januari 2013

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Kata Pengantar . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

ii

Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

iii

BAB I
BAB II

:
:
A.

PENDAHULUAN
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
Pengertian ISPA

B.

Penyebab ISPA

C.

Tanda dan gejala ISPA

D.

Komplikasi ISPA

E.

Solusi
a. Pencegahan ISPA
b. Perawatan ISPA

BAB III

Daftar Pustaka
Lampiran

PENUTUP
A.
Kesimpulan
B.
Saran

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal, pemerintah dalam hal ini
Departemen Kesehatan yang tujuannya tercantum dalam UU Kes No.23 lthun 1992, pasal
I bab I tentang kesehatan yaitu : Kesehatan adalah keadaan sehat dari badan sejahtera dari
badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial
ekonomi, agar terwujud kesehatan masyarakat yang optimal sehingga tercapainya bangsa
yang sehat dan sumber daya yang berkualitas ( Slamet, Juli Soemirat. 2004 ).
Masalah kesehatan anak dipengaruhi oleh dua persoalan utama yaitu tingginya angka
kesakitan dan angka kematian. Angka kesakitan dan angka kematian merupakan salah
satu indikator derajat kesehatan yang disebabkan oleh kurangnya penanganan keluarga
dalam menanggulangi penyakit infeksi khususnya penyakit ISPA . ISPA adalah penyakit
yang sangat umum dijumpai pada anak-anak dengan gejala batuk, pilek, panas (demam)
atau gejala tersebut muncul secara bersamaan, (Meadow, Sir Roy).
Dalam menurunkan angka kejadianan ISPA diperlukan peran aktif petugas Kesehatan
dalam menyampaikan informasi terutama tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan
ISPA, dimana salah satu faktor yang perlu diketahui adalah cara pencegahan dan
perawatan ISPA. Peran aktif petugas disini terutama perawat dapat menyampaikannya
melalui promosi kesehatan seperti perbaikan dan peningkatan gizi, perbaikan dan sanitasi
lingkungan, pemeliharaan kesehatan perorangan dan tindakan preventif seperti isolasi
penderita penyakit ISPA dan pemberian imunisasi. Sebagai perawat kita harus mengetahui
sejauh mana pengetahuan keluarga tentang ISPA dan motivasi keluarga dalam
pencegahan dan perawatan ISPA dirumah, karena perilaku seseorang dipengaruhi oleh
pengetahuan, sikap, kehendak, motivasi dan niat.
(Notoatmojo. 2003 ).

BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
A. Pengertian Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)
Infeksi saluran napas akut dalam bahasa Indonesia juga di kenal sebagai ISPA (Infeksi
Saluran Pernapasan Akut) atau URI dalam bahasa Inggris adalah penyakit infeksi akut
yang melibatkan organ saluran pernapasan, hidung, sinus, faring, atau laring.
ISPA adalah penyakit infeksi yang sangat umum dijumpai pada balita dengan gejala
batuk, pilek, panas atau ketiga gejala tersebut muncul secara bersamaan (Meadow, Sir
Roy. 2ffi2:153).
ISPA (lnfeksi Saluran Pernafasan Akut) yang diadaptasi dari bahasa Inggris Acute
Respiratory infection (ARl) mempunyai pengertian sebagai berikut:
1) Infeksi adalah masuknya kuman atau mikoorganisme kedalam tubuh manusia dan
berkembang biak sehingga menimbulkan gejala penyakit.
2) Saluran pernafasan adalah organ mulai dari hidung hingga alfeoli beserta organ
adneksa seperti simus-sinus, rongga tengah dan pleura. ISPA secara anatomis
mencakup saluran pernafasan bagian atas.
3) Infeksi akut adalah infeksi yang berlangsung sampai 14 hari. Batas 14 hari diambil
untuk menunjukkan proses akut meskipun untuk beberapa penyakit yang digolongkan
ISPA. Proses ini dapat berlangsung dari 14 hari (Suryana, 2005:57).
Terdapat 3 klasifikasi ISPA yaitu :
1. ISPA Ringan bukan Pneumonia
2. ISPA Sedang Pneumonia
3. ISPA Berat Pneumonia berat

B. Penyebab ISPA
1) Virus dan bakteri : virus influeuza sterptococcus, shapilococcus, haemopilus
influerzae.
2) Alergen spesifik : alergi yang disebabkan oleh debu asap dan udara dingin atau panas
3) Perubahan cuaca dan lingkungan : kondisi cuaca yang tidak baik seperti peralihan
suhu panas ke hujan dan lingkungan yang tidak bersih atau tercemar.
4) Aktifitas : kondisi dimana anak memiliki kegiatan yang banyak tanpa memperhatikan
kondisi tubuh atau daya tahan tubuh yang dapat menyebabkan anak-anak menderita
ISPA.
5) Asupan gizi Yang kurang.

C. Tanda dan Gejala ISPA


Gejala ISPA ringan dapat dengan mudah diketahui oleh orang awam sedangkan ISPA
sedang dan berat memerlukan beberapa pengamatan sederhana.
1. Gejala ISPA ringan
Seorang anak dinyatakan menderita ISPA ringan jika ditemukan gejala sebagai berikut:
a. Batuk.
b. Serak, yaitu anak bersuara parau pada waktu mengeluarkan suara (misalnya
pada waktu berbicara atau menagis).
c. Pilek yaitu mengeluarkan lendir atau ingus dari hidung.
d. Panas atau demam, suhu badan lebih dari 37 oC atau jika dahi anak diraba dengan
punggung tangan terasa panas.
2. Gejala ISPA Sedang
Seorang anak dinyatakan menderita ISPA sedang jika di jumpai gejala ISPA ringan
dengan disertai gejala sebagai berikut :
a. Pernafasan lebih dari 50 kali/menit pada umur kurang dari satu tahun atau lebih dari 40
kali/menit pada anak satu tahun atau lebih.
b. Suhu lebih dari 39oC.
c. Tenggorokan berwarna merah.
d. Timbul bercak-bercak pada kulit menyerupai bercak campak.
e. Telinga sakit akan mengeluarkan nanah dari lubang telinga.
f. Pernafasan berbunyi seperti berdengkur
g. Pernafasan berbunyi seperti menciut-ciut.
3. Gejala ISPA Berat

Seorang anak dinyatakan menderita ISPA berat jika ada gejala ISPA ringan atau sedang
disertai satu atau lebih gejala sebagai berikut :
a. Bibir atau kulit membiru.
b. Lubang hidung kembang kempis (dengan cukup lebar) pada waktu bernafas.
c. Anak tidak sadar atau kesadarannya menurun.
d. Pernafasan berbunyi mengorok dan anak tampak gelisah.
e. Pernafasan menciut dan anak tampak gelisa.
f. Sela iga tertarik kedalam pada waktu bernafas.
g. Nadi cepat lebih dari 60 x/menit atau tidak teraba.
h. Tenggorokan berwarna merah.

D. Komplikasi ISPA
1. Asma
Asma adalah mengi berulang atau batuk persisten yang disebabkan oleh suatu
kondisi alergi non infeksi dengan gejala : sesak nafas, nafas berbunyi wheezing, dada
terasa tertekan, batuk biasanya pada malam hari atau dini hari.

2. Kejang demam
Kejang demam adalah bangkilan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh
(suhu rentan lebih dari 38Oc) dengan geiala berupa serangan kejang klonik atau
tonikklonik bilateral. Tanda lainnya seperti mata terbalik keatas dengan disertai
kejang kekakuan atau kelemahan, gerakan sentakan berulang tanpa didahului
kekakuan atau hanya sentakan kekauan fokal.

3. Tuli
Tuli adalah gangguan system pendengaran yang terjadi karena adanya infeksi
yang disebabkan oleh bakteri atau virus dengan gejala awal nyeri pada telinga yang
mendadak, persisten dan adanya cairan pada rongga telinga.

4. Syok
Syok merupakan kondisi dimana seseorang mengalami penurunan f'ungsi dari
system tubuh yang disebabkan oleh babagai faktor antara lain : faktor obstruksi
contohnya hambatan pada system pernafasan yang mengakibatkan seseorang
kekurangan oksigen sehingga seseorang tersebut kekurang suplay oksigen ke otak dan
mengakibatkan syok.

E.

Faktor-Faktor yang mempengaruhi terjadinya ISPA pada balita


Melanjutkan tulisan terdahulu tentang ISPA serta klasifikasi ISPA pada Balita, maka kita
perlu mengetahui beberapa faktor resiko ISPA pada Balita. Berbagai publikasi
melaporkan tentang faktor resiko yang meningkatkan morbiditas dan mortalitas
pneumonia. Jika dibuat daftar faktor resiko tersebut adalah sebagai berikut:
a. Faktor resiko yang meningkatkan insiden ISPA
1. Umur
2. Laki-laki
3. Gizi kurang
4. Berat badan lahir rendah
5. Tidak mendapat ASI memadai
6. Polusi udara
7. Kepadatan tempat tinggal
8. Imunisasi yang tidak memadai
9. Membedong anak (menyelimuti berlebihan)
10. Defisiensi vitamin A
b. Faktor resiko yang meningkatkan angka kematian ISPA
1. Umur
2. Tingkat sosial ekonomi rendah
3. Gizi kurang
4. Berat badan lahir rendah
5. Tingkat pendidikan ibu yang rendah
6. Tingkat jangkauan pelayanan kesehatan yang rendah
7. Kepadatan tempat tinggal
8. Imunisasi yang tidak memadai
9. Menderita penyakit kronis
( DepKes RI, 2007 )

F. Solusi
1. Pencegahan ISPA pada Balita
Kegiatan atau jenis-jenis yang dapal dilakukan dalam mencegah terjadinya
penyakit ISPA pada anak antara lain :
a. Perbaikan peningkatan gizi pada balita

Penyusunan atau pengaturan menu

Cara pengolahan makanan

Variasi menu

b. perbaikan dan santasi lingkungan


c. pemeliharaan Kesehatran perorangan
d. Tindakan preventif

Memberikan imunisasi pada gorongan yang rentan terhadap penyakit tertentu

Isolasi terhadap penderita ISPA

2. Perawatan dan pengobatan ISPA di rumah


a) Memberi makan
Pemberian makanan yang cukup dan bergizi untuk menghindari penurunan
berat badan yang akan rnengakibatkan malnutrisi. Berikan makan sedikit-sedikit
tapi sering dari biasanya, lebih-lebih jika anak muntah. pemberian ASi pada bayi
yang menyusu juga tetap diberikan.
b) Pemberian cairan atau minuman
Anak dengan infeksi saluran pernafasan dapat kehilangan cairan lebih banyak
dari biasanya terutama bila demam, menambah pemberian minum atau cairan
untuk menghindari dehidrasi. Dehidrasi akan melemahkan anak dan dapat
memperberat penyakitnya, pemberian cairan akan membantu mengencerkan
dahak,
c) Menjaga kelancaran pernafasan
Menjaga kelancaran pernafasan dengan cara mengajarkan anak agar bila ia
batuk lendirnya dikeluarkan.
d) Bersihkan hidung
Membersihkan hidung dengan memakai kain bersih yang lunak untuk
membersihkan lubang hidung,jika hidung tersumbat karena ingus yang telah
mengering, tetesilah dengan air garam untuk membasahinya.
e) Mengatasi panas

Untuk anak usia 2bln - 5tahun demam diatasi dengan paracetamol dan atau
dengan kompres (bayi dibawah 2 bulan dengan demam harus segera dirujuk).
Pemberian kompres dengan cara : gunakan kain bersih celupkan pada air (air
hangat kuku) peras seperlunya, kemudian letakkan diatas dahi anak, lipat paha,
lipat ketiak, ulangi bila kan sudah dingin.
f) Istirahat
Berikan istirahat yang cukup karena dengan istirahat gejala bisa berkurang.
g) Mengamati tanda-tanda bahaya yang mungkin timbul
Seperti sesak nafas, nafas cepat, anak tidak mampu minum, suhu tubuh tinggi,
bila terjadi segera bawa anak ke pelayanan kesehatan agar komplikasi tidak
terjadi.

3. Terapi
Terapi yg diberikan pada penyakit ini biasanya pemberian antibiotik walaupun
kebanyakan ISPA disebabkan oleh virus yang dapat sembuh dengan sendirinya tanpa
pemberian obat-obatan terapeutik, pemberian antibiotik dapat mempercepat
penyembuhan penyakit ini dibandingkan hanya pemberian obat obatan symptomatic,
selain itu dengan pemberian antibiotik dapat mencegah terjadinya infeksi lanjutan dari
bakterial, pemberian, pemilihan antibiotik pada penyakit ini harus diperhatikan
dengan baik agar tidak terjadi resistensi kuman/baterial di kemudian hari. Namun
pada penyakit ISPA yg sudah berlanjut dengan gejala dahak dan ingus yg sudah
menjadi hijau, pemberian antibiotik merupakan keharusan karena dengan gejala
tersebut membuktikan sudah ada bakteri yang terlibat.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
ISPA adalah penyakit infeksi yang sangat umum dijumpai pada balita dengan
gejala batuk, pilek, panas atau ketiga gejala tersebut muncul secara bersamaan. penyebab
ISPA yaitu virus, bakteri, alergen spesifik, perubahan cuaca dan lingkungan, aktifitas, dan
asupan gizi yang kurang. Komplikasi ISPA adalah asma, demam kejang, tuli, syok.
Pencegahan ISPA dapat dilakukan dengan penbaikan gizi dan peningkatan gizi pada balita
penyusunan atau pengaturan menu, cara pengolahan makanan, variasi menu, perbaikan
dan.sanitasi lingkungan, pemeliharaan kesehatan perorangan.

B. Saran
Untuk mengurangi angka kejadian ISPA pada balita, dalam hal ini penulis
menyarankan agar semua pihak baik keluarga maupun instansi kesehatan lebih
memperhatikan pola hidup sehat dan tidak membuang batuk sembarangan dan mengolah
makanan sebaik mungkin.

DAFTAR PUSTAKA
Meadow,Sir Roy dan Simen.2002.Lectus Notes:Pediatrika.Jakarta:PT.Gelora Aksara Pratama
Ngastiyah,1997.Perawatan Anak sakit.Jakarta:EGC
Notoadmodjo.2003.Ilmu Kesehatan Masyarakat.jakarta ;EGC
Dr.Karel A,L,Staa,SpA Mila Meila Sari.2005.Menjadi Dokter Anak di rumah. Jakarta:Puspa
Swara.
id.wikipedia.org/wiki/Infeksi_saluran_napas_atas
http://arief-huswanda.blogspot.com/

Anda mungkin juga menyukai