Manaj Modal Kerja
Manaj Modal Kerja
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dengan semakin berkembangnya dunia usaha dewasa ini, maka persaingan
antar perusahaan, khususnya antar perusahaan yang sejenis akan semakin ketat.
Untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan dalam menghadapi persaingan
yang ketat tersebut, maka diperlukan suatu penanganan dan pengelolaan sumber
daya yang dilakukan oleh pihak manajemen dengan baik. Bagi pihak manajemen,
selain dituntut untuk dapat mengkoordinasikan penggunaan seluruh sumber daya
yang dimiliki oleh perusahaan secara efisien dan efektif, juga dituntut untuk dapat
menghasilkan keputusan-keputusan yang menunjang terhadap pencapaian tujuan
perusahaan di masa yang akan datang.
Modal kerja sangat berpengaruh bagi suatu perusahaan. Adanya modal kerja
yang cukup, memungkinkan suatu perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya
tidak mengalami kesulitan dan hambatan yang mungkin akan timbul. Adanya
modal kerja yang berlebihan menunjukan adanya dana yang tidak produktif dan
hal ini memberikan kerugian karena dana yang tersedia tidak dipergunakan secara
efektif dalam kegiatan perusahaan. Sebaliknya, kekurangan modal kerja
merupakan sebab utama kegagalan perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya.
Penetapan besarnya modal kerja yang dibutuhkan perusahaan berbeda-beda,
salah satunya tergantung pada jenis perusahaan dan besar kecilnya perusahaan itu
sendiri. Kebijakan perusahaan dalam mengelola jumlah modal kerja secara tepat
akan menghasilkan keuntungan yang benar-benar diharapkan oleh perusahaan,
sedangkan akibat pengelolaan modal yang kurang tepat akan mengakibatkan
kerugian. Kegiatan penyediaan modal tersebut bersifat dinamis sehingga harus
disesuaikan dengan perkembangan perusahaan. Besarnya modal kerja merupakan
salah satu alat ukur yang dapat dipergunakan untuk menyelesaikan masalah
likuiditas perusahaan.
Rasio likuiditas idealnya bagi perusahaan adalah 200%, apabila likuiditas
kurang dari 200%, maka dianggap kurang baik karena apabila aktiva lancar turun
maka jumlah aktiva lancar tidak cukup untuk menutupi kewajiban jangka
1
pendeknya.
Apabila jumlah aktiva lancar terlalu kecil, maka akan menimbulkan situasi
illikuid, sedangkan apabila jumlah aktiva lancar yang terlalu besar akan berakibat
timbulnya aktiva lancar atau dana yang menganggur, semua ini akan berpengaruh
kepada jalannya operasi perusahaan. Oleh karena itu, pengelolaan modal kerja
yang baik akan lebih memperlancar aktivitas perusahaan dalam meningkatkan
usaha untuk mencapai keuntungan yang diharapkan. Likuiditas sangat diperlukan
oleh sebuah perusahaan sebagai jaminan pemenuhan seluruh kewajiban jangka
pendeknya. Pengelolaan aktiva lancar secara efektif dan efisien sangatlah penting
bagi perusahaan, agar dapat mempertahankan likuiditasnya yang sangat berperan
dalam menentukan seberapa besar perubahan modal kerja yang akan digunakan
perusahaan untuk mencapai kentungan yang diharapkan oleh perusahaan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan modal kerja ?
2. Apa tujuan dari manajemen modal kerja ?
3. Apa sajakah konsep-konsep modal kerja ?
4. Apa komponen utama modal kerja ?
5. Apa jenis-jenis modal kerja?
6. Apa faktor yang mempengaruhi modal kerja?
7. Apa sajakah kebijaksanaan dalam manajemen modal kerja ?
8. Apa pentingnya manajemen modal kerja?
9. Bagaimana metode perhitungan kebutuhan modal kerja?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Modal Kerja
Modal kerja merupakan investasi dalam harta jangka pendek atau investasi
dalam harta lancar (current assets). Modal kerja dapat dikategorikan menjadi dua
yaitu, modal kerja kotor (gross working capital) dan modal kerja bersih (net
working capital). Modal kerja kotor adalah jumlah harta lancar, sedangkan modal
kerja bersih adalah jumlah harta lancar dikurangi jumlah utang lancar (current
liabilities). Manajemen modal kerja mengelola harta lancar dan utang lancar agar
harta lancar selalu lebih besar daripada utang lancar.
Current assets dan current liabilities kedua-duanya merupakan short-term
financing. Tujuan dari short-term financial management adalah untuk mengelola
tiap-tiap unsur current assets (inventory, accounts receivable, cash, and
marketable securities) dan current liabilities (accounts payable, accruals, and
notes payable) untuk mencapai keseimbangan antara profitabilitas dan risiko yang
memberikan kontribusi yang positif kepada nilai perusahaan.
Gitman (2001) menjelaskan bahwa modal kerja adalah jumlah harta lancar
yang merupakan bagian dari investasi yang bersirkulasi dari satu bentuk ke bentuk
yang lain dalam suatu kegiatan bisnis. Weston dan Brigham (1986) menjelaskan
bahwa manjemen modal kerja adalah investasi perusahaan dalam jangka pendek:
kas, surat-surat berharga (efek), piutang, dan persediaan.
J.Fred Weston dan Thomas E.Copeland (1997:239) memberikan pengertian
modal kerja sebagai berikut:
Working capital is defined as current assets minus current liabilities. Thus,
working capital represents the firm's investment in cash, marketable securities,
accounts receivable, and inventories less the current liabilities used to finance the
current assets.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa modal kerja adalah selisih
antara aktiva lancar dan hutang lancar. Dengan demikian modal kerja merupakan
investasi dalam kas, surat-surat berharga, piutang dan persediaan dikurangi hutang
lancar yang digunakan untuk melindungi aktiva lancar.
3
income. Jadi modal kerja menurut konsep ini, adalah dana yang digunakan
untuk menghasilkan pendapatan pada saat ini sesuai dengan maksud utama
didirikannya perusahaan, diantaranya adalah kas, piutang dagang sebesar harga
pokoknya, persediaan, dan aktiva tetap sebesar penyusutan pada periode
tersebut.
Sedangkan efek atau surat berharga dan marjin laba dari piutang
merupakan modal kerja potensial yang akan menjadi modal kerja bila piutang
sudah dibayar dan efek sudah dijual.
Contoh :
Aktiva Lancar :
Kas
Efek
Piutang Dagang
Persediaan Barang
Total Aktiva Lancar
Rp 18.000.000,00
Rp 78.000.000,00
Rp 54.000.000,00
Rp125.000.000,00 +
Rp275.000.000,00
Aktiva Tetap :
Tanah
Gedung
Mesin-mesin
Kendaraan
Total Aktiva Tetap
Rp200.000.000,00
Rp500.000.000,00
Rp150.000.000,00
Rp135.000.000,00 +
Rp985.000.000,00
Dari data di atas maka dapat dihitung besarnya modal kerja menurut konsep
fungsional adalah :
Modal Kerja (working capital)
Kas
Rp 18.000.000,00
Rp 35.100.000,00
Persediaan Barang
Rp125.000.000,00
Rp 50.000.000,00
Rp 15.000.000,00
Rp 13.500.000,00 +
Rp256.600.000,00
Rp200.000.000,00
Gedung
Rp450.000.000,00
Mesin-mesin
Rp135.000.000,00
Kendaraan
Rp141.500.000,00 +
Rp886.500.000,00
Persediaan barang
Barang-barang yang disimpan untuk digunakan atau dijual pada masa
atau periode yang akan datang. Persediaan terdiri dari persediaan bahan baku,
7
persediaan bahan setengah jadi, dan persediaan barang jadi. Persediaan barang
jadi dan barang setengah jadi disimpan sebelum digunakan atau dimasukkan ke
dalam proses produksi, sedangkan persediaan barang jadi atau barang
dagangan disimpan sebelum dijual atau dipasarkan.
Surat-surat berharga
Sesuatu surat dapat dikatakan sebagai surat berharga apabila surat-surat
tersebut mempunyai nilai seperti uang tunai dan dapat ditukarkan dengan uang
tunai. Jenis-jenis surat berharga adalah wesel, cek, bilyet giro, surat sanggup,
commercial paper, surat berharga pasar uang, garansi bank, dan SBI (Sertifikat
Bank Indonesia).
2. Hutang Lancar
Hutang Dagang
Yaitu hutang yang timbul dari kegiatan ekonomi perusahaan yang
Wesel Bayar
Adalah hutang yang didukung dengan surat pengakuan hutang atau surat
Yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah ubah disebabkan karena fluktuasi
musim.
b. Modal Kerja Siklis (Cyclical Working Capital)
Yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah - ubah disebabkan karena fluktuasi
konjungtur.
c. Modal Kerja Darurat (Emergency Working Capital)
Yaitu modal kerja yang besarnya berubahubah karena adanya keadaan darurat
yang tidak diketahui sebelumnya (misal: adanya pemogokan buruh, banjir,
atauperubahan keadaan ekonomi yang mendadak).
F. Faktor Yang Mempengaruhi Modal Kerja
Modal kerja perusahaan dipengaruhi oleh 4 faktor, yaitu:
1. Volume Penjualan
Perusahaan membutuhkan modal kerja untuk mendukung kegiatan
operasional pada saat terjadi peningkatan penjualan.
2. Faktor Musim dan Siklus
Fluktuasi dalam penjualan yang disebabkan oleh faktor musim dan siklus
akan mempengaruhi kebutuhan akan modal kerja.
3. Perubahan dalam Teknologi
Jika terjadi pengembangan teknologi maka akan berhubungan dengan
proses produksi dan akan membawa dampak terhadap kebutuhan akan modal
kerja.
4. Kebijakan Perusahaan
Kebijakan yang diterapkan oleh perusahaan juga akan membawa dampak
terhadap kebutuhan modal kerja.
Untuk memenuhi kebutuhan modal kerja, sebaiknya dibiayai dengan modal yang
seminimal mungkin. Akan tetapi agar perputaran modal perusahaan dapat
ditingkatkan seringkali perusahaan harus mencari dana dari luar guna menutup
kebutuhan modal kerja.
Oleh
karena
itu
perusahaan
dapat
menggunakan
prinsip-prinsip
pembelanjaan, yaitu:
1. Modal yang diperoleh sebagai pinjaman jangka pendek hanya dapat
digunakan untuk membiayai modal kerja.
2. Modal yang diperoleh sebagai pinjaman jangka panjang dapat dipakai untuk
modal kerja atau investasi.
Kebijaksanaan untuk mencari sumber pembelanjaan sehingga diperoleh
biaya dana yang paling murah tergantung dari keberanian manajer dalam
mengambil resiko. Menurut Sutrisno (2005:47-49) terdapat 3 pendekatan yang
dapat diambil oleh seorang manajer dalam kebijaksanaan modal kerja yaitu : (1)
kebijaksanaan konsevatif, (2) kebijaksanaan moderat atau hedging, dan (3)
kebijaksaan agresif.
1. Kebijaksanaan Konsevatif
Merupakan pemenuhan modal kerja yang lebih banyak menggunakan
sumber dana jangka panjang dibandingkan sumber dana jangka pendek. Dalam
kebijakan konservatif modal kerja permanen dan sebagian modal kerja variabel
dipenuhi oleh sumber dana jangka panjang, dan sebagian modal kerja variabel
lainnya dipenuhi dengan sumber dana jangka pendek. Kebiajksanaan ini
disebut konservatif, karena sumber dana jangka panjang mempunyai .jatuh
tempo yang lama sehingga perusahaan memiliki keleluasaan dalam pelunasan
kembali atau tingkat keamanan (margin of safety) yang besar.
sumber dana jangka panjang dan aktiva yang bersifat variabel atau modal
kerja variabel akan didanai dengan sumber dana jangka pendek (matching
prinsiple).
3. Kebijaksanaan Agresif
Sebagian kebutuhan dana jangka panjang dipenuhi dengan sumber
dana jangka pendek. Pada pendekatan ini perusahaan berani menanggung
resiko yang cukup besar.
H. Pentingnya Manajemen Modal Kerja
Manajemen modal kerja adalah pengaturan total dan jumlah masing-masing
komponen modal kerja dan pembelanjaan yang dibutuhkan untuk mendukung
aktiva lancar. Beberapa alasan pentingnya manajemen modal kerja:
1. Sebagian waktu manajer keuangan banyak digunakan untuk menyelesaikan
masalah modal kerja. Misalnya, agar perusahaan beroperasi efisien,
persediaan perlu dikelola secara hati-hati.
2. Keputusan modal kerja dapat berpengaruh secara berarti terhadap risiko,
return, dan harga saham.
Manajemen modal kerja yang sehat memperhatikan dua masalah keputusan
yang mendasar, yaitu:
1.
2.
12
Jadi, risiko dapat diukur dengan menggunakan jumlah net working capital
atau current ratio. Semakin besar jumlah net working capital semakin likuid atau
semakin kecil tingkat risiko.
Ada 2 masalah kunci dalam penentuan tingkat aktiva lancar yang optimal,
yaitu:
1.
Masalah Likuiditas
Semakin tinggi aktiva lancar yang dimiliki perusahaan, maka tingkat
likuiditas semakin meningkat. Hal ini, berarti semakin likuid keadaan
perusahaan, maka kemampuan membayar utang jangka pendek semakin
baik.
2.
13
Kas
Rp
Piutang Dagang
Utang Dagang
Rp
1.500.000
Rp 1.900.000
Utang Bank
Rp
312.500
Persediaan
Rp 2.361.538
Utang Wesel
Rp
568.269
Rp 4.661.538
Total UtangLancar
Rp
2.380.769
Aktiva Tetap
Rp 10.463.462
Total Aktiva
461.538
Rp15.125.000
Modal Saham
Rp 4.750.000
Laba ditahan
Rp 3.494.231
Rp 60.000.000
(Rp 41.400.000)
Laba Kotor
Rp 18.600.000
(Rp 6.250.000)
Rp 12.350.000
Bunga
(Rp 3.750.000)
Rp 8.600.000
Pajak penghasilan 30 %
(Rp 2.580.000)
Rp 6.020.000
14
Perputaran Kas
= Penjualan = Rp 60.000.000
Kas
Perputaran Piutang
= 130 kali
Rp 461.538
= Penjualan = Rp 60.000.000
Piutang
= 31 kali
Rp 1.900.000
Rp 2.300.000
= 360 : 130
= 3 hari
Piutang
= 360 : 31
= 12 hari
Persediaan
= 360 : 18
= 20 hari
Jumlah
= 35 hari
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Modal kerja merupakan investasi dalam harta jangka pendek atau investasi
dalam harta lancar (current assets). Modal kerja kotor adalah jumlah harta lancar,
dan modal kerja bersih adalah jumlah harta lancar dikurangi jumlah utang lancar
(current liabilities).
Modal kerja sangat berpengaruh bagi suatu perusahaan. Bagi pihak
manajemen, selain dituntut untuk dapat mengkoordinasikan penggunaan seluruh
sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan secara efisien dan efektif, juga
dituntut untuk dapat menghasilkan keputusan-keputusan yang menunjang
terhadap pencapaian tujuan perusahaan di masa yang akan datang. Besarnya
modal kerja merupakan salah satu alat ukur yang dapat dipergunakan untuk
menyelesaikan masalah likuiditas perusahaan. Pengelolaan modal kerja yang baik
akan lebih memperlancar aktivitas perusahaan dalam meningkatkan usaha untuk
mencapai keuntungan yang diharapkan.
B. Saran
Sebaiknya aktiva lancar harus dapat melebihi kewajiban lancarnya.
Sehingga modal kerja itu dapat mendukung aktivitas perusahaan hingga dapat
mencapai laba perusahaan yang optimal. Modal kerja perusahaan diharapkan bisa
menunjang kegiatan operasional perusahaan. Mengelola modal kerja dapat
dipikirkan sebagai pengelolaan likuidasi perusahaan, yang mana pada gilirannya
meminta pengelolaan investasi perusahaan pada aktiva lancar dan penggunaan
pasiva lancar. Setiap keputusan menyangkut pengembalian risiko translation.
Investasi pada aktiva lancar mengurangi risiko likuidasi karena aktiva lancar
(pada umumnya) dapat secara cepat ditukar menjadi kas dengan kerugian nilai
yang kecil jika dibutuhkan. Penggunaan sumber pembiayaan jangka pendek
meningkatkan resiko likuidasi perusahaan supaya sumber pembiayaan ini dapat
dinegosiasikan kembali atau dibayar kembali lebih sering dibanding sumber
pembiayaan dengan waktu yang lebih panjang seperti obligasi dan ekuitas.
16
DAFTAR PUSTAKA
Hanafi, Mahmud M. 2005. Manajemen Keuangan. Yogyakarta: BPFE.
http://tiwi8.blogspot.com/2010/05/jenis-jenis-modal-kerja.html, diakses 12 Mei
2013
http://www.google.com/gunadarma.ac.id-manajemen-keuangan-manajemenmodalkerja.html, diakses 12 Mei 2013
http://www.psychologymania.com/2012/12/komponen-modal-kerja.html, diakses
10 Mei 2013
http://wwwsaptiarosa.blogspot.com/2013/01/pengertian-kas-fungsi-tujuan-dancontoh.html, diakses 13 Mei 2013
Manulang, M. Pengantar Manajenen Keuangan. Yogyakarta: Andi Ofset.
Riyanto, Bambang. 2001. Dasar-dasar Pembelajaran Perusahaan. Yogyakarta :
BPFE.
17