Anda di halaman 1dari 9

AUDIT SIKLUS INVESTASI DAN PEMBIAYAAN

A. SIFAT SIKLUS INVESTASI DAN PEMBIAYAAN


Aktivitas investasi (investing activities) adalah pembelian dan penjualan tanah,
bangunan, peralatan serta aktiva lain yang umumnya tidak ditahan untuk dijual kembali.
Di samping itu, aktivitas investasi juga mencakup pembelian dan penjualan instrumen
keuangan yang tidak dimaksudkan untuk tujuan perdagangan. Suatu entitas mengakuisisi
aktiva-aktiva ini karena aktiva itu diperlukan untuk mendukung operasi dan proses
intinya.
Langkah pertama dalam mengaudit aktivitas investasi meliputi pemahaman atas
aktiva yang diperlukan untuk mendukung operasi entitas bersangkutan (misalnya mesin,
peralatan, fasilitas, tanah atau sumber daya alam) dan tingkat pengembalian yang
diharapkan perusahaan akan dicapai dari aktiva yang mendasarinya. Langkah kedua
dalam mengaudit investasi meliputi penentuan aktiva apa yang diakuisisi selama periode
berjalan. Biasanya pertumbuhan aktiva tetap harus memperlihatkan hubungan yang
konsisten dengan pertumbuhan pendapatan. Aktiva jangka panjang biasanya cukup stabil
bagi kebanyakan entitas. Dengan kata lain, sebagian besar aktiva tetap yang ada pada
akhir tahun juga ada pada awal tahun. Karenanya, auditor sering memusatkan strategi
audit pada audit perubahan aktiva jangka panjang, bukan pada keseluruhan populasi
aktiva jangka panjang.
Aktivitas Pembiayaan (financing activities) mencakup transaksi dan peristiwa
dimana kas diperoleh dari atau dibayarkan kembali kepada kreditor (pembiayaan dengan
utang) atau pemilik (pembiayaan dengan ekuitas). Aktivitas pembiayaan dapat meliputi,
misalnya, mendapatkan pinjaman, lease modal, menerbitkan obligasi, atau menerbitkan
saham preferen atau saham biasa. Aktivitas pembiayaan juga akan mencakup
pembayaran untuk melunasi utang, mengakuisisi kembali saham (treasury stock), dan
membayar dividen.
B. SIKLUS INVESTASI
1. Tujuan Audit
Masing-masing tujuan itu diuraikan dalam asersi implisit atau eksplisit
manajemen tentang transaksi siklus investasi seperti hal itu berkaitan dengan aktiva
jangka panjang. Tujuan-tujuan ini merupakan hal yang utama bagi siklus ini dalam
kebanyakan audit.

2. Pertimbangan Perencanaan Audit


a) Materialitas
Pertimbangan utama dalam mengevaluasi alokasi materialitas ini adalah
penentuan besarnya salah saji yang akan mempengaruhi keputusan seorang
pemakai laporan keuangan yang layak. Pertimbangan kedua adalah hubungannya
dengan biaya untuk mendeteksi kesalahan.
b) Risiko Inheren
Risiko inheren (inherent risk) yang berkaitan dengan asersi eksistensi/keberadaan
seringkali rendah Karena aktiva tetap tidak mudah dicuri. Risiko inheren akan
keberadaan dapat meningkat sampai ke tingkat sedang atau tinggi karena potensi
bahwa aktiva dibesituakan atau tidak digunakan lagi, mungkin tidak dihapuskan.
Asersi kelengkapan dapat mencapai tingkat sedang sampai tinggi dalam kasus
aktiva-aktiva konstruksi, atau lease modal yang mungkin dicatat sebagai lease
operasi Karena kerumitan akuntansi untuk lease. Tergantung pada industri dan
tingkat kesulitan yang berkaitan dengan estimasi umur manfaat dan nilai sisa
serta kerumitan metode penyusutan, risiko inheren yang menyangkut asersi
penilaian mungkin dinilai sedang atau tinggi berkaitan dengan estimasi akuntansi
dalam hubungannya dengan estimasi beban penyusutan.
c) Risiko Prosedur Analitis
Prosedur analitis bersifat efektif dari segi biaya dan hal itu dapat membantu
auditor dalam mengevaluasi kelayakan laporan keuangan. Aktiva tetap secara
relative harus stabil, dan akibatnya, prosedur analitis dapat memberikan
keyakinan tentang kewajaran penyajian laporan keuangan.
d) Risiko Pengendalian
Transaksi yang secara individu bersifat material, seperti akuisisi tanah atau
bangunan, atau pengeluaran modal yang besar, biasanya merupakan pokok dari
pengendalian terpisah yang mencakup anggaran modal dan otorisasi oleh dewan
komisaris. Akibatnya, risiko pengendalian mungkin rendah untuk asersi
keberadaan atau keterjadian. Pengendalian yang berkaitan dengan asersi penilaian
mencakup pengendalian atas estimasi akuntansi menyangkut beban penyusutan.
C. PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS SALDO AKTIVA TETAP
1. Menentukan Risiko Deteksi
Pengujian substantif yang dilakukan oleh auditor akan jauh lebih ekstensif
dalam audit pertama atas seorang klien dibandingkan dengan penugasan yang
2

berulang. Dalam audit pertama, harus diperoleh bukti tentang ketepatan saldo awal
akun dan kepemilikan aktiva bersangkutan. Seringkali risiko terbesar yang berkaitan
dengan penugasan pertama meliputi informasi audit tentang saldo-saldo awal, yang
mungkin memerlukan transaksi audit yang banyak terjadi dalam tahun-tahun
sebelumnya. Dalam penugasan yang berulang, auditor akan memusatkan perhatian
pada transaksi tahun berjalan.
Ketika menentukan risiko deteksi, auditor harus mempertimbangkan sejauh
mana klien mempunyai aktiva konstruksi, lease modal yang signifikan, dan
penambahan serta penarikan yang signifikan dari aktiva-aktiva itu. Auditor juga
perlu mengevaluasi asumsi-asumsi kunci yang bertalian dengan estimasi akuntansi
atas beban penyusutan. Akhirnya risiko deteksi dalam penugasan yang berulang
seringkali tergantung pada pengendalian internal siklus pengeluaran.
2. Merancang Pengujian Substantif
Pengujian substantif yang mungkin untuk asersi aktiva tetap yaitu :
a) Prosedur Awal
Suatu prosedur awal yang penting termasuk memperoleh pemahaman tentang
bisnis dan industri bersangkutan. Prosedur ini memberikan sarana untuk
mengevaluasi kelayakan bukti yan diperoleh pada tahap audit berikutnya.
Auditor menentukan bahwa saldo buku besar umum awal untuk akun-akun
aktiva tetap telah sesuai dengan kertas kerja periode sebelumnya. Berikutnya,
auditor harus menguji ketepatan matematis dari skedul penambahan dan
pelepasan yang disiapkan klien serta merekonsiliasi totalnya dengan perubahan
saldo buku besar umum terkait untuk aktiva tetap selama periode berjalan.
Selain itu, auditor yang harus menguji skedul-skedul itu dengan memvouching
pos-pos pada skedul tersebut ke ayat jurnal dalam buku besar, dan menelusuri
ayat jurnal buku besar ke skedul bersangkutan untuk menentukan bahwa
penyajian yang akurat atas catatan akuntansi yang disiapkan dari buku tersebut
telah dilakukan.
b) Prosedur Analitis
Suatu bagian yang penting dari siklus investasi adalah menentukan bahwa
informasi keuangan yang akan diaudit konsisten dengan ekspektasi auditor.
Ketika melaksanakan prosedur analitis, auditor harus mempertahankan tingkat
skeptisme profesional yang layak dan menyelidiki hasil-hasil yang tidak normal.
3

Jika hasil prosedur analitis konsisten dengan ekspektasi auditor, maka strategi
audit dapat dimodifikasi untuk mengurangi luas pengujian rincian transaksi dan
saldo.
c) Pengujian Rincian Transaksi
Pengujian substantive ini mencakup tiga jenis transaksi yang berkaitan dengan
aktiva tetap: (1) penambahan, (2) pelepasan, dan (3) reparasi serta pemeliharaan.

Memvouching Penambahan Aktiva Tetap


Semua penambahan yang normal harus didukung oleh dokumentasi berupa
otorisasi dalam notulen rapat, voucher, faktur, kontrak dan cek-cek yang
dibatalkan. Jumlah yang dicatat harus divouching untuk mendukung
dokumentasi (EO1). Vouching atas penambahan memberikan bukti tentang
asersi eksistensi/keberadaan atau keterjadian (existence and occurrenceEO1), hak dan kewajiban (rights and obligations RO1) dan penilaian atau
alokasi (valuation or allocation VA2).

Memvouching Pelepasan Aktiva Tetap


Bukti-bukti tentang penjualan, penarikan, dan tukar-tambah harus tersedia
bagi auditor dalam bentuk nota pembayaran kas, otorisasi tertulis, dan
perjanjian penjualan. Dokumentasi tersebut harus ditelaah secara seksama
untuk menentukan ketepatan dan kelayakan catatan akuntansi, termasuk
pengakuan keuntungan atau kerugian, jika ada.

Mereview Ayat Jurnal Beban Reparasi dan Pemeliharaan


Tujuan auditor dalam melaksanakan pengujian ini adalah untuk menentukan
kelayakan dan konsistensi pembebanan ke beban reparasi. Kelayakan
meliputi pertimbangan mengenai apakah klien telah melakukan pembebanan
yang tepat antara pengeluaran modal dan pendapatan. Untuk pos-pos ini,
auditor harus memeriksa dokumentasi pendukung, seperti faktur penjual,
pesanan kerja perusahaan, dan otorisasi manajemen guna menentukan
kelayakan beban atau kebutuhan akan ayat jurnal penyesuaian (EO3).

d) Pengujian Rincian Saldo


Tiga prosedur dalam kategori pengujian substantif ini adalah: (1) menginspeksi
aktiva tetap, dan (2) memeriksa dokumen dan kontrak hak kepemilikan.

Menginspeksi Aktiva Tetap

Inspeksi aktiva tetap akan memungkinkan auditor untuk mendapatkan


pengetahuan pribadi yang langsung mengenai eksistensinya (EO4). Dalam
penugasan yang berulang, inspeksi yang terinci dapat dibatasi pada pos-pos
yang tercantum pada skedul penambahan aktiva tetap.

Memeriksa Dokumen dan Kontrak Hak Kepemilikan


Kepemilikan atas kendaraan dapat ditetapkan dengan memeriksa sertifikat
hak (BPKB), sertifikat pendaftaran (STNK), dan polis asuransi. Untuk
peralatan, perabotan, dan furniture, faktur yang telah dibayar mungkin
merupakan bukti terbaik mengenai kepemilikan (RO1). Bukti tentang
kepemilikan dalam industri real estate apartemen dapat ditemukan dalam
akte pembelian, polis asuransi pemilikan, tagihan pajak property, tanda
terima pembayaran hipotek dan polis asuransi kebakaran.

e) Pengujian Rincian Saldo: Estimasi Akuntansi


Dua pengujian yang penting atas estimasi akuntansi adalah pengujian substantif
untuk :

Review Penyisihan untuk Penyusutan


Dalam pengujian ini, auditor mencari bukti tentang kelayakan, konsistensi,
dan

ketepatan

beban

penyusutan.

Penentuan

kelayakan

penyisihan

penyusutan meliputi pertimbangan atas factor-faktor seperti (1) sejarah masa


lalu klien dalam mengestimasi umur manfaat dan (2) umur manfaat yang
tersisa atas aktiva yang ada.

Penurunan Nilai Aktiva Tetap


Auditor harus mengevaluasi apakah klien telah memperhitungkan secara
layak penurunan nilai (impairment) aktiva tetap apabila terjadi perubahan
yang material bagaimana suatu aktiva digunakan, atau apabila terjadi
perubahan yang material dalam lingkungan bisnis.

f) Perbandingan Penyajian Laporan Dengan Gaap


Persyaratan penyajian laporan aktiva tetap dalam keuangan bersifat ekstensif
(PD1,2,3). Properti yang digadaikan sebagai jaminan atas pinjaman harus
diungkapkan. Kelayakan pengungkapan klien yang berkaitan dengan aktiva
menurut lease dapat ditentukan dengan melihat kembali ke pengumuman
akuntansi otoritatif dan perjanjian lease yang berkaitan.
D. SIKLUS PEMBIAYAAN
5

Siklus pembiayaan (financing cycle) mencakup dua kelompok transaksi utama


sebagai berikut:
1. Transaksi utang jangka panjang mencakup peminjaman dari obligasi, hipotek,
wesel, dan utang, serta pembayaran pokok dan bunga yang berkaitan.
2. Transaksi ekuitas pemegang saham mencakup penerbitan dan penarikan saham
preferen serta saham biasa, transaksi saham treasuri atau treasury stock, dan
pembayaran dividen.
E. PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS SALDO HUTANG JANGKA PANJANG
Dari sudut pandang auditing, wesel bayar, hutang hipotek, dan hutang obligasi
mempunyai karakteristik yang serupa. Pada umumnya, bentuk hutang ini (1) melibatkan
perjanjian kontraktual berbunga, (2) memerlukan persetujuan dari dewan direksi, dan (3)
dapat dijamin dengan penggadaian atau agunan. Untuk akun-akun ini, terdapat masalah
yang relatif sedikit dalam mencapai tujuan audit.
Transaksi hutang jangka panjang ini jarang menimbulkan pisah batas akhir tahun.
Jadi, pengujian substantif atas saldo hutang jangka panjang dapat dilaksanakan baik
sebelum maupun sesudah tanggal neraca.
1. Menentukan Risiko Deteksi
Karena sifat dan jarang terjadinya sebagian besar jenis transaksi hutang
jangka panjang, maka risiko inheren seringkali rendah untuk semua asersi saldo
akun yang berkaitan kecuali kelengkapan dan penilaian atau alokasi. Risiko inheren
untuk asersi ini mungkin berada pada tingkat sedang atau tinggi karena kerumitan
yang terlibat dalam menghitung amortisasi diskonto atau premi obligasi.
Berdasarkan pertimbangan faktor-faktor ini dan setiap penilaian risiko pengendalian
yang relevan, tingkat risiko deteksi yang tepat dapat ditentukan untuk setiap asersi
signifikan yang berkaitan dengan saldo hutang jangka panjang.
2. Merancang Pengujian Substantif
Dari pengujian yang mungkin dilakukan ini, auditor merancang program
audit untuk memenuhi tingkat risiko deteksi yang dapat diterima atas setiap asersi.
Auditor mengandalkan terutama pada (1) komunikasi langsung dengan sumber
independen dari luar, (2) penelaahan dokumentasi, dan (3) perhitungan kembali
untuk mendapatkan bukti kompeten yang mencakupi mengenai asersi yang
bersangkutan dengan saldo hutang jangka panjang.
a) Prosedur Awal

Di sini penting untuk mendapatkan pemahaman tentang bisnis dan industrinya,


menentukan kebutuhan entitas akan pembiayaan eksternal, dan kemampuan
untuk melunasi hutang. Karena pembiayaan begitu jelas berkaitan dengan
aktivitas investasi, maka auditor dapat melaksanakan prosedur-prosedur tersebut
secara serentak. Karena ada kemungkinan pengujian substantif dapat dilakukan
atas masing-masing daftar yang dibuat sebelumnya, maka prosedur ini berkaitan
dengan komponen ketepatan matematis dan klerikal dari asersi penilaian atau
alokasi, serta dilaksanakan dengan menggunakan skedul hutang jangka panjang
sebagai dasar untuk pengujian substantif tambahan.
b) Prosedur Analitis
Suatu bagian penting dari audit atas hutang jangka panjang adalah menentukan
bahwa informasi keuangan yang akan diaudit konsisten dengan harapan auditor.
Auditor juga harus mengevaluasi pengungkapan mengenai jatuh tempo hutang
dan perjanjian utang. Sebagai bagian dari tanggung jawab auditor atas evaluasi
mengenai apakah suatu entitas dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya,
auditor akan mengevaluasi kemampuan entitas itu untuk menghasilkan arus kas
yang mencukupi guna memenuhi komitmen yang berkaitan dengan beban bunga
(termasuk bunga yang dikapitalisasi), jatuh tempo hutang, dan perjanjian
hutang. Ketika melaksanakan prosedur analitis, auditor harus mempertahankan
tingkat skeptisisme profesional yang tepat dan menyelidiki hasil-hasil yang
abnormal.
c) Pengujian Rincian Transaksi
Untuk obligasi, auditor harus mendapatkan bukti tentang nilai nominal dan hasil
bersih obligasi itu pada tanggal penerbitan. Penerbitan instrumen hutang ini
harus ditelusuri ke penerimaan kas sebagaimana yang dibuktikan oleh surat
kiriman uang dari pialang. Pembayaran pokok hutang jangka panjang dapat
diverifikasi dengan memeriksa voucher dan cek-cek yang dibatalkan; sementara
pembayaran penuh dapat divalidasi dengan memeriksa wesel yang dibatalkan
atau sertifikat obligasi. Bukti-bukti tentang transaksi semacam itu dapat tersedia
dalam bentuk sertifikat obligasi yang dibatalkan dan penerbitan sertifikat saham
yang berkaitan.
d) Pengujian Rincian Saldo

Ada tiga pengujian substantif dalam kategori ini: (1) menilai otorisasi dan
kontrak atas hutang jangka panjang, (2) mengkonfirmasi hutang dengan pemberi
pinjaman dan perwalian obligasi, serta (3) menghitung kembali beban bunga.
e) Perbandingan Penyajian Laporan Dengan Gaap
Pengujian terdahulu yang memeriksa kontrak utang dan mengkonfirmasi hutang
memberikan data tentang klien untuk digunakan dalam perbandingan. Pengujian
ini berkaitan dengan asersi penyajian dan pengungkapan.
F. PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS SALDO EKUITAS PEMEGANG SAHAM
Seperti dalam kasus hutang jangka panjang, pengujian atas saldo ekuitas
pemegang saham dapat dilakukan sebelum atau sesudah tanggal neraca. Untuk saldosaldo ini, asersi penilaian atau alokasi dan penyajian ataupengungkapan adalah
mempertahankan perbedaan antara modal disetor dan laba ditahan.
1. Menentukan Risiko Deteksi
Penilaian risiko inheren untuk asersi-asersi yang berkenaan dengan saldo
ekuitas pemegang saham tergantung pada sifat dan frekuensi transaksi yang
mempengaruhi akun-akun bersangkutan. Transaksi saham yang bersifat rutin dalam
perusahaan terbuka sering ditangani oleh register dan agen transfer. Dalam kasus
tersebut, baik penilaian risiko inheren maupun pengendalian untuk asersi saldo akun
yang dipengaruhi oleh transaksi tersebut mungkin rendah. Penilaian risiko inheren
dan pengendalian mungkin lebih tingg jika ada transaksi nonrutin yang melibatkan
penerbitan saham dalam akuisisi, sekuritas konvertibel, atau opsi saham.
2. Merancang Pengujian Substantif
Suatu daftar pengujian substantif yang mungkin dilakukan atas saldo ekuitas
pemegang saham dan tujuan audit spesifik yang berkaitan dengan setiap pengujian.
3. Prosedur Awal
Auditor harus mendapatkan pemahaman tentang bisnis dan industri serta
menentukan (1) kebutuhan entitas akan pembiayaan eksternal dan (2) manfaat
menggunakan pembiayaan dengan ekuitas guna mendukung pertumbuhan entitas itu.
Pembiayaan dengan ekuitas dapat digunakan baik untuk mendukung aktivitas
investasi, atau pun untuk mendukung investasi yang diperlukan dalam modal kerja
(yakni,

pertumbuhan

persediaan

dan

piutang

yang

diperlukan

untuk

mengembangkan entitas itu).


4. Prosedur Analitis
8

Hubungan keuangan yang dinyatakan dalam rasio-rasio ini dapat bermanfaat


untuk mengevaluasi kelayakan saldo-saldo ekuitas pemegang saham. Bukti yang
diperoleh dari prosedur analitis ini berkaitan dengan asersi keberadaan atau
keterjadian, kelengkapan, dan penilaian atau alokasi.
5. Pengujian Rincian Transaksi
Kategori pengujian ini mencakup vouching ayat jurnal dalam akun modal
disetor dan laba ditahan: (1) vouching ayat jurnal ke akun modal disetor, dan (2)
vouching ayat juranl ke laba ditahan.
6. Pengujian Rincian Saldo
Pengujian substantif dalam kategori ini akan dijelaskan dalam lima bagian,
yaitu: (1) review akte pendirian dan anggaran rumah tangga, (2) review otorisasi dan
persyaratan penerbitan saham, (3) konfirmasi saham yang beredar dengan registrar
dan agen transfer, (4) memeriksa buku sertifikat saham, (5) memeriksa sertifikat
saham yang ditahan sebagai treasury stock.
7. Perbandingan Penyajian Laporan Dengan Gaap
APB Opinion No. 12 menetapkan bahwa pengungkapan atas perubahan
dalam akun-akun terpisah yang terdiri dari ekuitas pemegang saham disyaratkan
untuk membuat laporan keuangan yang cukup informatif. Pengungkapan tersebut
dapat dibuka pada laporan dasar dan catatan yang menyertainya atau disajikan dalam
laporan terpisah.
G. JASA BERNILAI TAMBAH DALAM SIKLUS INVESTASI DAN PEMBIAYAAN
Setelah menyelesaikan audit atas aktivitas investasi, auditor dapat mengevaluasi
investasi entitas dibandingkan dengan perusahaan lain dalam industri yang sama. Auditor
juga dapat memberikan dua jasa bernilai tambah yang penting. Pertama, auditor dapat
mengevaluasi seberapa efektif entitas telah memanfaatkan aktivanya untuk menghasilkan
penjualan, laba, dan arus kas, serta mencapai tujuan entitas itu. Kedua, auditor kemudian
dapat memberikan jasa independen dengan mengevaluasi aktiva investasi yang
direncanakan dapat menjadi pendukung yang penting untuk mencapai sasarannya.

Anda mungkin juga menyukai