Anda di halaman 1dari 12

Kelompok 2

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Awal Bagus K.
13.11.0166
Anas Farikh
13.11.0049
Dani Ari Lesmana 13.11.0221
Setiawan Ragil S.
13.11.0148
Muhammad Zacky
13.11.0202
Ade Setia I.
13.11.0068

Adaptive Software Development


Definisi Adaptive Software Development
Adaptive Software Development/
Pengembangan perangkat lunak adaptif
(ASD) adalah proses pengembangan
perangkat lunak yang tumbuh keluar dari
pekerjaan pengembangan aplikasi yang
cepat oleh Jim Highsmith dan Sam Bayer. Ini
mewujudkan prinsip bahwa adaptasi terus
menerus dari proses untuk pekerjaan di
tangan adalah keadaan normal urusan.

Adaptive Software Development (ASD)


diajukan oleh Jim Highsmith sebagai teknik
untuk membangun software dan sistem yang
kompleks. Filosofi yang mendasari Adaptive
Software Development (ASD) adalah
kolaborasi manusia dan tim yang mengatur
diri sendiri.

System kerja adaptive software development


ada 3:
Speculation
Collaboration
Learning
Adaptive cycle planning yaitu menggunakan
informasi awal seperti misi dari klien, batasan
proyek dan kebutuhan dasar untuk definisikan
rangkaian software increment (produk
software yang secara berkala diserahkan).

Gambar 1. Proses Adaptive Software Development


(ASD)

ASD merupakan suatu model yang tergolong


dalam pendekatan agile yang diusulkan oleh
Jim Highsmith. ASD menekankan pada
pengorganisasian tim secara mandiri,
kolaborasi antar-perseorangan, dan terus
belajar, baik secara individu maupun secara
tim. ASD menggunakan tools yang disebut
"time-boxing" - yaitu berupa aktifitas yang
menentukan jangka waktu tertentu yang
dialokasikan untuk menyelesaikan berbagai
macam tugas.

Apabila waktu yang ditentukan tersebut


selesai, maka pembangunan sistem akan
pindah ke tugas berikutnya, dengan harapan
bahwa sebagian besar dari critical work telah
berhasil diselesaikan sebelum waktu
keseluruhan tugas berakhir. Terdapat tiga
tahapan pada model ASD, yaitu: Speculation,
Collaboration, dan Learning.

1. Tahap Speculation
Proyek dimulai dan adaptive cycle planning
diselenggarakan. Pada tahapan ini,
didefinisikan visi dan misi pengguna terhadap
sistem yang akan dibuat, selanjutnya
mendefinisikan project constraints, misalnya:
waktu deliver. dan selanjutnya mendefinisikan
satu set dari requirements yang akan
dikerjakan dalam suatu cycle.

2. Tahap Collaboration
Pada tahap ini diorganisasikan tim kerja untuk
membangun sistem. Direkomendasikan
menggunakan model Joint Application
Development (JAD). Collaboration : orangorang yang bermotivasi tinggi bekerja sama:
saling melengkapi, rela membantu, kerja
keras, trampil di bidangnya, dan
komunikasikan masalah untuk hasilkan
penyelesaian yang efektif.

3. Tahap Learning
Terdapat tiga aktifitas yaitu: pelanggan atau
end-user menyediakan feedback terhadap
hasil incremental delivery, tim ASD melakukan
review terhadap komponen perangkat lunak
untuk memperbaiki dan meningkatkan
kualitas perangkat lunak yang sedang dibuat.

Learning: tim pembangun sering merasa sudah


tahu semua hal tentang proyek,padahal tidak
selamanya begitu.
Karena itu proses ini membuat mereka belajar
lebih tentang proyek melalui 3 cara:
Focus group: klien dan pengguna memberi
masukan terhadap software
Formal Technique Reviews: Tim ASD lengkap
melakukan review
Postmortems: Tim ASD lakukan instrospeksi
pada kinerja dan proses

Jadi, bisa diambil kesimpulan bahwa ASD ini


merupakan aktivitas tim pengembangan
software yang pertama di tekankan adalah
adaptasi atau melakukan pendekatan kepada
proyek yang sedang di kerjakan, sama halnya
seperti 3 aktifitas ASD yang sebelumnya di
jelaskan bahwa untuk melakukan proses ASD
harus di lakukan Speculation, Collaboration
dan Learing yang intinya ketiga aktifitas
tersebut bertujuan untuk melakukan adaptasi
terhadap suatu proyek pengembangan yang
sedang di kerjakan.

Anda mungkin juga menyukai