MATERI
TEKNOLOGI PENGOLAHAN SELAI
Disusun Oleh :
Lina Isnawati / 131710101033
Kelompok 6 / THP-C
Selai
Selai adalah bahan dengan konsistensi gel atau semi gel yang dibuat dari
bubur buah. Selai digunakan sebagai bahan pembuat roti dan kue. Konsistensi gel
atau semi gel pada selai diperoleh dari interaksi senyawa pektin yang berasal sari
bauh atau pektin yang ditambahkan dari luar, gula sukrosa dan asam. Interaksi ini
terjadi pada suhu tuinggi dan bersifat menetap setelah suhu diturunkan. Kekerasan
gel tergantung pada konsistensi gula, pektin dan asam pada bubur buah (Hasbullah,
2001).
Selai adalah bahan makanan yang kental atau semi padat, terbuat dari
campuran 45 bagian berat buah - buahan dan 55 berat gula (Astawan, 1991).
Food & drug administration (FDA) mendefinisikan selai sebagai produk buah
- buahan, baik berupa buah segar, buah beku, buah kaleng maupun campuran
ketiganya dalam proporsi tertentu terhadap gula (sukrosa) dengan atau tanpa
penambahan air (Fachrudin, 1998).
II. Karakteristik Selai
Sifat-sifat yang penting dari produk selai dan jelly adalah ketahanannya
terhadap pertumbuhan mikroorganisme. Ketahanan petumbuhan mikroorganisme
pada selai dan produk-produk serupa dikendalikan oleh sejumlah faktor antara
lain, kadar gula yang tinggi 40%, padatan terlarut antara 65 - 73%, pH 3,1
3,5, konsentrasi pektin 0,75%-1,5%, Aw antara 0,750,83, suhu tinggi
selama pendidihan atau pemasakan (105 106C) (Fachrudin,1997).
Ketegaran dari jaringan serabut dipengaruhi oleh kadar gula. Makin
tinggi kadar gula yang ditambahkan maka makin berkurang air yang ditahan
oleh struktur. Kepadatan serabut ditentukan oleh asiditas substrat yang
ditambahkan. Asiditas yang tinggi akan membentuk struktur gel yang padat
namun keadaan ini dapat pula merusakjaringan struktur karena adanya hidrolisis
dari pektin, tetapi jika asiditasnya terlalu rendah maka serabut akan lemah
dalam pembentukannya. Kondisi optimum pembentukan gel pH 3,2,
kandungan pektin 1% dan kadar gula 67,5% (Yulistiani, et al, 2009)
III. Pembuatan Selai Buah
Selai dapat dibuat dari cacahan, sisa saringan/gilingan buah yang
dimasak dengan gula sampai campuran lekat dan tetesan dari sendok pada
spoon test menyerupai jelly. Bila dikeluarkan dari wadahnya akan cenderung
mempertahankan bentuknya tapi tidak sekukuh jelly (Muchtadi dkk, 1979).
Selai dperoleh dengan cara menambahkan campuran antara bubur buah dan
gula, kemudian dipekatkan melalui pemanasan dengan api sedang sampai
Pektin
Pemanasan dan
pencampuran (15)
+ Gula pasir
(37,5%)
Pemanasan
(untuk pembentukan gel)
Selai
Gambar 1. Skema pembuatan selai (Tim TPC UNUD, 2012)
IV. Fungsi Bahan dalam Pembuatan Selai
4.1 Pektin
Terbentuknya gel selama proses pengolahan buah sangat tergantung pada
kandungan pektin dalam bubur buah. Selain itu keasaman dan gula yang
ditambahkan sangat menentukan mutu gel yang terbentuk (Tim TPC UNUD,
2012). Semakin tinggi penambahan pektin dan sukrosa maka kadar air selai
semakin tinggi. Hal ini disebabkan sifat pektin yang mampu membentuk gel
bersama air-gula-asam, sehingga air yang ada terperangkap untuk pembentukan
gel (Yulistiani, et al, 2009). Menurut Desrosier (1988), pada pembuatan selai
pektin yang ditambahkan akan menggumpal dan membentuk serabut halus
pada saat pembentukan gel sehingga mampu menahan caiaran, sedangkan
dengan penambahan sukrosa yang semakin tinggi akan mempengaruhi pektinair yang ada dan meniadakan kemantapan pektin.
DAFTAR PUSTAKA
Astawan, M dan M.W. Astawan, 1991. Teknologi Pengolahan Pangan Nabati
Tepat Guna. Jakarta : Akademi Pressido.
Desrosier N. W. 1988. Teknologi Pengawetan Pangan. Jakarta : Universitas
Indonesia Press.
Fachrudin, Lisdiana. 1998. Membuat Aneka Selai.Yogyakarta: Kanisius.
Hasbullah, 2001. Teknologi Tepat Guna Agro Industri Kecil. Sumatera Barat.
http: // n4zer. Wordpress/ mikrobiologi/ Cara pembuatan media. 2009.
Muchtadi, D. 1979. Ilmu Pengetahuan Pangan.
Universitas Pangan dan Gizi. IPB.
Bagor : Pusat
Antar