karena
tergolong
sulit
di
ukur
tetapi
dapat
juga
yang
tidak dapat diuraikan oleh bakteri jika plastik berada di permukaan sungai
maka plastik tersebut menutupi dan menghalangi masuknya sinar
matahari dan menghambat tumbuhan air untuk berkembang. Akan tetapi
pada sungai bedadung yang kami kunjungi masih terdapat tumbuhan air
tetapi tidak terlalu banyak.
normal
yang
memenuhi
syarat
untuk
suatu
kehidupan
mempunyai pH sekitar 6,5 7,5. Ketika mengambil sampel air dari sungai
bedadung dan mengujinya dengan kertas lakmus universal, didapatkan
warna kertas lakmus merah menjadi warna biru. Hal ini menunjukkan
bahwa air sungai bedadung di daerah Jalan Danau Toba ini bersifat basa
( > 7). Tidak dapat dipastikan pHnya karena ketersediaan alat pengukur
pH. Bersifat basa mungkin dikarenakan cemaran air sungai berupa
cemaran detergen dan sabun yang didapat dari limbah rumah tangga
mengingat disekeliling sungai dihuni pemukiman yang padat penduduk
maupun yang didapat dari aktivitas mandi dan mencuci warga disekitaran
sungai.
Pengaruh Umum
1. Keanekaragaman plankton dan bentos sedikit
menurun
2. Kelimpahan total, biomassa, dan produktivitas tidak
5,5 6,0
mengalami perubahan
1. Penurunan nilai keanekaragaman plankton dan
bentos semakin tampak
2. Kelimpahan total, biomassa, dan produktivitas
masih belum mengalami perubahan yang berarti
3. Algae hijau berfilamen mulai tampak pada zona
5,0 5,5
litoral
1. Penurunan keanekaragaman dan komposisi jenis
plankton, perifilton dan bentos semakin besar
2. Terjadi penurunan kelimpahan total dan biomassa
zooplankton dan bentos
3. Algae hijau berfilamen semakin banyak
4,5 5,0
Penurunan
kelimpahan
total
dan
biomassa
Saat
survey
kita
tidak
dapat
menentukan/mendapatkan
data
yang
dihasilkan
oleh
alga
sehingga
membantu
adalah
banyaknya
oksigen
yang
dibutuhkan
oleh
sedikit dibandingkan yang tercemar. Air yang telah tercemar oleh bahan
buangan yang bersifat antiseptic atau bersifat racun, seperti fenol, kreolin,
detergen,
asam
cianida,
insektisida
dan
sebagainya,
jumlah
kesat, dan rambut tipis yang dapat menghalangi terbasahinya oleh air.
Tanaman ini dapat mengganggu flora air dan fauna dibawahnya sehingga
mengganggu ekosistem air. Selain itu, Kayu Apu ini dapat menghalangi
aliran air dan sinar matahari ke bagian bawah air. Kayu Apu menjadi inang
dari nyamuk, vektor dari malaria, encephalomyelitis and rural filariasis.
Dampak dari adanya Kayu Apu di sungai, yaitu:
- Menurunkan kadar Oksigen terlarut karena permukaan tertutupi
dan digunakan untuk respirasi akarnya sehingga menghilangkan
-
menutupi sungai.
Populasinya
membuat
pertumbuhan nyamuk.
Menurunkan biodiversitas.
Tanaman air memberi pengaruh negatif dan positif bagi kualitas
lingkungan
menjadi
ideal
untuk
air.
Pengaruh negatif tanaman air adalah:
1 Tanaman
air
khususnya
yang
hidup
mengapung
akan
pendangkalan
perairan
sebagai
tanaman
tersebut
oleh
bakteri
yang
akan
Gambar 5. Rumput-rumputan
yang Ada di Pinggir Sungai
Bedadung
Gambar 6. Kangkung
Tumbuh di Pinggir Sungai
Bedadung
Pada sisi sungai bedadung yang diamati, tumbuhan air yang ada
tidak banyak sehingga masih ada ikan-ikan yang dapat hidup disana.
Menurut warga sekitar ikan-ikan yang ada yaitu wader, uling, dan lele,
sedangkan yang kami lihat juga ada keong kecil hitam yang berada di
dasar sungai. Ikan wader (Rasbora lateristriata) merupakan ikan yang
hidup di perairan tawar, terutama di perairan sungai (Sentosa dan
Djumanto, 2010). Ikan wader ini hidup dalam air sungai yang airnya jenih,
sehingga jika di sungai bedadung masih hidup ikan wader maka dapat
dikatakan sungai bedadung masih relatif bersih. Ikan ini juga dapat hidup
pada pH air 6.0 6.5 dan suhu tropis 22 24 oC. Selain ikan wader, juga
terdapat ikan lele. Ikan lele banyak ditemukan di perairan air tawar,
seperti sungai-sungai, rawa, telaga, waduk, danau, dan genangangenangan air yang cukup dalam. Ikan lele menyukai perairan yang tenang
(tidak mengalir deras) dan cukup terlindung. Ikan lele dapat hidup pada air
yang mempunyai suhu 25 30 oC, pH 6.5 8.0, Oksigen terlarut lebih dari
3 ppm, Karbondioksida kurang dari 15 ppm, dan nitrit lebih dari 0.1 ppm
(Darseno,
2010).
Namun
lele
juga
dapat
bertahan
hidup
dalam
kondisi/kualitas air yang tercemar. Selain ikan wader dan lele, juga
terdapat ikan uling. Habitat ikan uling ini adalah di perairan tawar (sungai
dan danau) hingga mencapai dewasa. Ikan ini dapat hidup pada kondisi air
dengan suhu 29 31 oC, salinitas 0 3 ppt, Oksigen terlarut berkisar
antara 3 4 ppm, dan pH 7 8. Dan yang terakhir juga ada keong kecil
berwarna hitam yaitu sumpil (Faunus ater) dari famili Pachychilidae. Sumpil
sering dijumpai di sungai atau di areal persawahan. Sumpil ini dapat hidup di air payau.
Sumpil sangat mudah dibedakan dengan Gastropoda lain karena sumpil berbentuk kerucut
lancip dan kecil. Cangkang sumpil berwarna hitam polos, walaupun jenis lain ada yang
berwarna kecoklatan dengan bintik-bintik hitam maupun coklat yang lebih tua (Nurhudda,
2012). Sumpil biasanya berada di atas tanah/pasir dan juga bebatuan.
E. Dampak bagi Masyarakat Sekitar
Adapula dampak dari pencemaran air sangatlah luas misalnya
terhadap kesehatan sungai bedadung digunakan oleh masyarakat sekitar
untuk mandi atau mencuci, hal ini sangatlah tidak baik karena akan
menggangu kesehatan. Air yang digunakan itu sudah tercemar, kerap kali
banyak anak kecil yang mandi di sungai tersebut yang kemungkinan akan
terkena gangguan kesehatan seperti gatal-gatal. Serta kami melihat
teradapat ibu-ibu yang mencuci pakaian hal inilah yang dapat menggagu
kesehatan dari baju yang mereka pakai, kami melihat ada beberapa orang
yang buang air besar disekitar sungai hal ini memungkinan sungai akan
tercemar oleh bakteri dari fesesnya. Segala sesuatu kebutuhan rumah
tangga yang berhubungan dengan air dapat dilakukan di sungai tersebut
dengan seenaknya. Dampak yang lain terhadap estetika lingkungan,
ketika sungai Bedadung yang kita kunjungi sudah tidak layak dipakai
untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Jika dilihat dari estetikanya
dimana air yang belum tercemar itu berwarna jernih berbau segar akan
tetapi sungai bedadung yang kami kunjungi sudah berwana agak keruh
airnya.
Daftar Pustaka
Strategy.
Khan, Muhammad Hazim, Et Al.2014. Pistia Stratiotes L. (Araceae):
Phytochemistry, Use In Medicines, Phytoremediation, Biogas And
Selatan:AgroMedia Pustaka
Nurhudda.
2012.
Sumpil
si
Keong
Lezat.
http://flora-