Anda di halaman 1dari 8

Anda ingin bercocok tanam, tapi

3. penggunaan pupuk lebih fokus

mempunyai pekarangan rumah

ke tanaman yang kita tanam


4. selain hobi bisa tersalur,

yang sempit? Anda bisa menanam


sayuran dengan menggunakan
teknik vertilkultur.
Vertikultur adalah cara menanam
tanaman dengan sistem tegak/
vertical. Cara menanamnya bisa
menggunakan rak bertingkat

VERTIKULTUR

B.

BAHAN WADAH

1. Rak Bersusun
Kita bisa gunakan pot biasa
(semen, gerabah, atau pot

menggantung ataupun dengan

plastik) ataupun plastik polibeg.

menggunakan pot tegak.


KEUNTUNGAN

1. bisa bercocok tanam di lahan


sempit tetapi dalam jumlah
yang banyak
2. tidak perlu atau jarang
menyiangi rumput
pengganggu

Rohmat Hidayat (05.1.4.14.482)

dan asri

/bersusun, sistem

A.

SOLUSI BERCOCOK
TANAM
DI LAHAN SEMPIT

halaman akan lebih lebih hijau

2. Sistem Gantung
Kita bisa menggunakan pot,
kaleng plastik bekas cat, botol
bekas kemasan air minum atau
bahan lain sesuai ketersediaan
bahan di sekitar kita.
3. Pot Tegak
Kita bisa menggunakan
bambu, pipa paralon ataupun
kaleng plastik bekas cat yang
disusun ke atas.

C. MEDIA TANAM

D.

JENIS TANAMAN

Kita bisa menggunakan campuran

Kita bisa menanam berbagai jenis

berupa tanah, pupuk kandang

tanaman misalnya cabai, terong,

dan sekam dengan perbandingan

mentimun, bawang merah, tomat,

5 : 3 : 2, yang penting media

kemangi, sawi, bayam , kangkung

tanam yang subur.

dan berbagai jenis sayuran


lainnya yang penting tanaman
jenis kecil dengan akar pendek.

Vertikultur, solusi bercocok


tanam di lahan sempit
Anda ingin bercocok tanam, tapi
mempunyai pekarangan rumah
yang sempit? Anda bisa
menanam sayuran dengan
menggunakan teknik vertilkultur.
Vertikultur adalah cara menanam
tanaman dengan system
tegak/vertical. Cara
menanamnya bisa menggunakan
rak bertingkat/bersusun, system

3. bisa bercocok tanam di


lahan sempit tetapi dalam
jumlah yang banyak
4. tidak perlu atau jarang
menyiangi rumput
pengganggu
5. penggunaan pupuk lebih
fokus ke tanaman yang kita
tanam
6. selain hobi bisa tersalur,
halaman akan lebih lebih
hijau dan asri
b. Bahan Wadah
1. Rak Bersusun

menggantung ataupun dengan

Kita bisa gunakan pot biasa

menggunakan pot tegak.

(semen, gerabah, atau pot

a. Keuntungan

2. Sistem Gantung
Kita bisa menggunakan
pot, kaleng plastik bekas
cat, botol bekas kemasan
air minum atau bahan lain
sesuai ketersediaan bahan
di sekitar kita.
3. Pot Tegak
Kita bisa menggunakan
bambu, pipa paralon
ataupun kaleng plastik
bekas cat yang disusun ke
atas.

plastik) ataupun plastik


polibeg.

c. Media Tanam

Kita bisa menggunakan


campuran berupa tanah,
pupuk kandang dan sekam
dengan perbandingan 5 :
3 : 2, yang penting media
tanam yang subur.
d. Jenis Tanaman
Kita bisa menanam
berbagai jenis tanaman
misalnya cabai, terong,
mentimun, bawang merah,
tomat, kemangi, sawi,
bayam , kangkung dan
berbagai jenis sayuran
lainnya yang penting
tanaman jenis kecil dengan
akar pendek.

PEDASNYA CABAI DARI


PEKARANGAN RUMAH
SENDIRI
Budidaya cabai tidak selalu dilahan yang
luas, di pekarangan yang sempit pun dapat di
lakukan. Yang lagi trend saat ini adalah
sistem pertanian vertikultur, dimana cabai yang
akan kita budidayakan di tanam didalam
pot/polybag dengan sistem penanaman kearah
atas, bertingkat atau bersusun. Sistem pertanian
vertikultur ini sangat cocok di terapkan dikotakota besar, bisa juga diterapkan di daerah-daerah
rawan banjir. Karena, kebun mini ini dapat
dipindah-pindahkan dengan mudah. Tetapi jika
menggunakan rak, maka kita tak perlu repot-repot
lagi untuk memindahkan polibag/pot saat banjir
datang (kecuali Tsunami datang, semua tidak bisa
diselamatkan hehehe).
Sama halnya membudidayakan cabai di
lahan yang luas, jenis bertani dengan sistem ini
sama-sama membutuhkan sinar matahari, air dan
unsur-unsur hara untuk pertumbuhannya.
Perbedaannya hanyalah terletak pada lahan yang
digunakan. Dalam sistem konvensional, misalnya,
satu meter persegi mungkin hanya bisa menanam
lima pohon cabai saja. Tetapi dengan vertikultur,
lahan seluas itu bisa ditanami sampai 15 pohon
cabai.
Sewaktu membawakan materi penyuluhan
teknik menanam cabai di Kelompok Wanita Tani
Anggrek, banyak dari anggota sangat tertarik
dan antusias mendengarkan paparan saya. Dimana

saya menawarkan teknik budidaya cabai secara


Vertikultur, apalagi saya lihat kawasan dusun II
dimana anggota KWT ANGGREK ini berada
rawan banjir. Mereka sepakat untuk mencoba
menanam cabai dengan teknik vertikultur tersebut.
Dengan alasan, bahwa cabai dipasaran sangat
mahal apalagi saat musim penghujan datang, ada
juga mengatakan kalau seorang dari anaknya bila
mengkomsumsi cabai biasanya 10 biji persatu
kali makan. Bayangkan bila satu orang dalam
keluarga itu mengkonsumsi cabai sepuluh biji per
satu kali makan, jika makannya tiga kali sehari
A.
berarti 30 biji per orang. Kalau di kali dengan
seluruh anggota keluarga yang berjumlah 7 orang
mengkonsumsi cabai, terus harga cabai sedang
melambung tinggi dipasaran, wahhh... bisa pusing
kan mikirin pengeluaran biaya kebutuhan rumah
tangga?
Nah, agar tidak terlalu pusing dalam
mengatur pengeluaran biaya rumah tangga
tersebut, baiknya kita menanam sayuran
dipekarangan kita. Apalagi keluarga yang doyan
makan cabai, sebaiknya menanam cabai di
pekarangan rumahnya. Selain dikonsumsi sendiri,
bila hasil melimpah dapat pula di jual atau bisa
juga di kirim kerumah saya ya hehehe...
SYARAT-SYARAT TUMBUH TANAMAN
CABE
1. Iklim
: Tanaman cabai tumbuh
baik di hawa panas, atau kering.

Tanah
: Tanah yang dikehendaki
ialah tanah gembur, subur, banyak
humus dengan draenase yang baik. PH
5,5 - 6,8.
3. Daerah : Tanaman cabai dapat tumbuh
dimana-mana, baik didataran rendah
maupun di daerah pengunungan.
2.

BERCOCOK TANAM
Media Tanam
Media tanam untuk membudidayakan cabe
rawit dalam pot / polybag berupa campuran pupuk
kandang matang, tanah steril, dan arang sekam
padi dengan perbandingan 1 : 1 : 1. Pupuk
kandang matang yang dimaksud adalah kotoran
hewan berupa kotoran sapi; kerbau; kuda atau
ayam yang sudah lama. Bila memungkinkan bisa
di fermentasikan dulu dengan EM4, yang biasanya
kita kenal dengan istilah Bokashi (lihat blog saya
judulnya YUKK MEMBUAT BOKASHI).
Lalu apa yang disebut dengan tanah steril?
Tanah steril yang dimaksudkan disini adalah tanah
yang bebas dari hama maupun penyakit. Misalnya,
tanah yang telah di pakai untuk menumbuhkan
kapas atau tanaman satu jenis dengan cabe yang
telah terserang hama dan penyakit. Tanah tersebut
jangan di gunakan lagi untuk menanam cabe,
tomat dan sejenisnya. Bisa juga di gunakan
kembali jika tanah itu di gongseng terlebih dahulu,
agar bibit penyakitnya bisa hilang. Contoh tanah
steril yang baik yaitu lapisan tanah dalam (4050 cm dibawah permukaan tanah) atau tanah yang

berada di bawah pertajukan tanaman bambu.


B. Penyemaian Benih
Selain subur, tanah dibawah pertajukan bambu
tersebut kaya akan unsur hara karena lapukan dari
1.
Lakukan penyemaian benih tiga minggu sebelum
daun-daun bambu yang gugur.
Campuran media yang ketiga adalah arang
jadwal pemindahan ke pot/polybag. Rendam benih cabai ke
sekam. Selain bersifat porous, arang sekam juga
dalam air hangat (30 40 0C) selama 6 jam untuk
dapat menetralisir racun-racun dalam media tanam
memecahkan dormansi benih. Tiriskan benih dan bungkus
serta dapat menyimpan air dan unsur hara.
menggunakan kain lembab. Diamkan selama kurang lebih 18
Sehingga bila sewaktu-waktu tanaman cabe
jam di tempat yang terlindungi agar kain pembungkus tetap
membutuhkan unsur hara tersebut, dapat
mengambil langsung dengan mudah.
lembab.
Sebelum media tanam tersebut di masukkan
kedalam wadah, masukkan terlebih dahulu bahanbahan yang bersifat porous, seperti pecahan
genting, batu bata merah, bongkahan arang atau
bisa juga menggunakan potongan-potongan gabus,
seperempat dari isi wadah. Bahan-bahan poros ini
berfungsi menjaga sirkulasi air dalam wadah.
Kemudian isi media tanam kedalam wadah hingga
penuh, siram dan biarkan 4-5 hari sebelum
ditanami bibit cabe.

2.
Sementara benih direndam, siapkan media
semai. Media berupa campuran tanah subur, pupuk
kandang (bokashi) dan arang sekam dengan
perbandinga 2 : 1 : 1.

3.
Masukkan media kedalam tempat
penyemaian, seperti polybag, gelas plastik,
bumbunan atau media plastik. Bumbunan
yang dimaksud adalah tempat penyemaian
yang terbuat dari daun pisang. Cara membuat
bumbungan; belah lembaran daun pisang
selebar 5 cm. Lingkarkan belahan daun
pisang dengan diameter 4-5 cm, lalu
sematkan kedua ujung yang bertemu
menggunakan lidi hingga terbentuk tabung
daun pisang.

naungan persemaian agar tanaman


mendapatkan sinar matahari guna membantu
proses fotosintesis. Cabut benih yang
mengalami penyakit remah semai (dumping
off) agar tidak menular ke bibit yang lain.
5.
Setelah berumur 14-20 hari,
bibit sudah dapat dipindahkan ke dalam
polybag kecil/ gelas plastik ( bila bibit di
semaikan di penampan). Sedangkan benih
yang langsung ditanam di bumbungan / gelas
plastik tidak perlu dipindahkan lagi, hingga
berumur 21-30 hari. Panen bibit ditandai
dengan jumlah daun sebanyak 4 5 helai.
C. Pembibitan
1.
Tanam benih yang sudah di
seleksi (dari perendaman) dialur kecil yang
dibuat diatas media semai dengan jarak
antar-benih dalam alur 1 cm, sedangkan jarak
antar-alur 5 cm. Tutup benih dengan tanah
tipis/ arang sekam padi/ serbuk gergaji. Bisa
juga dengan menanam benih di bumbungan/
gelas plastik dengan menanam 1 biji per satu
lubang/bumbungan, lalu tutup lubangnya
dengan arang sekam/serbuk gergaji.
2.
Siram persemaian
menggunakan handsprayer untuk
menghindari resiko rusaknya media semai
akibat kucuran air saat penyiraman atau
benih yang disemaikan tidak berantakan.
3.
Beri naugan persemaian untuk
menghindari kontak langsung dengan cahaya
matahari. Sungkupan atau naungan dapat
dibuat dari daun kelapa/pisang, genting,
karung, plastik hitam atau paranet.
4.
Setelah benih tumbuh dan
berumur 7-10 hari buka sungkup atau

E.

Penanaman dan Pemeliharaan


6. Pilih bibit yang sehat dan
tumbuhnya normal untuk
dipindahkan ke
lahan/polybag besar/ pot
yang sudah kita buat
beberapa hari sebelum
penyemaian benih.

Lakukan penanaman pada


pagi hari. Hindari
penanaman pada siang
hari untuk menghindari
resiko bibit menjadi stress,
layu dan mati. Apabila
penanaman tidak selesai
pada pagi hari, sebaiknya
dilanjutkan pada sore
harinya.
8. Lepaskan bibit dari gelas
plastik secara hati-hati.
Karena perakaran bibit
tidak boleh terganggu dan
usahakan media tanam
tidak rusak atau pecah.
Agar terhindar dari resiko
ini, disarankan memakai
bumbungan yang terbuat
dari daun pisang. Tinggal
dimasukkan ke dalam
lubang tanpa harus repot2
memisahkan bibit dari
wadah penyemaiannya.
Selain itu daun pisang
dapat lapuk dan akan
menjadi pupuk bagi
tanaman nantinya.
9. Timbun lubang tanam
tersebut dengan
tanahhingga ketinggian 2
3 cm dibawah daun.
Usahakan daun tidak
menyentuh permukaan
tanah. Siram air di area
7.

sekitar bibit untuk


mengurangi stress bibit
dan mempercepat proses
adaptasi. Lakukan
penyiraman dan
pengamatan secara rutin.
Jika ada bibit yang mati,
segera lakukan
penyulaman agar
pertumbuhan bibit
seragam.
10. Pada umur 10-15 HST
(hari setelah tanam),
lakukan pemupukan
kocoran dengan me
larutkan NPK sebanyak 5
gram per liter air. Masingmasing tanaman diberi 200
ml larutan kocoran atau
setara dengan satu gelas
plastik. Siram pupuk di
lubang tanam. Usahakan
daun tidak terkena pupuk
tersebut.
11. Lakukan pemupukan
susulan sebanyak dua kali,
dengan dosis yang sama
pada masa generatif atau

tanaman berumur 55 - 60
HST dan 90 - 95 HST.
12. Lakukan pengendalian
hama secara manual
apabila terlihat serangan
hama dan penyakit.
Gunakan pestisida nabati
jika serangan mulai terlihat
parah (lihat blog saya
berjudul Nimba Vs Mindi

E.

Panen dan Pascapanen


13. Umur panen cabai
bervariasi, tergantung
pada varietas yang

digunakan dan ketinggian


lahan.Umumnya cabai
yang ditanam di dataran
rendah akan lebih cepat
panen 10 hari
dibandingkan dengan
cabai yang ditanam di
dataran tinggi. Umur
panen rata-rata cabai
sekitar 80 - 120 HST.
14. Panen cabai dapat
dilakukan dengan cara
memetik buah dan
tangkainya.Caranya,
pengang tangkai buah, lalu
tarikke atashingga tangkai
terlepas dari cabang.
Hindari menarik kebawah
karena dapat merusak
cabangproduktif tanaman.
15. Apabila panen dilakukan
setelah hujan, kering
anginkan terlebih dahulu
agar tidak menyebabkan
kebusukan buah bila ingin
menjualnya di pasar.

Anda mungkin juga menyukai