Anda di halaman 1dari 4

Project Management Body Of Knowledge

Manajemen Risiko (Risk Management)


Arvin Chendriyana S.1, Paskalis Dias A.2, Rabilal Adenan3, I Putu Borneo K.4, Vito Savero5
1,2,3,4,5
Teknik Informatika, Fakultas Informatika, Universitas Telkom
1
arvinchs@gmail.com , 2 paskalisdias@gmail.com, 3 rabilal.adenan@gmail.com ,4 borneo.kalimantara@gmail.com , 5
vito.savero@gmail.com

Abstract :
In studying project management, there are 9 knowledge areas that we should know, one of them is risk management. Risk is
an uncertain event, which can happen either naturally or not, that has either positive or negative effects towards a project.
Risk management is a process of identifying, analyzing, and responding to risk throughout the lifetime of a project.This
paper will describes general insights that are involved in risk management, such as planning, identification, analysis, and
monitoring process of risks, in which those processes have a role in executing risk management in a project.
Keyword : risk management, risk, project
Abstrak :
Dalam mempelajari manajemen proyek, terdapat 9 knowledge area yang harus diketahui, salah satu diantaranya adalah risk
management. Risiko adalah sebuah peristiwa yang tidak pasti, dapat terjadi secara alami ataupun tidak, yang memiliki
pengaruh positif atau negatif terhadap suatu proyek. Manajemen risiko adalah proses mengidentifikasi, menganalisa, dan
merespon risiko dalam jangka waktu suatu proyek. Paper ini akan menjelaskan tahapan tahapan dalam manajemen risiko
suatu proyek, mulai dari proses planning, identifikasi, analisis, respon, hingga pemantauan risiko, di mana hal-hal tersebut
sangat berperan dalam melakukan manajemen risiko dalam suatu proyek.
Kata Kunci: manajemen risiko, risiko, proyek
1.

Pendahuluan

Pada manajemen proyek, terdapat 9 knowledge area


yang harus diketahui, di mana salah satu diantaranya
adalah risk management. Risiko adalah sebuah peristiwa
yang tidak pasti, dapat terjadi secara alami ataupun
tidak, yang memiliki pengaruh positif atau negatif
terhadap suatu proyek. Manajemen risiko adalah proses
mengidentifikasi, menganalisa, dan merespon risiko
dalam jangka waktu suatu proyek. Hal ini tentunya
dengan tujuan untuk mengurangi atau bahkan
menghindari risiko potensial dalam suatu proyek.
Adapun tahapan-tahanannya akan dibahas pada paper
ini.
2.

Pembahasan
2.1 Pengertian Manajemen Risiko
Manajemen risiko merupakan pendekatan
yang
dilakukan
dengan
memahami,
mengidentifikasi, dan mengevaluasi risiko suatu
proyek. Lalu mempertimbangkan apa yang akan
dilakukan terhadap dampak yang ditimbulkan dan
kemungkinan pengalihan risiko kepada pihak lain
atau mengurangi risiko yang terjadi. Secara umum,
manajemen risiko merupakan kegiatan yang
berhubungan dengan perencanaan, penilaian,
penganan, serta pemantauan adanya risiko potensial
dalam suatu proyek.
Tujuan dari manajemen risiko ini yaitu untuk
mengenali risiko dalam sebuah proyek dan
mengembangkan strategi untuk mengurangi atau
bahkan menghindarinya, dilain sisi juga harus dicari
cara untuk memaksimalkan peluang yang ada
2.2 Perencanaan Manajemen Risiko
Proses memutuskan pendekatan

yang

digunakan dan perencanaan aktivitas manajemen


risiko untuk proyek. Selain itu memastikan tingkat,
tipe, dan visibilitas manajemen risiko yang setara
dengan kepentingan proyek bagi organisasi. Dalam
proses ini juga melibatkan penyediaan sumberdaya
yang memadai untuk aktivitas manajemen risiko
dan menetapkan basis yang disepakati untuk
mengevaluasi risiko.
2.3

Identifikasi Risiko
Proses menentukan risiko mana yang
mempengaruhi
suatu
proyek
dan
mendokumentasikan karakteristik dari setiap risiko.
Terdapat 4 teknik utama dalam identifikasi risiko,
diantaranya
brainstorming,
teknik
Delphi,
wawancara, dan analisis akar permasalahan.
Pendekatan secara brainstorming akan membantu
kelompok dalam membuat daftar risiko secara
lengkap yang terjadi selama tahap analisis risiko
kualitatif dan kuantiatif. Sedangkan pendekatan
dengan teknik Delphi mengacu pada pengumpulan
informasi dalam membantu mencegah beberapa
efek negatif dari suatu kelompok selama proses
brainstorming.
Beberapa teknik lain juga dapat digunakan dalam
identifikasi risiko, seperti analisis SWOT, teknik
diagram, checklist, dan analisis asumsi proyek.
Tentunya melalui proses ini akan menghasilkan
suatu dokumen register risk yang berisi hasil dari
proses manajemen risiko (berupa tabel atau
spreadsheet) di mana dalamnya terlampir daftar
risiko yang teridentifikasi dan informasi lainnya
yang dapat membantu membuat daftar risiko.
2.4 Analisis Risiko
Tahapan analisis yang meliputi faktor
penilaian, karakterisasi, komunikasi, manajemen
dan kebijakan yang berkaitan dengan risiko

tersebut. Terdapat dua metode analisis risiko, yaitu


analisis risiko kualitatif dan kuantitatif.
2.4.1 Analisis Risiko Kualitatif
Analisis Risiko Kualitatif adalah analisis yang
melibatkan identifikasi karakteristik, penilaian
kemungkinan, dan pemprioritaskan dampak yang
dihasilkan dari risiko yang teridentifikasi terhadap
tujuan proyek. Dalam analisis ini juga dilakukannya
penilaian faktor-faktor lain seperti kerangka waktu,
toleransi risiko dari kendala biaya, jadwal, ruang
lingkup, dan juga mutu.
Terdapat teknik yang dapat dilakukan dalam analisi
kualitatif, salah satunya adalah menggunakan
matriks probabilitas dan dampak dalam menentukan
faktor risiko dan menghasilkan daftar prioritas
risiko. Pada teknik ini akan dilakukan
pemprioritasan risiko dengan melakukan pelabelan
pada setiap risiko, apakah risiko tersebut tergolong
tinggi, rendah, ataupun menengah berdasarkan
probabilitas dan dampak yang dihasilkan. Teknik
lain yang digunakan adalah Top Ten Risk Item
Tracking. Teknik ini akan mengidentifikasi risiko
sekaligus memantau dan memanajemen secara
berkala perubahan signifikan dari item risiko selama
siklus hidup proyek. Dalam analisis risiko kualitatif
ini keluaran yang dihasilkan adalah perbaharuan
dari dokumen register risiko itu sendiri.

Risk transference : memindahkan konsekuensi dan


tanggung jawab untuk merespon suatu risiko kepada
pihak ketiga. Contoh: menggunakan insuransi atau
penjamin keamanan terhadap sebuah peralatan
spesifik.

Risk mitigation : mengurai dampak dari suatu risiko


dengan cara menurunkan kemungkinan terjadinya
risiko tersebut. Contoh: menggunakan peralatan
yang canggih, merekrut pekerja yang kompeten.
Sedangkan untuk meningkatkan
terdapat empat strategi :

risiko

positif,

Risk exploitation : melakukan hal apapun yang dapat


meningkatkan peluang risiko positif untuk terjadi.
Contoh: publikasi mengenai sebuah proyek, seperti
liputan, konferensi pers.

Risk sharing : mengalokasikan kepemilikan dari risiko


positif tersebut kepada pihak lain. Contoh:
mengadakan sebuah kerja sama dengan berbagai
pihak.

Risk enhancement : mengubah ukuran dari sebuah


peluang dengan cara mengidentifikasi dan
memaksimalkan dorongan terjadinya risiko positif.
Contoh: melakukan advertising terhadap proyek yang
dilakukan.

2.4.2 Analisis Risiko Kuantitatif


Analisis risiko secara kuantitatif adalah
analisis yang dikerjakan berdasarkan risiko yang
telah diprioritaskan pada analisis risiko kualitatif.
Analisis ini melibatkan pengumpulan data,
Risk acceptance : menerima konsekuensi dari suatu
pemodelan teknik, dan penilaian ahli. Pengumpulan
risiko yang akan terjadi. Contoh: menerima secara
data ini dilakukan melalui wawancara ahli dengan
pasif apapun hasil dari sebuah review project
mengumpulkan informasi distribusi probabilitas.
Sedangakan pemodelan teknik disini menggunakan
analisis Decision Trees dan Expected Monetary
2.6 Pemantauan dan Pengendalian Risiko
Value. Analisis teknik diagram ini digunakan untuk
Pengendalian risiko melibatkan pengeksekusian
membantu memilih tindakan yang terbaik dalam
proses-proses manajemen risiko untuk merespon
situasi di mana terdapat ketidakpastian pada hasil ke
peristiwa risiko dan menjamin bahwa pemantauan risiko
depannya.
Analisis
melakukan
perhitungan
merupakan sebuah kegiatan yang berlanjut yang
Expected Monetary Value yang merupakan produk
dilaksanakan oleh seluruh tim proyek selama masa
dari probabilitas risk event dan nilai moneter
proyek berlangsung.
kejadian risiko tersebut.
2.5 Perencanaan Respon Risiko
Mengembangkan sebuah respon terhadap
risiko membutuhkan strategi yang tepat untuk
mengurangi risiko negatif dan meningkatkan risiko
positif. Terdapat empat strategi untuk merespon
risiko negatif :

Risk avoidance : menghapus ancaman spesifik yang


dapat terjadi dengan cara mengeliminasi
penyebabnya. Contoh: menggunakan peralatan yang
dikenali oleh tim proyek.
Risk acceptance : menerima konsekuensi dari suatu
risiko yang akan terjadi. Contoh: menerima secara
pasif apapun hasil dari sebuah review project.

Hal ini dapat dilaksanakan dengan cara memantau risiko


berdasarkan pada acuan yang telah ditentukan dan
menentukan keputusan berdasarkan risiko beserta
strategi responnya. Strategi yang digunakan dapat
diubah apabila strategi tersebut sudah dianggap tidak
efektif dalam merespon risiko yang ada. Hal tersebut
dapat terjadi baik itu secara direncanakan ataupun tidak,
tergantung terhadap apakah tim memiliki rencana yang
kontigen atau tidak.
Teknik yang dapat digunakan untuk melakukan
pengontrolan risiko antara lain reassessment risiko,
audit risiko, analisis varian dan trend, pengukuran
performansi teknis, reserve analysis, dan peninjauan
risiko berkala. Output dari proses-proses tersebut adalah
informasi performansi kerja, penggantian permintaan,
dan tambahan terhadap rencana manajemen proyek,
dokumen proyek, dan aset proses organisasi.

3.

Kesimpulan
Dalam suatu proyek, manajemen risiko perlu
dilakukan
terutama
dalam
mengidentifikasi,
menganalisis, memantau, dan mengendalikan risiko
potensial dalam suatu proyek tersebut. Dengan tahapantahapan yang ada, diharapkan suatu risiko dapat diatasi
ataupun dihindari sehingga pembangunan suatu proyek
dapat berjalan secara maksimalkan. Tentunya juga perlu
diperhatikan kedelapan faktor lainnya dari PMBOK.

4.

Daftar Pustaka

[1]

Schwalbe, Kathy. 2012. Information Technology


Project Management: Seventh Edition. Augsburg
College.
[2]

Labombang, Mastura. Manajemen Risiko Dalam


Proyek Konstruksi. SMART

Anda mungkin juga menyukai