Anda di halaman 1dari 19

SEL VOLTA (SEL GALVANI)

Sel Galvani atau disebut juga dengan sel volta adalah sel elektrokimia
yang dapat menyebabkan terjadinya energi listrik dari suatu reaksi redoks
yang spontan. reaksi redoks spontan yang dapat mengakibatkan terjadinya
energi listrik ini ditemukan oleh Luigi Galvani dan Alessandro Guiseppe Volta.
Rangkaian Sel Galvani

Sel galvani terdiri dari beberapa bagian, yaitu:


1. Voltmeter, untuk menentukan besarnya potensial sel.
2. Jembatan garam (salt bridge), untuk menjaga kenetralan muatan
listrik pada larutan.
3. Anode, elektrode negatif, tempat terjadinya reaksi oksidasi. pada
gambar, yang bertindak sebagai anode adalah elektrode Zn/seng (zink
electrode).
4. katode, elektrode positif, tempat terjadinya reaksi reduksi. Pada
gambar, yang bertindak sebagai katode adalah elektrode Cu/tembaga
(copper electrode).
Proses dalam Sel Galvani
Pada anode, logam Zn melepaskan elektron dan menjadi Zn2+ yang larut.
Zn(s) Zn2+(aq) + 2ePada katode, ion Cu2+ menangkap elektron dan mengendap menjadi logam
Cu.
Cu2+(aq) + 2e- Cu(s)
hal ini dapat diketahui dari berkurangnya massa logam Zn setelah reksi,
sedangkan massa logam Cu bertambah. Reaksi total yang terjadi pada sel
galvani adalah:
Zn(s) + Cu2+(aq) Zn2+(aq) + Cu(s)
Sejarah Penemuan Sel Volta
Alessandro Volta (1745-1927), seorang fisikawan italia berhasil
menemukan suatu reaksi kimia yang dapat menghasilkan energi listrik.
Penemuan volta berasal dari studi lanjut tentang penemuan listrik
binatang oleh seorang ahli anatomi Italia, Luigi Galvani (1773-1798). Arus
listrik tersebut diperoleh oleh Galvani saat melakukan proses pembedahan
pada seekor katak. Pada saat galvani memasukkan logam tembaga dan besi
untuk membedah paha katak, ia merasakan getaran singkat semacam arus
listrik. Galvani menganggap bahwa arus singkat yang dirasakannnya berasal
dari tubuh binatang. Pernyataan Galvani tersebut tidak bertahan lama.

Setelah berdasarkan beberapa percobaan yang dilakukan oleh Volta


disimpulkan bahwa arus listrik yang terjadi disebabkan oleh dua logam yang
berbeda dalam menggunakan larutan garam atau asam lemah yang
ternyata juga menghasilkan arus listrik.
Volta berhasil merancang alat berupa tumpukan dari lempengan
logam seng dan perak yang dipisahkan oleh kain basah dari larutan garam
atau asam lemah yang menghasilkan arus listrik. Rangkaian alat yang dapat
menghasilkan arus listrik dari reaksi kimia rancangan Volta disebut sel Volta.
Reaksi kimia yang berlangsung spontan. Bentuk perkembangan dari sel
Volta adalah baterai dan aki.
Ciri sel Volta
Ciri khas dari sel volta adalah menggunakan jembatan garam.
Jembatan garam berupa pipa U yang diisi agar-agar yang mengandung
garam kalium klorida. Sel volta terdiri dari anoda yang bermuatan negatif
dan katoda yang bermuatan positif. Pada anoda terjadi proses oksidasi,
oksidasi adalah pelepasan elektron. Sedangkan pada katodanya terjadi
proses reduksi, reduksi adalah penangkapan elektron.
Prinsip Kerja Sel Volta
Sel Volta adalah sel elektrokimia yang menghasilkan arus listrik dari
reaksi kimia berupa reaksi redoks spontan. Prinsip kerja sel Volta adalah
sebagai berikut :
1. Energi hasil dari reaksi kini dirubah menjadi energi listrik
2. Reaksi yang berlangsung adalah reaksi redoks
3. Pada katoda terjadi reduksi dan merupakan kutub positif
4. Pada anoda terjadi oksidasi dan merupakan kutub negative
Reaksi dalam Sel Volta
Pada reaksi tersebut terjadi serah terima elektron, logam seng (Zn)
melepaskan elektron dan membentuk Zn 2+. Ion Cu2+ dalam larutan CuSO4
menerima elektorn dan membentuk endapan Cu. Peristiwa ini berjalan terusmenerus hingga semua ion Cu2+ mengendap sebagai logam Cu, sehingga
larutan CuSO4 semakin berkurang konsentrasinya. Sebaliknya, endapan Cu
pada katode semakin bertambah massanya dalam reaksi tersebut tidak
terjadi arus listrik, karena elektron berpindah secara langsung dari logam Zn
ke larutan CuSO4. Reaksi redoks spontan akan menghasilkan arus listrik
apabila dirangkaikan pada suatu sel volta .

Dalam rangkaian sel volta tersebut logam tembaga (Cu) berfungsi sebagai
katode (kutub positif), tempat penerimaan elektron dan logam seng (Zn)

berfungsi sebagai anode (kutub negatif), tempat pelepasan elektron. Proses


yang berlangsung pada sel volta adalah sebagai berikut:
a. Logam Zn dalam larutan ZnSO4 akan larut sebagai ion Zn2+. Setiap mol
Zn2+ akan melepaskan 2 mol elektron, menurut persamaan setengah
reaksi yaitu:
Zn(s) Zn2+(aq) + 2eElektron yang dilepaskan olen Zn akan mengalir melalui kawat
penghantar menuju ke logam Cu.
b. Larutan CuSO4 terdiri atas ion Cu 2+ dan SO42- dengan jumlah yang
seimbang. Ion Cu2+ akan menerima elektron dari logam CU dan
kemudian mengendap pada katode. Ion Cu2+ mengalami reaksi reduksi
menurut persamaan setengah reaksi yaitu:
Cu2+(aq) + 2e- Cu(s)
c. Terjadi peristiwa aliran elektron (serah terima elektron) dari logam Zn
sebagai anode ke logam Cu sebagai katode yang menghasilkan
potensial listrik. Besarnya potensial listrik tersebut dapat diukur
menggunakan voltmeter.
d. Peristiwa serah terima elektron terus berlangsung, sehingga dalam
wadah katode larutan CuSO4 semakin berkurang konsentrasinya. Hal
tersebut disebabkan ion Cu2+ dalam larutan tereduksi menjadi Cu,
yang menyebabkan massa logam Cu yang berfungsi sebagai katode
semakin bertambah.
e. Massa logam Zn sebagai anode berkurang karena terlarut sebagai ion
Zn2+, sehingga ion Zn2+ dalam ZnSO4 semakin bertambah.
f. Jumlah ion Zn2+ yang berlebihan menyebabkan larutan pada anode,
ZnSO4(aq) semakin bermuatan positif, sebaliknya larutan dalam
katode yaitu CuSO4 semakin bermuatan negatif.
g. Jembatan garam terdiri atas larutan elektrolit inert seperti KCl atau
NH4NO3 yang dilarutkan dalam agar-agar. Elektrolit yang digunakan
pada jembatan garam harus bersifat inert supaya tidak bereaksi
dengan kedua electrode. Apabila jembatan garam terbuat dari larutan
KCl, maka ion K+ akan bergerak ke larutan yang lebih bermuatan
negatif (ke arah katode), sebaliknya ion negatif Cl - akan bergerak ke
larutan yang bermuatan positif (ke arah anode).
Penulisan reaksi redoks pada sel volta dilambangkan dengan notasi atau
diagram sel sebagai berikut:
Zn(s) | Zn2+(aq) || Cu2+(aq) | Cu(s)
Potensial Elektrode Standar
Pada percobaan (gambar di bawah), permukaan logam platina yang
bersifat inert mengabsorbsi gas hidrogen, sehingga ion H+ langsung bereaksi
dengan gas hidrogen.keseimbangan antara H2 dengan ion H+ yang terbentuk

pada permukaan logam platina adalah reaksi oksidasi H 2 menjadi H+ dan


reaksi reduksi H+ menjadi H2.

Dalam reaksi keseimbangan tersebut nilai potensial hidrogen distandarisasi


0 volt. Hal ini merupakan keputusan internasional. IUPAC yang menyatakan
bahwa potensial elektroda standar, E 0 berdasarkan kecenderungan reduksi
yang terjadi pada electrode, sehingga disebut juga potensial reduksi
standar.
2H+ (aq) +2e- H2 E0= 0 V
Electrode yang lebih mudah mengalami reduksi dibandingkan
dengan electrode hidrogen bernilai positif, sebaliknya electrode yang lebih
mudah mengalami oksidasi bernilai negatif. Jadi, semakin besar nilai
potensial electrode standar, maka electrode tersebut semakin mudah
mengalammi reaksi reduksi. Potensial reduksi merupakan kebalikan dari
potensial oksidasinya. Misalnya, nilai potensial electrode Zn 2+/Zn = -0,76 V,
artinya nilai potensial reduksi standar ion Zn2+ menjadi Zn sebesar +0,76 V.
Pembagian sel volta
SEL VOLTA PRIMER
a.
Sel Kering Seng Karbon
Sel kering juga dapat disebut sel Lenchanche atau baterai.
Baterai kering ini mendapatkan hak paten penemuan di tahun 1866.
Sel Lanchache ini terdiri atas suatu silinder zink berisi pasta dari
campuran batu kawi (MnO2), salmiak (NH4Cl), karbon (C), dan sedikit
air. Dengan adanya air jadi baterai kering ini tidak 100% kering.
Sel ini biasanya digunakan sebagai sumber tenaga atau energi
pada lampu, senter, radio, jam dinding, dan masih banyak lagi.
Penggunaan logam seng adalah sebagai anoda sedangkan katoda
digunakan elektrode inert, yaitu grafit, yang dicelupkan ditengahtengah pasta. Pasta ini bertujuan sebagai oksidator. Seng tersebut
akan dioksidasi sesuai dengan persamaan reaksi di bawah ini:
Zn(s) Zn2+(aq) + 2e- (anoda)
Sedangkan katoda terdiri atas campuran dari MnO 2 dan NH4Cl. Reaksi
yang terjadi dapat ditulis sebagai berikut:
2MnO2(s) + 2NH4+(aq) 2e- Mn2O3(s) + 2NH3(aq) + H2O(l) (katoda)
Katoda akan menghasilkan ammonia, ammonia ini akan bereaksi
dengan Zn2+ yang dihasilkan di anode. Reaksi tersebut akan
membentuk ion yang kompleks [Zn(NH3)4]2+. Sel kering ini tidak dapat
digunakan berulang kali dan memiliki daya tahan yang tidak lama.
Dan harganya di pasaran sangatlah murah.

b.

Baterai Merkuri
Baterai merkuri ini merupakan satu dari baterai kecil yang
dikembangkan untuk usaha perdagangan atau komersial. Anoda seng
dan katoda merkuri (II) oksida (HgO) adalah penyusun dari baterai
merkuri ini yang dihubungkan dengan larutan elektrolit kalium
hidroksida (KOH). Sel ini mempunyai beda potensial 1,4V. Reaksi
yang terjadi pada baterai ini adalah:
Zn(s) + 2OH-(aq) ZnO(s) + H2O + 2e- (anoda)
HgO(s) + H2O + 2e- Hg(l) + 2OH-(aq) (katoda)
Reaksi dari keseluruhan atau disebut reaksi bersih adalah:
Zn(s) + HgO(s) ZnO(s) + Hg(l)
c.

Baterai Perak Oksida


Baterai perak oksida tergolong tipis dan harganya yang relatif
lebih mahal dari baterai-baterai yang lainnya. Baterai ini sangat
populer digunakan pada jam, kamera, dan kalkulator elektronik. Perak
oksida (Ag2O) sebagai katoda dan seng sebagai anodanya. Reaksi
elektrodenya terjadi dalam elektrolit yang bersifat basa dan
mempunyai beda potensial sama seperti pada baterai alkaline sebesar
1,5V. Reaksi yang terjadi adalah:
Zn(s) + 2OH-(aq) Zn(OH)2(s) + 2e- (anoda)
Ag2O(s) + H2O + 2e- 2Ag(s) + 2OH-(aq) (katoda)
d.

Baterai Litium
Terdiri atas litium sebagai anoda dan MnO 2 sebagai oksidator
(seperti pada baterai alkaline). Baterai Litium ini dapat menghasilkan
arus listrik yang lebih besar dan daya tahannya lebih lama
dibandingkan baterai kering yang berukuran sama. Berikut notasi dari
baterai Litium:
Li Li+ (pelarut non-air) KOH (pasta)MnO 2, Mn(OH)3, C
SEL VOLTA SEKUNDER
a. Aki Timbal
Aki merupakan jenis baterai yang dapat digunakan untuk
kendaran bermotor atau automobil. Aki timbal mempunyai tegangan
6V atau 12V, tergantung jumlah sel yang digunakan dalam konstruksi
aki timbal tersebut. Aki timbal ini terdiri atas katoda PbO 2 (timbel(IV)
oksida) dan anodanya Pb (timbel=timah hitam). Kedua zat sel ini
merupakan zat padat, yang dicelupkan kedalam larutan H 2SO4. Reaksi
yang terjadi dalam aki adalah:
Pb(s) + SO42-(aq) PbSO4(s) + 2e- (anoda)
PbO2(s) + 4H+(aq) + SO42-(aq) + 2e- PbSO4(s) + 2H2O (katoda)
Aki ini dapat diisi ulang dengan mengalirkan lagi arus listrik ke
dalamnya. Pengisian aki dilakukan dengan membalik arah aliran
elektron pada kedua elektrode. Pada pengosongan aki, anoda (Pb)
mengirim elektron ke katoda (PbO2). Sementara itu pada pengisian aki,
elektrode timbal dihubungkan dengan kutub negatif sumber arus

sehingga Pb2SO4 yang terdapat pada elektrode timbal itu direduksi.


Berikut reaksi pengisian aki:
PbSO4(s) + H+(aq) +2e- Pb(s) + HSO4-(aq) (elektrode Pb sebagai
katoda)
PbSO4(s) + 2H2O(l) PbO2(s) + HSO4-(aq) + 3H+(aq) + 2e- (elektrode
PbO2 sebagai anoda).
b. Baterai Nikel Kadmium
Baterai nikel-kadmium merupakan baterai kering yang dapat
diisi ulang. Sel ini biasanya disebut nicad atau bateray nickelcadmium. Reaksi yang terjadi pada baterai nikel-kadmium adalah:
Cd(s) + 2OH-(aq) Cd(OH)2(s) + 2e- (anoda)
NiO2(s) + 2H2O + 2e- Ni(OH)2(s) + 2OH-(aq) (katoda)
Reaksi keseluruhan adalah:
Cd(s) + NiO(aq) + 2H2O(l) Cd(OH)2(s) + Ni(OH)2(s)
Baterai nikel-kadmium merupakan zat padat yang melekat pada
kedua elektrodenya. Baterai nikel-kadmium memiliki tegangan sekitar
1,4V. Dengan membalik arah aliran elektron, zat-zat tersebut dapat
diubah kembali seperti zat semula.
c.

Sel Perak Seng


Sel ini mempunyai kuat arus (I) yang besar dan banyak
digunakan pada kendaran-kendaraan balap. Sel perak seng dibuat
lebih ringan dibandingkan dengan sel timbal seng. KOH adalah
elektrolit yang digunakan dan elektrodenya berupa logam Zn (seng)
dan Ag (perak).
d.

Sel Natrium Belerang


Sel natrium belerang ini dapat menghasilkan energi listrik yang
lebih besar dari sel perak seng. Elektrodenya adalah Na (natrium) dan
S (sulfur).
e.

Sel Bahan Bakar


Sel bahan bakar adalah sel yang menggunakan bahan bakar
seperti campuran hidrogen dengan oksigen atau campuran gas alam
dengan oksigen. Sel bahan bakar ini biasanya digunakan untuk
sumber energi listrik pesawat ulang-alik, pesawat Challenger dan
Columbia. Yang berperan sebagai katode adalah gas oksigen dan
anodanya gas hidrogen. Masing-masing elektrode dimasukkan
kedalam elektrode karbon yang berpori-pori dan masing-masingnya
elelktrode digunakan katalis dari serbuk platina.
Katoda: menghasilkan ion OHO2(g) + 2H2O(l) + 4e- 4OH-(aq)
Anoda: dari katode bereaksi dengan gas H2
H2(g) + 2OH-(aq) 2H2O(l) + 2eReaksi selnya adalah: O2(g) + 2H2(g) 2H2O(l)

Sel Volta dalam kehidupan


salah satu sumber tenaga listrik yang banyak digunakan saat ini
adalah baterai. Keuntungan penggunaan baterai sebagai sumber energi
listrik adalah sifatnya yang praktis, murah dan tahan lama. Aplikasi sel volta
dalam kehidupan sehari-hari adalah baterai dan accumulator (aki), keduanya
bekerja berdasarkan prinsip yang sama yaitu reaksi redoks spontan. Sel
volta dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Sel primer, yaitu sel yang tidak dapat diisi ulang. Misalnya baterai
biasa (sel kering), baterai alkali, dan baterai perak oksida.
2. Sel sekunder, yaitu sel yang dapat diisi ulang (diestrum). Misalnya
baterai nikel cadmium, Li-ion Battery dan aki.
Sel-sel tersebut digunakan pada berbagai alat elektronika, seperti jam,
kalkulator, lampu senter, radio, dan telepon genggam.
Deret volta
Unsur-unsur dalam deret volta adalah sebagai berikut:
LiKBaCaNaMgAlMnZnCrFeCdCoNiSn PbHCuHgAgPtAu

ANALISIS DATA
1.

Berdasarkan
hasil
percobaan
diketahui bahwa hasil percobaan yang diperoleh melalui
perhitungan pada voltmeter maupun melalui perhitungan E o sel
hampir sama. Maka dapat disimpulkan bahwa rumus yang
digunakan yakni penjumlahan Eo sel yang tereduksi dan Eo sel yang
teroksidasi atau rumus yang termudah yaitu E o besar - Eo kecil akan
sesuai dengan hasil percobaan.
Maka:
Rumus :
Eo sel tereduksi + Eo sel teroksidasi = Eosel
Eo katode + Eo anode = Eosel
Eo besar - Eo kecil = Eosel
TERBUKTI KEBENARANNYA.
2. Setelah reaksi berlangsung beberapa saat, anoda Zn berkurang dan
katoda Cu berkurang karena Zn teroksidasi menjadi Zn 2+ dan Cu2+
tereduksi menjadi Cu .
3. Apabila reaksi dibalik, maka tidak terjadi reaksi kimia karena
potensial selnya kurang dari nol.

PERTANYAAN DAN JAWABAN


1.

Adakah perbedaan antara harga potensial sel voltmeter


dan hasil perhitungan kelompok anda?
>> Ada, namun relatif kecil. Dalam percobaan diperoleh bahwa
angka voltmeter menunjukkan skala 3 dari 5 skala total saat
terhubung dengan input 3 Volt. Artinya bahwa dalam reaksi
diperoleh nilai 1 Volt. Nilai ini mendekati hasil perhitungan E osel
melalui rumus yaitu sebesar 1,1 volt. Maka, perbedaan yang relatif
kecil ini dapat diabaikan dan disimpulkan bahwa tidak ada
perbedaan yang mencolok antara harga potensial sel voltmeter dan
hasil perhitungan kelompok kami.

2.

Tuliskan reaksi yang terjadi!


>>
Zn
Zn2+ + 2eEo = +0,76 volt
2+
o
Cu + 2e Cu
E = +0,34 volt +
2+
2+
Zn + Cu Zn + Cu
Eo = 1,1 volt

3. Tuliskan notasi selnya!


>>
Zn | Zn2+ || Cu2+ | Cu
4. Kesimpulan apa yang dapat anda peroleh dari percobaan diatas?
>> (idem kesimpulan di bawah ini)

KESIMPULAN
1. Hasil perhitungan antara hasil percobaan dan perhitungan rumus
dapat dikatakan sama. Dan rumus tersebut terbukti
kebenarannya.
2. Zn teroksidasi menjadi Zn2+ dan Cu2+ tereduksi menjadi Cu.
3. Apabila reaksi dibalik, maka tidak terjadi reaksi kimia karena
potensial selnya dibawah nol, sehingga reaksi mustahil terjadi.

SEL ELEKTROLISIS
1. Elektrolisis
Elektrolisis adalah peristiwa penguraian zat elektrolit oleh arus
listrik searah. Dalam sel elektrolisis energi listrik dapat menghasilkan
reaksi kimia. Sel elektrolisis berfungsi sebagai pompa untuk
menjalankan perpindahan elektron yang mengalir dari anode ke
katode. Elektron dialirkan melalui elektrode yang tidak bereaksi (inert).
Biasanya digunakan batang karbon atau platina. Dalam elektrolisis,
pada anode terjadi oksidasi (melepaskan elektron) sedangkan pada
katode terjadi reduksi.
Elektrolisis merupakan proses kimia yang mengubah energi
listrik menjadi energi kimia. Komponen yang terpenting dari proses
elektrolisis ini adalah elektroda dan elektrolit.Elektroda yang
digunakan dalam proses elektolisis dapat digolongkan menjadi dua,
yaitu:
a. Elektroda inert, seperti kalsium (Ca), potasium, grafit (C), Platina (Pt),
dan emas (Au).
b. Elektroda aktif, seperti seng (Zn), tembaga (Cu), dan perak (Ag)
Elektrolitnya dapat berupa larutan berupa asam, basa, atau
garam, dapat pula leburan garam halida atau leburan oksida.
Kombinasi antara elektrolit dan elektroda menghasilkan tiga kategori
penting elektrolisis, yaitu:
1. Elektrolisis larutan dengan elektroda inert
2. Elektrolisis larutan dengan elektroda aktif
3. Elektrolisis leburan dengan elektroda inert
Pada elektrolisis, katoda merupakan kutub negatif dan anoda
merupakan kutub positif. Pada katoda akan terjadi reaksi reduksi dan
pada anoda terjadi reaksi oksidasi.
Rangkaian sel elektrolisis hampir menyerupai sel volta. Yang
membedakan sel elektrolisis dari sel volta adalah, pada sel
elektrolisis, komponen voltmeter diganti dengan sumber arus
(umumnya baterai). Larutan atau lelehan yang ingin dielektrolisis,
ditempatkan dalam suatu wadah.
Selanjutnya, elektroda dicelupkan ke dalam larutan maupun
lelehan elektrolit yang ingin dielektrolisis. Elektroda yang digunakan
umumnya merupakan elektroda inert, seperti Grafit (C), Platina (Pt),
dan Emas (Au).
Elektroda berperan sebagai tempat berlangsungnya reaksi.
Reaksi reduksi berlangsung di katoda, sedangkan
reaksi oksidasi berlangsung di anoda. Kutub negatif sumber arus
mengarah pada katoda (sebab memerlukan elektron) dan kutub positif
sumber arus tentunya mengarah pada anoda.
Akibatnya, katoda bermuatan negatif dan menarik kation-kation yang
akan tereduksi menjadi endapan logam. Sebaliknya, anoda bermuatan
positif dan menarik anion-anion yang akan teroksidasi menjadi gas.
Terlihat jelas bahwa tujuan elektrolisis adalah untuk mendapatkan
endapan logam di katoda dan gas di anoda.

Ada dua tipe elektrolisis, yaitu elektrolisis lelehan (leburan), dan


elektrolisis larutan. Pada proses elektrolisis lelehan, kation pasti
tereduksi di katoda dan anion pasti teroksidasi di anoda.
Elektrolisis yaitu peristiwa penguraian atas suatu larutan
elektrolit yang telah dilaliri oleh aurs listrik searah. Sedangkan sel di
mana terjadinya reaksi tersebut disebut sel elektrolisis. Sel elektrolisis
terdiri dari larutan yang dapat menghantarkan listrik yang disebut
elektrolit, dan dua buah elektroda yang berfungsi sebagai katoda.
Reaksi-reaksi elektrolisis bergantung pada potensial electrode,
konsentrasi, dan over potensial dari spesi yang terdapat dalam sel
elektrolisis. Pada sel elektrolisis katode bermuatan negative,
sedangkan anode bermuatan positif. Kemudian kation direduksi di
katode, sedangkan anion diosidasi di anode.
Elektrolisis mempunyai banyak keguanaan, di antaranya yaitu
dapat memperoleh unsure-unsur logam, halogen, gas hidrogen dan
gas oksigen, keudian dapat menghitung konsentrasi ion logam dalam
suatu larutan, digunakan dalam pemurnian suatu logam, serta salah
satu proses elektrolisis yang popular adalah penyepuhan, yaitu
melapisi permukaan suatu logam dengan logam lain.
Seperti yang telah diketahui di atas, elektrolisis mempunyai
banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari, sehingga penting agar
mahasiswa melakukan praktikum ini agar mahasiswa lebih
mengetahui dan dapat mempelajari proses dari elktrolisis.
Elektrokimia merupakan bagian dari ilmu kimia yang
mempelajari hubungan antara perubahan zat dan arus listrik yang
berlangsung dalam sel elektrokimia. Dalam kehidupan sehari-hari
penerapan elektrolisis sangat banyak, misalnya dalam dunia industri
seperti pemurnian logam. Oleh karena itu, pemahaman akan
elektrolisis sangat penting, dan melalui percobaan ini diharapkan
praktikan mendapatkan lebih banyak pengetahuan.
2. Sel elektrolisis
Sel elektrolisis adalah sel elektrokimia yang menimbulkan
terjadinya reaksi redoks yang tidak spontan dengan adanya energi
listrik dari luar. Contohnya adalah elektrolisis lelehan NaCl dengan
elektroda platina. Contoh lainnya adalah pada sel Daniell jika
diterapkan beda potensial listrik dari luar yang besarnya melebihi
potensial sel Daniell.
3. Faktor yang Mempengaruhi Proses Elektrolisis
a. Jenis elektroda yang digunakan
b. Kedudukan ion dalam siri elektrokimia
c. Kepekatan ion
4. Perbedaan Antara Sel Elektrolisis / Sel Kimia
Sel Elektrolisis dialirkan melalui elektrolit, ion-ion akan terurai
dan bergerak ke masing-masing anoda dan katoda. Penguraian
elektrolit dilakukan oleh arus elektrik.Anion bergerak menuju ke

elektroda anoda manakala Kation bergerak menuju ke elektroda


katoda.
Sel Kimia Sel kimia ialah sel yang menghasilkan tenaga elektrik
melalui tindakbalas kimia. Sel kimia dibina daripada dua logam
(elektrod) yang berlainan dicelupkan kedalam suatu larutan masingmasing elektrolit. Elektroda Zn dicelupkan ke dalam larutan ZnSO 4,
Elektroda Cu dicelupkan ke dalam larutan CuSO 4 dan dihubungkan
oleh satu jembatan garam. Arus yang terhasil ialah sebanyak 1.10A.
5. Macam-macam elektrolisis:
Elektrolisis leburan elektrolit
Dapat digunakan untuk menghantar ion-ion pada sel
elektrolisis. Leburan elektrolit tanpa menggunakan air. Contohnya
adalah NaCl.
Elektrolisis air
Jika arus listrik dilewatkan melalui 2 elektroda dalam air murni,
tidak terjadi elektrolisis. Tetapi, jika larutan CuSO4 / KNO3
ditambahkan air murni dengan konsentrasi rendah, akan terjadi
elektrolisis dan dapat menghantarkan arus listrik.
Elektrolisis larutan elektrolit
Reaksi yang terjadi tidak hanya melibatkan ion ion dalam
larutan saja,tetapi juga air. Contohnya adalah KI.
Elektrolisis mempunyai banyak keguanaan di antaranya yaitu
dapat memperoleh unsur-unsur logam, halogen, gas hidrogen dan gas
oksigen, kemudian dapat menghitung konsentrasi ion logam dalam
suatu larutan, digunakan dalam pemurnian suatu logam, serta salah
satu proses elektrolisis yang popular adalah penyepuhan, yaitu
melapisi permukaan suatu logam dengan logam lain.
Sel elektrolisis memiliki 3 ciri utama, yaitu :
1. Larutan elektrolit yang mengandung ion bebas. Ion ion ini dapat
memberikan atau menerima elektron sehingga elektron dapat
mengalir melalui larutan.
2. Terdapat 2 elektroda dalam sel elektrolisis.
3. Terdapat sumber arus listrik dari luar, seperti baterai yang
mengalirkan arus listrik searah (DC ).

6. Persamaan dan perbedaan sel volta dan sel elektrolisis


Persamaan:
1. Anoda selalu terjadi reaksi oksidasi dengan kata lain elektroda
yang terjadi reaksi oksidasi disebut anoda
2. Katoda selalu terjadi reaksi reduksi dengan kata lain elektroda
yang terjadi reaksi reduksi disebut katoda
Perbedaan :
Pada Sel Volta :
1. Merubah energi kimia menjadi energi listrik

2. Anoda (oksidasi) adalah elektroda negatif (-) dan katoda


(reduksi) adalah elektroda positif (+)
Pada Sel Elektrolisis :
1. Merubah energi listrik menjadi energi kimia
2. Anoda (oksidasi) adalah elektroda positif (+) dan katoda
(reduksi) adalah elektroda negatif (-)
7. Reaksi-reaksi Sel Elektrolisis
Reaksi pada Katoda ( Reduksi Kation)
1. Bila kation dari golongan Alkali/ IA (Li+, Na+, K+), Alkali tanah/ IIA
(Mg2+, Ca2+, Sr2+, Ba2+), Al3+ atau Mn2+ maka kation tersebut tidak
direduksi namun air (H2O) yang direduksi. hal ini karena Ered H2O
lebih besar dari ion-ion tersebut. Reaksi yang terjadi :
2H2O(l) + 2e- H2(g) + 2OH-(aq)
+
2. H dari suatu asam akan direduksi menjadi gas hidrogen (H2).
Reaksi yang terjadi :
2H+(aq) + 2e- H2(g)
3. Ion-ion logam lainnya yang tidak termasuk kelompok di atas
direduksi lalu mengendap pada katoda.
Ni2+(aq) + 2e- Ni(s)
Cu2+(aq) + 2e- Cu(aq)
Ag+(aq) + e- Ag(s)
4. Ion-ion lelehan atau leburan dari golongan alkali dan alkali tanah
direduksi lalu mengendap pada katoda (karena lelehan/leburan tidak
mengandung air).
Li+(aq) + e- Li(s)
Ca2+(aq) + 2e- Ca(s)
Reaksi pada Anoda (Oksidasi Anion)
1. Bila elektrodanya non inert (Ni, Cu, Ag dll) maka elektrodanya yang
dioksidasi. contoh reaksinya :
Ni(s) Ni2+(aq) + 2eCu(aq) Cu2+(aq) + 2eAg(s) Ag+(aq) + e2. Bila elektrodanya inert (C, Pt atau Au) maka elektrodanya tidak
bereaksi dan bila anionnya :
a. Ion OH- dari basa maka reaksi yang terjadi :
4OH-(aq) 2H2O(aq) + O2(g) + 4eb. Ion sisa asam yang mengandung oksigen (SO 42-, NO3-, PO43dll) tidak dioksidasi namun air (H2O) yang dioksidasi. karena
Eoks H2O lebih besar dari sisa asam yang mengandung
oksigen. Reaksi yang terjadi :
2H2O(aq) 4H+(aq) + O2(g) + 4ec. ion sisa asam yang tidak mengandung oksigen (Cl - , Br- , I- dll)
akan dioksidasi.
2Cl-(s) Cl2(g) + 2e2Br-(s) Br2(g) + 2e8. Contoh Elektrolisis
a. Proses penyepuhan

Yaitu proses perubahan Energi listrik menjadi Energi kimia.


Proses ini melibatkan Elektroda (logam-logam yang dihubungkan
dengan sumber listrik) dan Elektrolit (cairan tempat logam-logam
tadi dicelupkan). Penyepuhan berguna untuk melapisi logam untuk
perhiasan, atau juga untuk pencegahan karat/korosi, seperti pada
pipa atau besi, yang dilapisi oleh campuran besi (Fe) dan Seng
(Zn), yang disebut proses galvanisasi. Elektrolisis ini adalah
kebalikan dari proses yang terjadi pada baterei atau aki, dimana
pada sumber listrik itu terjadi proses perubahan dari energi kimia
menjadi energi Listrik.
b. Elektrolisis Leburan Kalium Bromida
Ion kalium bergerak ke katoda/ ion bromida bergerak ke
anoda.
- Anoda:
Ion bromida menyahcas secara membebaskan elektron kepada
anoda.
2Br- + 2e Br2
Dua atom bromin akan membentuk satu molekul dwiatom
bromin. Gas bromin berwarna perang terbebas pada anode.
- Katoda:
Ion kalium menyahcas secara menerima elektron daripada
katode.
K+ + e K
Logam kalium berkilau terbentuk pada katoda
c. Elektrolisis aluminium oksida lebur.
Ion-ion Al3+ dan O2- dibebaskan apabila aluminium oksida
dileburkan. Ion Al3+ tertarik ke katod dan ion O2- tertarik ke anoda
semasa elektrolisis.
Pemerhatian:
Di anoda. Gas oksigen terhasil apabila ion-ion O 2- membuang
elektron seperti berikut;
2O2- O2 + 4e
- Di katoda. Logam aluminium berkilat terhasil apabila ion-ion
Al3+ menerima elektron.
Al3+ + 3e Al

9. Prinsip perhitungan elektrolisis dengan penerapan hukum


faraday
Hukum Faraday adalah hukum dasar untuk elektrolisis dan
elektroanalisis. Hukum ini digunakan untuk menjelaskan pemakaian sel
elektrolitik dalam pemeriksaan kimia. Sehubungan dengan ini, Faraday
merumuskan dua hukum dasar yang dikenal hukum elektrolisis, yaitu : a)
Massa zat yang bereaksi pada elektroda sebanding dengan jumlah
kelistrikan yang mengalir melalui sel. b) Massa ekivalen zat yang berbeda
dihasilkan atau dipakai pada elektroda dengan melewatkan sejumlah
tertentu muatan listrik melalui sel.
1. Hukum Faraday I
"Massa zat yang terbentuk pada masing-masing elektroda sebanding
dengan kuat arus/arus listrik yang mengalir pada elektrolisis tersebut".
Rumus:
m = e . i . t / 96.500
q=i.t
m = massa zat yang dihasilkan (gram)
e = berat ekivalen = Ar/ Valens i= Mr/Valensi
i = kuat arus listrik (amper)
t = waktu (detik)
q = muatan listrik (coulomb)
2. Hukum Faraday II
"Massa dari macam-macam zat yang diendapkan pada masing-masing
elektroda (terbentuk pada masing-masing elektroda) oleh sejumlah
arus listrik yang sama banyaknya akan sebanding dengan berat
ekivalen masing-masing zat tersebut."
Rumus:
m1 : m2 = e 1 : e 2
m = massa zat (garam)
e = berat ekivalen = Ar/Valensi = Mr/Valensi

HASIL PENGAMATAN
Sebelum Dielektrolisis
Setelah Dielektrolisis
Katoda+PP Anoda+Amilum Katoda+PP
Anoda+Amilum
Bening
Merah
Bening
Bening
Merah muda
Biru tua

Larutan
Na2SO4
KI

*) Reaksi elektrolisis Larutan Na2SO4 dengan elektroda karbon (C)


2 Na2+(aq) + SO42-(aq)

Reaksi:

Na2SO4(aq)

Anoda:

2 H2O(l)

Katoda:

2 H2O(l) + 2e

4 H+(aq) + O2(g) + 4e
H2(g) + 2OH-(aq)

Reaksi Elekrolisis akhir:


4 H+(aq) + O(g) + 4e

Anoda:

2 H2O(l)

Katoda:

4 H2O(l) + 4e

2 H2O(l)

2H2(g) + 4OH-(aq) +
2H2(g) + O2(g)

*) Reaksi elektrolisis Larutan KI dengan elektroda karbon (C)


K+(aq) + I-(aq)

Reaksi:

KI(aq)

Anoda:

2 I-(aq)

I2(g) + 2e

Katoda:

2 H2O(l) + 2e

H2(g) + 2OH-(aq) +

2 H2O(l) + 2 I-(aq)

I2(g) + H2(g) + 2OH-(aq)

ANALISIS DATA
Pada praktikum tersebut, terjadi beberapa gejala saat pengamat
mengamati terjadinya elektrolisis pala larutan Na2SO4 dan KI. Pada
bagian ini, pengamat akan membahas gejala-gejala yang terjadi pada
larutan KI. Dalam rentan waktu 15 menit melakukan praktikum dengan
larutan KI terlihat bahwa pada katoda terdapat gelembung-gelembung
gas yang lebih banyak dan lebih terlihat dibandingkan dengan pada
anoda. Gelembung-gelembung gas sebenarnya merupakan gas
hidrogen. Jika dilihat pada reaksi di Katoda larutan KI, maka benar
adanya bahwa terjadi reaksi reduksi pada katoda. Karena terlihat pada
reaksi tersebut bahwa adanya gas hidrogen (H2(g)).
Selanjutnya, timbulnya warna kuning pada anoda. Sebenarnya,
warna kuning yang ada pada anoda ini menandakan adanya gas iodin
pada reaksi tersebut. Jika dilihat pada reaksi di Anoda larutan KI, maka
benar bahwa terjadi reakso oksidasi pada Anoda. Krena terlihat pada
reaksi tersebut bahwa adanya gas iodin (I2(g)).
Terjadi pula perubahan warna larutan KI yang diambil dari bagian
katoda yang ditambah dengan indikator PP. Sebelum reaksi elektrolisis
terjadi, larutan KI berwarna bening, sedangkan setelah terjadi

elektrolisis warna larutan KI menjadi merah. Hal ini menandakan


bahwa larutan KI di katoda setelah mengalami elektrolisis bersifat
basa. (INGAT! Indikator PP tak berwarna/bening-merah). Jika larutan
tersebut setelah ditambah dengan indikator PP menghasilkan warna
bening, maka larutan tersebut bersifat asam. Dan jika larutan tersebut
setelah ditambah dengan indikator PP menghasilkan warna merah,
maka larutan tersebut bersifat basa. Berarti benar, bahwa reaksi di
katoda bersifat basa (adanya 2OH-(aq) pada reaksi di katoda).
Selanjutnya mengenai gejala yang terjadi pada elektrolisis
larutanNa2SO4. Pada elektrolisis larutan ini, terdapat gelembung gas
pada katoda yang lebih banyak dibanding yang ada pada anoda. Hal
ini sama dengan yang terjadi pada elektrolisis larutan KI, bahwa
dengan adanya gas hidrogen pada katoda berarti terbukti bahwa
terjadi reaksi reduksi pada katoda.
Terjadi pula perubahan warna larutan Na2SO4 yang diambil dari
bagian katoda yang ditambah dengan indikator PP. Sebelum reaksi
elektrolisis terjadi, larutan Na2SO4 berwarna bening, sedangkan setelah
terjadi elektrolisis warna larutan Na2SO4 menjadi merah. Hal ini
menandakan bahwa larutan Na2SO4 di katoda setelah mengalami
elektrolisis bersifat basa. (INGAT! Indikator PP tak berwarna/beningmerah). Jika larutan tersebut setelah ditambah dengan indikator PP
menghasilkan warna bening, maka larutan tersebut bersifat asam. Dan
jika larutan tersebut setelah ditambah dengan indikator PP
menghasilkan warna merah, maka larutan tersebut bersifat basa.
Berarti benar, bahwa reaksi di katoda bersifat basa (adanya 2OH(aq)

pada reaksi di katoda).

Indikator Universal
Indikator Universal dapat membedakan larutan asam dan basa serta mengetahui
harga pHnya. Indikator Universal dapat dalam bentuk cairan maupun kertas. Cara
kerja indiator ini adalah dengan mencocokkan perubahan warna kertas indikator

pada tabel warna indikator universal

PERTANYAAN DAN JAWABAN


1. Dari perubahan warna indicator pada elektrolisis larutan Na2SO4 maka
bagaimanakah sifat larutan pada ruang katoda dan anoda?
>> Di katoda bersifat : basa
Di anoda bersifat : asam
2. Dari perubahan warna yang terjadi pada elektrolisis larutan KI
bagaimanakah sifat larutan di ruang katoda? Zat apa yang terbentuk
di anoda?
>> Sifat larutan di ruang katoda : basa

Di katoda terjadi reaksi reduksi air karena ion K + adalah ion dari logam
golongan IA yang termasuk logam memiliki Eo paling negatif sehingga
tidak bisa mengalami reduksi.
Zat yang terbentuk di anoda : gas I2 (gas iodin)

3. Tuliskan reaksi elektrolisis yang terjadi di katoda dan anoda untuk


larutan Na2SO4 dan larutan KI!
*) Reaksi elektrolisis Larutan Na2SO4 dengan elektroda karbon (C)
2 Na2+(aq) + SO42-(aq)

Reaksi:

Na2SO4(aq)

Anoda:

2 H2O(l)

Katoda:

4 H2O(l) + 4e

2 H2O(l)

4 H+(aq) + O2(g) + 4e
2H2(g) + 4OH-(aq) +
2H2(g) + O2(g)

*) Reaksi elektrolisis Larutan KI dengan elektroda karbon (C)


K+(aq) + I-(aq)

Reaksi:

KI(aq)

Anoda:

2 I-(aq)

I2(g) + 2e

Katoda:

2 H2O(l) + 2e

H2(g) + 2OH-(aq) +

2 H2O(l) + 2 I-(aq)

I2(g) + H2(g) + 2OH-(aq)

KESIMPULAN
1. Pada kedua elektrolisis, yang terbentuk di ruang katoda adalah larutan
yang bersifat basa, karena mengandung ion hidroksida.
2. Dari kedua reaksi, yang elektrolisis adalah air, bukan logamnya.
3. Dalam reaksi elektrolisis digunakan rumus yang berbeda, tergantung
pada syarat berupa:
a. Jenis elektroda yang digunakan
b. Kedudukan ion dalam siri elektrokimia
c. Kepekatan ion
d. Zat di ruang katoda dan anoda

SOAL
1. Tuliskan reaksi elektrolisis yang terjadi untuk elektrolisis larutan:
a. Larutan CaCl2 dengan elektroda C
b. Larutan KCl dengan elektroda C
c. Larutan CuSO4 dengan elektroda C
d. Larutan CuSO4 dengan elektroda Cu
>> a.
2 H2O + 2e
2OH- + H2
2 Cl
2e- + Cl2
+
2 H2O + 2Cl

2OH + H2 + Cl2
b.

c.

2 H2O + 2e2 Cl2 H2O + 2Cl-

2 Cu2+ + 4e2 H 2O

2 Cu
+
4H + O2 + 4e-

2 H2O + 2Cu
d.

2OH- + H2
2e- + Cl2
+

2OH + H2 + Cl2

Cu2+ + 2eCu(s)
Cu(s)

2+

+
+

2Cu + 4H + O2

Cu(aq)

Cu2+ + 2e-

Cu(aq)

2. Pada elektrolisis larutan Na2SO4 di katoda dihasilkan 11,2 liter zat


(STP). Jika digunakan arus listrik sebesar 2 A, maka berapakah:
a. Waktu yang diperlukan untuk menghasilkan gas tsb?
b. Volume gas di anoda diukut pada P dan T yang sama?
a. di Katoda

: 4 H2O(l) + 4e

Mol = 11,2 / 22,4 = 0,5 mol


F = mol.valensi
= 0,5.2 = 1 F
F=
1=

2H2(g) + 4OH-(aq)

t = 48.250 s
b. Hasil

: 2 H2O(l)

2H2(g) + O2(g)

Jika 2H2 = 0,5 mol, maka O2 = 0,25 mol


0,25 mol = 0,25 x 22,4 = 5,6 L

Anda mungkin juga menyukai