Tugas Ikd III
Tugas Ikd III
DAFTAR ISI
1. Pengertian ..................................................................................................................
2. Fungsi Bermain .........................................................................................................
3. Tujuan Bermain .........................................................................................................
4. Faktor Yang Mempengaruhi .....................................................................................
5. Klasifikasi Bermain ...................................................................................................
6. Karakteristik Bermain Sesuai Tahap Perkembangan ................................................
7. Keuntungan Bermain DiRS .......................................................................................
8. Kegiatan Yang Kreatif Untuk Anak DiRS ................................................................
9. Prinsip Bermain DiRS ...............................................................................................
10. Proposal Bermain Terapeutik ....................................................................................
MATERI VII Komunikasi Pada Anak ...............................................................................................
1. Pengertian Komunikasi Pada Anak ...........................................................................
2. Pedoman Berkomunikasi Pada Anak ........................................................................
3. Komunikasi Pada Anak Sesuai Tumbuh Kembang .................................................
4. Faktor Yang Mempengaruhi Komunikasi ................................................................
MATERI VIII Konsep Keperawatan Gerontik ..................................................................................
1. Pendahuluan ..............................................................................................................
2. Ruang Lingkup Keperawatan Gerontik .....................................................................
3. Peran Perawat Terhadap Kesehatan Lansia ...............................................................
4. Langkah-langkah Strategis Dalam Peningkatan Kesehatan Lansia ..........................
5. Beberapa Persoalan Perawatan Lansia ......................................................................
6. diIndonesia Kebijakan Tentang Lansia .....................................................................
Daftar Pustaka ......................................................................................................................................
1.
2.
Kriteria sehat jiwa banyak dikemukakan oleh para ahli termasuk oleh organisasi, diantaranya
menurut :
1. WHO, mengemukakan bahwa kriteria sehat jiwa terdiri dari:
a) Sikap positif terhadap diri sendiri, hal ini dapat dipercayai jika melihat diri sendiri secara
utuh/total. contoh: membandingkan dengan teman sebaya pasti ada kekurangan dan
kelebihan.Apakah kekurangan tersebut dapat diperbaiki atau tidak. Ingat, jangan mimpi
bahwa anda tidak punya kelemahan.
b) Tumbuh dan berkembang baik fisik dan psikologis dan puncaknya adalah aktualisasi diri
c) Integrasi,harus mempunyai satu kesatuan yang utuh. Jangan hanya menonjolkan yang
positif saja tapi yang negatif juga merupakan bagian anda. Jadi seluruh aspek merupakan
satu kesatuan.
d) Otonomi,orang dewasa harus mengambil keputusan untuk diri sendiri dan menerima
masukan dari orang lain dengan keputusan sendiri sehingga keputusan pasienpun bukan
diatur oleh perawat tapi mereka yang memilih sendiri.
e) Persepsi sesuai dengan kenyataan,stressor sering dimulai secara tidak akurat.Contoh:
putus pacar karena perbedaan adat
2. A. H. Maslow
Bila kebutuhan dasar terpenuhi maka akan tercapai aktualisasi diri. Cirinya adalah:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
o.
3. Yahoda
a.
b.
c.
d.
e.
f.
3.
d) Gangguan asosiasi adalah proses mental yang dengannya suatu perasaan, kesan atau
gambaran ingatan cenderung untuk menimbulkan kesan atau gambaran ingatan
respon atau konsep lain, yang memang sebelumnya berkaitan dengannya, seperti
retardasi, perseversi, flight of ideas, inkohorensi dan blocking.
e) Gangguan pertimbangan(penilaian) adalah suatu proses mental untuk
membandingkan atau menilai beberapa pilihan dalam suatu kerangka kerja dengan
memberikan nilai-nilai untuk memutuskan maksud dan tujuan dari suatu aktivitas,
seperti aparat sensori dan aparat motorik.
f) Gangguan pikiran adalah meletakkan hubungan antara berbagai bagian dari
pengetahuan seseorang, beberapa bentuk proses pikir, yaitu gangguan bentuk pikiran
(pikiran deristik, autistik, obsesif), arus pikir (fligt of ideas, persevarasi,
circumstantiality, inkoheren, kogorea, neologisme), dan gangguan isi pikiran
(waham, fobi)
g) Gangguan kesadaran adalah kemampuan seseorang untuk mengadakan hubungan
dengan lingkungan serta dirinya sendiri melalui panca indera dan mengadakan
pembatasan terhadap lingkungan serta dirinya sendiri, seperti apatis, somnolen,
sopor, dan koma.
h) Gangguan kemauan adalah suatu proses dimana keinginan-keinginan
dipertimbangkan untuk kemudian diputuskan untuk dilaksanakan sampai mencapai
tujuan, seperti abulia, negativisme dan kompulsi.
i) Gangguan emosi dan efek adalah suatu pengalaman yang sadar dan memberikan
pengaruh pada aktivitas tubuh dan menghasilkan sensasi organis dan kinetis, seperti
euforia, elasi, apasti, cemas dan depresi.
j) Gangguan psikomotor adalah gerakan badan yang dipengaruhi oleh keadaan jiwa,
sehingga merupakan afek bersama yang mengenai badan dan jiwa, seperti aktivitas
yang meningkat seperti hiperaktivitas, gaduh gelisah sampai agresif.
4.
MEKANISME KOPING
Mekanisme koping adalah cara yang dilakukan individu dalam menyelesaikan masalah,
menyesuaikan diri dengan perubahan, serta respon terhadap situasi yang mengancam (Keliat,
1999).
Sedangkan menurut Lazarus (1985), koping adalah perubahan kognitif dan perilaku secara
konstan dalam upaya mengatasi tuntutan internal dan atau eksternal khusus yang melelahkan
atau melebihi sumber individu.
Penggolongan Mekanisme Koping :
Berdasarkan penggolongannya dibagi menjadi 2 (dua) (Stuart dan Sundeen, 1995) yaitu :
1. Mekanisme koping adaptif
adalah mekanisme koping yang mendukung fungsi integrasi, pertumbuhan, belajar dan mencapai
tujuan. Kategorinya adalah berbicara dengan orang lain, memecahkan masalah secara efektif,
teknik relaksasi, latihan seimbang dan aktivitas konstruktif.
6. Intelektualisasi (intelectualization)
Pengguna logika dan alasan yang berlebihan untuk menghindari pengalaman yang mengganggu
perasaannya.Dengan intelektualisasi, manusia dapat mengurangi hal-hal yang pengaruhnya tidak
menyenangkan, dan memberikan kesempatan untuk meninjau permasalah secara obyektif.
7. Introjeksi (Introjection)
Suatu jenis identifikasi yang kuat dimana seseorang mengambil dan melebur nilai-nilai dan
kualitas seseorang atau suatu kelompok ke dalam struktur egonya sendiri, merupakan hati nurani.
Contoh : Rasa benci atau kecewa terhadap kematian orang yang dicintai dialihkan dengan cara
menyalahkan diri sendiri.
8. Isolasi
Pemisahan unsur emosional dari suatu pikiran yang mengganggu dapat bersifat sementara atau
berjangka lama.
9. Proyeksi
Pengalihan buah pikiran atau impuls pada diri sendiri kepada orang lain terutama keinginan,
perasaan emosional dan motivasi yang tidak dapat ditoleransi. Teknik ini mungkin dapat
digunakan untuk mengurangi kecemasan karena dia harus menerima kenyataan akan keburukan
dirinya sendiri.
Contoh : Seorang wanita muda yang menyangkal bahwa ia mempunyai perasaan seksual
terhadap rekan sekerjanya, berbalik menuduh bahwa temannya tersebut mencoba merayunya
10. Rasionalisasi
Rasionalisasi dimaksudkan sebagai usaha individu mencari alasan yang dapat diterima secara
sosial untuk membenarkan atau menyembunyikan perilakunya yang buruk.Rasionalisasi juga
muncul ketika individu menipu dirinya sendiri dengan berpura-pura menganggap yang buruk
adalah baik, atau yang baik adalah yang buruk.
11. Reaksi formasi
Individu mengadakan pembentukan reaksi ketika berusaha menyembunyikan motif dan perasaan
sebenarnya, dan menampilkan ekspresi wajah yang berlawanan. Dengan cara ini individu dapat
menghindarkan diri dari kecemasan yang disebabkan oleh keharusan menghadapi ciri pribadi
yang tidak menyenangkan.
Misalnya: Kebencian dibuat samar dengan menampilkan sikap penuh kasih saying
12. Regresi
Regresi merupakan respon yang umum bagi individu bila berada dalam situasi frustrasi, setidaktidaknya pada anak-anak. Dapat pula terjadi bila individu yang menghadapi tekanan kembali lagi
kepada metode perilaku yang khas individu yang berusia lebih muda
Misalnya : anak yang baru memperoleh adik,akan memperlihatkan respons mengompol padahal
sudah lama tidak dilakukannya.
13. Represi
Represi didefinisikan sebagai upaya individu menyingkirkan frustrasi, konflik batin, mimpi
buruk, dan sejenisnya yang menimbulkan kecemasan. Bila represi terjadi, hal-hal yang
mencemaskan itu tidak akan memasuki kesadaran walaupun masih tetap ada pengaruhnya
terhadap perilaku.
Misalnya : individu lebih sering menekankan pada kejadian yang membahagiakan dan enggan
menekankan yang tidak membahagiakan
14. Pemisahan (splitting)
Sikap mengelompokkan orang atau keadaan hanya sebagai semuanya baik atau semuanya
buruk; kegagalan untuk memadukan nilai-nilai positif dan negatif di dalam diri sendiri.
15.Sublimasi
Mengganti keinginan atau tujuan yang terhambat dengan cara yang dapat diterima oleh
masyarakat. Impuls yang berasal dari Id yang sukar disalurkan karena mengganggu individu atau
masyarakat, oleh karena itu impuls harus dirubah bentuknya agar tidak merugikan
individu/masyarakat sekaligus mendapatkan pemuasan
Misalnya :
Impuls agresif disalurkan ke olah raga, usaha-usaha yang bermanfaat
16. Supresi
Supresi merupakan proses pengendalian diri yang terang-terangan ditujukan menjaga agar
impuls dan dorongan yang ada tetap terjaga.
Misalnya : Individu sewaktu-waktu mengesampingkan ingatan yang menyakitkan agar dapat
menitik beratkan kepada tugas.
17. Undoing
Meniadakan pikiran-pikiran, impuls yang tidak baik, seolah-olah menghapus suatu kesalahan.
Misalnya :
Seorang ibu yang menyesal karena telah memukul anaknya akan segera memperlakukannya
penuh dengan kasih sayang
18. Fiksasi
Dalam menghadapi kehidupannya individu dihadapkan pada situasi menekan yang membuatnya
frustrasi dan cemas, sehingga individu tersebut merasa tidak sanggup menghadapinya dan
membuat perkembangan normalnya terhenti sementara atau selamanya.Individu menjadi
terfiksasi pada satu tahap perkembangan karena tahap berikutnya penuh dengan kecemasan.
Misalnya : Individu sangat tergantung dengan individu lain merupakan salah satu contoh
pertahan diri dengan fiksasi, kecemasan menghalanginya untuk menjadi mandiri
19. Menarik Diri
Reaksi ini merupakan respon umum dalam mengambil sikap.Bila individu menarik diri, dia
memilih untuk tidak mengambil tindakan.Biasanya respons ini disertai dengan depresi dan sikap
apatis.
20. Mengelak
Bila individu merasa diliputi oleh stres yang lama, kuat dan terus menerus, individu cenderung
mencoba mengelak.Bisa secara fisik mengelak atau menggunakan metode yang tidak langsung.
21. Fantasi
Dengan berfantasi pada yang mungkin menimpa dirinya, individu merasa mencapai tujuan dan
dapat menghindari dirinya dari peristiwa yang tidak menyenangkan, menimbulkan kecemasan
dan mengakibatkan frustrasi. Individu yang sering melamun kadang menemukan bahwa kreasi
lamunannya lebih menarik dari pada kenyataan sesungguhnya. Bila fantasi ini dilakukan
proporsional dan dalam pengendalian kesadaraan yang baik, maka fantasi menjadi cara sehat
untuk mengatasi stress
22. Simbolisasi
Menggunakan benda atau tingkah laku sebagai simbol pengganti keadaan atau hal yang
sebenarnya
Misalnya :
Seorang anak remaja selalu mencuci tangan untuk menghilangkan kecemasannya.
23. Konversi
Adalah transformasi konflik emosional ke dalam bentuk gejala-gejala jasmani.
Misalnya :
Mahasiswa yang tidak mengerjakan tugas-tugasnya tiba-tiba.
4. Perkembangan Psikofarmakologi
Suatu lompatan besar dalam terapi gangguan jiwa dimulai pada tahun 1950 dengan
berkembangannya obat psikotropika (obat yang digunakan untuk mengobati gangguan
jiwa).Klorpomazin, suatu anti psikotik, dan litium, suatu agensantimanik, adalah obat-obatan
pertama yang di kembangkan.Antidepresan inhibitor monoamin oksidase; haloperidol (Haldol),
suatu anti psikotik; antidepresan trisiklik; dan agens antiansietas yang disebut benzodiazepine
diperkenalkan lebih dari 10 tahun kemudian.
Untuk pertama kali, obat yang benar-benar mengurangi agitasi, pemikiran psikotik, dan depresi,
memperbaiki kondisi banyak pasien.
1.
2.
3.
Pola Asuh
Pengasuhan upaya dari lingkungan agar kebutuhan dasar anak dan untuk tumbuh dan
berkembang. Kebutuhan dasar anak dengan pemenuhan kebutuhan :
o Asuh: fisik u/ mencapai pertumbuhan&perkembangan yang optimal
o Asih: pemberian kasih sayang u/ menciptakan trust yang kuat
o Asah: stimulasi mental akan memperbaiki perkembanagan anak sejak dini
2. Disiplin
Mengajar anak untuk mengikuti ajaran dengan mendidik anakberbuat seoptimal mungkin sesuai
potensi yang dimiliki. Tujuan disiplin :
o Membuat anak terlatih terkontrol melalui ajaran yang pantas dan tidak pantas
o Untuk perkembangan pengendalian diri sendiri dan pengarahan diri sendiri (self control &
self direction)
3. Toilet Training
Suatu proses untuk membantu anak untuk mengontrol keinginan BAB & BAK, mengidentifikasi
kebutuhan BAB & BAK serta dapat menolong dirinya sendiri.
Tujuan dan proses disiplin :
o Melatih anak BAB & BAK secara teratur
o Membiasakan anak BAB & BAK pada tempatnya
o Dimulai ketika anak berada pada fase anal (1-3)
o Anak siap secara fisik dan mental
o Fase terbagi 2 pengeluaran kotoran dan penahan kotoran
4.
Preventif Injury
Anak bereksperimen dengan lingkungan dan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan.
Jenis-jenis kecelakan :
o Aspirasi
o Mati lemas
o Kecelakaan motor
o Keracunan
o Terjatuh
o Terbakar
o Tenggelam
o Cedera
BERMAIN TERAPEUTIK
1.
Pengertian Bermain
Bermain adalah cerminan kemampuan fisik, intelektual, emosional, dan sosial dan bermain
merupakan media yang baik untuk belajar karena dengan bermain anak akan belajar.
2.
Fungsi Bermain dan Tujuan Bermain Terapeutik
Memberikan pelepasan stress dan ketegangan
Memungkinkan ekspresi emosi dan pelepasan impuls yang tidak dapat diterima dalam
bentuk yang secara social dapat diterima
Mendorong percobaan dan pengujian situasi yang menakutkan dengan cara yang aman
Memudahkan komunikasi verbal tidak langsung dan nonverbal tentang kebutuhan, rasa
takut dan keinginan
3.
Faktor yang mempengaruhi bermain :
Tahap perkembangan
Status kesehatan
Jenis kelamin
Lingkungan
Alat permainan yang cocok
4.
Klasifikasi Bermain
Menurut isi : - Bermain afektif sosial
- Bermain bersenang-senang
- Bermain keterampilan
- Bermain dramatik
Menurut karakteristik sosial : - Bermain soliter/mandiri
5.
6.
- Bermain paralel
- Bermain asosiatif
- Bermain kooperatif
- Bermain onlooker
Karkteristik Bermain Sesuai Tahap Perkembangan
Bayi
Toodler
Prasekolah
Usia sekolah
Remaja
Keuntungan Bermain diRS :
Meningkatkan hubungan P-K diRS
Dapat mengekspresikan perasaan tidak enak
Memulihkan rasa mandiri pada anak
Meningkatkan penguasaan pengalaman
Membina tingkah laku yang positif
7.
8.
9.
4.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
DAFTAR PUSTAKA
Doenges, Marilynn E,Moorhouse, Mary F, Geissler, Alice C 1991. Rencana Asuhan
Keperawatan: Pedoman Untuk Perawatan dan Pendokumentasikan Perawatan Pasien Edisi
3.ECG: Jakarta
Hawari, 2002, Dimensi Religi dalam Praktek Psikiatri dan Psikologi, FKKI: Jakarta
Notosoedirdjo, M, 2005. Kesehatan Mental, Konsep dan Penerapan. UMM Press: Malang
Videbeck, Sheila L. 2008. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Alih Bahasa, Reata Komalasari, Alfrina
Haery. EGC: Jakarta
Yosep, 2011. Keperawatan Jiwa. Alih Bahasa, Refika Aditama: Bandung
NA KESWA 15 Oktober 2012/PUU.KESRA.
Soet Enggram, Barbara. (1998). Rencana Asuhan Keperawatan
Nugroho, Wahyudi. (2000). Keperawatan Gerontik. Edisi: 2. Jakarta: EGC.
Parsudi, Imam A. (1999). Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut). Jakarta: FKUI
Price, Sylvia Andrson. (1995). jiningsih. 1995. Tumbuh Kembang anak. Bali : Penerbit buku
kedokteran. EGC.
Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang anak. Bali : Penerbit buku kedokteran. EGC.