INTERNAL
A. ETIK BISNIS
Etika (ethics) berkaitan dengan berbagai standar yang digunakan seseorang dalam membuat
pilihan dan mengarahkan perilakunya diberbagai situasi yang melibatkan konsep mengenai benar
dan salah. Secara lebih spesifik, etika bisnis (Business Ethics) melibatkan penemuan jawaban
atas dua pernyataan berikut ini:
1. Bagaimana para manajer memutuskan mengenai apa yang benar dan menjalankan
bisnis mereka.
2. Ketika para menejer telah mengetahui apa yang benar, bagaimana mereka
mempercayainya.
TABEL 3.1
Isu Etika Dalam Bisnis
Keselarasan
Gaji Eksekutif
Nilai yang Dapat Dibandingkan
Hak
Kejujuran
dan
Divestasi Lingkungan
Kontribusi Politik Perusahaan
Pengecilan Ukuran Perusahaan dan Penutupan Pabrik
PIHAK
MANAJEMEN
DALAM
MEMPERTAHANKAN
IKLIM
BERETIKA
Para menejer prusahaan harus menciptakan dan mempertahankan atmosfer beretika yang
sesuai ; mereka harus membatasi peluang dan godaan untuk melakukan perilaku tidak
beretika dalam perusahaan. orang harus disadarkan mengenai komitmen perusahaan
erhadap etika diatas laba jangka pendek dan efisiensi.
Para menejer dan non manajer harus disadarkan atas kode etik perusahaan, diberikan
model pengambilan keputusan dan berpartisipasi dalam berbagai program pelatiha yang
membahas mengenai berbagai isu etika.
2. PERKEMBANGAN ETIKA
Kebanyakan individu mengembangkan kode etik berdasarkan lingkungan keluarganya,
pendidikan formalnya, dan pengalaman pribadinya. Teori tahapan perilaku menyatakan
bahwa kita melalui beberapa tahap evolusi moral sebelum sampai pada tingkat berfikir
secara beretika. Berbagai tahapan dalam model teori tahapan disajikan dalam gambar 3-1.
3. MEMBUAT KEPUTUSAN YANG BERETIKA
Setiap
keputusan
yang
mengimplementasikan
beretika
memiliki
resiko
dan
manfaat.
Contohnya
Perinsip beretika yang dapat menjadi petunjuk dalam melaksanakan tanggung jawab ini
yaitu:
a) Proposionalitas, manfaat dari sebuah keputusan harus melebihi resikonya. Selain itu
tidak boleh ada keputusan alternative yang memberikan manfaat sama atau lebih
besar dengan resiko lebih sedikit.
b) Keadilan, manfaat keputusan harus didistribusikan secara adil ke orang-orang yang
menanggung risiko bersama. Mereka yang tidak mendapatkan manfaat tidak
seharusnya menanggung risikonya.
c) Meminimalkan risiko, keputusan harus diimplemntasikan untuk meminimalkan
semua risiko dan menghindari risiko yang tidak perlu.
C. PENGERTIAN ETIKA KOMPUTER
Etika computer (Computer Ethic) adalah analisis mengenai sifat dan dampak sosial teknologi
komputer
serta
berbagai
formulasi
dan
justifikasi
kebijakan
yang
terkait
untuk
penggunaanteknologi semacam itu secara beretika yang meliputi perhatian mengenai peranti
lunak serta peranti keras dengan jaringan yang menghubungkan berbagai computer dan computer
itu sendiri.
Bynum mendefinisikan tiga tingkat etika computer:
1) Pop, hanyalah eksposur atas berbagai cerita dan laporan yang terdapat dalam
media popular mengenai dampak baik dan buruk dari teknologi computer.
2) Para, melibatkan perhatian sesungguhnya atas berbagai kasus etika komputer dan
membutuhkan tingkat serta pengetahuan tertentu dalam bidang tersebut.
3) Teoritis, merupakan perhatian berbagai peneliti multidisiplin ilmu yang
mengaplikasikan berbagai teori filosofi, sosiologi, dan psikologi dalam ilmu
computer dengan tujuan menghasilkan pemahaman baru dalam bidang tersebut.
MASALAH BARU ATAU BENTUK DARI MASALAH LAMA
Computer adalah aktiva jenis baru banyak yang merasa bahwa program ini tidak seharusnya
dianggap berbeda dari berbagai bentuk property lainnya. Akan tetapi banyak kelompok yang
sangat tidak setuju dengan premis bahwa komputer tidak berbeda dari teknologi lainnya.
1. PRIVASI
Pembuatan pemeliharaan basis data yang besar dan dapat digunakan bersama membuat
perlindungan atas orang dari potensi penyalahgunaandata menjadi hal yang penting. Hal ini
memunculkan isu mengenai kepemilikan (ownership) dalam industri informasi personal.
2. KEAMANAN (AKURASI DAN KERAHASIAAN)
Keamanan (security) computer adalah usaha untuk menghindari peristiwa yang tidak diinginkan
seperti tidak adanya kerahasiaan dan intregitas data. System keamanan mencoba untuk mencegah
penipuan dan penyalahgunaan lain sistem komputer , computer ini sebagai pelindung dan juga
merupakan kepentingan sah dan berbagai konsistuensi system tersebut.
3. KEPEMILIKAN PROPERTI
Hukum yang didesain untuk menjaga hak cipta fisik telah diperuas untuk meliputi apa yang
disebut sebagai hak intelektual, yaitu peranti lunak. Hokum hak cipta telah dimunculkan dalam
usaha dalam melindungi orang-orang yang mengembangkan peranti lunak dari penyalinan. Tidak
diragukan lagi ratusan atau ribuan jam pengembangan program harus dilindungi dari
pembajakan.akan tetapi banyak yang meyakini bahwa hokum hak cipta dapat menyebabkan lebih
banyak hal negative dari pada positif.
4. KESETARAAN AKSES
Beberapa halangan untuk akses adalah bawaan system teknologi informasi tetapi beberapa dapat
dihindari melalui desain system yang berhati-hati. Beberapa factor yang beberapa tidak hanya
untuk system informasi, dapat membatasi akses ke teknologi computer. Status ekonomi
seseorang atau pengaruh perusahaan akan menentukan kemampuan untuk mendapatkan
teknologi informasi. Budaya juga dapat membatasi akses.
5. MASALAH LINGKUNGAN
Kertas berasal dari pohon , sebuah sumber daya yang berharga dan berakhir disebuah tempat
sampah jika tidak didaur ulang dengan tepat.
6. KECERDASAN BUATAN
Para teknis yang berpengetahuan dan para ahli dibidang ilmunya harus memperhatikan tanggung
jawab mereka atas keputusan yang salah , dasar pengetahuan yang tidak lengkap atau tidak
akurat dan peran yang diberikan computer dalam proses pengambilan computer.
7. PENGANGGURAN DAN PENGGANTIAN
Banyak pekerjaan yang telah dan sedang berubah sebagai akibat dari ketersediaan teknologi
computer. Orang-orang yang tidak dapat atau tidak siap berubah akan diganti.
8. PENYALAHGUNAAN KOMPUTER
Komputer dapat disalahgunakan dalam banyak cara. Menyalin peranti lunak berhak cipta,
menggunakan computer perusahaan untuk kepentingan pribadi, dan melihat-lihat file milik orang
lain. Adalah sedikit contoh nyata. Walaupun menyalin peranti lunak berhak ciptajelas-jelas
melanggar hukum, hal ini umum dilakukan.
9. TANGGUNG JAWAB PENGENDALIAN INTERNAL
Sebuah perusahaan tidak dapat memenuhi kewajiban keuanganya atau mencapai tujuannya jika
informasinya tidak andal. Karena banyak dari sistem pengendalian internal berhubungan dengan
sistem pemrosesan transaksi, para ahli sistem informasi dan angkutan berperan penting untuk
memastikan kecukupan pengendalian.
D. PENIPUAN DAN AKUNTAN
Penipuan (Fraud) merujuk pada penyajian yang salah atas suatu fakta yang dilakukan oleh suatu
pihak ke pihak lain dengan tujuan membohongi dan membuat pihak lain tersebut meyakini fakta
tersebut, walaupun merugikannya. Berdasarkan hokum perdata, tindakan penipuan harus
memenuhi lima kondisi berikut:
1. Penyajian yang salah
2. Fakta yang material
3. Niat
4. Keyakinan yang dapat dijustifikasi
5. Kerusakan atau kerugian.
Dalam lingkungan bisnis, penipuan adalah pembohongan disengaja, penyalahgunaan aktiva
computer atau memanipulasi atas data keuangan dari keuntungan pelaku penipuan. Dalam
literature akuntansi penipuan umumnya juga disebut sebagai kejahatan kerah putih,
kebohongan, pengglapan, dan ketidak beresan.
Dua tingkat penipuan:
a. Penipuan oleh karyaan (employee fraud),
b. Penipuan oleh pihak manajemen (manajemen fraud0, lebih sulit dilacak dari pada
penipuan oleh karyawan karena sering kali tidak terdeteksi hingga kerusakan atau
kerugian yang sangat besar diderita oleh perusahaan. penipuan oleh pihak manajemen
terdiri dari 3 kharakteristik khusus yaitu:
1. Penipuan tersebut dilakukan pada tingkat manajemen diatas tingkat dimana
struktur pengendalian internal biasanya berhubungan.
2. Penipuan dilakukan melibatkan pengguna laporan keuangan
3. Jika penipuan tersebut melibatkan penyalahgunaan aktiva, penipuan sering
kali disebarkan dalam berbagai transaksi bisnis rumit.
FAKTOR YANG MEMBENTUK PENIPUAN
Berdasarkan sebuah penelitian orang melakukan aktivitas penipuan sebagai akibat sari interaksi
tekanan dalam kepribadian seseorang dengan lingkungan eksternal. Tekanan ini diklasifikasikan
dalam tiga kategori umum, yaitu:
1. Tekanan keadaan
2. Peluang
3. Karakteristik pribadi (integrutas)
KERUGIAN KEUANGAN AKIBAT PENIPUAN
Berbagai penelitian yang dilakukan oleh Association of Certified Fraud Examiners (ACFE) pada
tahun 1996 dan 2002 memperkirakan kerugian akibat penipuan dan penyalahgunaan adalah 6 %
dari pendapatan pertahun, ini sama saja dengan sekitar $600 miliyar.
Biaya kerugian dari penipuan sulit diukur karena sejumlah alaasan:
1. Tidak semua penipuan terdeteksi
2. Dari semua penipuan yang terdeteksi , tidak semua dilaporkan
3. Dalam banyak kasus penipuan, hanya dapat dikumpulkan nformasi yang tidak
lengkap
4. Informasi tidak disebarkan dengan benar ke pihak manajemen atau badan penggerak
hokum
5. Sering kali perusahaan memutuskan untuk tidak melakukan tuntutan hukum atau
pengadilan terhadap pelaku penipuan.
PELAKU PENIPUAN
Penelitian ACFE memeriksa sejumlah faktor yang mencirikan pelaku penipuan, termasuk
posisinya dalam perusahaan, kolusi dengan pihak lainya, gender, umur, serta pendidikanya.
Kerugian keungan menengah diperhitungkan berdasarkan tiap faktor tersebut.
1. Kerugian akibat penipuan berdasarkan posisi dalam perusahaan
Kolusi antar karyawan dalam melakukan penipan sulit untuk dicegah dan dideteksi. Hal ini
tampak nyata ketika kolusi dilakukan antara manajer dengan karyawan bawahannya. Pihak
manajemen melakukan peran penting dalam struktur pengendalian internal perusahaan. Pihak
manajemen adalah tempat bergantung untuk mencegah dan mendeteksi penipuan diantara para
bawahannya.
2. Kerugian akibat penipuan dan pengaruh kolusi
Kerugian akibat penipuan yang melibatkan kolusi cenderung lebih basar daripada ketika pelaku
bertindak sendiri-sendiri ini meliputi kolusi internal dan skema dengan karyawan atau manajer
berkolusi dengan pihak luar seperti pemasok atau pelanggan.
3. Kerugian akibat penipuan berdasarkan gender
4. Kerugian akibat penipuan berdasarkan umur
5. Kerugian akibat penipuan berdasarkan pendidikan
Diluar dari pentingnya etika pribadi dan tekanan situasional, peluang adalah faktor yang
mendorong penipuan. Pengendalian dan akses adalah elemen-elemen yang mendasae dari
peluang. Perbedaan kerugian keuangan yang berhubungan dengan berbagai klasifikasi.
E. SKEMA PENIPUAN
Tiga kategori umum skema penipuan adalah :
1. Laporan Tipuan
Laporan tipuan dihubungkan dengan penipuan oleh pihak manajemen. Jika semua
penipuan melibatkan beberapa bentuk kesalahan laporan keuangan, untuk memenuhi
definisi di bawah kelas skema penipuan ini, laporan tersebut harus memberikan manfaat
keuangan langsung atau tidak langsung bagi pelakunya.
Masalah yang mendasari
Berbagai dasar masalah berikut ini adalah akar permasalahan.
a. Kurangnya Independen Auditor, KAP yang juga dikontrak oleh kliennya untuk
melakukan berbagai aktivitas nonakuntansi kurang memiliki independensi.
b. Kurangnya Independensi Direktur, banyak dewan komisaris terdiri atas berbagai
individu yang tidak indipenden.
Sistem pengendalian internal (internal control system) terdiri atas berbagai kebijakan , praktik
dan prosedur yang diterapkan oleh perusahaan untuk mencapai empat tujuan umumnya:
1. Menjaga aktiva perusahaan
2. Memastikan akurasi dan keandalaan catatan serta informasi akuntansi
3. Mendorong efisiensi dalam organisasional perusahaan
4. Mengukur kesesuaian dengan kebijakan serta sistem prosedur yang ditetapkan oleh pihak
manajemen.
A) MEMODIFIKASI ASUMSI
1. Tanggung jawab manajemen
Konsep ini meyakini bahwa pembuatan dan pemeliharaan sistem pengendlian internal
adalah tanggung jawab pihak manajemen (management responsibility)
2. Jaminan yang Wajar
Sistem pengendalian internal harus menyediakan jaminan yang wajar (Resonable
Assurance)bahwa keempat tujuan umum pengendalian internal terpenuhi secara efektif
dari segi biaya .
3. Metode Pemrosesan Data
Sistem pengendalian internal memiliki keterbatasan dalam efektivitasnya. Hal ini
meliputi:
a. Kemungkinan kesalahan, tidak ada sistem yang sempurna.
b. Pelanggaran, personel dapat melanggar sistem melalui cara lain.
c. Pelangaran manajemen, pihak manajemen dalam posisi melanggar prosedur.
d. Berubahnya kondisi, kondisi berubah dengan berjalannya waktu.
B) EKSPOSUR DAN RISIKO
Ketidakberadaan atau kelemahan pengendalian disebut sebagai eksposur (exposure). Kelemahan
dalam pengendalian ainternal dapat mengekspos perusahaan ke satu atau lebih jenis risiko
berikut ini:
a. Penghancuran aktiva (baik aktiva fisik maupun aktiva informasi)
b. Pencurian aktiva
c. Kerusakan informasi atau sistem informasi
d. Gangguan sistem informasi
C) MODEL
PENGENDALIAN
INTERNAL
UNTUK
PENCEGAHAN
PENDETEKSIAN PERBAIKAN
Pengendalian
pencegahan.
Pencegahan
adalah
pertahanan
pertama
dalam
struktur
pengendalian. Pengendalian pencegahan adalah (preventive control) adalah teknik pasif yang
didesain untuk mengurangi frekuensi terjadinya peristiwa yang tidak diinginkan.
Pengendalian pemeriksaan. Pengendalian pemeriksaan (detective control) membentuk lini
pertahanan kedua. Ini adalah berbagai alat, teknik dan prosedur yang didesain untuk
mengidentifikasi serta mengekspos berbagai perstiwa yang tidak diinginkan dan yang lepas dari
pengendalian pencegahan.
Pengendalian perbaikan. Pengendalian perbaikan (corrective control) adalah
tindakan yang
diambil untuk membalik berbagai pengaruh kesalahan yang terdetiksi dalam tahapan
sebelumnya.
STANDAR AUDIT YANG BERLAKU UMUM
Standar Umum
Standar Kerja Lapangan
Standar Pelaporan
1. Auditor harus memiliki
1. Kegiatan audit harus
1. Auditor
harus
latihan dan kecakapan
direncanakan dengan
menyatakan
dalam
teknis yang memadahi
baik
laporannya
apakah
laporan keuangan dibuat
sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku
umum.
2. Auditor harus memiliki
independensi
dalam
sikap mentalnya
2. Auditor
harus
mendapat pemahaman
yang memadahi atas
struktur pengendalian
internal
2. Laporan
harus
menidentifikasi berbagai
situasi
yang
tidak
memungkinkan
diterapkannya
prinsip
akuntansi yang berlaku
umum
3. Auditor
harus
menerapkan
kehatihatian
dalam
melakukan audit dan
pembuatan laporan
3. Auditor
harus
mendapat bukti yang
memedai dan akurat
3. Laporan
yang
mengidentifikasi bagianbagian
yang
tidak
memadahi pengungkapan
informasinya
4. Laporan harus berisi
pernyataan
mengenai
pendapatan
keuangan
keseluruhan
laporan
secara
Struktur organisasi
2. PENILAIAN RISIKO
Penilaian risiko (risk assessment) untuk megidentifikasi , menganalisis, dan
mengelolaberbagai risiko yang berkaitan dengan laporan keuangan. Risiko dapat muncul
atau berubah berdasarkan berbagai kondisi, seperti:
Personel baru yang memiliki pemahaman yang berbeda atau tidak memadai atas
pengendalian internal.
Sistem informasi baru atau yang baru direkayasa ulang, yang mempengaruhi
pemrosesan transaksi
Adopsi suatu prinsip akuntans baru yang berdampak pada pembuatan laporan
keuangan
Secara akurat mengukur nilai keuangan berbagai transaksi agar dapat dicatat
dalam laporan keuangan
4. PENGAWASAN
Pengawasan (monitoring)
memungkinkan kualitas
desain
pengendalian internal serta operasinya berjalan . pengawasan yang pada aktivitas yang
berjalan dapat diwujudkan melalui berbagai modul computer yang terpisah kedalam
sistem informasi yang menangkap berbagai data penting dan atau memungkinkan
pengujian pengendalian dilakukan sebagai bagian dari operasional rutin.
5. AKTIVITAS PENGENDALIAN
Aktivitas pengendalian (control activities) adalah berbagai kebijakan dan prosedur yang
digunakan untuk memastikan bahwa tindakan yang tepat telah diambil untuk mengatasi
risiko pemisahan yang telah diidentifikasi. Aktivitas pengendalian dapat dikelompokan
menjadi dua kategori yang berbeda, pengendalian computer dan pengendalian fisik.
1. Pengendalian Komputer adalah hal yang penting pengendalian ini, yang secara
khusus berhubungan dengan TI dan Audit TI.
2. Pengendalian Fisik, adalah pengendalian yang berhubungan dengan manusia yang
digunakan dalam sistem akuntansi
a. Otorisasi Transaksi, bertujuan untuk memastikan bahwa semua transaksi yang
diproses oleh sistem informasi valid dan sesuai dengan tujuan pihak manajemen,
otorisasi dapat bersifat umum atau khusus.
b. Pemisahan Tugas
Gambar 3-6.
Tujuan pemisahan tugas
TRANSAKSI
Tujuan Pengendalian 1
Otorisasi
Tujuan Pengendalian 2
Otoritas
Pemeliharaan
Tujuan Pengendalian 3
Jurnal
Buku Besar
Pembantu
Pemrosesan
Pencatatan
Buku Besar
Umum