21040112120002
Pendahuluan
Urbanisasi di dunia saat ini meningkat dengan sangat cepat. Pada tahun
2008, lebih dari setengah populasi di dunia sekitar 3,3 miliar penduduk menjadi
penduduk kota. Berdasarkan hal tersebut, diprediksi bahwa akan terjadi
peningkatan di tahun 2030 mencapai 5 miliar penduduk akan bertempat tinggal
di area perkotaan (Mumbai City Report, 2010). Pada level global, semua kota
diprediksi
akan
mengalami
peningkatan
penduduk.
Meskipun
demikian,
jumlah penduduk lebih dari 5 juta. Faktanya, Mumbai dan Manila keduanya
berkontribusi lebih dari 10 juta penduduk. Mumbai dan wilayah metropolitannya
mengalami peningkatan
perkapita
mencapai
1/3
dari
pendapatan
nasional,
Mumbai
Seluruh
wilayah
tersebut
mencakup
1.
2.
3.
4.
megapolis di dunia dalam kurun waktu 20 tahun terakhir. Yunus (2010) dalam
bukunya Megapolitanisasi Konsep Problematika, dan Prospek menjabarkan
bahwa pada tahun 1980, megapolis terbesar adalah Tokyo dengan jumlah
penduduk mencapai 16,9 juta sedangkan posisi 10 besar ditempati oleh Rio de
Janeiro dengan jumlah penduduk 8,8 juta. Pada tahun tersebut, Mumbai belum
masuk dalam 10 besar megapolis didunia. Kemudian pada tahun 1990, rangking
1 megapolis dunia yaitu Mexico City dengan jumlah penduduk mencapai 20,2
juta sedangkan Mumbai telah mencapai ranking 8 dengan jumlah penduduk
mencapai 11,2 juta. Angka tersebut meningkat dengan sangat signifikan dalam
kurun waktu 10 tahun. Selanjutnya, pada tahun 2000 peringkat 1 diperoleh
Mexico City dengan jumlah penduduk mencapai 25,6 juta sedangkan Mumbai
mencapai peringkat 8 megapolis dunia dengan jumlah penduduk 15,4 juta.
Jumlah penduduk Mumbai terus mengalami peningkatan hingga tahun 2015
mencapai 21,9 juta penduduk (rank 2 terbesar setelah Tokyo).
Gambar 2
Population growth of the six most populous mega-cities, 2005 (Mumbai: green
line)
Area kumuh (slum area) di Mumbai mencapai 6,1% dari total luas wilayah
Mumbai. Area tersebut terpusat di Dharavi dan menjadi area kumuh terbesar di
dunia. Penduduk di Mumbai yang bertempat tinggal di area kumuh mencapai
60%. Selain area kumuh, penduduk juga bertempat tinggal di area ilegal di
sekitar pantai. Sebagian besar dari penduduk ini bekerja sebagai pengolah emas
secara tradisioanl menjadi perhiasan dan yang paling banyak adalah berjualan
buku-buku disepanjang lampu merah. India sebagai penghasil emas yang cukup
besar di dunia mencapai 8% melebihi penghasilan Jerman dan Amerika. Namun
bukan berarti penduduk pengolah emas tersebut menjadi makmur, justru
mereka adalah penduduk miskin perkotaan yang sangat rentan dan memiliki
pendapatan yang terbatas.
Tantangan Mumbai sebagai Megacity
Pusat perkotaan di India telah dihadapkan pada masalah lingkungan.
Masalah tersebut juga di hadapi di Mumbai sebagai megacity di India. Berbagai
masalah
seperti
meningkatnya
konsumsi
energi,
polusi
yang
tinggi,
Di bagian
selatan
Mumbai,
penduduk
bersih.
Berikut
terdapat
penjabaran
masalah
megapolis
di
Mumbai
Masalah Permukiman
Lebih
dari
3,5
juta
penduduk
bertempat
tinggal
di
permukiman
kumuh dengan kepadatan
penduduk yang sangat
tinggi bahkan di Dharavi
dianggap
merupakan
permukiman
kumuh
terbesar di Asia yang
ditempati hampir setengah
juta jiwa.
tinggal
di
permukiman
yang
layak
karena
keterbatasan
daripada
penduduk
perdesaan.
Persoalan
sektoral
lainnya
seperti
maupun
politik-kelembagaan,
budaya,
pendidikan,
serta
hubungan lalu lintas laut dan darat. Apalagi bila dibandingkan dengan tingkat
Asia yang didalamnya meliputi Mumbai. Peran kota metropolitan lainnya di
Indonesia juga masih sangat lebih kecil daripada Jakarta (Wicaksono, 2014).
Sehingga,
Mumbai
masih
lebih
terdepan
di
skala
internasional
dalam
DAFTAR PUSTAKA
Yunus, Sabari Hadi. 2010. Megapolitan Konsep, Problematika, dan Prospek.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.
Patankar,
et
al.
2010.
Mumbai
City
http://startcc.iwlearn.org/doc/Doc_eng_16.pdf.
Report.
Diakses
Available
pada
Jumat,
at:
30
Oktober 2015.
UNESCAP. 2005. World Urbanization Prospects: The 2005 Revision - Megacities.
Paper
No.
ESA/P/WP/200.
Available
at:
http://www.un.org/esa/population/publications/WUP2005/2005WUP_FS7.pdf.
Diakses pada Jumat, 30 Oktober 2015.
Video streaming online: https://www.youtube.com/watch?v=YH-STykTgC4
Video
streaming
online:
https://www.youtube.com/watch?v=p-
SBUxuQ0eo&feature=youtu.be
Wicaksono
et
al.
2014.
Megapolitan
di
Indonesia.
Available
at:
http://www.penataanruang.net/taru/upload/nspk/buku/bk_metro.pdf. Diakses
pada Jumat, 30 Oktober 2015.
Morris,
Chris.
Urbanisasi
Ancam
Kota.
Available
http://www.bbc.co.uk/indonesian/news/story/2009/08/090826_india.shtml.
Diakses pada Jumat, 30 Oktober 2015.
at