Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
I.
Rantai aliphatic
: CHLORPROMAZINE
LEVOMEPROMAZINE
Rantai piperazine
: PERPHENAZINE
TRIFLUOPERAZINE
FLUPHENAZINE
Rantai piperidine
: THIORIDAZINE
2. Butyrophenone
: HALOPERIDOL
3. diphenyl-butyl-piperidine
: PIMOZIDE
II.
: SULPIRIDE
2. Dibenzodiazepine
CLOZAPINE
OLANZAPINE
QUETIAPINE
3. Benzisoxazole
: RISPERIDON
FARMAKOKINETIK
Obat-obat anti psikotik dapat diserap pada pemberian peroral, dan dapat
memasuki sistem saraf pusat dan jaringan tubuh yang lain karena obat anti psikotik
adalah lipid-soluble. Obat-obatan ini memerlukan metabolisme oleh hati sebelum
eliminasi dan mempunyai waktu paruh yang lama dalam plasma sehingga memungkinkan
once-daily dosing. Waktu paruh eliminasi (ditentukan oleh clearance metabolic)
bervariasi, bisa dari 10 sampai 24 jam. Sediaan dalam bentuk parenteral untuk beberapa
agen, seperti fluphenazine, thioridazine dan haloperidol, bisa dipakai untuk terapi inisial
yang cepat.
MEKANISME KERJA
Secara umum, terdapat beberapa hipotesis tentang cara kerja antipsikotik, yang
dapat digolongkan berdasarkan jalur reseptor dopamin atau reseptor non-dopamine.
Sebagian besar obat antipsikotik memblok reseptor postsinaps pada SSP, terutama
pada sistem mesolimbik-frontal.
Hipotesis dopamin untuk penyakit skizofren tidak sepenuhnya memuaskan karena obatobatan antipsikotik hanya sebagian yang efektif pada kebanyakan pasien dan obat-obatan
tertentu yang efektif mempunyai afinitas yang jauh lebih tinggi untuk reseptor-reseptor
selain reseptor D2.
Lima reseptor dopamin yang berbeda telah ditemukan, yaitu D1 D5. Setiap satu
reseptor dopamin adalah berpasangan dengan protein G dan mempunyai tujuh domain
transmembran. Reseptor D2, ditemukan dalam kaudatus-putamen, nukleus accumbens,
kortek serebral dan hipotalamus, berpasangan secara negatif kepada adenyl cyclase. Efek
terapi relatif untuk kebanyakan obat-obatan antipsikotik lama mempunyai korelasi
dengan afinitas mereka terhadap reseptor D2. Akan tetapi, terdapat korelasi dengan
hambatan reseptor D2 dan disfungsi ekstrapiramidal.
3
Beberapa antipsikotik yang lebih baru mempunyai afinitas yang lebih tinggi
terhadap reseptor-reseptor selain reseptor D2. Contohnya, tindakan menghambat alfaadrenoseptor mempunyai korelasi baik dengan efek antipsikotik kebanyakan obat baru
ini. Inhibisi reseptor serotonin (S) juga merupakan cara kerja obat-obatan antipsikotik
baru ini. Clozapin, satu obat yang mempunyai tindakan menghambat reseptor D 1, D4, 5HT2, muskarinik dan alfa-adrenergik yang signifikan, mempunyai afinitas yang rendah
terhadap reseptor D2. Kebanyakan obat-obatan atipikal yang baru (seperti olanzapin,
quetiapin, resperidon dan serindole) mempunyai afinitas yang tinggi terhadap reseptor 5HT2A, walaupun obat-obat tersebut juga bisa berinteraksi dengan reseptor D2 atau reseptor
lainnya. Kebanyakan obat atipikal ini menyebabkan disfungsi ekstrapiramidal yang
kurang kalau dibandingkan dengan obat-obatan standar.
EFEK KERJA
Penghambatan reseptor dopamin adalah efek utama yang berhubungan dengan
keuntungan terapi obat-obatan antipsikotik lama. Terdapat beberapa jalur utama dopamin
diotak, antara lain :
1. Jalur dopamin nigrostriatal
Jalur ini berproyeksi dari substansia nigra menuju ganglia basalis. Fungsi jalur
nigrostriatal adalah untuk mengontrol pergerakan. Bila jalur ini diblok, akan terjadi
kelainan pergerakan seperti pada Parkinson yang disebut extrapyramidal reaction
(EPR). Gejala yang terjadi antara lain akhatisia, dystonia (terutama pada wajah dan
leher), rigiditas, dan akinesia atau bradikinesia.
2. Jalur dopamin mesolimbik
Jalur ini berasal dari batang otak dan berakhir pada area limbic. Jalur dopamin
mesolimbik terlibat dalam berbagai perilaku, seperti sensasi menyenangkan, euphoria
yang terjadi karena penyalahgunaan zat, dan jika jalur ini hiperaktif dapat
menyebabkan delusi dan halusinasi. Jalur ini terlibat dalam timbulnya gejala positif
psikosis.
3. Jalur dopamin mesokortikal
Jalur ini berproyeksi dari midbrain ventral tegmental area menuju korteks limbic.
Selain itu jalur ini juga berhubungan dengan jalur dopamine mesolimbik. Jalur ini
selain mempunyai peranan dalam memfasilitasi gejala positif dan negative psikosis,
juga berperan pada neuroleptic induced deficit syndrome yang mempunyai gejala
pada emosi dan sistem kognitif.
4. Jalur dopamin tuberoinfundibular
Jalur ini berasal dari hypothalamus dan berakhir pada hipofise bagian anterior. Jalur
ini bertanggung jawab untuk mengontrol sekresi prolaktin, sehingga kalau diblok
dapat terjadi galactorrhea.
Haloperidol
Nama Dagang
LARGACTIL
PROMACTIL
MEPROSETIL
ETHIBERNAL
SERENACE
Sediaan
Tab. 25 mg, 100 mg
Amp.25 mg/ml
Tab. 0,5 mg, 1,5&5
mg
Liq. 2 mg/ml
Amp. 5 mg/ml
Tab. 0,5 mg, 2 mg
Tab. 2 mg, 5 mg
Tab. 2 mg, 5 mg
Amp. 50 mg/ml
Tab. 2 mg, 4&8 mg
Tab. 2,5 mg, 5 mg
Vial 25 mg/ml
HALDOL
GOVOTIL
LODOMER
HALDOL DECANOAS
TRILAFON
ANATENSOL
MODECATE
3
4
5
Perphenazine
Fluphenazine
Fluphenazinedecanoate
Levomepromazine NOZINAN
6
7
8
Trifluoperazine
Thioridazine
Sulpiride
9
10
Pimozide
Risperidone
11
12
Clozapine
Quetiapine
STELAZINE
MELLERIL
DOGMATIL
FORTE
ORAP FORTE
RISPERDAL
NERIPROS
NOPRENIA
PERSIDAL-2
RIZODAL
CLOZARIL
SEROQUEL
13
Olanzapine
ZYPREXA
Tab.25 mg
Amp. 25 mg/ml
Tab. 1 mg, 5 mg
Tab. 50 mg, 100 mg
Tab. 200 mg
Amp. 50 mg/ml
Tab. 4 mg
Tab. 1,2,3 mg
Tab. 1,2,3 mg
Tab. 1,2,3 mg
Tab. 2 mg
Tab. 1,2,3 mg
Tab. 25 mg, 100 mg
Tab. 25 mg, 100 mg,
200 mg
Tab. 5 mg, 10 mg
Dosis Anjuran
150-600 mg/h
5-15 mg/h
50 mg / 2-4
minggu
12-24 mg/h
10-15 mg/h
25 mg / 2-4
minggu
25-50 mg/h
10-15 mg/h
150-600 mg/h
300-600 mg/h
2-4 mg/h
Tab 2-6 mg/h
25-100 mg/h
50-400 mg/h
10-20 mg/h
: sekitar 2 4 minggu
: sekitar 2 6 jam
: 12 24 jam (pemberian obat 1-2 x perhari)
- Dosis pagi dan malam dapat berbeda untuk mengurangi dampak dari efek samping
(dosis pagi kecil, dosis malam lebih besar) sehingga tidak begitu mengganggu kualitas
hidup pasien.
Pengobatan dimulai dengan dosis awal sesuai dengan dosis anjuran
dinaikkan setiap 2 3 hari
sampai mencapai dosis efektif (mulai timbul peredaan Sindrom Psikosis)
dievaluasi setiap 2 minggu dan bila perlu dinaikkan
dosis optimal
dipertahankan sekitar 8 12 minggu (stabilisasi)
diturunkan setiap 2 minggu
dosis maintenance
dipertahankan 6 bulan sampai 2 tahun (diselingi drug holiday 1- 2 hari/minggu
tappering off (dosis diturunkan tiap 2 4 minggu)
stop
Berefek bloker
A. DERIVAT FENOTIAZIN
1. Senyawa dimetilaminopropil :
Klorpromazin
Promazin
Triflupromazin
2. Senyawa piperidil :
Mepazin
Tioridazin
EFEK
EKSTR
APIRA
MIDAL
EFEK
ANTIE
METIK
EFEK
SEDATIF
EFEK
HIPOTE
NSIF
++
++
+++
++
++
+++
+++
++
+++
++
+++
+
++
+
++
+
+++
++
++
++
3. Senyawa piperazin :
Asetofenazin
Karfenazin
Flufenazin
Perfenazin
Proklorperazin
Trifluoperazin tiopropazat
B. NON-FENOTIAZIN
Klorprotiksen
C. BUTYROPHENONE
Haloperidol
++
+++
+++
+++
+++
+++
++
+++
+++
+++
+++
+++
+
++
++
+
++
++
+
++
+
+
+
+
++
++
+++
++
+++
+++
GAMBARAN
KLINIS
Distonia akut
Spasme
otot
lidah,
wajah,
leher, punggung ;
dapat menyerupai
bangkitan ; bukan
histeria
1-5 hari
Belum
diketahui
Akatisia
Ketidaktenangan,
motorik, bukan
ansietas
atau
agitasi
5-60 hari
Belum
diketahui
Parkinsonisme
Bradikinesia,
rigiditas, macammacam tremor,
wajah
topeng,
suffling gait
Katatonik, stupor,
demam, tekanan
darah tidak stabil,
mioglobinemia,;
dapat fatal
5-30 hari
Antagonisme
dengan
dopamin
Bermingguminggu, dapat
bertahan
beberapa hari
setelah obat
dihentikan
Ada kontribusi
antagonisme
dengan
dopamin
Sindroma
malignan
WAKTU
MEKANISME
RESIKO
MAKSIMAL
Setelah
Belum
berbulandiketahui
bulan
atau
bertahuntahun
10
PENGOBATAN
Dapat diberikan
berbagai
pengobatan, obat
anti
Parkinson
bersifat
diagnostik
dan
kuratif
Kurangi
dosis
atau ganti obat;
obat
anti
Parkinson,
benzodiazepin,
atau propanolol
Obat
anti
Parkinson
menolong
Hentikan
antipsikotik
segera; dantrolene
atau bromokriptin
dapat menolong;
obat
anti
Parkinson lainnya
tidak efektif
Obat
antiparkinson
sering menolong
pengobatan
Diskinesia tardif Diskinesia mulutwajah;
koreoatetosis
atau
distonia
meluas
Setelah
Diduga
berbulankelebihan
bulan
atau dopamin
bertahuntahun
(memburuk
dengan
penghentian)
: Sulit
dicegah,
efek pengobatan tidak
memuaskan
11
DAFTAR PUSTAKA
1. Kaplan HI, Sadock BJ. Kaplan and Saddocks Synopsis of Psychiatry: Behavioral
Science/ Clinical Psychiatry. 10th ed. Maryland: William & Wilkins; 2007.
2. Katzung BG. Basic & Clinical Pharmacology. 11th ed. New York: McGraw-Hill;
2009.
3. http://zulliesikawati.staff.ugm.ac.id/wp-content/uploads/schizophrenia.pdf
12