Anda di halaman 1dari 9

PROSES PERKEMBANGAN BENUA BERDASARKAN TEORI

TEKTONIK LEMPENG

Pada awalnya bumi hanya terbentuk satu benua besar yang disebut
Pangaea dan dikelilingi satu samudera Panthalassa. Sekitar 200 juta tahun yang
lalu benua ini terbelah menjadi dua yakni Gondwanaland dan Laurasia dan terus
mengalami perubahan melalui pergerakan dasar laut. Gerakan rotasi bumi yang
sentripugal, mengakibatkan pecahan benua tersebut bergerak ke arah barat menuju
ekuator.Teori ini didukung oleh bukti-bukti berupa kesamaan garis pantai Afrika
bagian barat dengan Amerika Selatan bagian timur, serta adanya kesamaan batuan
dan fosil di kedua daerah tersebut.. Gondwanaland kemudian terbelah membentuk
benua afrika, antartika, australia, Amerika Selatan, dan sub benua India.
Sedangkan Laurasia terbelah menjadi Eurasia dan Amerika Utara. Pada saat benua
ini terbelah-belah beberapa samudera baru muncul di sela-selanya. Diperlukan
waktu berjuta-juta tahun untuk membentuk posisi daratan yang seperti sekarang
ini.
Bumi terdiri dari beberapa lapisan, lapisan luar Bumi disebut Lithosphere
dan terdiri dari 30 lapisan. Masing-masing lapisan terdiri dari bagian yang keras
dan mantel bagian atas, lapisan keras ini bergerak di atas sebuah lapisan batu yang
sangat panas di dalam lapisan mantel yang disebut asthenosphere. Pada saat
lapisan-lapisan ini bergerak mereka juga membawa benua-benua dan lantai dasar
samudera bergerak bersamanya.

Lapisan-lapisan Bumi ini bergerak dengan tiga cara; pertama saling


menjauh, kedua saling mendekat dan ketiga saling bergeser. Jika lapisan Bumi
bergerak saling menjauh di suatu tempat, maka mereka pasti bergerak saling
mendekat di tempat yang lain.

Bila dua buah Lapisan saling bertubrukan maka salah satu lapisan akan
terangkat dan membentuk pegunungan. Pegunungan Himalaya dengan puncak
Gunung Everestnya mulai terbentuk 60 juta tahun yang lalu, ketika lapisan Bumi
yang mengangkut India bertabrakan dengan lapisan Bumi yang mengangkut
Eurasia.
Ketika bertabrakan salah satu lapisan mungkin tertekan ke bawah ke
dalam mantel di bawah lapisan yang lain, membentuk sebuah jurang yang sangat
dalam di dasar samudera. Panas di dalam perut Bumi mencairkan materialmaterial dan mencari jalan keluar ke permukaan Bumi membentuk Gunung
Berapi.
Kira-kira 250 juta tahun yang lalu sebagian besar kerak benua di Bumi
merupakan satu massa daratan yang dikenal sebagai Pangea. Kemudian, kira-kira
dua ratus juta tahun yang lalu selama Periode Trias, Pangea terpecah menjadi dua
benua besar yaitu Laurasia, yang sekarang terdiri dari Amerika Utara, Eropa,
sebagian Asia Tengah dan Asia Timur; dan Gondwana yang terdiri dari Amenka
Selatan, Afrika India, Australia dan bagian Asia lainnya. Bagian-bagian dan dua
benua besar ini kemudian terpecah-pecah, hanyut dan bertubrukan dengan bagian
lain.

Sepanjang tahun 1960-an, banyak penemuan teknologi yang kemudian


mendorong revisi Hipotesis Apungan Benua ini menjadi Teori Tektonik Lempeng
Pada teori ini, dijelaskan bahwa permukaan bumi dibentuk oleh kepingankepingan litosfer, yaitu lapisan padat dari kerak bumi dan mantel bumi bagian
atas, yang mengapung di atas astenosfer. Astenosfer adalah lapisan plastis di
bawah litosfer yang memiliki sifat seperti fluid yang dapat mengalir.

Masing-masing kepingan litosfer ini disebut lempeng. Gambar di atas ini


menunjukkan batas-batas utama lempeng tektonik dan bagaimana mereka saling
berinteraksi satu sama lain. Gambar di samping menunjukkan pergerakan relatif
dan kenampakan yang berasosiasi dengan tiga tipe batas lempeng.
Daerah timur laut Afrika adalah contoh yang bagus untuk batas divergen. Disini,
magma yang keluar merekahkan lempeng litosfer. Ketika rekah pada litosfer
semakin melebar, batuan di atasnya runtuh dan membentuk zona rekahan.
Semakin melebar dan membentuk laut yang dangkal, seperti Laut Merah.

Kemudian gambar dibawah ini adalah contoh yang bagus bagi benturan
antar lempeng benua. Benturan yang terus berlangsung antara India dan Asia,
yang dimulai sejak 45 juta tahun yang lalu, membentuk Pegunungan Himalaya.

Apabila benturan yang terjadi antara sesama lempeng benua akan membentuk
busur kepulauan vulkanik. Sedangkan bila benturan yang terjadi antara lempeng
benua dan lempeng samudera, akan membentuk busur pegunungan vulkanik pada
lempeng benua.
Sesar geser Mendonico yang menghubungkan zona penunjaman dan zona
pemekaran menyebabkan landas samudera yang dihasilkan di pematang lempeng

Juan De Fuca bergerak relatif ke selatan dan menyusup di bawah Lempeng


Amerika Utara.

Pada tahun 1950-an, diketahui bahwa ketika mineral kaya-Fe pada lava
membeku, mereka akan termagnetisasi dengan arah yang paralel dengan medan
magnet yang ada saat itu.
Plotting posisi semu dari kutub utara magnetik sejak 500 juta tahun
menunjukkan bahwa kutub magnetik bergerak sepanjang waktu, atau dapat
dikatakan bahwa lava tersebut bergerak dan begitu juga lempeng benua. Lihat
gambar di bawah ini.

Diketahui pula bahwa polaritas magnetik bumi selalu berarah bolak-balik


sepanjang periode magnetisasinya. hal ini merupakan bukti yang sangat penting
bagi Teori Tektonik Lempeng.

Ketika kita memperhatikan polaritas magnetik batuan di lantai samudera.


Polaritasnya akan terlihat berarah bolak-balik pada lapisan batuan secara
bergantian, membentuk image seperti cermin pada kedua sisi pematang tengah
samudera.
Bukti lainnya adalah penyebaran titik pusat gempa dangkal, menengah dan dalam.
Kalau diperhatikan lebih teliti, akan dijumpai titik pusat gempa dalam hanya

berasosiasi dengan zona penunjaman. Lihat gambar penyebaran titik pusat gempa
di bawah ini.

Terakhir, bukti lainnya yang mendukung teori ini adalah informasi yang
didapatkan oleh para ilmuwan dari hot spot. Sebagai contoh, Kepulauan Hawaii
dan gunungapi tengah laut yang merupakan kepanjangan dari Hawaii menuju
Palung Aleutia, menunjukkan pergerakan Lempeng Pasifik searah deretan hot
spot.
Gambar di bawah menunjukkan bagaimana Pangaea terpecah dan benua hasil
pecahannya bergerak ke posisi mereka saat ini.

Mekanisme Penggerak
Satu hal yang mengganjal hipotesis Wegner tentang Apungan Benua
adalah dia tidak dapat menjelaskan mekanisme seperti apa yang menyebabkan
pergerakan lempeng. Saat ini, ada tiga ide yang dikemukakan oleh para ilmuwan
terkait mekanisme penggerak tersebut.

Pertama, ide tentang adanya arus konveksi yang besar di dalam mantel

bumi yang menggerakkan lempeng seperti sabuk konveyor.


Kedua, ide yang menjelaskan bahwa lempeng yang menunjam lebih berat
daripada lempeng di atasnya, karenanya akan menarik lempeng ini ke
bawah. Hal ini disebut slab-pull. Juga karena gravitasi, bagian atas dari

lempeng di lokasi pematang terdorong ke atas. Ini disebut slab-push.


Ketiga, ide tentang adanya plume (aliran magma yang membumbung)
yang bergerak ke atas. Ide ini memjelaskan bahwa hanya ada
beberapa plume yang sangat besar yang menggerakkan arus konveksi ke
arah atas di dalam mantel bumi, sedangkan lempeng yang menunjam
menggerakkan arus konveksi ke arah bawah dan menyempurnakan
perputaran arus konveksi tersebut.

Anda mungkin juga menyukai