Anda di halaman 1dari 17

1.

Pendahuluan
Pertama-tama perlu dipahami antara istilah: pengetahuan, ilmu pengetahuan, dan
filsafat.
Untuk memahami dapat dilihat beberapa penjelasan seperti dijelaskan pada hal-hal di bawah ini.
2. Pengertian Pengetahuan.
a.Dr. M.J. Langeveld mengatakan bahwa pengetahuan adalah kesatuan subjek yang mengetahui
dengan objek yang diketahui.
b.James K. Feibleman merumuskan sbb.: Knowledge: relation between object and subject
(pengetahuan: hubungan antara objek dan subjek.
Ensiklopedia Indonesia memuat antara lain: epistemologi menyebutkan bahwa setiap
pengetahuan manusia adalah hasil dari berkontaknya dua hal, yaitu:
1). Benda (yang diperiksa), diselidiki dan akhirnya diketahui (objek).
2). Manusia yang melakukan pelbagai pemeriksaan dan penyelidikan dan
akhirnya
mengetahui benda/ hal itu.
3. pengetahuan dibedakan sebagai berikut:
a. Pengetahuan biasa/ sehari hari.
b. Pengetahuan ilmiah
c. Pengetahuan filosofis
d. Pengetahuan wahyu/ theologis
e. Pengetahuan intuisi
4. Pengertian ilmu pengetahuan
a. Ilmu pengetahuan atau singkatnya ilmu yang bahasa Inggrisnya: Science, (Jerman:
Wissenschaft) dan (Belnada: Wetenschap).
b. Secara etimologis, kata science berasal dari kata Latin: scio, scire berarti tahu. Begitu
juga kata ilmu berasal dari kata Arab: alima yang juga berarti tahu.
Jadi secara etimologis bahwa ilmu dan science adalah pengetahuan yang
mempunyai ciri-ciri dan syarat syarat khusus.
5. Definisi tentang ilmu pengetahuan adalah:
a.Ralph Ross mengatakan bahwa: Science is empirical, rational, general, and cumulative; and
it is all four at one (ilmu ialah yang empiris, yang rasional, yang umum dan bertimbun bersusun;
dan keempat-empatnya serentak).
b.Karl Pearson pengarang karya: Grammar of Science, merumuskan sbb: Science is the
complete and consistent description of the facts of experience in the simplest possible terms
(Ilmu pemgetahuan ialah lukisan atau keterangan yang lengkap dan konsisten tentang fakta
pengalaman dengan istilah yang sesederhana/ sesedikit mungkin).
Jadi, dengan bertolak dari definisi di atas, penulis menyimpulkan, bahwa ilmu
pengetahuan adalah usaha pemahaman manusia yang disusun dalam satu sistema mengenai
kenyataan, struktur, pembagian, bagian bagian dan hukum hukum tentang hal yang diselidiki
(alam, agama, dan manusia) sejauh yang dapat dijangkau daya pikir yang dibantu indra manusia,
yang kebenarannya diuji secara empiris, riset, dan eksperimental.
6. Ada beberapa langkah dalam Ilmu pengetahuan, seperti:
1). Perumusan Masalah.

Yaitu, setiap penyeldikan ilmiah dimulai dengan masalah yang dirumuskan secara tepat dan jelas
dalam bentuk pertanyaan agar ilmuwan mempunyai jalan untuk mengetahui fakta yang harus
dikumpulkan.
2). Observasi.
Yaitu, Penyelidikan ilmiah dalam tahap ini mempunyai corak empiris & induktif dan seluruh
kegiatannya diarahkan pada pengumpulan data dengan melalui pengamatan yang cermat.Hasil
observasi ini kemudian dituangkan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan.
3). Pengamatan dan Klasifikasi Data.
Yaitu, Penyusunan fakta dalam kelompok, jenis, & kelas tertentu berdasarkan sifat yang sama.
Jadi dengan klasifikasi ini maksudnya adalah menganalisis, membandingkan& membedabedakan data yang relevan.
4). Perumusan Pengetahuan (Definisi).
Yaitu, ilmuwan mengadakan analisis & sintesis secara induktif, kemudian diadakan generalisasi
dan dituangkan dalam pertanyaan universal, sehingga dari sinilah teori terbentuk.
5). Prediksi.
Yaitu, deduksi mulai memainkan peranan, sehingga dari teori yang sudah terbentuk tadi,
kemudian diturunkan hipotesis baru, dan melalui deduksi pula mulai disusun implikasi logis agar
dapat diadakan ramalan-ramalan tentang gejala yang perlu diketahui.
Deduksi ini selalu dirumuskan dalam bentuk silogisme.
6). Verifikasi.
Yaitu, dilakukan pengujian kebenaran hipotesis.
Artinya, bahwa menguji kebenaran prediksi-prediksi tadi melalui observasi terhadap fakta yang
sebenarnya, sehingga keputusan terakhir terletak pada fakta.
Oleh sebab itu, jika fakta tidak mendukung hipotesis, maka hipotesis itu harus dibongkar dan
diganti dengan hipotesis lain, dan kegiatan ilmiah harus dimulai lagi dari permulaan.
Itu artinya, bahwa data empiris merupakan penentu bagi benar tidaknya hipotesis.
Jadi, untuk langkah terakhir kegiatan ilmiah adalah pengujian kebenaran ilmiah dan menguji
konsekuensi-konsekuensi yang telah dideduksi.
DaftarPustaka
Amsal Bakhtiar, 2004, Filsafat Ilmu, Jakarta, PT. Grafindo Persada
Bebbington, David, 1979, Patterns in history, , England, Inter-Varsity Press
Caputo, John D. 1987, Radical Hermeneutics, Bloomington and Indianapolis, Indiana University
Press
Harun Hadiwijono, 1988, Sari Sejarah Fil safat Yunani,Yogyakarta, Penerbit Kanisius
Robert N. Beck, 1967, Perspectives in Social Philosophy, New York, Holt, Rinehart and
Winston, Inc.
Sullivan, John Edward, 1970, Prophets of the West, New York, Holt, Rinehart and Winston, Inc
Suparlan Suhartono, 2007, Dasar-dasar Filsafat, Ruzz Media.Yogyakarta, ArFil.

Surajiyo, 2008, Filsafat Ilmu dan Perkembangannya di Indonesia, Jakarta, PT. Bumi Perkasa
Pengertian Pengetahuan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Daring, pengetahuan berarti segala sesuatu yg
diketahui; kepandaian: atau segala sesuatu yg diketahui berkenaan dengan hal (mata pelajaran).
Adapun pengetahuan menurut beberapa ahli adalah:
1. Menurut Pudjawidjana (1983), pengetahuan adalah reaksi dari manusia atas
rangsangannya oleh alam sekitar melalui persentuhan melalui objek dengan indera dan
pengetahuan merupakan hasil yang terjadi setelah orang melakukan penginderaan sebuah
objek tertentu.
2. Menurut Ngatimin (1990), pengetahuan adalah sebagai ingatan atas bahan-bahan yang
telah dipelajari dan mungkin ini menyangkut tentang mengikat kembali sekumpulan
bahan yang luas dari hal-hal yang terperinci oleh teori, tetapi apa yang diberikan
menggunakan ingatan akan keterangan yang sesuai.
3. Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini
setelah orang melakukan penginderaan terhadap obyek tertentu. Penginderaan terjadi
melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa
dan raba. Sebagaian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telingan.
Dari beberapa pengertian pengetahuan di atas dapat disimpulkan bahwa pengetahuan merupakan
segala sesuatu yang diketahui yang diperoleh dari persentuhan panca indera terhadap objek
tertentu. Pengetahuan pada dasarnya merupakan hasil dari proses melihat, mendengar,
merasakan, dan berfikir yang menjadi dasar manusia dan bersikap dan bertindak. Partanto Pius
dalam kamus bahasa indonesia (2001) pengetahuan dikaitkan dengan segala sesuatu yang
diketahui berkaitan dengan proses belajar.
Pengertian Ilmu pengetahuan
Ilmu Pengetahuan adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan, dan meningkatkan
pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia . Segi-segi ini dibatasi
agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi
lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya.
Ilmu bukan sekadar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum sekumpulan pengetahuan
berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan seperangkat
metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk
karena manusia berusaha berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Ilmu
pengetahuan adalah produk dari istemologepi.
Contoh:

Ilmu Alam hanya bisa menjadi pasti setelah lapangannya dibatasi ke dalam hal yang
bahani (materiil saja). Ilmu-ilmu alam menjawab pertanyaan tentang berapa jarak
matahari.

Ilmu psikologi hanya bisa meramalkan perilaku manusia jika lingkup pandangannya
dibatasi ke dalam segi umum dari perilaku manusia yang konkret. Ilmu psikologi
menjawab apakah seorang pemudi cocok menjadi perawat.

DAMPAK ILMU PENGETAHUAN ATAS MASYARAKAT


diposting oleh azmy_firmansyah-fisip11 pada 25 December 2012
di Umum - 0 komentar
Manusia berada kira-kira sejuta tahun yang lalu, dan telah mengenal tulisan kurang lebih selama 6000
tahun. Ilmu pengetahuan sebagai faktor utama orang terdidik telah ada kurang lebih 300 tahun, sebagai
sumber teknik ekonomi kurang lebih 150 tahun. Ilmu pengetahuan membuktikan dirinya sebagai daya
revolusioner yan luar biasa. Akibat ilmu pengetahuan amat sangat beragam. Ada dampak intelektual
langsung, yakni melunturnya budaya tradisional yang selama ini melekat pada kehidupan orang
kebanyakan. Ada juga akibat pada teknik di bidang industri dan perang sehingga menyebabkan
perubahan-perubahan-perubahan mendalam pada organisasi sosial yang lambat laun membawa
perubahan poitik. Utamanya akibat perubahan teknik baru, terjadinya perubahan-perubahan signifikan,
sehingga menghasilkan ilmu filsafat baru tentang tempat manusia dalam alam semesta. Penelitian
Antropolgi misalnya, membuat manusia berfikir dan menyingkirkan kepercayaan tradisional yang tidak
berdasar (takhayul). Dari kajian-kajian ilmu Antropologi inilah salah satunya manusia mulai berfikir
tentang sebab-musabab/asal muasal sesuatu yang dalam hal ini, manusia lebih mulai percaya terhadap
ilmu pengetahuan dan dampaknya, melunturnya budaya tradisional secara lambat laun. Contohnya,
sebagian pandangan primitif mulai menghilang akibat dampak yang ditimbulkan.
Dengan munculnya imu-alam yang kaitannya dalam hal ini mengacu pada logika, manusia mulai
merasakan hal yang berbeda dan mulai berfikir tentang suatu hal yang tak biasa. Salah satu contohnya,
Gerhana merupakan gejala alam yang pertama kali menyingkirkan takhayul tersebut. Orang-orang
Babilonia dapat meramalkan gerhana walaupun ramalan mereka tentang matahari tidak selalu tepat.
Bangsa Yunani menjumpai penemuan-penemuan astronomis dengan cepat ketika mempelajari apa yang
harus diajarkan di Babilonia. Walau gerhana sudah dimasukkan ke dalam bidang ilmu pengethuan, perlu
waktu yang lama untuk diterima. Takhayul tentang penyinaran dunia di malam hari yang semula percaya
bahwa ada hal berbau mistik disana, dijawab dengan pengetahuan berupa gerhana tadi. Tak lama
kemudian, para pengikut Phytagoras menemukan teori yang benar tentang gerhana matahari dan bulan.
Hal ini kian menambah keyakinan para ilmuan, bahwa di dunia ini ada sebab-akibat yang nyata. Newton
dan Halley uga menyelesaikan proses yang sebelumnya diungkapkan secara puitis oleh Milton, yakni
Komet.

Baru pada zaman Raja Charles II, penolakan ilmiah terhadap takhayul menjadi umum di antara kaum
terpelajar. Raja Charles menganggap imu pengetahuan dapat menjadi mitranya untuk melawan kaum
fanatik. Pada masa itulah kepercayaan terhadap ilmu sihir dipandang sebagai takhayul belaka. Raja
James I menghukum tukang sihir secara fanatik, Bacon yang percaya akan ilmu sihir, ketika parlemen
membuat peraturan yang memperberat hukuman bagi tukang sihir, Bacon hanya diam saja tanpa
berkomentar sedikitpun. Ini semua merupakan contoh kepercayaan terhadap limu sihir yang mulai
mereredup.
Kemenangan manusia dan akal sehat hampir seluruhnya akibat tersebarnya pandangan secara ilmiah.
Hal ini terjadi karena dipicu oleh penemuan-penemuan sebelumnya. Mereka semakin percaya terhadap
logika yang ada, dan secara lambat laun kemudian meninggalkan kepercayaan yang berbau mistik. Sebut
saja misalnya, Orang-orang Arab ingin menemukan batu tertentu yang ada dalam anggapan filsuf, obat
mujarab untuk memperpanjang kehidupan tanpa batas, serta bagaimana mengubah logam dasar menjadi
emas. Mereka yang sebelumnya tidak pernah berfikir tentang sesuatu di depan mereka, kemudian
menjadi berfikiran akan sesuatu yang dianggap rancu dan harus diketahui penyebabnya. Lagi, Ilmu
kedokteran ilmiah yang pada mulanya harus memerangi takhayul yang mirip dengan takhayul
berlandaskan ilmu sihir, pada akhirnya semakin dipercaya untuk memerangi penyakit-penyakit yang
awalnya tidak bisa disembuhkan dengan sihir.
Pada akhir abad pertengahan ada dua penemuan penting, yakni bubuk mesiu dan kompas. Kedua
penemuan ini menjadi penemuan istimewa di masing-masing bidangnya. Bubuk mesiu yang bisa mnjadi
bahan bakar meriam maupun sumbu yang bermanfaat bagi pemerintah pusat untuk menundukkan para
baron yang membangkang. Penyebab bubuk mesiu semakin membesar pada akhir abad 15, yang ketika
itu kekuasaan negara modern semakin membesar. Lalu kompas yang telah mengantarkan Apollo, Vasco
da Gamma, Amerigo Vespucci dsb bisa berjalan-jalan di lautan luas. Sampai waktu penemuan tenaga uap
dan revolusi industri, tidak ada penemuan-penemuan lain dalam teknik ilmiah yang sama penting. Ada
juga akibat-akibat yang timbul di benua-benua lain. Banrang-barang-barang katun bisa dipasarkan di
India dan di Afrika, sehingga mengakibatkan imperialisme Inggris
Tenaga uap yang merupakan salah satu unsur terpenting dalam revolusi industri paling tampak pada
bidang angkutan, yaitu kapal uap dan kereta api. Penemuan ini menimbulkan dampak yang sangat besar
kala itu, sehingga bisa membantu orang-orang dalam bidang angkutan dan juga pertambahan penduduk
yang sangat cepat di setiap negara yang sudah maju (kecuali Prancis). Setelah pertengahan abad ke 19,
Amerika Tengah dan Amerika Barat memanfaatkan gandum untuk memenuhi kebutuhan makan
masyarakat industri di Inggris dan d New England, sehingga menimbulkan kemakmuran dan menjadi
sebab utama bangkitnya optimisme. Tahap penting berikutnya dalam perkembengan teknik ilmiah
berkaitan dengan listrik, minyak bumi, dan mesin dengan pembakaran dalam. Lama sebelum listrik

dipakai sebagai sumber tenaga, listrik dipakai untuk telegraf. Akibat dari telegraf, berita dapat terkirim
jauh lebih cepat daripada menggunakan tenaga manusia. Sebelum ada telegraf para duta besar
mempunyai kebebasan yang kini sama sekali idak mereka miliki lagi. Pada waktu itu mereka harus diberi
kebebasan untuk mengambil tindakan yang dibutuhkan dalam suatu krisis. Akibat yang lebih penting
lagi, meningkatnya pengawasan secara terinci organisasi besar dari pusat. Akibat-akibat telegraf telegraf
tidak hanya dalam pemerintahan. Dimana ada organisasi-organisasi yang mencakup daerah luas, telegraf
menimbulkan suatu perubahan. Akibat telegraf adalah meningkatnya kekuasaan pemerintahan pusat dan
lenyapnya inisiaif bawahan-bawahan yang berada jauh dari pemerintahan pusat.
Listrik sebagai sumber tenaga jauh lebih mutakhir daripada telegraf, namun belum menunjukkan semua
akibat yang bisa ditimbukan. Seperti yang kita ketahui sekarang, perkembangan alur perjalanan telegraf
yang semula berupa hal yang luar biasa, kini hal tersebut menjadi biasa. Pengaruh yang paling kentara
terhadap sosial adalah pentingnya pusat-pusat tenaga yang mau tidak mau membantu sentralisasi. Inilah
salah satu akibat besar yang ditimbulkan oleh perkembangan ilmu pengetahuan di bidang informasi dan
komunikasi.
Dalam dunia kita saat ini, semua orang tahu betapa pentingnya minyak bumi dan mesin pembakaran
dalam bagi teknik kita dewasa ini. Seperti yang kita tahu, kendaraan pribadi kita menggunakan minyak
bumi berupa premium, solar, maupun pertamax. Jika misal minyak bumi tersebut tidak tersedia lagi,
pasti para teknik mesin pengrajin mobil, motor, dan juga yang lainnya akan berfikir ulang untuk kembali
memproduksi berbagai macam kendaraan yang bagus. Walaupun sebenarnya ide yang akan dituangkan
menarik, tetapi jka tidak ada bahan bakarnya pastilah tidak akan berguna. Hal paling pening dan juga
menarik untuk di kaji adalah berkembangnya dunia penerbangan. Pesawat-pesawat terbang telah
meningkatkan kekuasaan pemerintahan secara tak terhingga. Tidak hanya meningkatkan kekuasaan
pemerintah, peralatan udara juga bsa menimbulkan kesenjangan antara kekuasaan besar dan kecil.
Sepanjang sejarah, perang merupakan sumber utama kohesi sosial dan sejak ilmu pengetahuan mulai
berkembang, perang merupakan pendorong utama kemajuan teknik. Setiap negara berlomba-berlomba
untuk kemajuan negaranya. Sebut saja perang dingin yang terjadi antara blok barat dan blok timur.
Banyak yang memperkirakan akan tejadi perang dunia ke III antara AS dan Uni Soviet akibat dari perang
dingin yang mereka lakukan, meskipun pada akhirnya tidak terjadi. Kelompok-kelompok besar punya
kesempatan lebih baik daripada kelompok-kelompok kecil.
Hingga sekarang, komunikasi membatasi besarnya kerajaan-kerajaan. Pada zaman purba bangsa
Persia dan Roma menggantungkan diri pada jalan. Karena tidak ada satupun yang bisa bepergian secepat
kuda, kerajaan-kerajaan tadi tidak terkelola lagi jika jarak antara pusat pemerintahan dengan daerahdaerah yang di ujung terlampau jauh. Kesulitan tersebut terbantu dengan adanya kereta api dan telegraf,
dan sekarang kesulitan tersebut tidak ada lagi dengan hadirnya pesawat.

Di Negara Barat, angka-angka statistik mengenai kelahiran dan kematian ditentukan oleh bidang medis
dan keluarga berencana; yang satu memperkecil angka kematian, yang satunya lagi memperkecil angka
kelahiran. Akibatnya, umur rata-rata di Barat meningkat, dan presentasi penduduk usia muda lebih kecil
daripada usia tua.
Biologi akan mempengaruhi kehidupan manusia melalui penelitian hereditas (keturunan). Tanpa
pengetahuanpun, manusia bisa mengubah hewan piaraan dan tanaman pangan secara luar biasa dengan
cara-cara menguntungkan. Dan itu akan lebih luar biasa lagi apabila dibumbui dengan pengetahuan
berupa genetika. Apabila metode-metode untuk mengubah sifat bawaan hewan maupun tumbuhtumbuhan seperti itu telah lama diuji sampai benar-benar berhasil, mungkin suatu saat nanti akan ada
metode-metode ilmu untuk perkembangan ilmu manusia.
Fisiologi dan Psikologi menyodorkan bidang-bidang ilmiah yang masih perlu dikembangkan lebih lanjut.
Katakanlah Psikologi massa yang secara ilmiah masih belu maju. Bidang ini berdasar pada psikologi
individual, bersifat intuitif yang sangat bermanfaat untuk praktisi, apakah mereka ingin kaya atau duduk
di pemerintahan. Dalam Psikologi massa yang terpenting disini adalah persuasi. Bidang ini akan maju
pesat apabila dopelajari oleh ilmuwan di bawah pemerintahan diktator ilmiah. Meskipun psikologi massa
ini akan dipelajari dengan tekun,tetapi akan sangat dibatasi untuk kalangan yang berkuasa. Masyarakat
umum tidak diizinkan untuk mengetahuinya. Apabila tekniknya telah disempurnakan, maka suatu
pemerintahan akan mempunyai kekuatan untuk mengatur rakyatnya secara aman tanpa menggunakan
jasa para pelaksana keamanan.
Akibat yang paling menonjol dari teknik ilmiah adalah membuat masyarakat lebih organis, dalam arti
berbagai bagiannya semakin saling tergantung. Dalam bidang produksi, ada dua macam
ketergantungannya. Yang pertama yakni sangat dekatnya hubungan antara orang-orang yang terlibat
dalam suatu dunia usaha ex: dalam sebuah perencanaan. Yang kedua, munculnya hubungan (meskipun
tidak seerat yang pertama) tetapi cukup penting antara pengusaha yang satu dengan pengusaha yang
lainnya. Dalam bidang pertanian, kita tahu bahwa para petani yang pada awalnya membutuhkan waktu
cukup lama untuk membajak sawah menggunakan cangkul. Dengan hadirnya traktor pembajak, waktu
yang dibutuhkan tidaklah selama sebelumnya. Dalam bidang industri, dampak yang ditimbulkan jauh
lebih besar sehingga mengakibatkan para penduduk desa pindah ke kota untuk sekedar bertahan hidup.
Saking besarnya, hal ini menimbulkan peristiwa yang kita kenal dengan peristiwa Revolusi Industri.
Sepanjang sejarah, oligarki ( suatu sistem apapun dengan kekuasaan tertinggi yang hanya dimiliki
sekelompok orang) selalu lebih memikirkan kepentingan sendiri daripada orang banyak. Memang sifat
manusia itu pada dasarnya adalah egoistis dan mau menangnya sendiri. Tetapi manusia itu juga
mempunyai hati nurani, yang saling berdekatan dengan sifat sosialisasi. Sehingga, bukan mustahil
apabila manusia mengesampingkan sifat indvidualistiknya untuk kemaslahatan bersama. Hal inilah

alasan mengapa manusia itu disebut sebagai makhluk individu sekaligus makhluk sosial, yang
menyatakan bahwa manusia tidak bisa hidup sendiri meskipun berdiri sendiri. Hal yang menarik disini
adalah, ketika kita mengamati suatu pemerintahan yang sistem pemerintahannya menganut sistem
oligarki. Salah satu contohnya adalah negara Jerman pada masa kekuasaan Adolf Hitler. Dalam masanya,
Hitler hanyalah tentara biasa-biasa saja pada awalnya yang mampu memimpin sebuah partai menjadi
luar biasa. Kembali pada masalah orasi tadi. Hitler, hanya bermodalkan orasi dan keberuntungan untuk
membuat dirinya mengukir prestasi buruk di hati orang dalam sejarah peperangan. Gara-gara Hitler,
kurang lebih sebanyak tiga puluh lima juta orang meninggal dunia dan juga dialah yang mengawali
perang dunia ke II. Mungkin contoh berikutnya adalah negara Korea Utara, yang selalu menutup dirinya
di kancah keinternasionalan. Setiap bangku pemerintahan, yang mengisi adalah orang-orang dari
kalangan keluarga sendiri dan juga dari para kerabat maupun orang-orang terdekat. Dan yang paling
baru adalah pemerintahan Muamar Khadafi yang kini tidak tahu kelanjutan kisahnya bagaimana.
Orang masih gemetar mengingat kejahatan-kejahatan yang dilakukan oleh orang seperti kaisar Caligula
dan Nero yang telah bersusah payah sekuat tenaga membangun sistem dinas rahasia yang akan mencium
bau pengkhianat (meskipun para komplotan akhirnya mengalahkan dia), tetapi perbuatan-perbuatan
mereka menjadi tidak berarti dibanding dengan kejahatan-kejahatan para tiran modern.
Menilik sistem ekonomi di sebuah oligarkhi, jika kita melihat di Inggris pada abad 19 yang memiliki
sistem buruk dalam menjalankan roda ekonominya. Hal ini jika dibandingkan dengan Jerman di bawah
kepemimpinan Hitler pada abad yang sama, tentulah berbeda jauh. Di bawah Hitler, ekonomi
berkembang lebih baik daripada sebelumnya. Ini juga merupakan salah satu kiat sukses sang fuhrer
dalam menarik massa kala itu. Jerman yang saat itu hampir menguasai seantero Eropa, memiliki sistem
perekonomian yang buruk. Hal ini dimanfaatkan oleh Hitler untuk menggemukkan partai nazinya. Di
Rusia perkembangannya berbeda lagi. Pemerintah jatuh ke tangan orang-orang yang menyatakan dirinya
pelopor-pelopor proletar (kaum murba) yang mampu membangun kediktatoran militer, sebagai akibat
perang saudara. Hal ini berakibat jutaan petani mati kelaparan dikarenakan gandumnya selalu dirampas
oleh tentara-tentara yang dikirim oleh pihak pemerintah. Sistem ini berkembang pesat, sedangkan
jumlah orang yang dihukum akibat kerja paksa ini tidak diketahui berapa jumlahnya. Karena kerja paksa
bersifat ekonomis, hal ini menguntungkan pihak penguasa dan pihak penguasa tesebut cenderung
menekan kondisi para pekerja bebasnya sebebas yang mereka mau. Di Indonesia pada masa penjajahan
Belanda juga pernah tejadi hal serupa. Kerja rodi tanpa biaya! Kalau dilihat dari segi ekonomi secara
nasionalnya, hal ini memang memberikan keuntungan yang luar biasa. Dengan modal nol, bisa
menghasilkan uang berjuta-juta. Tapi dari segi kemanusiaan, hal ini tentulah sangat tidak diperbolehkan
mengingat, manusia juga butuh makan untuk melengkapi kehidupannya. Jika seandainya hasil kerja
paksa tersebut nantinya juga diberikan kepada rakyat, saya yakin mereka semua (para pekerja paksa)
akan rela dan ikhlas dalam mengerjakan pekerjannya meskipun hal itu dipaksa. Toh hasil akhirnya juga

untuk mereka. Tetapi sayang hal itu tak pernah terjadi pada pemerintahan yang melakukan kerja paksa
tersebut terhadap rakyatnya. Kebanyakan dari mereka meilhat dari segi ekonomisnya saja tanpa
memperhatikan dampak kemanusiaannya. Mungkin kejadian ini juga salah satunya yang
melatarbelakangi munculnya HAM yang kini menjadi pegangan bagi semua kalangan. Andai saja hal itu
terjadi, pasti rakyatnya akan makmur sejahtera. Masyarakat ilmiah masih sangat muda. Oleh karenanya,
mungkin ada baiknya merenungkan sejenak kemungkinan-kemungkinan pengembangan oligarkhi di
masa mendatang.
Dapat diperkirakan bahwa perkembangan ilmu fisiologi dan psikologi dapat memberi pemerintah
kemampuan yang lebih besar untuk mengendalikan mentalitas individu dibandingkan dengan apa yang
sekarang mereka miliki, dalam negara totaliter sekalipun. Suatu pemerintahan totaliter yang memiliki
keterampilan ilmiah dapat melakukan hal-hal yang bagi kita tampaknya mengerikan. Orang-orang nazi
lebih ilmiah dibandingkan dengan Rusia. Hal ini terbukti yang awalnya Jerman itu melempem di kancah
Internasional, pada masa di bawah Hitler Jerman menjadi sangat disegani di kancah Internasional. Hal
ini tak luput dari para anggotanya yang memiiki pemikiran ilmiah. Sebut saja dokter yang menjadi otak
dibalik eksperimen manusia Nazi, yang telah membuat berjuta-juta jiwa mati tanpa daya. Itu semua
hanya bermaksud untuk memenuhi rasa penasaran sang dokter dalam ilmu kedokterannya. Contohnya
saja bayi yang baru lahir disuruh untuk tidak disusui oleh sang dokter kepada wanita yang melahirkan
bayi tersebut. Hal itu hanya untuk mingisi rasa penasaran sang dokter, sejauh mana bayi tersebut bisa
bertahan tanpa susuan dari sang ibu setelah lahir. Dokter tersebut tak pernah berfikir, seandainya hal
tersebut menimpa anaknya sendiri, apakah ia bisa mengangguk-angguk paham atas apa yang terjadi?.
Untuk mencegah terjadinya horor ilmiah ini, diperlukan demokrasi sebagai filter, tetapi hal ini saja tidak
cukup. Dibutuhkan sikap saling menghormati dan menghargai antar sesama manusia agar tercipta suatu
kerukunan bersama yang bisa menghidupkan rasa solidaritas antar bangsa, sehingga terciptalah
kerukunan hidup yang berbahagia.
Jika kita mendengar kata demokrasi, pikiran kita akan tertuju kepada kebebasan (liberty). Hal ini
biasanya langung diasumsikan dengan ukuran kebebasan yang cukup besar untuk individu-individu
maupun kelompok-kelompok. Kebebasan berfikir, kebebasan berpendapat, kebebasan berbicara, dan
kebebasan-kebebasan yang lainnya sangat identik dengan perkataan demokrasi. Sering orang mengilhami
kata demokrasi tersebut merupakan suatu bentuk yang membebaskan sebebas-bebasnya apa yang ada di
kepala mereka yang berfikir. Akan tetapi, orang yang berfikir demikian tidak mengacu pada tanggung
jawab yang ada. Artinya, pola pikir yang demikian hanya berfikir akan kebebasannya saja tanpa
memperhatikan baik-buruknya pemikiran tanpa landasan tanggung jawab tesebut.
a)

Manusia biasa (membawa Anda pada demokrasi kuno)

b)

Pahlawan (membawa anda pada fasisme)

c)

Komponen Mesin (membawa Anda pada komunisme)

Setiap orang memiliki ketiga pandangan di atas pada situasi dan kondisi yang berbeda. Dalam suatu
sistem sosial yang baik, setiap orang adalah seorang pahlawan, manusia biasa, dan komponen mesin
sekaligus, walaupun salah satu diantara ketiga peranan tersebut luar biasa menonjol dalam diri
seseorang, dan kedua peran lainnya mungkin akan hilang. Sebagai seorang pahlawan, seseorang harus
memiliki kesempatan untuk berinisiatif; sebagai seorang manusia biasa, sesorang harus memiliki jaminan
keselamatan, dan sebagai komponen mesin, seseorang harus bisa berguna. Teori komponen mesin,
meskipun secara mekanisme yang paling merusak diantara ketiganya, tetapi mesin memiliki paling besar
kontribusi perubahannya. Penemuan-penemuan yang dilakukan oleh para ilmuan-ilmuan terkemuka
kebanyakan bersifat mesin. Hal ini memberi isyarat bahwa mesin akan menjadi acuan utama dalam
segala hal. Sebut saja penemuan paling fenomenal pada abad ke-19 adalah rumus E=MC2 oleh Albert
Einstein. Memang penemuan tersebut adalah bersifat teori, tetapi pengaplikasiaannya adalah mesin.
Gara-gara rumus tersebutlah kota Nagasaki dan Hiroshima hancur lebur oleh bom atom Amerika. Mesin
menjadi salah satu daya tarik tersendiri bagi kebanyakan orang, yang memungkinkan untuk melakukan
perubahan-perubahan penting di bidang kehidupan. Sampai saat ini dominasi mesin-mesin yang
ditemukan oleh para ilmuan kemudian dikembangkan lagi oleh ilmuan yang lainnya, menjadi tolak ukur
kemajuan dalam berbagai aspek hal.
Dalam seni dan sastra masalahnya berbeda. Di satu sisi, kebebasan lebih dijamin karena para penguasa
tidak perlu menyediakan peralatan yang mahal. Tetapi di sisi lain lain manfaatnya jadi sulit diukur.
Pemerintah akan merasa sangat kan oba beruntung apabila ada orang yang demikian. Sebab, pemerintah
tidak perlu mengucurkan dana berlebih untuk membiayai pekerjaan yang dilakukan para seniman. Tetapi
konsekuensinya, hal signifikansinya jadi sulit untuk diukur. Jika dibandingkan dengan para ilmuan yang
sedang menguji coba teorinya, dana di sini diperlukan untuk bisa menyokong penelitian tersebut. Artinya
pemerintah akan benar-benar berjudi ketika harus memberi biaya yang besar kepada para ilmuan yang
akan menguji coba penemuannya tersebut. Gagal berarti kerugian besar, sukses berarti keuntungan
sepadan (dengan biayanya).
Dalam menjadi masyarakat yang baik, seseorang harus:
1.

Berguna
Masudnya di sini adalah hubungannya dengan orang lain. Contoh:
Apabila ia seorang teknisi sipil, maka ia dapat berguna bagi orang lain
Atas ilmu merancang bangunan yang dimilikinya.

1.

Sebisa mungkin terlindungi dari kemalangan yang ia terima

Artinya jaminan sosial yang bisa ia dapatkan. Contoh: Seseorang


yang tidak punya pekerjaan tetapi memiliki kemampuan dibidangnya,
maka sedapat mungkin ia harus mampu untuk bekerja selagi ia bisa.
1.

Mempunyai kesempatan yang tidak merugikan orang lain

Ini merupakan yang paling sulit diantara nomer satu dan dua, tetapi
tidak berarti kurang penting. Hal ini ada hubungannya dengan penemuan
para ilmuan. Hal lainnya yang berkaitan adalah, gagasan atau ide yang
akan dituangkan. Semua yang sudah disebutkan diatas, merupakan suatu
kesempatan yang tidak merugikan orang lain, malahan bisa menguntungkan. Contohnya adalah
penemuan yang dilakukan oleh Alexander Graham Bell. Andaikata ia tidak menemukan
teleponrbuadahulunya, mungkin sekarang orang-orang akan kebingungan untuk melakukan komunikasi
jarak jauh.

Kaitan antara ilmu pengetahuan dan perang lambat laun menjadi semakin erat. Dahulu sebelum
mengenal adanya senjata yang terbuat dari mesin, orang-orang melakukan perang dengan menggunakan
alat tradisional. Tetapi setelah mengetahui ilmu pengetahuan lebih mendalam, kebiasaan tersebut lambat
laun mulai dihilangkan. Puncak dari awalnya terjadi di masa perang dunia I dan perang dunia II. Tidak
ada satupun negara yang menggunakan alat tradisionalnya untuk bertempur melawan negara lain. Disini
serba mesin yang dilapisi oleh ilmu pengetahuan. Ketika Amerika Serikat dan Uni Soviet beserta para
sekutunya melakukan perang dingin, seluruh dunia resah akan terjadinya perang dunia ke III. Jika itu
terjadi, maka bukan perang mesin biasa lagi yang akan terjadi, melainkan perang atom dan nuklir. Kedua
negara tersebut sama-sama berlomba untuk menjadi yang terbaik dengan masing-masing pekerjaanya.
Inilah yang sangat ditakutkan kala itu. Seumpamanya jika hal ini terjadi, maka alamat kehancuran total
yang akan manaungi. Seperti yang kita tahu, Amerika pada saat mengebom kota Hiroshima dan
Nagasaki, bom yang diluncurkan adalah bom uji coba pada tahap pembuatan awal. Tetapi efek yang
terjadi sangat menakutkan. Setelah itu, Amerika melakukan berbagai perbaikan terhadap bom uji
cobanya tersebut. Jika kita bayangkan, apabila bom yang sudah diperbaiki kualitasnya tersebut
diluncurkan, maka bisa dibayangkan bagaimana efek yang akan terjadi. Terlebih lagi, penemuan
berikutnya adalah nuklir yang konon kabarnya efek yang ditimbulkan jauh lebih dasyat dari bom atom.
Hal inilah yang membuat Albert Einstein sang penemu gagasan mendapat predikat ganda, yakni ilmuan

fenomenal dan pengawal kehancuran. Konon kabarnya, gara-gara telah menemukan gagasan tersebut,
Einstein sangat menyesal. Ia bersikap begitu mungkin karena ia melihat jauh kedepan akan akibat yang
akan terjadi. Begitupun Uni Soviet, yang terus melakukan berbagai perbaikan di sektor sana-sini untuk
menyaingi rival terkuatnya tersebut. Jika saya boleh berpendapat, mungkin hal inilah yang dimaksud
Tuhan dengan Hancurnya bumi dan seluruh isinya sebagai prakata akan hadirnya hari kiamat kelak.
Dan jika hal tersebut benar, maka bisa jadi manusialah penyebab kehancuran tersebut.

Filsafat! Jika kita berbicara mengenai filsafat, maka acuannya adalah mencari kebenaran yang hakiki
atas kemampuan pola pikir manusia itu sendiri. Filsafat memiliki dua aspek, yang pertama adalah aspek
teoretis dan yang kedua adalah aspek etis. Dari segi teoretis, kajian filsafat ini adalah menganalisis konsep
kebenaran yang menggantikan konsep utilitas (kegunaan). Dimana, manusia akan selalu bertanya-tanya
akan suatu hal yang mereka rasa apakah benar hal tersebut ada. Dari segi etis, kajian filsafat ini
menganalisis kepantasan menurut pola pikir masing-masing penganalisis tentang sesuatu kajian yang di
teliti.
Ilmu pengetahuan jika tidak digunakan secara bijaksana, dapat memperhebat dua kejahatan yang
daridulu sudah ada, yakni tirani dan perang. Ilmu pengetahuan dapat memberi dua manfaat, yakni bisa
mengurangi yang buruk dan meningkatkan hal yang baik. Maksud dari kedua manfaat tersebut adalah,
dengan ilmu pengetahuan, seseorang dapat mengetahui berbagai hal. Dengan ilmu pengetahuan itu,
seseorang yang awalnya tidak tahu melakukan suatu hal menjadi dibuat tahu bagaimana untuk
melakukan hal. Dan dengan ilmu pengetahuanlah orang-orang dapat melakukan berbagai hal secara
terstruktur dan benar.

Paradigma ilmu bebas nilai dan ilmu tidak bebas nilai


B. Paradigma ilmu bebas nilai dan ilmu tidak bebas nilai
a. Pengertian ilmu
Rasionalisasi limu pengetahuan terjadi sejak Rene Descartes dengan sikap skepticmetodisnya meragukan segala sesuatu, kecuali dirinya yang sedang ragu-ragu.
Sikap ini berlanjut pada Auf Klarung, suatu era yang merupakan suatu usaha
manusia untuk mencapai rasional tentang dirinya dan alam.
Istilah ilmu dalam pengertian klasik diartikan sebagai pengetahuan tentang sebab
akibat atau asal usul. Guston Buchelard menyatakan bahwa ilmu pengetahuan

adalah suatu produk pemikiran manusia yang sekaligus menyesuaikan antara


hukum-hukum pemikiran dengan dunia luar.
Daoed Joesoef menunjukkan bahwa pengertian ilmu mengacu pada tiga hal, yakni
produk-produk, proses dan masyarakat. Ilmu pengetahuan sebagai produk, artinya
pengetahuan yang telah diketahui serta diakui kebenarannya oleh masyarakat
ilmuwan. Ilmu pengetahuan sebagai poses, artinya kegiatan kemasyarakatan yang
di lakukan demi penemuan dan pemahaman dunia alami sebagaimana adanya
bukan sebagaimana yang dikehendaki.
Ilmu pengetahuan sebagai masyarakat, artinya dunia pergaulan yang tindak
tanduknya, perilaku dan sikap serta tutur katanya diatur oleh empat ketentuan
yaitu: universalisme, komunalisme, tanpa pamrih dan skeptisisme yang teratur.
Van Melsen mengemukakan beberapa ciri yang menandai ilmu, yaitu :
1. Ilmu pengetahuan secara metodis harus mencapai suatu keseluruhan yang
secara logis koheren
2. Ilmu pengetahuan tanpa pamrih karena erat kaitannya dengan
tanggung jawab ilmuan.
3. Universalitas ilmu pengetahuan
4. Objektivitas, artinya setiap ilmu terpimpin oleh objek dan tidak di distorsi
oleh prasangka-prasangka subjektif
5. Ilmu pengetahuan harus dapat diverifikasi oleh semua peneliti ilmiah yang
bersangkutan, karena itu ilmu pengetahuan harus dapat dikomunikasikan.
6. Progresivitas, artinya suatu jawaban ilmiah baru bersifat ilmiah bila
mengandung pertanyaan-pertanyaan baru dan menimbulkan problemproblem baru lagi.
7. Kritis, tidak ada teori ilmiah yang difinitif.
8. Ilmu pengetahuan harus dapat digunakan sebagai perwujudan antara teori
dengan praktis.

b. Pengertian nilai

Filsafat sebagai phylosophy of life mempelajari nilai-nilai yang ada dalam


kehidupan dan berfungsi sebagai pengontrol terhadap keilmuan manusia. Teori
nilai berfungsi mirip dengan agama yang menjadi pedoman kehidupan manusia.
Dalam teori nilai terkandung tujuan bagaimana manusia mengalami kehidupan dan
memberi makna terhadap kehidupan ini.
Nilai, bukan sesuatu yang tidak eksis, sesuatu yang sungguh-sungguh berupa
kenyataan, bersembunyi dibalik kenyataan yang tampak, tidak tergantung pada
kenyataan- kenyataan lain, mutlak dan tidak pernah mengalami perubahan
(pembawa nilai bisa berubah).
c. Paradigma ilmu
Ilmu terbagi menjadi dua pandangan yaitu ilmu bebas nilai (value free) dan ilmu
terikat nilai/ ilmu tak bebas nilai (value bound)

Paradigma ilmu bebas nilai

Ilmu bebas nilai dalam bahasa Inggris sering disebut dengan value free, yang
menyatakan bahwa ilmu dan teknologi adalah bersifat otonom. Ilmu secara otonom
tidak memiliki keterkaitan sama seklai dengan nilai. Bebas nilai berarti semua
kegiatan terkait dengan penyelidikan ilmiah harus disandarkan pada hakikat ilmu
itu sendiri. Ilmu menolak campur tangan faktor eksternal yang tidak secara hakiki
menentukan ilmu itu sendiri.
Josep Situmorang menyatakan bahwa sekurang-kurangnya ada 3 faktor sebagai
indikator bahwa ilmu itu bebas nilai, yaitu:
a.

Ilmu harus bebas dari pengendalian-pengendalian nilai. Maksudnya adalah

bahwa ilmu harus bebas dari pengaruh eksternal seperti faktor ideologis, religious,
cultural, dan social.
b.

Diperlukan adanya kebebasan usaha ilmiah agar otonom ilmu terjamin.

Kebebasan di sisni menyangkut kemungkinan yang tersedia dan penentuan diri.


c.

Penelitian ilmiah tidak luput dari pertimbangan etis yang sering dituding

menghambat kemajuan ilmu, karena nilai etis sendiri itu bersifat universal.
Dalam pandangan ilmu yang bebas nilai, eksplorasi alam tanpa batas dapat
dibenarkan, karena hal tersebut untuk kepentingan ilmu itu sendiri, yang terkdang
hal tersebut dapat merugikan lingkungan. Contoh untuk hal ini adalah teknologi air
condition, yang ternyata berpengaruh pada pemansan global dan lubang ozon

semakin melebar, tetapi ilmu pembuatan alat pendingin ruangan ini semata untuk
pengembangan teknologi itu dengan tanpa memperdulikan dampak yang
ditimbulakan pada lingkungan sekitar. Setidaknya, ada problem nilai ekologis dalam
ilmu tersebut, tetapi ilmu bebas nilai menganggap nilai ekologis tersebut
menghambat perkembangan ilmu.
Ilmu pengetahuan tidak boleh terpengaruh oleh nilai nilai yang letaknya di luar
ilmu pengetahuan, hal ini dapat juga di ungkapkan dengan rumusan singkat bahwa
ilmu pengetahuan itu seharusnya bebas. Maksud dari kata kebebasan adalah
kemungkinan untuk memilih dan kemampuan atau hak subyek bersangkutan untuk
memilih sendiri. Supaya terdapat kebebasan, harus ada penentuan diri dan bukan
penentuan dari luar. Jika dalam suatu ilmu tertentu terdapat situasi bahwa ada
berbagai hipotesa atau teori yang semuanya tidak seluruhnya memadai, maka
sudah jelas akan di anggap suatu pelanggaran kebebasan ilmu pengetahuan, bila
suatu instansi dari luar memberi petunjuk teori mana harus di terima. Menerima
teori berarti menentukan diri berdasarkan satu satunya alasan yang penting
dalam bidang ilmiah, yaitu wawasan akan benarnya teori. Apa yang menjadi tujuan
seluruh kegiatan ilmiah disini mecapai pemenuhannya. Dengan demikian
penentuan diri terwujud sunguh sungguh.Walaupun terlihat dipaksakan, namun
penentuan diri ini sungguh bebas, karena dilakukan bukan berdasarkan alasan
alasan yang kurang dimengerti subyek sendiri melainkan berdasarkan wawasan
sepenuhnya tentang kebenaran.
Tokoh sosiologi, Weber menyatakan bahwa ilmu sosial harus bebas nilai, tetapi ilmuilmu sosial harus menjadi nilai yang relevan. Weber tidak yakin ketika para ilmuwan
sosial melakukan aktivitasnya seperti mengajar dan menulis mengenai bidang ilmu
sosial mereka tidak terpengaruh oleh kepentingan tertentu. Nilai-nilai itu harus
diimplikasikan oleh bagian-bagian praktis ilmu sosial jika praktik itu mengandung
tujuan atau rasional. Tanpa keinginan melayani kepentingan segelintir orang,
budaya, maka ilmuawan sosial tidak beralasan mengajarkan atau menuliskan itu
semua. Suatu sikap moral yang sedemikian itu tidak mempunyai hubungan
objektivitas ilmiah.
Dengan bebas nilai kita maksudkan suatu tuntutan dengan mengajukan kepada
setiap kegiatan ilmiah atas dasar hakikat ilmu pengetahuan itu sendiri. Orang yang
mendukung bebas nilai ilmu pengetahuan akan melakukan kegiatan ilmiah
berdasarkan nilai yang khusus yang diwujudkan ilmu pengetahuan. Karena

kebenaran dijunjung tinggi sebagai nilai, maka kebenaran itu dikejar secara murni
dan semua nilai lain dikesampingkan.

Paradigma ilmu tidak bebas nilai

Ilmu yang tidak bebas nilai (value bond) memandang bahwa ilmu itu selalu terikat
dengan nilai dan harus dikembangkan dengan mempertimbangkan aspek nilai.
Perkembangan nilai tidak lepas dari dari nilai-nilai ekonomis, sosial, religius, dan
nilai-nilai yang lainnya.
Menurut salah satu filsof yang mengerti teori value bond, yaitu Jurgen Habermas
berpendapat bahwa ilmu, sekalipun ilmu alam tidak mungkin bebas nilai, karena
setiap ilmu selau ada kepentingan-kepentingan. Dia juga membedakan ilmu
menjadi 3 macam, sesuai kepentingan-kepentingan masing-masing;
a.

Pengetahuan yang pertama, berupa ilmu-ilmu alam yang bekerja secara

empiris-analitis. Ilmu ini menyelidiki gejala-gejala alam secara empiris dan


menyajikan hasil penyelidikan untuk kepentingan-kepentingan manusia. Dari ilmu
ini pula disusun teori-teori yang ilmiah agar dapat diturunkan pengetahuanpengetahuan terapan yang besifat teknis. Pengetahuan teknis ini menghasilkan
teknologi sebagai upaya manusia untuk mengelola dunia atau alamnya.
b.

Pengetahuan yang kedua, berlawanan dengan pengetahuana yang pertama,

karena tidak menyelidiki sesuatu dan tidak menghasilkan sesuatu, melainkan


memahami manusia sebagai sesamanya, memperlancar hubungan sosial. Aspek
kemasyarakatan yang dibicarakan adalah hubungan sosial atau interaksi,
sedangkan kepentingan yang dikejar oleh pengetahuana ini adalah pemahaman
makna.

c.

Pengetahuan yang ketiga, teori kritis. Yaitu membongkar penindasan dan

mendewasakan manusia pada otonomi dirinya sendiri. Sadar diri amat dipentingkan
disini. Aspek sosial yang mendasarinya adalah dominasi kekuasaan dan
kepentingan yang dikejar adalah pembebasan atau emansipasi manusia.
Ilmu yang tidak bebas nilai ini memandang bahwa ilmu itu selalu terkait dengan
nilai dan harus di kembangkan dengan mempertimbangkan nilai. Ilmu jelas tidak

mungkin bisa terlepas dari nilai-nilai kepentingan-kepentingan baik politik, ekonomi,


sosial, keagamaan, lingkungan dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai