Anda di halaman 1dari 2

Air adalah senyawa yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui

sampai saat ini di bumi. Air menutupi hampir 71% permukaan bumi. Terdapat 1,4 triliun
kilometer kubik (330 juta mil) tersedia di bumi. Air sebagian besar terdapat di laut dan pada
lapisan-lapisan es (di kutub dan puncak-puncak gunung), akan tetapi juga dapat hadir
sebagai awan, hujan, sungai, muka air tawar, danau, uap air, dan lautan es. Air dalam obyekobyek tersebut bergerak mengikuti suatu siklus air, yaitu: melalui penguapan, hujan,
dan aliran air di atas permukaan tanah (runoff, meliputi mata air, sungai, muara)
menuju laut. Air memiliki pengaruh besar terhadap keberlangsungan hidup manusia serta
pada usaha memperluas kegiatan pertanian dan industri di berbagai tempat di dunia.
Air sebagai sumber daya merupakan salah satu unsur penentu dalam mencapai
keberhasilan pembangunan.
Salah satu sumber air adalah sungai. Sungai merupakan jalan air alami,
mengalir menuju samudera, danau atau laut, atau ke sungai yang lain. Pada beberapa
kasus, sebuah sungai secara sederhana mengalir dan meresap ke dalam tanah sebelum
menemukan badan air lainnya. Sungai terdiri dari beberapa bagian, bermula dari mata air
yang mengalir ke anak sungai, beberapa anak sungai akan bergabung untuk
membentuk sungai utama. Aliran air biasanya berbatasan dengan kepada saluran dengan
dasar dan tebing di sebelah kiri dan kanan. Penghujung sungai di mana sungai bertemu
laut dikenali sebagai muara sungai. Sungai merupakan salah satu bagian dari siklus
hidrologi. Air dalam sungai umumnya terkumpul dari presipitasi, seperti hujan,embun,
mata air, limpasan bawah tanah, dan di beberapa negara tertentu air sungai juga
berasal dari lelehan es atau salju. Selain air, sungai juga mengalirkan sedimen dan
polutan. Kemanfaatan terbesar sebuah sungai adalah untuk irigasi pertanian, bahan
baku air minum, sebagai saluran pembuangan air hujan dan air limbah, bahkan
sebenarnya potensial untuk dijadikan objek wisata sungai. Saat ini Di Indonesia
terdapat 5.950 daerah aliran sungai (DAS). Saat ini sebagian besar sungai di Indonesia
telah tercemar. Pencemaran sungai merupakan tercemarnya air sungai yang
disebabkan oleh limbah industri, limbah penduduk, limbah peternakan, bahan kimia
dan unsur hara yang terdapat dalam air serta gangguan kimia dan fisika dapat
mengganggu kesehatan manusia. Pencemar sungai dapat diklasifikasikan sebagai organik,
anorganik, radioaktif, dan asam/basa. Saat ini hampir 10 juta zat kimia telah dikenal manusia,
dan hampir 100.000 zat kimia telah digunakan secara komersial. Kebanyakan sisa zat
kimia tersebut dibuang ke badan air atau air tanah sehingga air sungai tersebut
kualitasnya menurun dan berkurang nilai gunanya yang dapat mempengaruhi
kehidupan makhluk hidup di sekitarnya.
Kebiasaan warga masyarakat di kawasan perkotaan Jember membuang sampah ke
sungai belum juga hilang hingga saat ini. Sepanjang Sungai Bedadung yang
membelah kawasan kota penuh dengan sampah di sisi kanan dan kiri sungai. Sampahsampah tersebut bukan hanya menciptakan pemandangan yang kumuh namun juga dapat
mencemari lingkungan dan mendangkalkan sungai.
Berdasarkan hasil observasi yang telah kami lakukan pada Daerah Aliran Sungai
Bedadung dapat diketahui gambaran kualitas air sungai di Kabupaten Jember secara fisik

sudah tercemar dan tidak layak digunakan sebagai sumber air bersih. Suatu sumber air
dikatakan baik apabila air yang dihasilkan memenuhi syarat kualitas air bersih secara fisik,
kimia dan bakteriologis. Syarat sumber air bersih secara fisik yaitu tidak berasa, tidak
berwarna dan tidak berbau.
Sumber air bersih sebaiknya tidak berwarna untuk alasan estetis dan untuk mencegah
keracunan dari berbagai zat kimia maupun mikroorganisme yang berwarna. Air di
DAS Bedadung berwarna kuning mudamenyerupai urine.
Selain berwarna kuning muda menyerupai urine, air di DAS Bedadung juga keruh.
Kekeruhan adalah ukuran pada tingkat dimana cahaya diserap atau dihamburkan oleh bahan
tersuspensi dalam air. Kekeruhan pada air permukaan seperti air sungai dihasilkan dari erosi
bahan koloid seperti tanah liat, lumpur, pecahan batuan dan oksida logam dari tanah, serat
tanaman dan mikroorganisme. Selain itu kekeruhan di DAS Bedadung juga diakibatkan
karena adanya limbah rumah tangga. Aktifitas penduduk di sekitar sungai seperti mandi dan
mencuci juga menambah kekeruhan air sungai karena pemakaian sabun dan deterjen.
Pada beberapa titik tertentu di sekitar DAS Bedadung juga tercium bau yang tidak
sedap. Bau-bau tidak sedap ini disebabkan karena aktivitas pembuangan limbah rumah
tangga oleh penduduk. Penduduk di sekitar daerah aliran sungai terbiasa membuang
sampahnya ke sungai, sampah-sampah inilah yang menumpuk dan akhirnya menimbulkan
bau yang tidak sedap karena adanya aktifitas pembusukan zat organik seperti bakteri. Bau
yang tidak sedap juga diperparah ketika masyarakat sekitar sungai memandikan ternak
mereka di sungai,
Air sungai di Daerah Aliran Sungai Bedadung diduga memiliki rasa seperti rasa asin
atau pahit. Hal ini mengingat DAS Bedadung sudah tercemar akibat aktifitas masyarakat di
sekitarnya. Rasa dapat ditimbulkan karena adanya zat organik atau bakteri / unsur lain yang
masuk ke badan air. Banyak zat yang berhubungan dengan air di alam atau selama
penggunaan manusia memberikan rasa dan bau yang jelas. Termasuk mineral, logam dan
garam dari tanah, produk akhir dari reaksi biologi dan zat dilimbah. Zat anorganik lebih
mungkin menghasilkan rasa yang tidak disertai dengan bau. Bahan yang bersifat alkali
memberi rasa pahit pada air, sedang garam logam memberi rasa asin atau pahit.
Pada DAS Bedadung ini juga diamati adanya timbul longsor dan sedimen dari
endapan air sungai oleh proses kimiawi dan fisika tertentu.

Anda mungkin juga menyukai