Anda di halaman 1dari 5

RESUME PERKULIAHAN

MATA KULIAH : BAHASA INDONESIA


TOPIK
: STRUKTUR KARANGAN
HARI, TGL
: Senin,19 Oktober 2015 JAM: 10.00-12.00 RUANG: 20208

A. RINGKASAN MATERI (SUMMARY)


1. Pengertian Tema dan Topik
Secara etimologis kata tema berasal dari bahasa Yunani tithenai yang
berarti sesuatu yang telah ditempatkan atau sesuatu yang telah
diuraikan. Sedangkan topik berasal dari kata topoi yang berarti tempat.
Ini berarti bahwa tema/topik merupakan sesuatu yang sudah ditentukan
dan dibatasi (Ahmad S. R.,2015:63).

a)
b)
c)
d)
e)

2. Pengertian Judul
Judul adalah nama, merek, atau label karangan. Judul bersifat eksplisit. Dalam karangan
fiksi, misalnya roman berjudul Siti Nurbaya bertopik kawin paksa. Demikian pula dengan
roman Layar terkembang bukan membicarakan tentang layar yang terkembang, melainkan
tentang ideologi. Lain halnya dengan karangan ilmiah. Dalam karya ilmiah, biasanya topik
bisa serta merta menjadi judul. Berdasarkan uraian ini topik yang sudah sangat spesifik dapat
langsung jadi judul (Ahmad S. R.,2015:63).
Dalam menuls judul karangan ilmiah, penulis dituntut untuk mempertimbangkan
beberapa hal sebagai berikut.
Harus sesuai dengan topik/isi dan jangkauannya.
Sebaiknya dinyatakan dengan frasa/kelompok kata,bukan kalimat.
Sesingkat mungkin.
Sejelas mungkin, tidak dalam bentuk konotatif bermakna ambiguitas.
Provokatif, memancing orang untuk membaca tulisan itu.
3. Struktur Penulisan Karangan
Struktur utama karya ilmiah ialah fakta dan data. Untuk mendapatkan itu, yang harus
dilakukan oleh seorang penulis nonfiksi adalah penelitian (research), baik penelitian
perpustakaan (library research) mapun penelitian lapangan (field research). Dengan
demikian, jika dibandingkan dengan karangan fiktif, sebuah tulisan ilmiah tidak dapat
dihasilkan hanya dengan melamun dan mengkhayal. Dengan adanya fakta atau data, karya
ilmiah harus mencakupi syarat-syarat ilmiah, misalnya empiris, sistematis, objektif, dan
rasional (Ahmad S. R.,2015:63).
a) Bahan pustaka
b) Wawancara
c) Angket
4. Susunan Kerangka Karangan

Penyusunan kerangka karangan adalah tahap akhir dari prapenulisan. Hal ini yang
memengaruhi kerangka karangan ialah tujuan dan bahan penulisan. Pada dasarnya,
menyusun kerangka karangan adalah membagi topik ke dalam subtopik dan selanjutnya ke
dalam sub-subtopik yang lebih kecil. Di bawah ini, dipaparkan hal-hal apa saja yang hatus
dilalui dalam kerangka karangan (Ahmad S. R.,2015:63).
a)
Bahan kerangka
Secara umum kerangka berbentuk deklaratif (berita) yang lengkap untuk
merumuskan sebuah topik, sub-subtopik. Dibawah ini disajikan contoh kerangka.
I.
PENDAHULUAN
II.
LANDASAN TEORI
III.
HASIL PENELITIAN
IV. PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
b) Pengembangan Kerangka
Tahap ini adalah mengembangkan kerangka menjadi kalimat, wacana, dan bab.
c) Revisi
Tahap ini adalah tahap pengoreksian hasil dari kerangka karangan. Hal yang
dikoreksi yaitu tulisan berupa kalimat, wacana, dan bab.

B. ISU YANG BERKEMBANG DALAM DISKUSI


1) Apa itu Empiris pada struktur karangan ?
Empiris pada struktur karangan adalah pengalaman yang didapan
dari hasil observasi atau percobaan yang dilakukan.
2) Apa itu Eksplisit?
Eksplisit adalah penyampaian bahasa secara langsung yang jelas
maknanya maupun artinya.
3) Apakan ada syarat tertentu pada saat mewawancara ?
Ada yaitu salah satunya harus bisa merahasiakan identitas narasumber.
4) Apa itu Terminologi ?
Terminologi dalam bahasa indonesia yaitu peristilahan. Terminologi merupakan ilmu
tentang istilah dan penggunaannya

C. SECOND/OTHER OPINIONS (Pendapat dari orang/sumber lain):

Kerangka karangan merupakan rencana penulisan yang memuat garis-garis besar dari suatu
karangan yang akan digarap, dan merupakan rangkaian ide-ide yang disusun secara sistematis,
logis, jelas, terstruktur, dan teratur.
1. Manfaat Kerangka Karangan:
a. Untuk menjamin penulisan bersifat konseptual, menyeluruh, dan terarah.
b.

Untuk menyusun karangan secara teratur. Kerangka karangan membantu penulis


untuk melihat gagasan-gagasan dalam sekilas pandang, sehingga dapat dipastikan
apakah susunan dan hubungan timbal-balik antara gagasan-gagasan itu sudah tepat,
apakah gagasan-gagasan itu sudah disajikan dengan baik, harmonis dalam
perimbangannya.

c.

Memudahkan penulis menciptakan klimaks yang berbeda-beda. Setiap tulisan


dikembangkan menuju ke satu klimaks tertentu. Namun sebelum mencapai klimaks
dari seluruh karangan itu, terdapat sejumlah bagian yang berbeda-beda kepentingannya
terhadap klimaks utama tadi. Tiap bagian juga mempunyai klimaks tersendiri dalam
bagiannya. Supaya pembaca dapat terpikat secara terus menerus menuju kepada
klimaks utama, maka susunan bagian-bagian harus diatur pula sekian macam sehingga
tercapai klimaks yang berbeda-beda yang dapat memikat perhatian pembaca.

d.

Menghindari penggarapan topik dua kali atau lebih. Ada kemungkinan suatu
bagian perlu dibicarakan dua kali atau lebih, sesuai kebutuhan tiap bagian dari
karangan itu. Namun penggarapan suatu topik sampai dua kali atau lebih tidak perlu,
karena hal itu hanya akan membawa efek yang tidak menguntungkan; misalnya, bila
penulis tidak sadar betul maka pendapatnya mengenai topik yang sama pada bagian
terdahulu berbeda dengan yang diutarakan pada bagian kemudian, atau bahkan
bertentangan satu sama lain. Hal yang demikian ini tidak dapat diterima. Di pihak lain
menggarap suatu topik lebih dari satu kali hanya membuang waktu, tenaga, dan
materi.

e.

Memudahkan penulis mencari materi pembantu. Dengan mempergunakan


rincian-rincian dalam kerangka karangan penulis akan dengan mudah mencari datadata atau fakta-fakta untuk memperjelas atau membuktikan pendapatnya. Atau data
dan fakta yang telah dikumpulkan itu akan dipergunakan di bagian mana dalam
karangannya itu.
Bila seorang pembaca kelak menghadapi karangan yang telah siap, ia dapat
menyusutkan kembali kepada kerangka karangan yang hakekatnya sama dengan apa
yang telah dibuat penggarapnya. Dengan penyusutan ini pembaca akan melihat wujud,
gagasan, struktur, serta nilai umum dari karangan itu. Kerangka karangan merupakan
miniatur atau prototipe dari sebuah karangan. Dalam bentuk miniatur ini karangan
tersebut dapat diteliti, dianalisis, dan dipertimbangkan secara menyelurih, bukan
secara terlepas-lepas. (https://azizturn.wordpress.com/2009/11/21/kerangka-karangan/)

D. REFLEKSI:
Pendapat/penilaian/komentaranda:
Materi kuliah ini sangat membantu karena saya pribadi dapat mengetahui
apa saja langkah langkah yang diperlukan saat pembuatan karya tulis baik
itu ilmiah maupun fiksi.
Pengetahuan/pengalaman baru atau penting yang anda peroleh:
Menjadi lebih mengerti tentang aturan-aturan dalam penulisan karya tulis
dan struktur karangan tersebut.

Nama: Aditya Hermawan


Email : adityahermawan9@gmail.com
Elektro

HP: 0895-1006-4508
Jurusan/program
studi:

Teknik

Anda mungkin juga menyukai