darmanmanda.ppsunm@yahoo.co.id 4)anwar288347@yahoo.com
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan menganalisis faktor-Faktor determinan Program
Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan di Kecamatan
Tanete Riattang Timur, Kabupaten Bone, Indonesia. Kebijakan PNPM mandiri
pedesaan mengalami berbagai hambatan yang ditandai dengan keterlibatan
masyarakat yang belum optimal serta tujuan program belum tercapai sesuai harapan.
Oleh karena itu, penelitian ini menarik untuk diteliti dengan menganalisis faktorfaktor penentu keberhasilan PNPM Mandiri Pedesaan.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Data diperoleh melalui
observasi, wawancara, dan studi kepustakaan. Informan terdiri dari Penanggungjawab
Operasional Kegiatan (PJOK), Unit Pengelola Kegiatana (UPK), tokoh masyarakat,
Tim Pengelola Kegiatan (TPK), Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa (KPMD),
dan masyarakat penerima manfaat dari kelompok simpan pinjam perempuan (SPP)
Penelitian ini menganalisis faktor-faktor pendukung dan penghambat PNPM
Mandiri Perdesaan. Adapun faktor-faktor pendukung yaitu: (1) keterlibatan
masyarakat secara aktif dalam proses identifikasi dan penetapan masalah; (2)
efektifitas pencapaian dari: (a) manfaat kegiatan; (b) manfaat partisipasi RTM; dan
(c) manfaat evaluasi, sedangkan faktor-faktor penghambat yaitu: (1) tidak
terlibatnya masyarakat dalam: (a) perencanaan dan penetapan pelatihan; (b)
perencanaan dan penetapan sosialisasi; (c) perencanaan kebutuhan; dan (d)
perencanaan evaluasi; (2) rendahnya keterlibatan masyarakat dalam: (a)
perencanaan, penetapan, dan pelaksanaan kegiatan; (b) pelaksanaan pelatihan; (c)
mengatasi masalah; (d) pelaksanaan sosialisasi; (e) perencanaan, penetapan, dan
partisipasi RTM; (f) penetapan dan penyediaan kebutuhan program; (g) penetapan
dan pelaksanaan evaluasi; (3) kurang efektifnya pencapaian dari: (a) hasil
pelaksanaan kegiatan; (b) hasil dan manfaat pelaksanaan pelatihan; (c) hasil dan
manfaat teratasinya masalah; (d) hasil dan manfaat pelaksanaan sosialisasi; (e) hasil
partisipasi RTM; (f) hasil dan manfaat penyediaan kebutuhan; dan (g) hasil
pelaksanaan evaluasi.
Kata Kunci : Keterlibatan masyarakat dan Efektifitas Program Pemberdayaan.
ABSTRACT
This study aimed to analyze the determinant factor-factor in the
implementation of community empowerment policy in Bone regency, Indonesia.
Policy National Program for Community Empowerment, (PNPM) rural area
experienced various obstacles in its implementation which is characterized by the
involvement of the community is not optimal in its implementation pf development in
rural area as well as the objectives of the program have not been realized as public
expectations. Therefore, this study examined interesting to analyze the factors
determining the PNPM Rural policy implementation in Bone County.
The results showed that community involvement in the implementation of
the program is still low because the public has not been actively involved in every
process of planning, decision-making, and implementation of the program. The
factors supporting the program are: (1) active community involvement in the process
of identifying and fixing problems; (2) the effectiveness of the achievement of: (a) the
benefits of the activity; (B) the benefits of participation RTM; and (c) the benefits of
evaluation. The factors inhibiting the program are: (1) non-involvement in the
community: (a) the planning and establishment of training; (B) the planning and
establishment of socialization; (C) planning needs; and (d) the evaluation plan; (2)
lack of community involvement in: (a) the planning, establishment, and
implementation of activities; (B) implementation of the training; (C) address the
problem; (D) the implementation of socialization; (E) planning, determination, and
participation RTM; (F) the establishment and provision of programs; (G) the
establishment and implementation of the evaluation; (3) lack of effective achievement
of: (a) the results of the implementation of activities; (B) the results and benefits of
the implementation of the training; (C) the results and benefits of overcoming the
problem; (D) the results and benefits of socialization; (E) the results of participation
RTM; (F) the results and benefits of the provision of needs; and (g) the results of the
evaluation.
Keywords: Community involvement and Empowerment Program Effectiveness.
Introduction
1. Faktor pendukung
Faktor pendukung pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan di Kecamatan
Tanete Riattang Timur adalah sebagai berikut:
dalam
indentifikasi
masalah
yang
menghambat
pemberdayaan
masyarakat;
b. Indikator (I-E3) atau penetapan masalah, yaitu hubungan antara variabel evaluasi
inpit dengan variabel pemberdayaan eliminate, bahwa masyarakat telah terlibat
c.
d. Indikator (O-E5) atau manfaat partisipasi RTM, yaitu hubungan antara variabel
evaluasi outcome dengan variabel pemberdayaan enthuse, bahwa partisipasi RTM
dalam pemberdayaan masyarakat bermanfaat dalam pencapaian tujuan program;
e. Indikator (O-E7) atau manfaat evaluasi, yaitu hubungan antara variabel evaluasi
outcome dengan variabel pemberdayaan evaluate, bahwa evaluasi pemberdayaan
masyarakat bermanfaat dalam pencapaian tujuan program;
2. Faktor penghambat
Faktor penghambat pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan di Kecamatan
Tanete Riattang Timur adalah sebagai berikut:
l. Indikator I-E7 atau penetapan evaluasi, yaitu hubungan antara variabel evaluasi inpit
dengan variabel pemberdayaan evaluate, bahwa keterlibatan masyarakat pada
pengambilan keputusan dalam menetapkan evaluasi masih kurang, rendah, atau
m.
terbatas;
Indikator P1-E1 atau pelaksanaan kegiatan, yaitu hubungan antara variabel
evaluasi process dengan variabel pemberdayaan envision, bahwa keterlibatan
n.
o.
p.
terbatas;
Indikator P1-E4 atau pelaksanaan sosialisasi, yaitu hubungan antara variabel
evaluasi process dengan variabel pemberdayaan express, bahwa keterlibatan
q.
v.Indikator P2-E3 atau hasil dari mengatasi masalah, yaitu hubungan antara variabel
evaluasi product dengan variabel pemberdayaan eliminate, bahwa masalah
penghambat program yang berhasil diatasi masih kurang efektif terhadap
w.
x.
bb.
program;
Indikator O-E3 atau manfaat teratasinya masalah, yaitu hubungan antara variabel
evaluasi outcome dengan variabel pemberdayaan eliminate, bahwa teratasinya
masalah-masalah yang menghambat program masih kurang bermanfaat terhadap
cc.
dd.
Kesimpulan
Keterlibatan masyarakat dalam PNPM Mandiri Perdesaan di Kecamatan Tanete
Riattang Timur dapat diklasifikasikan sebagai berikut: pertama, masyarakat terlibat dalam
proses identifikasi masalah yang menghambat program dan pengambilan keputusan dalam
menetapkan masalah yang menghambat program; kedua, masyarakat kurang terlibat dalam
proses perencanaan kegiatan, penetapan kegiatan, pelaksanaan kegiatan, pelaksanaan
pelatihan, mengatasi masalah, pelaksanaan sosialisasi, perencanaan partisipasi RTM,
penetapan partisipasi RTM, partisipasi RTM, penetapan kebutuhan program, penyediaan
kebutuhan program, penetapan evaluasi, dan pelaksanaan evaluasi; dan ketiga, masyarakat
tidak terlibat dalam proses perencanaan pelatihan, penetapan pelatihan, perencanaan
sosialisasi, penetapan sosialisasi, perencanaan kebutuhan program, dan perencanaan evaluasi.
Efektifitas pencapaian tujuan PNPM Mandiri Perdesaan di Kecamatan Tanete
Riattang Timur dapat diklasifikasikan sebagai berikut: pertama, proses pemberdayaan yang
efektif dalam pencapaian tujuan program yaitu manfaat kegiatan, manfaat partisipasi RTM,
dan manfaat evaluasi; dan kedua proses pemberdayaan yang kurang efektif dalam pencapaian
tujuan program yaitu hasil kegiatan, hasil pelatihan, manfaat pelatihan, hasil mengatasi
masalah, maanfaat mengatasi masalah, hasil sosialisasi, manfaat sosialisasi, hasil partisipasi
RTM, hasil penyediaan kebutuhan program, manfaat penyediaan kebutuhan program, dan
hasil evaluasi.
Oleh sebab itu maka dapat disimpulkan bahwa pertama: faktor pendukung adalah
proses pemberdayaan yang telah sesuai dengan tujuan dan prinsip dasar PNPM Mandiri
Perdesaan, sehingga dengan demikian maka faktor pendukung PNPM Mandiri Perdesaan di
Kecamatan Tanete Riattang Timur yaitu identifikasi masalah yang menghambat program,
pengambilan keputusan dalam menetapkan masalah yang menghambat program, manfaat
kegiatan, manfaat partisipasi RTM, dan manfaat evaluasi; kedua: faktor penghambat
pemberdayaan adalah proses yang masih kurang atau belum sesuai dengan tujuan dan prinsip
dasar PNPM Mandiri Perdesaan, sehingga dengan demikianmaka faktor penghambat PNPM
Mandiri Perdesaan di Kecamatan Tanete Riattang Timur yaitu perencanaan kegiatan,
penetapan kegiatan, pelaksanaan kegiatan, perencanaan pelatihan, penetapan pelatihan,
pelaksanaan pelatihan, mengatasi masalah, perencanaan sosialisasi, penetapan sosialisasi,
pelaksanaan sosialisasi, perencanaan partisipasi RTM, penetapan partisipasi RTM, partisipasi
Diskusi Teori
Merujuk pada pendapat Watson yang dikutip oleh Adi (2003) tentang dua
kelompok hambatan yaitu kepribadian individu serta sistem sosial dan kemudian
Watson merekomendasikan 3 (tiga) pertanyan yaitu: (1) siapa yang melakukan
perubahan; (2) bentuk perubahan seperti apa yang akan dilakukan; dan (3)
bagaimana prosedur untuk melakukan perubahan tersebut, maka rekomendasi
Watson tersebut kemudian terjawab oleh temuan-temuan penelitian, sebagai berikut:
1. Siapa yang melakukan perubahan: terjawab melalui temuan penelitian terhadap
sejauhmana keterlibatan masyarakat dalam pelaksanaan program;
2. bentuk perubahan seperti apa yang akan dilakukan: terjawab melalui temuan
penelitian terhadap bagaimana efektifitas pencapaian tujuan program; dan
3. Bagaimana prosedur untuk melakukan perubahan: terjawab melalui temuan
penelitian terhadap pencapaian setiap varibel pemberdayaan masyarakat.
Hasil Temuan Penelitian serta merujuk pada rekomendasi Waston yang
dikutip oleh Adi (2003), maka direkomendasikan strategi pencapaian tujuan program
PNPM Mandiri Perdesaan di Kecamatan Tanete Riattang Timur, sebagai berikut:
1. Mempertahankan indikator pemberdayaan yang menjadi faktor pendukung, yaitu
indikator pemberdayaan yang telah memberikan ruang seluas-luasnya kepada
masyarakat utamanya masyarakat miskin untuk terlibat dalam program, serta
indikator yang telah memiliki efektifitas dalam pencapaian tujuan program;
2. Optimalisasi terhadap indikator pemberdayaan yang masih kurang, rendah, atau
terbatas, yaitu indikator yang berhubungan dengan keterlibatan masyarakat dalam
perencanaan, pengambilan keputusan, dan pelaksanaan program, serta indikator
yang berhubungan dengan efektifitas hasil dan manfaat program terhadap
peningkatan kesejahteraan dan kesempatan kerja bagi masyarakat utamanya
masyarakat miskin secara mandiri;
3. Pelibatan masyarakat utamanya masyarakat miskin secara aktif dalam seluruh
proses pemberdayaan, utamanya terhadap indikator pemberdayaan yang ternyata
belum atau tidak melibatkan masyarakat, yaitu pada proses perencanaan dan
pengambilan keputusan. Artinya bahwa masyarakat adalah pelaku perubahan,
sehingga dominasi para pelaksana atau pelaku program semakin di minimalisir
dan lebih diarahkan pada kegiatan pendampingan;
4. Pelaksanaan sosialisasi untuk menciptakan kesepahaman dan kesamaan persepsi
terhadap program dan tujuan program harus dilakukan secara terus menerus pada
seluruh proses pemberdayaan dengan leboh mendorong dan mengedepankan
peranan masyarakat secara lebih aktif dan seluas-luasnya dalam penyebarluasan
informasi; dan
5. Identifikasi dan penyelesaian masalah secara konfrehensif dalam rangka
kesinambungan, pengembangan, dan penyempurnaan program pemberdayaan
masyarakat di masa depan.
REFERENCE
1. Adi, Isbandi Rukminto, 2003. Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan
Intervensi Komunitas. Jakarta. Lembaga Penerbit FE UI.
2. Burhan, Bungin. 2007. Penelitian Kualitatif : Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan
Publik, dan Ilmu Sosial Linnya, Jakarta : Kencana Prenada Media Group
3. Dunn, William, 1999. Analisis kebijakan Publik. Yogyakarta, Gajah Mada
Universty Press.
4. Dye, Thomas R. Understanding Public Policy, Tenth Edition. Prentice-Hall, New
Jersey.2002
5. Indiahono, Dwiyanto, 2009. Kebijakan Publik Berbasis Dinamic Policy Analisys,
Yogyakarta: Gava Media
6. Jeddawi, Murtir, 2008. Implementasi kebijakan Ekonomi Daerah (Analisis
Kewenangan,
Kelembagaan, Manajemen Kepegawaian, dan Peraturan
Daerah), Yogyakarta: Kreasi Total Media
7. Ndraha, Taliziduhu. 1990. Pembangunan Masyarakat, Mempersiapkan
Masyarakat Tinggal Landas, Jakarta: Rineka Cipta.
8. Nugroho, Riant, 2009. Public Policy. Jakarta. Elex Media Komputindu,
Kelompok Gramedia.
9. Sugiono, 2011. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods), Bandung:
Alfabeta
10. Rist, Ray C., 1995. Policy Evalution. Cambridge. Great Britain: University Press,
Cambridge