Anda di halaman 1dari 18

1

BAB I
PENDAHULUAN

Dalam bab ini penulis menguraikan tentang (1) latar belakang, (2) identifikasi masalah,
(3) pembatasan masalah, (4) rumusan masalah, (5) tujuan penelitian, dan (6) manfaat
penelitian, dan (7) definisi operasional.
1.1 Latar Belakang
Sastra merupakan peristiwa dan gejala budaya yang dapat dijumpai pada semua
masyarakat. Sebagai peristiwa dan gejala budaya maka sastra mempunyai sistemnya.
Peristiwa dan gejala budaya ini merupakan suatu gejala yang universal dalam semua
masyarakat. (Rahman dan Jalil, 2004: 35)
Karya sastra merupakan hasil ciptaan dan kreativitas pengarang yang menggambarkan
segala peristiwa yang dialami masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Pengarang
menciptakan sebuah karya sastra berdasrkan pengalaman dan pengamatannya terhadap
kehidupan. Jabrohim (2001:167) mengatakan bahwa karya sastra adalah hasil pikiran
pengarang yang menceritakan segala permasalahan itu karena pengarang berada dalam ruang
dan waktu. Di dalam ruang dan waktu tersebut pengarang senantiasa terlibat dengan beraneka
ragam permasalahan. Dalam bentuknya yang paling nyata, ruang dan waktu tertentu itu
adalah masyarakat atau sebuah kondisi sosial, tempat berbagai pranata nilai di dalamnya
berinteraksi.
Karya sastra pada umumnya lebih peka terhadap persoalan-persoalan sosial dan
psikologis masyarakat. Karya sastra juga merupakan hasil dari luapan perasaan dan
pemikiran pengarang mengenai kehidupan pengarang itu sendiri atau kehidupan orang lain
yang dijadikannya sebagai objek.

Hamidy (2001:7) mengatakan karya sastra ialah karya imajinatif yaitu karya yang
mempunyai bentuk sedemikian rupa sehingga unsur-unsur estetika merupakan bagian-bagian
yang dominan.
Karya sastra terbagi menjadi 2, yaitu karya sastra yang berbentuk tulisan dan karya
sastra yang berbentuk lisan. Karya sastra yang berbentuk tulisan contohnya roman, novel,
gurindam, cerpen. Sedangkan karya sastra yang berbentuk lisan contohnya dongeng, cerita
rakyat, fabel, dan lain-lain.
Karya sastra berupa novel yang diciptakan oleh penulis maupun sastrawan untuk
dinikmati dan dimanfaatkan oleh sastrawan dan masyarakat. Novel adalah sebuah karya
sastra berupa cerita prosa yang fiktif yang menggambarkan kehidupan manusia secara luas
dan diperoleh dari kehidupan pengarang itu sendiri maupun orang lain baik dari lingkungan
maupun masyarakat di sekitarnya.
Dalam penelitian ini penulis menganalisis novel yang berjudul Padang Bulan karya
Andrea Hirata. Adapun alasan penulis mengangkat novel Padang Bulan ini sebagai objek
penelitian karena novel ini merupakan novel yang sangat menarik dan dapat dijadikan contoh
oleh pembaca dan penulis novel tersebut. Novel Padang Bulan karya Andrea Hirata yang
memiliki ketebalan 310 halaman ini menyuguhkan suatu kisah yang menarik. Walaupun buku
ini merupakan cetakan pertama tetapi buku ini telah banyak diminati oleh para pembaca atau
penggemar novel. Yang lebih menariknya dari novel ini tidak bersifat monoton atau hanya
berkisah pada satu peristiwa pada satu pelaku utama saja tetapi juga menyungguhkan
beragam peristiwa yang saling berkaitan satu sama lain.
Andrea Hirata adalah salah seorang penulis novel fenomenal dan cukup dikenal di
dunia internasional. Andrea Hirata merupakan sosok orang yang senantiasa memperhatikan
keadaan di sekelilingnya lalu ia me nuliskan semuanya di dalam karya novelnya. Padang

Bulan adalah salah satu novelnya yang bersifat moderen yang menceritakan sosial budaya
masyarakat, gaya bahasa, serta budaya yang ada di daerah tersebut.
Novel Padang Bulan ini menceritakan pergolakan nasib seorang perempuan dan huruhara kecemburuan seorang laki-laki. Hal yang menjadikan

novel ini menarik adalah

ceritanya yang variatif sehingga memberikan suasana yang nyaman, mengharukan dan juga
menyenagkan. Novel ini mencerita dua sisi kehidupan anak manusia yang saling
berhubungan dan saling menguatkan satu dengan yang lainnya.
Pada novel ini, Andrea Hirata berhasil memperlihatkan kepada pembaca kekuatankekuatan besar yang tersembunyi di dalam diri manusia, kekuatan yang tidak disadari
seseorang di dalam dirinya. Novel ini juga menceritakan tentang perjuangan, pengorbanan
untuk mempertahankan hidup dan memperoleh cinta.
Novel ini memberikan amanat kepada kita untuk senantiasa bekerja keras, bersyukur,
bersabar, jujur, dan bertawakal atas apa yang terjadi sehingga kita dapat berjiwa tegar dan
pantang menyerah.
Berdasarkan beberapa alasan di atas, penulis ingin mengkaji nilai pendidikan dan
perjuangan sosial pada karya sastra tersebut dengan judul Analisis Nilai Pendidikan dan
Perjuangan Sosial pada Novel Padang Bulan Karya Andrea Hirata.
1.2 Identifikasi Masalah
Karya sastra adalah fenomena unik. Ia juga fenomena organik, di dalamnya penuh
serangkaian makna dan fungsi, makna dan fungsi ini sering kabur dan tak jelas, karya sastra
memang sarat dengan imajinasi, itulah sebabnya peneliti sastra memiliki tugas untuk
mengungkapkan kekaburan itu menjadi jelas. Peneliti sastra akan mengungkapkan elemen-

elemen dasar bentuk sastra dan menafsirkan sesuai paradigma dan teori yang digunakan
( Suwardi Endraswara, 2011:7).
Karya Sastra merupakan hasil dari suatu yang diciptakan yang berbentuk seni dan di
dalamnya terdapat unsur estetika. Novel merupakan sebuah karya sastra yang berupa tulisan
dan berbentuk prosa. Biasanya novel menceritakan kehidupan seseorang dimulai dari masa
kecil sampai ia meninggal.
Suatu karya sastra diharapkan mampu mengungkapkan kehidupan manusia untuk dapat
dipedomani oleh pembaca. Karya sastra yang baik mampu memberikan ajaran yang baik
kepada penikmatnya. Setiap novel yang dianggap baik dan bermutu oleh masyarakat apabila
terdapat unsur pendidikan, nilai-nilai yang terkandung didalamnya.
1.3 Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini lebih terarah penulis membatasi ruang lingkup masalah yang akan
diteliti. Sesuai dengan judul dari penelitian ini Analisis Nilai Pendidikan dan Perjuangan
Sosial pada Novel Padang Bulan Karya Andrea Hiarata maka penulis membatasi masalah
yang akan diteliti yaitu analisis nilai pendidikan dan perjuangan pada novel Padang Bulan.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas penulis dapat merumuskan masalah sebagai
berikut.
1. Nilai pendidikan apa sajakah yang terdapat dalam novel Padang Bulan?
2. Perjuangan sosial apa saja yang dilakukan oleh tokoh dalam novel Padang Bulan?

1.5 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan penelitian ini sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui dan menjelaskan nilai apa saja yang terkandung dalam novel Padang
Bulan karya Andrea Hirata.
2. Untuk mengetahui dan menjelaskan perjuang apa saja yang dilakukan oleh tokoh dalam
novel Padang Bulan karya Andrea Hirata.
1.6 Manfaat Penelitian
Penelitian ini dapat bermanfaat dari berbagai pihak baik secara edukatif, teoritis,
maupun secara praktis. Manfaat edukatif, teoritis dan praktis yang dimaksudkan sebagai
berikut:
1. Secara Edukatif, penelitin ini berguna untuk bahan masukan yang bermanfaat bagi dunia
pendidikan, khususnya pengajaran bahasa dan sastra indonesia.
2. Secara Teoritis, penelitian ini sangat bermanfaat untuk memperdalam ilmu pengetahuan
baik dalam bidang sastra dan bahasa maupun pada metode penelitian.
3. Secara praktis, penelitian ini bermanfaat untuk menambah dan memperluas ilmu penulis.
1.7 Definisi Operasional
Agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam memahami penelitian ini, maka perlu
dijelaskan beberapa hal yaitu:
1. Nilai merupakan kesatuan dari norma-norma yang akan membentuk sistem nilai dalam
kehidupan sehari-hari yang berwujud aturan yang harus dipatuhi manusia, seehingga
merupakan salah satu tolak ukur untuk menentukan derajat manusia ditengah
lingkungannya.
2. Nilai pendidikan adalah ukuran yang dihasilkan dari suatu proses pemberian nilai atau
proses perubahan sikap-sikap, perilaku seseorang atau kelompok orang dalam kehidupan
bermasyarakat.
3. Sosiologi sastra adalah sebuah pendekatan antara sastra dengan masyarakat.
4. Perjuangan sosial Perjuangan sosial merupakan sebuah usaha atau upaya yang dilakukan
seseorang atau kelompok orang untuk mencapai dan memperoleh sesuatu yang diinginkan
melalui proses dan rintangan yang dihadapi yang ada pada lingkungan masyarakat
tersebut.

BAB II
TINJAUAN TEORETIS
Dalam bab ini penulis menjelaskan tentang (1) konsep sosiologi sastra, (2) konsep
nilai, ( 3) konsep nilai pendidikan, (4) perjuangan sosial dalam novel Padang Bulan, (5)
penelitian yang relevan.
2.1 Konsep Sosiologi Sastra

Ada ungkapan bahwa manusia adalah makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, manusia
membutuhkan proses interaksi dengan manusia lainnya, sebab manusia tidak dapat hidup
sendiri.
Aspek sosial merupakan tindakan prilaku sosial yang berlaku dalam kehidupan
masyarakat yang menggambarkan hubungan erat antar manusia, serta manusia dengan alam
yang menginginkan kehidupan tentram dan harmonis baik individu maupun kelompok
masyarakat karena manusia makhluk sosial.
Manusia dikatakan makhluk sosial karena manusia baru disebut manusia normal
apabila ia telah atau bisa hidup dengan manusia lainnya ( Abdul Syani, 1987:8).
Untuk mengkaji sastra dalam bentuk sosial maka perlu melakukan sebuah pendekatan,
yaitu pendekatan sosiologi sastra.
Istilah sosiologi berasal dari bahasa latin Socius yang bererti kawan dan dari kata
Yunani logos yang berarti kata atau berbicara. Jadi sosiologi berarti berbicara
mengenai masyarakat.
Sosiologi adalah telaah tentang lembaga sosial masyarakat. Sosiologi mencari
kemungkinan

masyarakat

melangsungkan

kehidupannya

dalam

menjalankan

dan

mempelajari lembaga-lembaga sosial dan segala masalah yang mereka alami, seperti masalah
ekonomi, agama, pendidikan dan lain-lain.
Sedangkan sosiologi dan sastra merupakan berbagai masalah yang sama, yaitu
bagaimana masyarakat itu berusaha menyesuikan dirinya dengan kehidupan sosial.
Menurut Ratna (2003:2) ada sejumlah defenisi mengenai sosiologi sastra yang perlu
diperhatikan, antara lain:

1. Sosiologi sastra adalah hubungan dua arah (dialektik) antara sastra dengan masyarakat
2. Sosiologi sastra adalah berusaha menemukan kualitas interdependensi antara sstra dengan
masyarakat.
Junus (2003) mengemukakan, bahwa yang menjadi pembicaraan dalam telaah sosiologi
sastra adalah karya sastra dilihat sebagai dokumen sosial buadaya.
Elmustian Rahaman (2004:198) mengatakan, sosiologi sastra adalah suatu ilmu yang
melakukan

pendekatan

terhadap

sastra

dengan

mempertimbangkan

segi-segi

kemasyarakatan.
Wellek dan Warren (1956:84, 1990:111) membagi sosiologi sastra menjadi tiga, yaitu:
1. Sosiologi pengarang, profesi pengarang, dan istitusi sastra, masalah yang berkait disini
adalah dasar ekonomi produksi sastra, latar belakang status social pengarang, dan ideologi
pengarang yang terlibat dari berbagai kegiatan pengarang di luar karya sastra, karena
setiap pengarang adalah masyarakat, ia dapat dipelajari sebagai makhluk social.
2. Sosiologi sastra yang memasalahkan karya sastra itu sendiri yang menjadi pokok
penelaahannya atau apa yang tersirat dalam karya sastra dan apa yang menjadi tujuannya.
3. Sosiologi sastra yang mempermasalahkan pembaca dan dampak social karya satra,
pengarang dipengaruhi dan mempengaruhi masyarakat.

Menurut Sapardi Djoko Damono, hal-hal yang mempermasalahkan dalam teori ini
adalah:
1. Kontek sosial masyarakat, bagaimana pengarang mendapatkan nafkaf, profesionalisme
kepengarangan, masyarakat yang dituju si pengarang,
2. Sastra sebagai cermin masyarakat, dan
3. Fungsi sastra dalam masyarakat.
Wolff ( Faruk, 1994:3) mengatakan sosiologi sastra merupakan disiplin yang tanpa
bentuk, tidak terdifinisikan dengan baik, terdiri dari sejumlah studi-studi empiris dan
berbagai percobaan pada teori yang agak lebih general, yang masing-masingnya hanya

mempunyai kesamaan dalam hal bahwa semuanya berurusan dengan hubungan sastra
masyarakat.
Menurut Suwardi ( 2002:77) sosiologi sastra adalah cabang penelitian sastra yang
bersifat reflektif. Penelitian ini banyak diminati oleh peneliti yang ingin melihat sastra
sebagai cermin kehidupan masyarakat. Arenanya, asumsi dasar penelitian sosiologi sastra
adalah kelahiran sastra tidak dalam kekosongan sosial. Kehidupan sosial akan menjadi picu
lahirnya karya sastra. Karya sastra yang berhasil atau sukses yaitu yang mampu
merefleksikan zaman.
2.2 Konsep Nilai
Nilai adalah hakikat suatu hal-hal kebenaran, kebaikan, dan suatu yang dujunjung
tinggi. Seterusnya kebenaran itu dapat pula dipandang sebagai nilai ( Gazalba, 19981:474).
Lebih lanjut Gazalba ( 1981:471) mengatakan bahwa nilai itu idiel, bersifat ide. Karena
itu ia abstrak, tidak dapat disentuh oleh pancaindra. Yank dapat ditangkap adalah barang atau
laku perbuatan yang mengandung nilai itu.
Kaelan (2004:87) mengartikan nilai itu pada hakikatnya adalah sifat atau kualitas yang
melekat pada suatu objek, bukan objek itu sendiri. Sesuatu itu mengandung nilai artinya ada
sifat atau kualitas yang melekat pada sesuatu itu.
Hamidy ( 1993:1) mengatakan, manusia selalu terlibat dengan nilai. Tiap realitas
hidupnya selalu memerlukan nilai. Menurut Darmodiharjo dkk ( 1991:58), Nilai secara
singkat dapat dikatakan sebagai hasil penilaian / pertimbangan baik/ tidak baik terhadap
sesuatu yang kemudian dipergunakan sebagai dasar alasan ( motivasi) melakukan atau tidak
melakukan sesuatu.

10

Sementara itu Kaelan ( 2003:92) berpendapat bahwa nilai adalah kualitas dari suatu
yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, baik lahir mau pun batin. Dalam kehidupan
manusia nilai dijadikan landasan, alasan atau motivasi dalam bersikap dan bertingkah laku
baik disadari maupun tidak. Nilai hanya dapat dipahami, dipikirkan, dimengerti dan dihayati
oleh manusia. Nilai berkaitan dengan harapan, cita-cita, keinginan, dan segala sesuatu
pertimbangan internal ( batiniah) manusia.
Dari pernyataan di atas dapat di simpulkan bahwa nilai adalah suatu pertimbangan baik
buruknya seseorang, atau suatu objek.
2.3 Konsep Nilai Pendidikan
Menurut Syam dalam Jalaluddin dan Idi ( 2007: 138), pendidikan secara praktis tidak
dapat dipisahkan dengan nilai-nilai. Nilai-nilai pendidikan meliputi nilai sosial, nilai moral,
dan nilai agama yang kesemuanya tersimpul dalam tujuan pendidikan, yakni membina
kepribadian ideal.
Nilai pendidikan adalah ukuran yang dihasilkan dari suatu proses pemberian nilai atau
proses perubahan sikap-sikap, prilaku seseorang atau kelompok orang dalam kehidupan
bermasyarakat. Nilai pendidikan akan mudah diterima oleh masyarakat jika diberikan dalam
bentuk keindahan seperti dalam ungkapan ( Hamidy, 1989:28).
Pendidikan merupakan salah satu aspek lingkungan sosial yang paling sering melatar
belakangi sebuah karya sastra seperti novel. Hal ini karena pendidikan merupakan salah satu
aspek yang tidak terlepas dari kehidupan sehari-hari di dalam masyarakat ( Mahayana,
1992:135).
2.3.1

Nilai Pendidikan Sosial

11

Kata sosial berarti hal-hal yang berkenaan dengan masyarakat/ kepentingan umum.
Nilai pendidikan sosial merupakan hikmah yang dapat diambil dari perilaku sosial dan tata
cara hidup sosial. Perilaku sosial berupa sikap seseorang terhadap peristiwa yang terjadi di
sekitarnya yang ada hubungannya dengan orang lain, cara berpikir, dan hubungan sosial
bermasyarakat antar individu. Nilai pendidikan sosial yang ada dalam karya seni dapat dilihat
dari cerminan kehidupan masyarakat yang diinterpretasikan (Rosyadi, dalam Amalia, 2010).
Nilai pendidikan sosial akan menjadikan manusia sadar akan pentingnya kehidupan
berkelompok dalam ikatan kekeluargaan antara satu individu dengan individu lainnya.
Nilai pendidikan sosial mengacu pada hubungan individu dengan individu yang lain
dalam sebuah masyarakat. Bagaimana seseorang harus bersikap, bagaimana cara mereka
menyelesaikan masalah, dan menghadapi situasi tertentu juga termasuk dalam nilai sosial.

2.3.2

Nilai Pendidikan Moral


Moral merupakan makna yang terkandung dalam karya seni, yang disaratkan lewat

cerita. Moral dapat dipandang sebagai tema dalam bentuk yang sederhana, tetapi tidak semua
tema merupaka moral (Kenny dalam Nurgiyantoro, 2005: 320).
Hasbullah (dalam Amalia, 2010) menyatakan bahwa, moral merupakan kemampuan
seseorang membedakan antara yang baik dan yang buruk. Nilai moral yang terkandung dalam
karya seni bertujuan untuk mendidik manusia agar mengenal nilai-nilai etika merupakan nilai
baik buruk suatu perbuatan, apa yang harus dihindari, dan apa yang harus dikerjakan,
sehingga tercipta suatu tatanan hubungan manusia dalam masyarakat yang dianggap baik,
serasi, dan bermanfaat bagi orang itu, masyarakat, lingkungan, dan alam sekitar.
Uzey (2009) berpendapat bahwa nilai moral adalah suatu bagian dari nilai, yaitu nilai
yang menangani kelakuan baik atau buruk dari manusia.moral selalu berhubungan dengan
nilai, tetapi tidak semua nilai adalah nilai moral. Moral berhubungan dengan kelakuan atau

12

tindakan manusia. Nilai moral inilah yang lebih terkait dengan tingkah laku kehidupan
manusia sehari-hari.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa nilai pendidikan moral menunjukkan
peraturan-peraturan tingkah laku dan adat istiadat dari seorang individu dari suatu kelompok
yang meliputi perilaku.
2.3.3

Nilai Pendidikan Relegius


Religi merupakan suatu kesadaran yang menggejala secara mendalam dalam lubuk

hati manusia sebagai human nature. Religi tidak hanya menyangkut segi kehidupan secara
lahiriah melainkan juga menyangkut keseluruhan diri pribadi manusia secara total dalam
integrasinya hubungan ke dalam keesaan Tuhan (Rosyadi, dalam Amalia, 2010).
Nilai-nilai religius bertujuan untuk mendidik agar manusia lebih baik menurut
tuntunan agama dan selalu ingat kepada Tuhan. Nilai-nilai religius yang terkandung dalam
karya seni dimaksudkan agar penikmat karya tersebut mendapatkan renungan-renungan batin
dalam kehidupan yang bersumber pada nilai-nilai agama. Nilai-nilai religius dalam seni
bersifat individual dan personal.
Semi (1993:21) juga menambahkan, kita tidak mengerti hasil-hasil kebudayaanya,
kecuali bila kita paham akan kepercayaan atau agama yang mengilhaminya. Religi lebih pada
hati, nurani, dan pribadi manusia itu sendiri.
Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai religius yang
merupakan nilai kerohanian tertinggi dan mutlak serta bersumber pada kepercayaan atau
keyakinan manusia.
2.4 Perjuangan Sosial dalam Novel Padang Bulan

13

Perjuangan sosial merupakan sebuah usaha atau upaya yang dilakukan seseorang atau
kelompok orang untuk mencapai dan memperoleh sesuatu yang diinginkan melalui proses
dan rintangan yang dihadapi yang ada pada lingkungan masyarakat tersebut.
Perjuangan-perjuangan yang ada pada novel Padang Bulan ini adalah perjuangan dalam
meningkatkan pendidikan, perjuangan dalam mengatasi rasa pesimis, perjuangan dalam
mengatasi kemiskinan, perjuangan dalam mengangkat harga diri, dan perjuangan untuk
mendapatkan cinta.
2.5 Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan dalam novel Padang Bulan karya Andrea Hirata adalah
penelitian ini menitik beratkan pada nilai pendidikan dan perjuangan sosial dalam teks novel
tersebut. penelitian yang peneliti lakukan ini sifatnya bukan mengulangi penelitian yang
terdahulu, meskipun objek yang dikaji sama. Ada beberapa penelitian yang masalahnya
berkaitan dan berhubungan dengan penelitian yang peneliti lakukan ini.
Penelitian ini relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dini Setiowati (2008)
dengan judul Nilai Pendidikan dalam Novel Laskar Pelangi Karya Andrea Hirata, penelitian
ini juga relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh Arlindawati (2007) dengan judul Nilai
Pendidikan dalam Novel Hujan Karya Hary B Koriun. Kedua penelitian ini sama-sama
meneliti nilai pendidikan, sedangkan perbedaan yang terdapat pada penelitian yang terdahulu
ini dengan penelitian yang dilakukan peneliti sekarang adalah teks novelnya.
Penelitian yang di teliti oleh peneliti ini juga telah diteliti oleh Vivi Nova Rina (2007)
dengan judul Analisis Persoalan dan Perjuangan Sosial pada Novel Saraswati Si Gadis dalam
Sunyi Karya A.A Navis. Penelitian Vivi dan penelitian yang dilakukan penulis sama-sama
meneliti perjuangan sosial pada teks novel yang berbeda dan perbedaan penelitian ini juga

14

terlihat dari judul yang akan diteliti oleh Vivi dan penulis, yaitu Vivi meneliti Analisis
Persoalan dan Perjuangan Sosial pada Novel Saraswati Si Gadis dalam Sunyi Karya A.A
Navis sedangkan penulis meniliti Nilai Pendidikan dan Perjuangan Sosial dalam Novel
Padang Bulan Karya Andrea Hirata.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Bab III ini akan memaparkan tentang (1) waktu dan tempat penelitian, (2) metode
penelitian, (3) data dan sumber data, (4) teknik pengumpulan data, (5) teknik analisis data,
( 6) keabsahan data.
3.1Waktu dan Tempat Penelitian

15

Penelitian ini dilaksanakan di Pekanbaru, sedangkan waktu yang diperlukan untuk


penelitian ini direncanakan berlangsung selama 3 (tiga) bulan. Rentang waktu ini dihitung
sejak pengesahan judul sampai dengan penandatanganan skripsi dari ujian sarjana.
WAKTU PENELITIAN
September Oktober
No Jenis kegiatan
1. Seminar
proposal
2. Revisi proposal
3. Pengumpulan
4.
5.
6.
7.
8.

Data
Pengolahan data
Analisis data
Seminar hasil
Revisi hasil
Ujian skripsi

November Desember Januari

2013
2013
2013
2013
2013
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
x
x x
x x
x x
x x
x x
x x
x

3.2 Metode penelitian


Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Peneliti
berusaha memberi gambaran seobjektif mungkin tentang data yang diperoleh dalam novel
Padang Bulan mengenai nilai pendidikan dan perjuangan sosial.
3.3 Sumber Data
Sumber data pada penelitian ini adalah keseluruhan data yang terdapat pada novel yang
berupa naskah novel, teks yang ada pada novel.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam
rangka mencapai tujuan penelitian.Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini
menggunakan metode dokumentasi atau kepustakaan.

16

Metode dokumentasi dapat diartikan sebagai suatu cara pengumpulan data yang
diperoleh dari dokumen-dokumen yang ada atau catatan-catatan yang tersimpan, baik itu
berupa catatan transkrip, buku, surat kabar, dan lain sebagainya.
3.5 Teknik Analisis Data
Setelah mengetahui dan melaksanakan pengumpulan data, kemudian data yang
diperoleh tersebut dianalisis berdasarkan hasil yang telah diperoleh dengan cara:
1. Membaca naskah novel
2. Membuat sinopsis novel
3. Menganalisis dan mengelompokkan nilai pendidikan dan perjuangan sosial yang ada pada
novel
4. Memaparkan hasil analisis data
5. Menyimpulkan hasil penelitian.

17

DAFTAR PUSTAKA
Endraswara, Suwardi. 2002. Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta: FBS
Escarpet, Robert. 2008. Sosiologi Sastra. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Darmodiharjo,
Darji, dkk. 1991. Santiaji Pancasila. Surabaya: Usaha Nasiona.
Hamidy, Uu. 1993. Nilai Suatu Kajian Awal. Pekanbaru: UIR Press.
Kaelan, H. 2003. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: paradigma.
Rahman Elmustian dan Abdul Jalil. 2004. Bahan Ajar Teori Sastra. Pekanbaru: Labor
Bahasa, Sastra, dan Jurnalistik Universitas Riau.
Abrams, M.H. 1971. The Mirror and the Lamp. Oxford : Oxford University Press.
Abrams, M.H. 1993 . A Glossary of Literary Terms. Fort Worth : Harcourt Brace Press.
Arliandawati. 2007. Nilai pendidikan dalam novel malam hujan karya hary bkoriun
Reni yulianti safitri. 2008.
http://skripsi-konsultasi.blogspot.com/2009/07/pendekatan-sosiologi-sastra-sebagai

18

http://konselingsebaya.blogspot.com/2012/06/pengertian-nilai-pendidikan.html

Anda mungkin juga menyukai