Oleh :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Feny Nur R
Nur Aeni R
Arini R
Talitha Zhafirah
Wahyuni
Deni Kurniawan
Prima Deva
1213010012
1213010019
1213010035
1213010037
1213010216
1213010236
1213010238
Adanya tekanan yang sangat kuat terhadap bisnis manufaktur saat ini,
menuntut perusahaan untuk lebih cerdas dalam menjalankan operasinya. Perubahan
permintaan pasar menuntut perusahaan untuk beroperasi lebih efisien, fleksibel, dan
menempatkan produk tepat waktu di pasar tanpa mengabaikan standar kualitas sesuai
dengan spesifikasi pelanggan. Pemahaman terhadap kondisi ini dan komitmen untuk
memuaskan pelanggan, mendorong perusahaan merancang proses produksi
sedemikian rupa sehingga produk yang dihasilkan mampu memenuhi persyaratan
pelanggan dalam kualitas, kuantitas, dan waktu yang tepat.
Industri sebagai suatu sistem, mengintegrasikan empat hal penting dalam
keunggulan bersaing perusahaan yang meliputi: riset pasar, desain produk, proses
produksi, dan pemasaran produk, seperti yang disajikan pada Roda Deming pada
Gambar Roda Deming. Perbaikan kinerja bisnis modern mencakup keseluruhan
system industry mulai dari pemesanan material sampai dengan distribusi produk
kepada konsumen, pelayanan purnajual, dan desain ulang produk.
Berdasarkan hasil riset pasar, diperoleh informasi tentang keinginan
konsumen terhadap suatu produk. Dari informasi ini kemudian perusahaan
merancang desain produk yang sesuai dengan keinginan pasar. Sertiap desain produk
menetapkan model dan spesifikasi yang harus diikuti oleh bagian produksi sehingga
produk yang dihasilkan dapat memenuhi spesifikasi pelanggan. Di samping itu,
proses produksi harus berjalan secara efektif dan efisien untuk menghasilkan produk
berkualitas dengan biaya serendah mungkin.
Fungsi produksi dan operasi yang mentransformasikan input menjadi output
bertanggung jawab untuk mneghasilkan produk dalam kulaitas dan kuantitas yang
telah ditentukan, tepat waktu, secara efektif, dan efisien. Dalam aktivitasnya dimulai
dari perencenaaan sampai dengan pengendalian dan evaluasi, fungsi ini harus secara
optimal mengubungkan kebutuhan pelanggan dengan kemampuan internal yang
dimiliki perusahaan. Kebijakan produksi dan operasi, kapasitas produksi (sumber
daya dan fasilitas), jadwal produksi, inovasi, dan peningkatan berkelanjutan harus
dikonsentrasikan untuk memenuhi kepuasan pelanggan, agar perusahaan memiliki
keunggulan dalam intensitas persaingan yang sangat ketat ini.
Waktu adalah salah satu komponen dalam keunggulan bersaing. Ketepatan
waktu dalam menyediakan produk di pasar adalah kebutuhan utama strategi bersaing
perusahaan. Terlambat menyediakan produk di pasar sama artinya dengan tidak
Tahap
Kedua
Desain
Produk
Keinginan
Pasar
Tahap
Tahap
Produksi
Ketiga
Riset Pasar
Pertama
Keinginan
Pasar
Efektif dan
Efisien
Tahap
Pemasaran
Keempat
dan
Pelayanan
Purna Jual
kepada pelanggan dengan harga lebih rendah relative daripada pesaing tanpa
mengorbankan proporsi margin yang telah direncanakan.
Untuk memastikan bahwa proses produksi dan operasi telah berjalan sesuai
dengan kebijakan dan strategi yang telah ditetapkan, membantu mengidentifikasi
kelemahan-kelemahan yang masih terjadi yang dapat menghambat tercapainya
tujuan fungsi ini dan mencari solusi perbaikannya, perusahaan melakukan audit atas
fungsi produksi dan operasi baik yang dilakukan secara adhoc maupun secara
periodik.
PENGERTIAN AUDIT PRODUKSI DAN OPERASI
Audit produksi dan operasi melakukan penilaian secara komprehensif
terhadap keseluruhan fungsi produksi dan operasi untuk menentukan apakah fungsi
ini telah berjalan dengan memuaskan (ekonomis, efektif dan efisien). Audit ini
dilakukan tidak hanya terbatas pada unit produksi tetapi juga berperan melengkapi
fungsi pengendalian kualitas.
Alasan yang mendasari perlu dilakukannya audit antara lain :
1. Proses produksi dan operasi harus berjalan sesuai dengan prosedur yang telah
ditetapkan.
2. Kekurangan/kelemahan yang terjadi harus ditemukan sehingga segera dapat
diperbaiki.
3. Konsistensi berjalannya proses harus diungkapkan.
4. Pendekatan proaktif harus menjadi dasar dalam peningkatan proses.
5. Berjalannya tindakan korektif harus mendapat dorongan dan dukungan dari
berbagai pihak yang terkait.
PRINSIP-PRINSIP UMUM
Beberapa prinsip umum yang memberikan panduan terhadap pelaksanaan audit
ini, dapat dijadikan pedoman oleh auditor dalam menjalankan tugas profesionalnya.
Prinsip-prinsip tersebut antar lain:
1. Tujuan utama audit adalah untuk menenntukan apakah proses produksi dan
operasi produksi dan operasi yang berjalan saat ini sudah sesuai dengan criteria
yang telah ditetapkan untuk memastikan bahwa produk yang dihasilakan
konsisten dengan standar kualitas yang telah ditetapkan serta mengidentifikasi
bagian yang memerlukan perbaikan.
Audit pendahuluan
Review dan pengujian terhadap pengendalian manajemen
Audit lanjutan.
Pelaporan
Tindak lanjut.
Audit Pendahuluan
Audit pendahuluan diawali dengan perkenalan antara pihak auditor dengan
organisasi auditee. Untuk mengonfirmasi scope audit, mendiskusikan rencana audit
dan penggalian informasi umum tentang organisasi auditee, objek yang akan diaudit,
mengenal lebih lanjut kondisi perusahaan dan prosedur yang diterapkan pada proses
produksi dan operasi.
Pada tahap ini auditor melakukan overview terhadap perusahaan secara umum,
produk yang dihasilkan, proses produksi yang melakukan peninjauan terhadap
pabrik(fasilitas produksi), layout pabrik, sistem komputer yang digunakan dan
berbagai sumber daya penunjang keberhasilan fungsi ini dalam mencapai tujuannya.
Setelah melakukan tahapan audit ini, auditor dapat memperkirakan (menduga)
kelemahan kelemahan yang mungkin terjadi pada fungsi produksi dan operasi
perusahaan auditee. Hasil pengamatan pada tahapan audit ini dirumuskan ke dalam
bentuk tujuan audit sementara (tentative audit objective) yang akan dibahas lebih
lanjut pada proses audit berikutnya.
itu,
pada
tahap
ini
auditor
juga
mengidentifikasikan
dan
Untuk mendapatkan informasi yang lengkap, relevan dan dapat dipercaya, auditor
menggunakan daftar pertanyaan (audit checklist) yang ditujukan kepada berbagai
pihak yang berwenang dan berkompeten berkaitan dengan masalah yang diaudit.
Dalam wawancara yang dilakukan, auditor harus menyoroti keseluruhan dari
ketidaksesuaian yang ditemukan dan menilai tindakan-tindakan korektif yang telah
dilakukan.
Pelaporan
Hasil dari keseluruhan tahapan audit sebelumnya yang telah diringkaskan dalam
kertas kerja audit (KKA), merupakan dasar dalam membuat kesimpulan audit dan
rumusan rekomendasi yang akan diberikan auditor sebagai alternatif solusi atas
kekurangan-kekurangan yang masih ditemukan. Pelaporan menyangkut penyajian
hasil audit kepada pihak-pihak yang berkepentingan terhadap hasil audit tersebut.
Laporan audit disajikan dengan format sebagai berikut:
I.
II.
III.
IV.
Tindak Lanjut
lingkup
audit
produksi
dan
operasi
meliputi
keseluruhan
dari
program/aktivitas yang dikelola pada fungsi ini, yang merupakan bagian dari
wewenang dan tanggung jawab untuk mendukung pencapaian tujuan perusahaan.
Secara keseluruhan ruang lingkup audit produksi dan operasi meliputi:
1. Rencana produksi dan operasi
2. Produktivitas dan peningkatan nilai tambah
3. Pengendalian produksi dan operasi
Rencana Produksi dan Operasi
Rencana produksi dan operasi mengakomodasi rencana fungsi-fungsi bisnis lain,
yang merupakan penjabaran dari rencana pencapaian tujuan perusahaan secara
keseluruhan. Rencana ini mengubungkan kebutuhan pasar atas produk yang
dipersayaratkan, aktivitas pengembangan dan rekayasa, kapasitas produksi, rencana
persediaan, keuangan, ketersediaan SDM, bahan baku, dan tingkat imbal hasil
investasi yang dipersyaratkan investor.
Melalui hasil survei pasar dan umpan balik yang diterima dari pelanggan, dapat
diidentifikasi peluang-peluang yang mungkin untuk dikembangkan, yang merupakan
selisih (kesenjangan) antara kebutuhan pasar dengan kemampuan industri untuk
memenuhinya. Menghubungkan peluang-peluang ini dengan kondisi internal
perusahaan, rencana induk produksi dan operasi mencerminkan berbagai usaha yang
akan dilakukan untuk memuaskan kebutuhan pasar dengan mengoptimalkan
penggunaan sumber dayanya. Rencana ini akan menjadi pedoman produksi dan
operasi dalam periode tertentu.
Kondisi internal mencerminkan kekuatan dan kelemahan yang terjadi pada
perusahaan, yang akan memengaruhi strategi dalam mengelola peluang-peluang dan
pencapaian tujuan perusahaan. Rencana induk harus mencerminkan optimalisasi
penggunaan sumber daya perusahaan dan mencegah semaksimal mungkin terjadinya
kapasitas menganggur. Oleh karena itu, penyusunan rencana induk harus didasarkan
pada ketersediaan kapasitas dan rencana penggunaanya, peluang dan ancaman yang
dihadapi dan usaha-usaha untuk melakukan perbaikan berkelanjutan untuk
meningkatkan efektivitas dan efisiensi. Suatu rencana induk memuat tentang:
1.
2.
3.
4.
Secara umum persediaan pada industri manufaktur terdiri atas persediaan bahan
baku, barang dalam proses, barang jadi, dan persediaan perlengkapan (supplies).
Untuk apa dan berapa besaran persediaan dibentuk, harus secara tegas terdiskripsikan
dalam kebijakan persediaan perusahaan. Kebijakan tentang persediaan bahan baku
harus memerhatikan hubungan permintaan atas persediaan tersebut. Menghubungkan
rantai nilai eksternal (pemasok dan pelanggan) dengan rantai nilai internal (proses
dan kerja sama antarfungsi di dalam perusahaan), menjadikan proses produksi
berjalan sangat efektif dan efisien. Proses produksi yang berjalan yang tepat dapat
meminimalkan berbagai pemborosan karena pemeliharaan fasilitas produksi
dilakukan dengan jadwal yang ketat dan bahan yang diolah sesuai dengan spesifikasi
mesin dan standar kualitas produk yang telah ditetapkan.
Perencanaan Keseimbangan Lintas Produksi
Keseimbangan lintas produksi atau disebut juga keseimbangan lini produksi
bertujuan untuk memperoleh suatu arus produksi yang lancar guna memperoleh
optimilisasi penggunaan fasilitas, tenaga kerja, dan peralatan yang tinggi melalui
penyeimbangan waktu kerja antarstasiun kerja. Secara teknis dalam menyusun
keseimbangan lini ini, terdapat 2 faktor, yaitu : i) jumlah waktu seluruh tugas dan ii)
waktu elemen tugas terpanjang, agar waktu siklus yang minimum diketahui. Metode
ini mengelompokan penugasan dalam mencapai keseimbangan lintas produksi yang
optimal dengan prosedur sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
Variabel
Jadwal
Induk
Kriteria
Pengukuran
Rasio hasil produksi dengan
Tepat kuantitas
Tepat Mutu (kualitas)
kebutuhan
Standar kualitas
Jadwal pelepasan barang ke
Tepat waktu
pasar
Produksi
Optimalisasi
Penggunaan Sumber
2
Daya
Rasio
rencana
produksi
Kapasitas penuh
Maksimum utilisasi
Tingkat Persediaan
Keseimbangan
Lintas Produksi
produksi
Keseimbangan
beban
operator
dengan
produksi
produksi
Penghapusan Persediaan
Produsen dengan lean production memfokuskan produksi dan operasinya pada
penurunan (penghapusan) persediaan. Metode ini menggunakan Just In Time dalam
menurunkan waktu pemrosesan dan biaya, dalam meningkatkan efisiensi proses
operasinya.
Zero Defect
Metode produksi ini membangun suatu sistem produksi dan operasi yang dapat
membantu karyawan memproduksi unit yang sempurna untuk setiap kalinya.
Persiapan proses produksi dilakukan dengan lebih matang untuk mencegah
terjadinya kegagalan dalam menghasilkan prosuk sesuai dengan standar kualitas
yang telah ditetapkan.
Meminimalkan Kebutuhan Tempat (Areal)
Upaya meminimalkan jarak tempuh unit produk dapat mengurangi kebutuhan tempat
(areal) dalam proses produksi. Penataan fasilitas produksi yang terintegrasi dengan
gudang penyimpanan bahan baku dan/atau produk jadi, dapat menghemat kebutuhan
tempat tanpa mengganggu jalannya proses produksi.
produk
6. Proses produksi yang tidak penting (tidak dibutuhkan)
7. Pengolahan kembali produk cacat
Tanggung Jawab
Kriteria
Jadwal Induk
Rencana Material
Manajer Material
Keandalah pesanan
yg dihasilkan
Rencana Kapasitas
Manajer Manufaktur
Kinerja Kapasitas
Bill Of Material
Database
Manajer Engineering
Keakuratan BOM
Rencana Bisnis
Rencana Penjualan
Rencana Kapasitas
Pengukuran
Kinerja
ROI Aktual
ROI yang terencana
Unit yang terjual
Unit yang terencana
Produksi Aktual
Produksi Terencana
MPS actual
MPS terencana
Pesanan
yang
dihasilkan
Total pesanan yang
dihasilkan
Jam
kapasitas
produksi
Jam kapasitas yang
diperlukan
Bagian
dari
Pengendalian Pasar
Manajer material
Routing
Manajer manufaktur
Keakuratan
Persediaan
Keakuratan routing
Pembelian
Pengendalian
Floor
Shop
Manajer Manufaktur
Jadwal Kinerja
Manajer Umum
Jadwal Kinerja
Kinerja Pengiriman
persetujuan
Total Jumlah bagian
Jumlah bagian yang
tepat
Jumlah bagian yang
terhitung
Operasi
yang
disetujui
Jumlah operasi
Bagian yang dikirim
Bagian dari Jadwal
Bagian yang lengkap
Bagian dari Jadwal
Unit yang terkirim
Unit yang dijanjikan
Tujuan utama dari pengendalian produksi dan operasi meliputi tiga hal penting
dalam keunggulan bersaing perusahaan, meliputi: (i) maksimumkan tingkat
pelayanan pelanggan, (ii) minimumkan investasi pada persediaan, dan (iii) efisiensi
operasi.
Maksimumkan Tingkat Pelayanan
Pengendalian harus menjamin bahwa pelayanan telah diberikan secara tepat.
Beberapa elemen yang harus mendapat perhatian khusus adalah: kualitas produk,
ketersediaan produk (jika diinginkan), harga yang kompetitif, penyediaan untuk stok
pengaman dan penyerahan yang tepat waktu. Proses harus memahami bahwa
pelanggan yang harus dilayani dengan tepat bukan saja pelanggan eksternal tetapi
tidak kalah pentingnya adalah pelanggan internal.
Minimunmkan Investasi pada Persediaan
Pengendalian harus mampu memandu seluruh aktivitas (utama dan pendukung)
manufaktur ke dalam suatu proses yang terintegrasi, sehingga proses berjalan sesuai
dengan rencana dan jadwal yang telah ditentukan. Aktivitas pemesanan dan
penerimaan bahan harus terintegrasi dengan jadwal produkasi demikian juga jadwal
produksi harus terintegrasi dengan jadwal penyerahan kepada pelanggan. Semua
hubungan ini harus berjalan seperti halnya hubungan pelanggan pemasok, dimana
setiap pemasok harus memuaskan pelanggannya. Pengendalian yang baik akan
mencapai arus produksi yang mulus (smooth production flow) dengan persediaan
yang minimum dan waktu tunggu yang pendek
Efisiensi produksi dan operasi
Untuk memperoleh harga yang kompetitif, pengendalian harus meminimumkan
biaya-biaya yang terjadi dalam produksi dan operasi. Efisiensi produksi dan operasi
adalah sesuatu yang mutlak dan harus menjadi budaya kerja pada setiap bagian yang
terlibat dalam proses produksi dan operasi. Dalam hal ini pengendalian harus
semaksimal mungkin mampu menekan pemborosan (aktivitas tidak bernilai tambah)
yang terjadi. Perhatian khusus harus diberikan terhadap supervise pabrik dan tenaga
kerja tidak langsung, dukungan dan keterlibatan pekerja, kesiapan mesin dan
peralatan, fasilitasb pendukungyang efektif dan berbagai hal lain yang berpengaruh
baik langsung maupun tidak langsung.
Pengendalian produksi dan operasi meliputi pengendalian terhadap keseluruhan
komponen dan tahapan dalam proses produksi mulai dari penanganan bahan baku
sampai dengan penanganan penyerahan produk jadi ke gudang. Secara rinci
pengendalian tersebut meliputi hal-hal berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
mampu memasok bahan baku sesuai dengan kebutuhan , pemasok yang terpilih harus
melalui proses verifikasi. Untuk mendapatkan keyakinan kelangsungan pasokan,
inspeksi secara periodic terhadap system kepastian kualitas pemasok harus dilakukan
berdasarkan prosedur tertulis yang dimiliki perusahaan.
Penerimaan bahan baku harus sesuia dengan kebutuhan proses produksi. Material
Requirement Program (MRP) menjabarkan jadwal produksi, sehingga kebutuhan
bahan baku selalu terpenuhi pada saat proses produksi berjalan dan perusahaan tidak
menanggunh beban investasi yang besar dalam bentuk persediaan.
Penanganan bahan baku merupakan aktivitas sangat penting untuk memastikan
bahwa beabn yang diterima dari pemasok telah sesuai dengan kebutuhan standar
produk yang telah ditetapkan perusahaan. Aktivitas ini harus didukung dengan
peralatan memadai dan prosedur tertulis penanganan bahan, untuk menentukan
apakah bahan yang diterima harus diberikan kode khusus agar mudah ditelusuri
distribusi dan penggunaannya.
Inspeksi penanganan bahan harus melaui audit fisik barang yang diterima, untuk
menentukan kesesuaian bahan dengan spesifikasi yang tealh ditentukan. Perusahaan
harus memiliki teknik sampling tertulis untuk pengambilan sampel yang kosnsiten
pada setiap pengujian. Penanganan bahan harus memisakan bahan yang tidak sesuai
dengan spesifikasi untuk menghindari penggunaannya dalam proses produksi.
Setelah bahan dinyatakan memenuhi spesifikasi, penanganan berikutnya berkaitan
dengan penyimpanan yang memadai sehinggan barang tidak mudah rusak atau
terkontaminasi bahan-bahan lain. Kebujakan mendapatkan garansi dari pemasok
sampai bahan diolah dalam proses produksi,dapat menghindari kerugia yang terjadi
sebagai akibat kerusakan bahan sebelum masuk proses produksi.
Aktivitas penanganan bahan merupakan salah satu bentuk pencegahan terjadinya
kegagalan produk memenuhi spesifikasinya. Aktivitas ini akan semakin berkurang
dengan telah terjalinnya kemitraan denga pemasok di aman komitmen untuk
memberikan bahan baku sesuai dengan standar kebutuhan perusahaan dalam
menghasilkan produk berkualitas sesaui dengan spesifikasi pelanggan, dituangkan
dalam bentuk kontrak jangka panjang.
untuk
melindungi
operator
dari
kecelakaan
akibat
tidak
bisa
people apply a
bahwa barang jadi yang diterima dari proses produksi telah ditangani dengan baik
termasuk penyimpanannya. Berkaitan dengan hal ini perusahaan harus memiliki
suatu prosedur tertulis meyangkut bagaimana dan siapa yang memeriksa kemasan
dari produk yang dihasilkan, penentuan bahwa setiap produk harus mencantumkan
tanggal kadaluwarsanya, adanya pemisahaan produk antara yang telah diaudit dan
belum diaudit oleh bagian pengendalian kualitas dan ketentuan suhu penyimpaan
yang tepat sesuai dengan krakteristik produk.
Inspeksi, pengujian, dan distribusi menyangkut penanganan produk untuk
memastikan bahwa produk yang diserahkan kepada pelanggan adalah sesuai dengan
spesifikasinya. Pengendalian ini menyangkut pengujian tentang kesesuaian produk
dengan spesifikasinya, pengelolaan persediaan untuk mendapatkan kepastian bahwa
produk yang diproduksi pertama didistribusikan terlebih dahulu, prosedur
penanganan terhadap produk yang dikembalikan. Berkaitan dengan hal ini,
perusahaan harus memiliki prosedur tertulis tentang metode pengambilan sampel
dalam pengujian, ketentuan pemasangan label kedaluwarsa, pengelolaan pesediaan,
dan penanganan produk yang dikembalikan pelanggan.