HERNIA SKROTALIS
Febriena Amalia
030.11.097
LEMBAR PENGESAHAN
-------------------------------------
KATA PENGANTAR
Akhir kata, penulis menyadari bahwa presntasi kasus ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu segala kritik dan saran yang membangun akan sangat
diharapkan demi penyempurnaannya. Semoga case ini dapat memberikan
informasi yang berguna bagi para pembaca.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................ ii
BAB I...................................................................................................... 1
BAB II.................................................................................................. 12
BAB III............................................................................................... 451
DAFTAR PUSTAKA............................................................................. 471
BAB I
STATUS PASIEN
A. IDENTITAS PASIEN
No.Rekam Medik
: 00177516
Nama
: Tn. YE
Umur
: 68 tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Agama
: Islam
Alamat
No.Telp
:-
Pekerjaan
: Pemilik warung
Pendidikan
Status Perkawinan
: Tamat SLTP
: Menikah
B. ANAMNESA
Diambil dari : Autoanamnesa, tanggal 15 juli 2015 jam 09.00 wib
B.1 .KELUHAN UTAMA
Mual dan muntah sejak 3 hari SMRS
B.2.KELUHAN TAMBAHAN
Benjolan di selangkangan sejak 5 tahun yang lalu
B.3.RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Pasien datang ke RSUP Fatmawati dengan keluhan mual dan muntah sejak
3 hari yang lalu. Mual dirasakan sepanjang hari dan tidak dipengaruhi
makanan. Pasien muntah kira-kira >10x sehari. Konsistensi muntah adalah
cairan bening, bercampur makanan. Berwarna kecoklatan dengan jumlah
yang cukup banyak. BAB terakhir 3 hari yang lalu. Tidak dapat kentut.
: sakit sedang
Kesadaran
: Compos Mentis
Tensi
: 140/90 mmHg
Nadi
RR
Suhu
: 37,4 C
C.2.Kepala
Bentuk
: Normocephali
Rambut
C.3.Mata
Palpebraq
: Edema-/-
Konjungtiva
: Anemis-/-
Sclera
: Ikterik-/-
Pupil
C.4.Telinga
Bentuk
: Normotia
: -/-
C.5.Hidung
Septum deviasi
Secret
C.6.Mulut
Bibir
: sianosis negative
Lidah
Tonsil
: T1-T1, tenang
Mukosa Faring
: tidak hiperemis
C.7.Leher
Trakea
Tiroid
KGB
C.8.Thoraks
Paru
:
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Jantung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Batas kanan
Batas kiri
Pinggang
Auskultasi
C.9 Abdomen
Inspeksi
: datar
Palpasi
Perkusi
: timpani
Auskultasi
C.10 Ekstremitas
C.11.Genitalia
Inspeksi
Palpasi
: Nyeri tekan(+)
C.12.Status lokalis
Regio scrotalis sinistra
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Tidak dilakukan
Auskultasi
E. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium
Pemeriksaan
Hasil
Satuan
Nilai Rujukan
Hematologi
Hemoglobin
Hematokrit
Leukosit
Trombosit
Eritrosit
FUNGSI HATI
SGOT
SGPT
FUNGSI GINJAL
Ureum
Kreatinin
GDS
ELEKTROLIT
Natrium
Kalium
Klorida
12,2
39
12,7
194
4
gr/dl
%
ribu/ul
ribu/ul
juta/ul
13,2 17,3
33 45
5,0 10,0
150 440
4,40 5,90
31
35
U/I
U/I
0-34
0-40
62
1,6
80
Mg/dl
Mg/dl
Mg/dl
20-40
0,6-1,5
70-140
130
3,08
96
Mmol/l
Mmol/l
Mmol/l
135-147
3,10-5,10
95-108
b. rontgen thorax AP
Pre operasi
Post operasi
I. Prognosis
Quo ad vitam
: ad bonam
Quo ad sanationam
: ad bonam
Quo ad fungsional
: ad bonam
10
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
12
Berdasarkan terjadinya, hernia dibagi atas hernia bawaan atau kongenital dan
hernia dapatan atau akuisita. Hernia diberi nama menurut letaknya, contohnya:
diafragma, inguinal, umbilikal, femoral.1
b. Klasifikasi
13
gejala
gangguan
pasase
(obstruksi)
dan
gangguan
14
15
c. Hernia umbilikalis
Hernia umbilikalis merupakan hernia kongenital pada umbilikus yang
hanya tertutup peritoneum dan kulit. Hernia ini terdapat pada 20% bayi
dan lebih tinggi lagi pada bayi prematur.Hernia para-umbilikalis
Hernia para-umbilikalis merupakan hernia yang melalui suatu celah di
garis tengah di tepi kranial umbilikalis, jarang spontan terjadi di tepi
kaudalnya.
d. Hernia epigastrika
Hernia epigastrika adalah hernia yang keluar melalui defek di linea
alba, antara umbilikus dan prosesus xifoideus. Isi terdiri atas
16
17
HERNIA SKROTALIS
1.
ANATOMI
Regio Inguinalis
Lapisan dinding perut dari lapisan paling luar ke dalam. Pada dasarnya
inguinal dibentuk dari lapisan:2
a. Kulit (kutis)
b. Jaringan sub kutis (campers dan scarpas) yang berisikan lemak
c. Innominate fasia (Gallaudet) : lapisan ini merupakan lapisan superfisial
atau lapisan luar dari fasia muskulus obliqus eksternus. Sulit dikenal
dan jarang ditemui
d. Apponeurosis muskulus obliqus eksternus, termasuk ligamentum
inguinale (Poupart), Lakunare (Gimbernat) dan Colles
e. Spermatik kord pada laki-laki, ligamen rotundum pada wanita
f. Muskulus transversus abdominis dan aponeurosis muskulus obliqus
internus, falx inguinalis (Henle) dan konjoin tendon
g. Fasia transversalis dan aponeurosis yang berhubungan dengan
ligamentum pectinea (Cooper), iliopubic tract, falx inguinalis dan fasia
transversalis
h. Preperitoneal connective tissue dengan lemak
i. Peritoneum
j. Superfisial dan deep inguinal ring
18
Bila dilihat dari lapisan-lapisan pada anatomi bedah inguinal di atas, maka
lokasi hernia itu sendiri seperti gambar di bawah ini.2
Kanalis Inguinalis
Kanalis inguinalis adalah saluran yang berjalan oblik (miring) dengan
panjang 4 cm dan terletak 2-4 cm di atas ligamentum inguinale. Dinding
yang membatasi kanalis inguinalis adalah: 3
a. Anterior
Dibatasi oleh aponeurosis muskulus obliqus eksternus dan 1/3
lateralnya muskulus obliqus internus
b. Posterior
Dibentuk oleh aponeurosis muskulus transversus abdominis yang
bersatu dengan fasia transversalis dan membentuk dinding posterior
dibagian lateral. Bagian medial dibentuk oleh fasia transversa dan
konjoin tendon, dinding posterior berkembang dari aponeurosis
muskulus transversus abdominis dan fasia transversal
c. Superior
Dibentuk oleh serabut tepi bawah muskulus obliqus internus dan
muskulus transversus abdominis dan aponeurosis
d. Inferior
Dibentuk oleh ligamentum inguinale dan lakunare
19
Bagian ujung atas dari kanalis inguinalis adalah internal inguinal ring.
Ini merupakan defek normal dan fasia transversalis dan berbentuk huruf
U dan V dan terletak di bagian lateral dan superior. Batas cincin
interna adalah pada bagian atas muskulus transversus abdominis,
iliopublik tract dan interfoveolar (Hasselbach) ligament dan pembuluh
darah epigastrik inferior di bagian medial. External inguinal ring adalah
daerah pembukaan pada aponeurosis muskulus obliqus eksternus,
berbentuk U dengan ujung terbuka ke arah inferior dan medial.
Isi kanalis inguinalis pria :3
A. Duktus deferens
B. 3 arteri yaitu :
a. Arteri spermatika interna
b. Arteri diferential
c. Arteri spermatika eksterna
C. Plexus vena pampiniformis
D. 3 nervus:
a. Cabang genital dari nervus genitofemoral
b. Nervus ilioinguinalis
c. Serabut simpatis dari plexus hipogastrik
E. 3 lapisan fasia:
a. Fasia spermatika eksterna, lanjutan dari fasia innominate.
20
21
22
23
DEFINISI
Hernia skrotalis adalah suatu keadaan dimana sebagian usus masuk
melalui sebuah lubang pada dinding perut kedalam kanalis inguinalis
kemudian berlanjut sampai ke skrotum. Kanalis inguinalis adalah
saluran yang berbentuk tabung, yang merupakan jalan tempat turunnya
testis dari perut kedalam skrotum sesaat sebelum bayi dilahirkan .4
3.
EPIDEMIOLOGI
Hernia skrotalis termasuk hernia
24
ETIOLOGI
25
PATOFISIOLOGI
Pada keadaan relaksasi otot dinding perut, bagian yang membatasi
annulus intenus turut kendur. Pada keadaan ini tekanan intraabdomen
tidak tinggi dan kanalis inguinalis berjalan lebih vertical. Sebaliknya
26
6.
FAKTOR RESIKO
Menurut Marijata (2006), proses terjadinya hernia inguinalis maupun
skrotalis dipengaruhi oleh faktor predisposisi dan faktor presipitasi.
Adapun faktor faktor predisposisi yang berpengaruh terhadap insidensi
hernia inguinalis adalah sebagai berikut :
1. Kongenital
27
disertai
dengan
timbulnya
penyakit-penyakit
yang
28
4. Partus
Pada saat
29
DIAGNOSIS
a. Anamnesis
Anamnesis yang terarah sangat membantu dalam menegakkan
diagnosis. Uraian lebih lanjut tentang keluhan utama, misalnya
bagaimana sifat keluhan, dimana lokasi dan kemana penjalarannya
bagaimana awal serangan dan urutan kejadiannya adanya faktor
yang memperberat dan memperringan keluhan, adanya keluhan lain
yang berhubungan perlu ditanyakan dalam diagnosis. Gejala dan
tanda klinik hernia banyak ditentukan oleh keadaan isi hernia. Pada
hernia reponible keluhan satu-satunya adalah adanya benjolan di
lipat paha yang muncul pada waktu berdiri, batuk, bersin, atau
mengejan dan menghilang setelah berbaring.8
Keluhan nyeri dapat dijumpai, kalau ada biasanya di daerah
epigastrium, atau para umbiloical berupa nyeri visceral karena
regangan pada mesenterium sewaktu satu segmen usus halus masuk
ke dalam kantong hernia. Nyeri yang disertai mual atau muntah baru
timbul kalau terjadi inkarserasi karena ileus atau strangulasi karena
nekrosis atau gangrene. Pasien sering mengeluh tidak nyaman dan
pegal pada daerah inguinal, dan dapat dihilangkan dengan reposisi
manual kedalam kavitas peritonealis. Tetapi dengan berdiri atau
terutama dengan gerak badan, maka biasanya hernia muncul lagi.1,4
30
b. Pemeriksaan fisik
Semua hernia mempunyai 3 bagian yaitu kantung, isi, dan
bungkusnya. Semua ini tergatung pada letak hernia., isi kantung
hernia omentum yang terbanyak ditemukan. Kemudian ileum,
jejunum, dan sigmoid. Appendiks bagian-bagian lain dari kolon,
lambung, dan bahkan hepar penrnah dilaporkan terdapat di dalam
kantong hernia yang besar. Omentum teraba relatif bersifat plastis
dan sedikit noduler. Usus bisa dicurigai apabila kantong teraba halus
dan tegang seperti varicocele, tetapi tidak tembus cahaya. Kadangkadang pemeriksa bisa merasa gas bergerak didalam lengkung usus
atau dengan auskultasi bisa menunjukkan peristaltik. Lengkung usus
yang berisi gas akan timpani pada perkusi. Dalam keadaan penderita
berdiri gaya berat akan menyebabkan hernia skrotalis lebih mudah
dilihat dan pemeriksaan pada penderita dalam keadaan berdiri dapat
dilakukan dengan lebih menyeluruh. Dengan kedudukan penderita
berbaring akan lebih mudah melakukan palpasi. Andaikata terdapat
hernia, lebih mudah dapat melakukan reposisi dan sisa pemeriksaan
(perut dan tungkai) lebih mudah dilakukan.
Inspeksi
Pada inspeksi, salah satu skrotum akan terlihat lebih besar dari pada
skrotum sisi yang lain. Namun dapat juga dijumpai pembengkakan
pada kedua skrotum. Pembengkakan pada salah satu sisi khas pada
torsio testis. Pembengkakan yang timbul mulai dari regio inguinalis
dan mencapai labium mayus atau sampai dasar skrotum, selalu
merupakan hernia inguinalis lateralis yang kemudian berlanjut
menjadi hernia skrotalis. . Kalau tidak ada pembengkakan yang
dapat dilihat dalam posisi berdiri, penderita disuruh batuk. Kalau
pembengkakan terlihat semakin besar yang kemudian berada di atas
lipatan inguinal dan berjalan miring dan lateral atas menuju ke
medial bawah, maka pembengkakan tersebut adalah hernia skrotalis.
31
32
inguinalis.
Selain itu pada palpasi juga dapat dilihat bentuk,ukuran, jumlah,
dan apakah terdapat tanda-tanda peradangan, contohnya pada
orchitis. Pada orchitis didapati skrotum yang nyeri pada penekanan
dan kemerahan. Pada konsistensinya dapat dipalpasi apakah lunak
atau merupakan suatu massa yang keras. Jika teraba massa yang
keras dan tidak dapat digerakkan melekat pada dasarnya,
kemungkinan adalah suatu keganasan, contohnya karsinoma testis.
Sedangkan jika yang teraba adalah benjolan yang relatif kenyal
atau lunak dan teraba ada fluktuasi kemudian permukaan licin
seperti balon terisi air, kemungkinannya adalah hidrokel. Kemudian
dipalpasi juga untuk menilai adakah testis didalam skrotum.
Perkusi
Bila isinya gas usus akan terdengar bunyi timpani. Bila
yang didapatkan perkusi perut kembung, maka harus dipikirkan
kemungkinan hernia strangulata.
Auskultasi
Auskultasi massa dapat dipaka untuk menentukan apakah
ada bunyi bising usus usus didalam skrotum. Jika terdengar bunyi
bising usus pada skrotum, kemungkinan besar merupakan suatu
hernia skrotalis. Namun, tidak adanya bising usus pada massa
skrotum belum dapat menyungkirkan kemungkinan hernia, karena
adanya kemungkinan yang mengalami hernia adalah omentum .
selain itu auskultasi juga bisa untuk mengetahui derajat obstruksi
usus.
Transiluminasi Massa Scrotum
33
Reporibel
Nyeri Obstruksi
Toksik
Reponibel
Ireponibel
Inkarserata
Strangulata
++
++
c. Pemeriksaan penunjang
Hasil laboratorium
Leukosit >10.000-18.000/mm3
Pemeriksaan radiologis
1. Herniografi
Dalam teknik ini, 50-80 ml medium kontras iodine positif
dimasukkan dalam wadah peritoneal dengan menggunakan
jarum yang lembut. Pasien berbaring dengan kepala terangkat
dan membentuk sudut kira-kira 25 derajat. Tempat yang
kontras di daerah inguinalis yang diam atau bergerak dari sisi
satu ke sisi lain akan mendorong terwujudnya kolam kecil pada
daerah inguinal. Tiga fossa inguinal adalah suprapubik, medial,
dan lateral. Pada umunya fossa inguinal tidak mencapai ke
seberang pinggir tulang poinggang agak ke tengah dan dinding
34
DIAGNOSIS BANDING
a. Hidrocele pada funikulus spermatikus maupun testis.
Yang membedakan:
-
b. Tumor testis
Massa pada skrotum yang biasanya berupa nodul-nodul yang tidak
terasa nyeri. Konsistensi keras, dan melekat pada dasar. Setiap
nodul pada testis dianjurkan untuk dilkukan pemeriksaan untuk
mengetahui apakah merupakan suatu keganasan.
c. Orchitis
35
9.
TATALAKSANA
Penanganan di IGD
Penatalaksanaan hernia yang bisa dilakukan di IGD meliputi:
Memberikan sedasi yang adekuat dan analgetik untuk mencegah nyeri
Pasien harus istirahat agar tekanan intraabdominal tidak meningkat
Menurunkan tegangan otot abdomen. Posisikan pasien berbaring
terlentang dengan bantal di bawah lutut. Pasien pada posisi
Trendelenburg dengan sudut sekitar 15-20 (terhadap hernia
inguinalis)
Kompres dengan kantung dingin untuk mengurangi pembengkakan
dan menimbulkan proses analgesia selama 20-30 menit
Posisikan kaki ipsilateral dengan rotasi eksterna dan posisi fleksi
unilateral (seperti kaki kodok)
Posisikan dua jari di ujung cincin hernia untuk mencegah penonjolan
yang berlanjut selama proses reduksi penonjolan
Usahakan penekanan yang tetap pada sisi hernia. Hal ini bertujuan
untuk mengembalikan isi hernia ke atas.
Konsul bedah jika :
Reduksi hernia yang tidak berhasil dalam 2 kali percobaan
Adanya tanda strangulasi dan keadaan umum pasien yang
memburuk
Pada pasien geriatri sebaiknya dilakukan operasi elektif agar kondisi
kesehatan saat dilakukan operasi dalam keadaan optimal dan anestesi
dapat dilakukan. Operasi yang cito mempunyai resiko yang besar pada
pasien geriatri. Jika pasien menderita hiperplasia prostat, maka akan
36
Operasi hernia dapat ditunda jika massa hernia dapat dimanipulasi dan
tidak ada gejala strangulasi. Pada saat operasi harus dilakukan
eksplorasi abdomen untuk memastikan usus masih hidup dan ada
tidaknya tanda-tanda leukositosis.
Indikasi operasi :
-
Pada pria dewasa, dilakukan operasi elektif atau cito terutama pada
keadaan inkarserata dan strangulasi. Pada pria tua, ada beberapa
pendapat
(Robaeck-Madsen,
Gavrilenko)
bahwa
lebih
baik
37
2.
Operatif
Pengobatan operatif merupakan satu-satunya pengobatan hernia
inguinalis dan scrotalis yang rasional. Indikasi operasi sudah ada
begitu diagnosis ditegakkan. Prinsip dasar operasi hernia terdiri
dari herniotomi dan hernioplastik dan gabungan keduanya atau
yang disebut hernioraphi.9
Herniotomi
Pada herniotomi dilakukan pembebasan kantong hernia sampai
kelehernya. Kantong dibuka dan isi hernia dibebaskan kalau ada
perlekatan, kemudian direposisi, kantong hernia dijahit-ikat
setinggi mungkin lalu dipotong.
Hernioplasti
Pada hernioplasti dilakukan tindakan memperkecil anulus
inguinalis internus dan memperkuat dinding belakang kanalis
inguinalis. Hernioplasti lebih penting artinya dalam mencegah
terjadinya residif dibandingkan dengan herniotomi. Dikenal
berbagai metode hernioplastik seperti memperkecil anulus
inguinalis internus dangan jahitan terputus, menutup dan
memperkuat fasia transversa, dan menjahitkan pertemuan m.
tranversus internus abdominis dan m. oblikus internus
abdominis yang dikenal dengan nama conjoint tendon ke
ligamentum inguinale poupart menurut metode Bassini, atau
menjahitkan fasia tranversa m. transversus abdominis, m.oblikus
internus abdominis keligamentum cooper pada metode Mc Vay.
Bila defek cukup besar atau terjadi residif berulang diperlukan
pemakaian bahan sintesis seperti mersilene, prolene mesh atau
marleks untuk menutup defek.
38
Herniorafi
operasi hernia yang terdiri dari operasi herniotomi dan
hernioplasti. Herniotomi adalah tindakan membuka kantong
hernia, memasukkan kembali isi kantong hernia ke rongga
abdomen, serta mengikat dan memotong kantong hernia.
Sedangkan hernioplasti adalah tindakan memperkuat daerah
defek,
misalnya
pada
hernia
inguinalis,
tindakannya
ketegangan
jaringan
sehingga
cenderung
konjoin
tendon
McArthur
39
dicari
dilaporkan
bahwa
metal
tersebut
mengalami
40
41
ligamentum inguinalis.
oblikus eksternus.
42
3. Prognosis
Perbaikan klasik memberikan angka kekambuhan sekitar 1% -3%
dalam jarak waktu 10 tahun kemudian. Kekambuhan disebabkan
oleh tegangan yang berlebihan pada saat perbaikan, jaringan yang
kurang, hernioplasti yang tidak adekuat, dan hernia yang terabaikan.
Kekambuhan yang sudah diperkirakan, lebih umum dalam pasien
dengan hernia direk, khususnya hernia direk bilateral. Kekambuhan
tidak langsung biasanya akibat eksisi yang tidak adekuat dari ujung
proksimal kantong. Kebanyakan kekambuhan adalah langsung dan
biasanya dalam regio tuberkulum pubikum, dimana tegangan garis
jahitan adalah yang terbesar.insisi relaksasi selalu membantu.
Perbaikan hernia inguinalis bilateral secara bersamaan tidak
meningkatkan tegangan jahitan dan bukan merupakan penyebab
kekambuhan seperti yang dipercaya sebelumnya. Hernia rekurren
membutuhkan prostesis untuk perbaikan yang berhasil, kekambuhan
setelah hernioplasti prostesisanterior paling baik dilakukan dengan
43
44
45
BAB III
ANALISA KASUS
Pada hasil anamnesis didapatkan keluhan mual muntah sejak 3 hari SMRS disertai
benjolan pada selangkangan sejak 5 tahun yang lalu. Mual dirasakan sepanjang
hari dan tidak dipengaruhi makanan. Pasien muntah >10x sehari. Konsistensi
muntah adalah cairan bening, bercampur makanan. Berwarna kecoklatan dengan
jumlah yang cukup banyak. BAB terakhir 3 hari yang lalu. Juga tidak terdapat
flatus. Sejak 5 tahun yang lalu pasien mengeluh ada benjolan di daerah
46
47
usia lanjut dinding otot abdomen sudah melemah dan pada pasien ini memiliki
riwayat hernia sebelumnya. Kemudian untuk perencanaan operasi, pada kasus ini
dilakukan operasi cito dengan pertimbangan adanya gejala-gejala strangulata yang
dialami pasien dan tidak ada indikasi untuk melakukan penundaan tindakan
operasi seperti usia lanjut maupun keadaan umum yang buruk. Namun setelah
dilakukan operasi, bagian sigmoid terjepit cincin hernia, mungkin inilah yang
menyebabkan terjadinya gejala obstruksi. Namun tidak ada bagian usus yang
nekrosis akibat gangguan vaskularisasi. Sehingga diagnosis pasti dari kasus ini
adalah hernia skrotalis sinistra inkarserata.
DAFTAR PUSTAKA
1. `R . Sjamsuhidajat , Wim de Jong. Buku Ajar Ilmu Bedah, edisi revisi, 2005,
Jakarta: EGC
2. Snell, R. C, Anatomi klinik, 2000, Jakarta :EGC.
3. Wantz G.E : Abdominal wall hernias in Principles of Surgery, SI Scwartz, 7 th
ed. 1999, Mc-Graw Hill, New York, pp. 1517 40.
48
49