Anda di halaman 1dari 21

TEORI MARXIS

Ritzer, George dan Douglas J.


Goodman. 2011. Teori Marxis dan
Berbagai Ragam Teori NeoMarxian. Terj. Nurhadi. Jogjakarta:
Kreasi Wacana.

kecenderungan minat utama Marx


adalah basis historis kesenjangan,
khususnya kekhususan bentuknya ketika
berada di bawah kapitalisme. (2011: 7)
Bagi Marx, sebuah teori tentang
bagaimana masyarakat bekerja akan
bersifat khusus karena yang terutama
dilihatnya adalah tentang bagaimana
mengubah masyarakat. Oleh sebab itu,
teori Marx adalah analisis terhadap
kesenjangan di bawah kapitalisme dan
bagaimana menghilangkannya. (2011: 7)

Mengenai

keberadaan teori Marxis di


era kontemporer ini, McLennan
(dalam Ritzer dan Goodman, 2011:
7) berpendapat bahwa Marx telah
memberikan kepada dunia sebuah
analisis mengenai kapitalisme, oleh
karena itu teori-teorinya justru lebih
relevan saat ini.

Marx

memberikan sebuah diagnosis


terhadap kapitalisme yang mampu
menunjukkan tendensi-tendensinya
terhadap masa-masa krisis,
menunjukkan ketidaksetaraanketidaksetaraan perenial, dan
meminta kapitalisme tersebut
bertindak sesuai dengan janjijanjinya. (2011: 7)

PERNYATAAN MENGENAI KARL


MARX
Menurut

Arendt (dalam Ritzer dan


Goodman, 2011: 3) bahwa apabila
Marx terkesan sudah dilupakan, itu
bukan karena pemikiran dan metodemetode yang dia perkenalkan memang
layak ditinggalkan, melainkan lebih
karena semuanya telah menjadi
sangat aksiomatik yang sumbernya
tidak lagi diingat.

KARL MARX
(18181883)
Bertens, K. 1998. Ringkasan
Sejarah Filsafat. Jogjakarta:
Kanisius.

MATERIALISME DIALEKTIS

pada Hegel dialektika adalah


dialektika Ide dan ia mau
menjadikannya dialektika materi.
(Bertens, 1998: 79).
Untuk Hegel dan idealisme pada
umumnya, alam merupakan buah hasil
Roh, tetapi Marx dan Engels segala
sesuatu yang bersifat rohani merupakan
buah hasil materi dan tidak sebaliknya.
(Bertens, 1998: 79).

Salah

satu prinsip materialisme dialektis


ialah bahwa perubahan dalam hal
kuantitas dapat mengakibatkan perubahan
dalam hal kualitas. Itu berarti bahwa suatu
kejadian dalam taraf kuantitatif (misalnya
pengintegrasian lebih rapat dari bagianbagian materi) dapat menghasilkan
sesuatu yang sama sekali baru. Dengan
cara itulah kehidupan berasal dari materi
mati dan kesadaran manusiawi berasal
dari kehidupan organis. (Bertens, 1998:
79).

MATERIALISME HISTORIS
Bukan

saja kehidupan dan kesadaran


manusia, melainkan juga seluruh sejarah
manusia harus diartikan dengan cara
materialistis. (Bertens, 1998: 80).
bahwa arah yang ditempuh sejarah sama
sekali ditentukan atau dideterminasi oleh
perkembangan sarana-sarana produksi yang
materiil . Biarpun sarana-sarana produksi
merupakan buah hasil pekerjaan manusia,
namun arah sejarah tidak tergantung dari
kehendak manusia. (Bertens, 1998: 80).

Menurut

pendapat Marx, manusia


memang mengadakan sejarahnya,
tetapi ia tidak bebas dalam
mengadakan sejarahnya.
Sebagaimana juga materi, sejarah
pun dideterminasi secara dialektis
bukan secara mekanistis. (Bertens,
1998: 80).

Marx

berkeyakinan bahwa seluruh sejarah


manusia menuju ke suatu keadaan ekonomis
tertentu, yaitu komunisme, di mana milik
pribadi akan diganti dengan milik bersama.
Baru dalam keadaan itulah kebahagiaan
umat manusia akan dicapai. Perkembangan
menuju fase sejarah ini berlangsung secara
mutlak dan tidak mungkin dihindarkan.
Tetapi manusia dapat mempercepat proses
ini dengan menjadi lebih sadar dan dengan
aksi-aksi revolusioner yang berdasar atas
penyadaran. (Bertens, 1998: 80).

KETERANGAN LEBIH LANJUT


Menurut

Marx sarana-sarana produksi


menentukan hubungan-hubungan
produksi. Dengan hubungan
produksi dimaksudkan hubungan
manusia satu sama lain atas dasar
kedudukannya dalam proses produksi
(Bertens, 1998: 80).

Marx

berpendapat bahwa
hubungan-hubungan produksi
menentukan hubungan sosial
lainnya. Dan sarana-sarana produksi
dengan hubungan-hubungan
produksi bersama-sama membentuk
basis ekonomis yang sama sekali
menentukan bangunan-atas (atau
superstruktur) ideologis. (Bertens,
1998: 81).

Bangunan-atas

meliputi semua
gejala lebih tinggi dalam
masyarakat, seperti misalnya hukum,
tata susunan sosial, tata susunan
politik, filsafat, kesenian, moral dan
agama. Seluruh bangunan-atas itu
seakan-akan mencerminkan basis
ekonomis yang merupakan
dasarnya. (Bertens, 1998: 81).

Menurut

Marx, seluruh sejarah berarah


kepada saat di mana hubungan-hubungan
produksi tidak cocok lagi dengan keadaan
sarana-sarana produksi. Dengan
perkataan lain, dalam basis ekonomis akan
timbulsuatu pertentangan atau
kontradiksi, karena ketidakcocokan
hubungan-hubungan produksi dengan
sarana-sarana produksi. Kalau begitu,
kontradiksi dalam basis ekonomis pasti
akan tampak juga dalam bangunan-atas.
(Bertens, 1998: 81).

ia berpikir bahwa dalam


masyarakat berindustrialisasi
kontradiksi itu dapat dilihat. Buktinya
adalah bahwa masyarakat
berindustrialisasi terdiri dari dua kelas
atau gologan yang bersikap musuh
yang satu terhadap yang lain. Di satu
pihak terdapat kaum kapitalis yang
memiliki sarana-sarana produksi dan di
lain pihak terdapat kaum proletar yang
menjual tenaga kerja mereka kepada
kaum kapitalis. (Bertens, 1998: 81).

adanya kapitalisme, manusia


seakan-aan diansingkan dari
kodratnya. Ia mengalami alienasi
(keterasingan). Karena sistem
upahan, kaum buruh harus menjual
tenaganya dan produk pekerjaannya
diambil daripadanya. Alienasi itu
merupakan sebab-musabab segala
ketidakberesan yang terdapat dalam
masyarakat . (Bertens, 1998: 81).

Ketegangan

antara kaum kapitalis dan kaum


proletar tidak disebabkan karena beberapa
individu yang kurang bijaksana atau kurang
ajar. Mau tidak mau kedua kelas bersikap
musuh yang satu terhadap yang lain dan
permusuhan itu mau tidak mau akan
memburuk. Itulah perjuangan kelas. Tidak
dapat dihindarkan bahwa perjuangan kelas itu
akan menghasilkan suatu masyarakat tanpa
kelas di mana sarana-sarana produksi akan
menjadi milik bersama. Dengan perkataan
lain, perjuangan kelas secara mutlak perlu
akan menuju ke masyarakat komunis, di mana
alienasi manusia ditiadakan. (Bertens, 1998:
81).

Marx

beranggpan bahwa dalam


masyarakat komunis dengan sendirinya
agama akan lenyap, karena agama
merupakan ekspresi kepapaan manusia
. agama adalah candu rakyat
berarti bahwa manusia beragama
berada dalam semacam khayalan.
Denga tercapainya kebahagiaan dalam
masyarakat komunis, manusia akan
bangun dari impian religiusnya.
(Bertens, 1998: 8182).

Dalam

masyarakat komunis juga


negara akan lenyap dengan
sendirinya. Kuasa negara dan aparat
kepolisian tidak perlu lagi dalam
masyarakat komunis. Marx sendiri
berpendirian bahwa kaum proletar
langsung akan merebut kuasa
negara dan menghancurkan musuhmusuhnya. (Bertens, 1998: 82).

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai