Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
telah
diperhitungkan
faktor-faktornya.
Faktor-faktor
tersebut
Maksud
Maksud dari praktikum kali ini adalah memberikan pemahaman tentang
Tujuan
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
Geometri Peledakan
Geometri peledakan merupakan suatu cara perhitungan mengenai
optimum.
Perhitungan
tersebut
didapat
berdasarkan
percobaan-
Sumber : 1902miner.wordpress.com
Gambar 2.1
Geometri Peledakan
: Burden
: Tinggi Jenjang
: Subdrilling
PC
: Powder Column
: Stemming
: Burden Semu
: Spacing
: Hole Depth
2.2
Sub Drill
yang lainnya sangatlah berkaitan erat, untuk itu sebaiknya mengenal faktor-faktor
apa saja yang terdapat dalam geometri peledakan.
2.2.1
diameter lubang bor, aspek tersebut yaitu dari segi ukuran fragmentasi hasil
peledakan, air blast, flying rocks, keperluan penggalian batuan secara selektif
dan isian bahan peledak utama harus dikurangi atau lebih kecil dari perhitungan
teknis yang ada karena pertimbangan energi yang dihasilkan pasca peledakan
sampai pertimbangan dari segi ekonomis.
Dimana
solid
maka
ukuran
fragmentasi
batuan
tersebut
akan
memiliki
Sumber : 1902miner.wordpress.com
Gambar 2.2
Pengaruh Diameter Lubang Tembang Pada Stemming
Sumber : 1902miner.wordpress.com
Gambar 2.3
Pengaruh Diameter Lubang Bor Terhadap Kedalaman
Dimana
2.2.3 Burden
Burden merupakan jarak dari lubang bor terhadap bidang bebas yang
terdekat pada saat terjadi kegiatan peledakan. Burden ini sangat berpengaruh
terhadap fragmentasi dan efek peledakan.
Gambar 2.4
Burden Terhadap Fragmentasi
Yang mempengaruhinya ialah dari jaraknya apabila jarak burden terlalu dekat
maka akan timbul flyrocks dan sebaliknya bila jarak burden terlalu dekat maka
akan tibul retak-retak disekeliling lubang bor bahkan terjadi flyrocks kearah atas
(vertikal). Untuk menentukan dimensi burden pada tempat yang berbeda maka
digunakan burden adjustment pada batuan dan jenis handak. Dalam pengeboran
tegak hanyalah dikenal satu burden, sebaliknya pada pengeboran miring
terdapat dua burden yaitu burden sebenarnya (true burden) dan burden semu
(apparent burden), yang dimana bahwa burden semu merupakan jarak antar
surface dan lubang bor dalam posisi miring sesuai dengan sudut kemiringan
lubang. Berikut merupakan rumus burden :
Menurut C.J. Konya
B 3,15.De.3
Dimana
:B
De
SGe
SGr
= burden (ft)
= diameter lubang tembak (inch)
B Kb.
Dimana
d
12
: B = burden (ft)
Kb = burden ratio (14 49 ; harga rata-rata 30)
d = diameter mata bor (inch)
2.2.4 Spasing
Spacing adalah jarak antara lubang tembak dalam satu baris (row) dan
diukur sejajar terhadap pit wall. Biasanya spacing tergantung pada burden,
kedalaman lubang bor, letak primer, waktu tunda, dan arah struktur bidang
batuan. Berikut merupakan rumus spasing :
Menurut C.J. Konya
S B.L
Dimana :
S = spacing (m)
L = kedalaman lubang ledak (m)
B = burden (m)
S Ks.B
Dimana :
= spacing (ft)
= burden (ft)
2.2.5 Subdrilling
Subdrilling adalah tambahan kedalaman daripada lubang bor dibawah
rencana lantai jenjang. Subdrilling perlu untuk menghindari problem tonjolan
pada lantai (toe), karena dibagian ini adalah tempat yang paling sukar
diledakkan. Dengan demikian, gelombang ledak yang ditimbulkan pada lantai
dasar jenjang yang akan bekerja secara maksimum. Berikut merupakan rumus
Subdrilling :
Menurut C.J. Konya
Dimana :
SD = subdrilling (ft)
Ks = antara 0,3 sampai 0.5
B
= burden (ft)
Dimana :
= subdrilling (ft)
Kj
= burden (ft)
2.2.6 Stemming
Stemming adalah panjang isian lubang ledak yang tidak diisi dengan
bahan peledak tapi diisi dengan material seperti tanah liat atau material hasil
pemboran (cutting), dimana stemming berfungsi untuk mengurung gas yang
timbul sehingga air blast dan flyrock dapat terkontrol.
Panjang pendeknya stemming juga akan mempengaruhi hasil dari
peledakan, jika stemming terlalu panjang, maka :
d Suara kurang.
Jika stemming terlalu pendek :
Dimana
:T
= stemming (m)
Kt
= burden (m)
OB = overburden (m)
Menurut R.L Ash
Dimana
:T
= stemming (ft)
= burden (ft)
H LJ
Dimana
:H
= subdrilling (m)
H
Dimana
:H
L
J
cos
2.3
= subdrilling (m)
untuk memperoleh satu satuan volume atau berat fragmentasi peledakan, jadi
satuannya biasa kg/m atau kg/ton. Pemanfaatan PF cenderung mengarah pada
nilai ekonomis suatu proses peledakan karena berkaitan dengan harga bahan
peledak yang digunakan dan perolehan fragmentasi peledakan yang akan dijual.
Berikut merupakan rumus kedalamana powder factor :
Dimana
:V
= Spacing (ft)
= Burden (ft)
BAB III
KESIMPULAN
10
DAFTAR PUSTAKA
Anggha,
2011
Peledakan,
http://angghajuner.blogspot.com/2011/10