Studi Kasus Desain Masjid Samarra (FACHRY ENZETA 1307123225)
Studi Kasus Desain Masjid Samarra (FACHRY ENZETA 1307123225)
DOSEN PENGAJAR:
WAHYU HIDAYAT, ST., MURP
DI SUSUN OLEH:
FACHRY ENZETA
1307123225
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadiran Allah SWT yang telah memberikan kesempatan untuk saya
agar dapat menyusun sebuah makalah.
Dalam kajian makalah berjudul desain Masjid Agung Samara Irak, masjid
merupakan bagian dari umat Islam, di mana merupakan pusat peradaban Islam pada
masa lampau, yang sekarang telah berubah sudut pandangnya hanya menjadi sebuah
tempat beribadah. Masjid memiliki desain-desain yang tidak kalah hebatnya dengan
bangunan lainnya. Dengan mempelajari desain masjid maka kita akan mengetahui lebih
mengenai desain masjid yang ada pada kebudayaan islam.
Syukur alhamdulillah pada akhirnya saya dapat menyusun sebuah makalah dan
dapat saya selesaikan. Saya membuat ini agar data dan informasi yang saya susun dapat
di manfaatkan sebaik-baiknya.
Penyusun
Pekanbaru, 21 Oktober 2014
(FACHRY ENZETA)
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan
Bab 2 PEMBAHASAN
2.1 Desain Masjid Agung Samarra Irak
Bab 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Masjid atau mesjid adalah rumah tempat ibadah umat muslim. Masjid artinya
tempat sujud, dan mesjid berukuran kecil juga disebut musholla, langgar atau surau.
Selain tempat ibadah masjid juga merupakan pusat kehidupan komunitas muslim.
Kegiatan-kegiatan perayaan hari besar, diskusi, kajian agama, ceramah dan belajar Al
Qur'an sering dilaksanakan di Masjid. Bahkan dalam sejarah Islam, masjid turut
memegang peranan dalam aktivitas sosial kemasyarakatan hingga kemiliteran.
Ada beberapa bangunan di zaman Nabi Muhammad yang menjadi penanda
munculnya arsitektur Islam, salah satu contohnya adalah masjid Juatha di Arab Saudi.
Khilafah Rashidun (632661) adalah pemimpin Islam pertama yang mulai
mempopulerkan arsitektur Islam.
Arsitektur Islam adalah sebuah karya seni bangunan yang terpancar dari aspek
fisik dan metafisik bangunan melalui konsep pemikiran islam yang bersumber dari AlQuran, sunnah nabi, keluarga nabi, sahabat, para ulama maupun cendikiawan muslim.
Aspek Fisik adalah sesuatu yang nampak secara jelas oleh panca indera. Dalam hal ini
sebuah bangunan dengan fasad yang memiliki bentuk dan langgam budaya islam dan
dapat dilihat secara jelas melalui beberapa budaya, seperti budaya arab, cordoba, persia
sampai peninggalan wali songo. Bentuk fisik yang biasa diterapkan dalam sebuah
bangunan sepetri penggunaan kubah, ornamen kaligrafi, dan sebagainya. Aspek
Metafisik adalah sesuatu yang tidak tampak panca indera tapi dapat dirasakan hasilnya.
Hal ini lebih kepada efek atau dampak dari hasil desain arsitektur islam tersebut, seperti
bagaimana membuat penghuni/pengguna bangunan lebih nyaman dan aman ketika
Rumusan Masalah
Pembahasan tentang pengaruh budaya islam dalam desain masjid dalam makalah
Tujuan Penulisan
Dengan tersusunnya makalah ini mahasiswa diharapkan mampu mengetahui
tentang: Definisi masjid, sejarah singkat masjid Agung Samarra Irak dan Pembahasan
desain masjid Agung Samarra Irak.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Desain Masjid Agung Samarra Irak
Khalifah Umayyah (661750) mengkombinasikan beberapa elemen dari arsitektur
Byzantium dan arsitektur Sassanid. Arsitektur Umayyah memperkenalkan bentuk baru
yang mengkombinasikan gaya barat dan timur. Model pelengkung yang berbentuk
sepatu kuda mulai muncul pertama kali pada masa dinasti Umayyah, lalu kemudian
berkembang pesat di Andalusia. Arsitektur Umayyah memunculkan penggunaan
berbagai jenis dekorasi, termasuk diantaranya adapalah penggunaan berbagai macam
mosaik, cat dinding, patung dan relief dengan motif Islam. Pada masa Umayyah,
diperkenalkan sebuah ruang transept yang membagi ruang solat berdasarkan axis
terpendek. Mereka juga menambahkan mihrab ke dalam desain masjid. Masjid di
Madinah dibangun oleh Al-Walid I menjadi masjid pertama yang memiliki mihrab,
sebuah ruang tambahan menghadap kiblat yang menjadi tempat imam memimpin shalat
atau khatib memberikan ceramah. Mihrab kini seolah menjadi standar dari desain
sebuah masjid di seluruh dunia.
Masjid Agung Samarra adalah masjid yang terletak di kota Samarra, Irak, dan
dibangun pada abad ke-9. Masjid ini diperintahkan untuk dibangun pada tahun 848 dan
konstruksinya selesai tahun 852. Masjid ini dibangun oleh khalifah Bani Abbasiyah, AlMutawakkil, yang berkuasa (di Samarra) dari tahun 847 sampai tahun 861. Masjid ini
dihancurkan tahun 1278 oleh bangsa Mongol dibawah Hulagu Khan dan hanya
menyisakan dinding luar dan menaranya Malwiya.
Masjid ini memiliki tata letak persegi panjang dicakup oleh tembok bata
panggang setinggi 10 meter dan tebal 2.65 meter. Masjid ini mempunyai 16 pintu
masuk, dengan 17 buah lorong yang terhubung dengan ruang shalat dan serambi
masjid. Serambi masjid ini berhiaskan tiang-tiang pilar rangkap tiga. Pada waktu shalat
Jum'at, bagian serambi juga dipergunakan untuk menampung para jamaah shalat
Jum'at yang tidak tertampung di dalam masjid.
Desain bagian dalam ruang shalat Masjid Agung Samarra berhiaskan marmer
yang membentuk pola segi delapan pada bagian sudut-sudut ruangan. Sementara
bagian mihrab, dihiasi dengan mosaik kaca. Kini hanya sebagian kecil saja dari
potongan-potongan mosaik tersebut yang masih tersisa.
Di bagian belakang mihrab, terdapat sebuah bangunan kecil. Pada masa
pemerintahan Dinasti Abbasiyah, bangunan tersebut biasa digunakan sebagai tempat
untuk menerima kunjungan khalifah, disamping sebagai tempat istirahat untuk para
imam masjid.
27 meter dari utara sisi masjid berdiri Menara Malwiya dengan spiral kerucut yang
tingginya 52 meter. Bagian dasar menara berbentuk empat persegi. Sedangkan pada
bagian atas menara terdapat sebuah paviliun yang difungsikan sebagai tempat muadzin
mengumandangkan suara adzan. Keseluruhan dinding pada ruang tempat muadzin ini
terbuat dari material kayu. Dikisahkan, Khalifah Al-Mutawakkil pernah mencapai
bagian atas menara ini dengan menunggang keledai putih miliknya.
Bentuk menara spiral ini mengingatkan kita kepada menara Babel yang dibangun
Masjid Agung Samarra mulai dibangun pada 836 M dan konstruksinya selesai
dalam waktu 52 tahun. Masjid ini sempat mengalami kerusakan. Namun, kemudian
dibangun kembali antara tahun 849 dan 852 M. Dan, karena faktor usia, masjid ini
dipergunakan
sebagai
tempat
ibadah
hingga
akhir
abad
ke-11
M.
Sekilas, bangunan ini lebih mirip benteng pertahanan dibandingkan dengan masjid.
Lihat saja sendiri, tak ada simbol-simbol khusus yang menandakan bahwa ini adalah
tempat ibadah kita. Secara keseluruhan, masjid ini konstruksinya menggunakan batu
bata yang telah dibakar.
10
11
Masih bicara soal konstruksi, dari menaranya pun, bangunan ini bukan seperti
menara umumnya yang bentuknya meruncing. Sebaliknya, bentuknya malah spiral,
walaupun semakin ke atas juga tampak meruncing.
Seperti umumnya menara, kalaupun ada cara untuk naik ke puncaknya, tangga
dibangun di bagian dalam menara. Sedangkan Masjid Agung Samarra ini, tangga
melingkar justru dibangun berbarengan dengan bangunan menara yang berbentuk
spiral. Dikisahkan, Khalifah Al-Mutawakkil pernah mencapai bagian atas menara ini
12
13
14
15
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Masjid Samara di Irak pernah menjadi masjid terbesar di dunia pada abad ke 8-11
Masehi. Desain masjid Samarra sendiri lebih menyerupai sebuah benteng pertahanan di
bandingkan dengan desain sebuah masjid, salah satu ciri khas dari masjid Samarra ini
adalah minaret atau menara yang berbentuk spiral yang seperti menara yang terdapat
pada menara Babel pada masa kerjaan Babilonia.
3.2
Saran
Dengan mempelajari pengaruh budaya lain pada desain arsitektur masjid Samara
di Irak, maka kita akan lebih mengetahui hal-hal mengenai arsitektur di masa lampu.
Hal tersebut bertujuan agar kita lebih mengenal perkembangan seni bina yang terjadi.
Dengan sejarah ini setidaknya kita bisa mengambil intisari ataupun pemahamanpemahaman yang berkaitan dengan desain-desain masjid ini ataupun menerapkan halhal yang ada di dalam arsitektur masjid ini ke dalam desain-desain yang akan kita buat.
Dan lebih mengetahui bahwa desain masjid itu tidak mutlak harus sesuai dengan apa
yang telah terstigma oleh masyarakat pada umumnya.
16
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Masjid
http://id.wikipedia.org/wiki/Masjid_Agung_Samarra
http://versesofuniverse.blogspot.com/2014/08/riwayat-masjid-agung-samarra.html
17