Anda di halaman 1dari 3

Nama

: Debby Lastiur Sihombing

NIM

: 24020113140075

Validasi Lisis Buffer BTA Untuk Ekstraksi DNA Dari Sampel Forensik Yang Cacat
Isolasi DNA dari sampel forensik sangat dikondisikan atau tergantung oleh banyak faktor
seperti banyaknya berbagai jenis sampel, degradasi karena paparan lingkungan, kehadiran
inhibitor PCR atau kuantitas terbatas dari material awal, usia sampel dan sifat substrat.
Pemulihan dari jumlah maksimum DNA berkualitas tinggi dari sampel mengurangi jumlah DNA
masukan yang diperlukan untuk reaksi PCR, meminimalkan efek inhibitor potensial.
Sampel forensik biasanya mengandung inhibitor PCR (seperti hematin, pewarna / dye)
yang dapat mengganggu proses PCR. Sehingga diperlukan metode ekstraksi mampu menghapus
keberadaan inhibitor PCR dalam sampel.
BTA lisis adalah, penyangga efisien kuat, mudah digunakan dengan PrepFiler kit. Ini
secara efektif mengisolasi DNA genomik berkualitas baik dari berbagai sampel forensik,
memungkinkan pemulihan kuantitas DNA. Buffer lisis BTA, adalah reagen formulasi
baru,dengan Biosistem Terapan yang dirancang untuk sampel forensik cacat karena dapat
menghancurkan lebih efisien matriks kompleks dalam kombinasi dengan kit PrepFiler. Hal ini
dirancang untuk jenis forensik sampel cacat seperti tulang, gigi, dan perekat yang mengandung
substrat termasuk puntung rokok, permen karet, dan tape lift.
Untuk validasi, hal yang perlu dievaluasi ialah:
1. Kemampuan BTA untuk mengekstrak DNA dari beberapa sampel yang berbeda
dibandingkan dengan Lysis Buffer PrepFiler secara tradisional.
2. Kuantitas DNA manusia yang diambil dari masing-masing sampel
3. Kemampuan untuk menghapus inhibitor
4. Kualitas STR diperoleh dengan menggunakan BTA Lisis + NGM vs PrepFiler Lisis +
Identifiler
Kinerja BTA dalam ekstraksi DNA genom telah dievaluasi menggunakan kerja kasus yang
berbeda dari beberapa sampel yang biasanya diproses di laboratorium forensik seperti tulang,
gigi, jaringan karbonisasi, air liur atau sperma pada pita perekat, cetak dengan cyanoacrylate atau
DFO, luminol yang menyebabkan noda pada darah , dan puntung rokok.

Ekstraksi DNA telah dilakukan pada 2 ulangan. Volume elusi 50 mL digunakan untuk semua
sampel. Kuantitas DNA diekstraksi dan adanya inhibitor PCR telah dievaluasi oleh Real Time
PCR menggunakan Kit DNA Quantifiler1 Manusia Kuantifikasi. Semua sampel diperkuat oleh
AmpF 'STR Identifiler dan NGM PCR Amplifikasi Kit (Applied Biosystems) menurut protokol
produsen dan dianalisis dengan elektroforesis kapiler pada ABI 3130. Per setiap sampel
dianalisis, dievaluasi kehadiran profil parsial, profil campuran, unbalanced peaks, alel putus, dan
reproduksibilitas hasil yang diperoleh.

Hasil pengelolaan (rata-rata) dari DNA yang diperoleh menggunakan buffer lisis BTA diringkas
dalam Gambar 1. (Gambar di atas) dimana variasi yang diamati adalah Interferensi substrat
(tergantung pada sel-sel itu lebih atau kurang diakses dengan buffer lisis dan sejumlah variabel
bahan biologis hadir dalam berbagai sampel dari donor yang berbeda dan cairan tubuh yang
berbeda). Pokoknya DNA yang diekstraksi dari sampel tersebut adalah dalam jumlah yang cukup
untuk aplikasi hilir dan dalam bentuk yang sangat murni. Bahkan prosedur isolasi berhasil
mampu menghapus sebagian besar inhibitor PCR, dilihat dari nilai IPC dari Quantifiler1
Manusia DNA Kuantifikasi Kit konsisten dan dalam kisaran 28-31. Semua sampel diuji oleh
kombinasi BTA + NGM yang menghasilkan profil konklusif yang memiliki kualitas yang lebih
baik dari sampel yang diuji dengan menggunakan PrepFiler + Identifiler.
Kesimpulan yang diperoleh berdasarkan hasil percobaan yag dilakukan ialah bahwa buffer lisis
BTA berhasil / mampu menghilangkan inhibitor yang umumnya ditemukan di sampel forensik

dan menghasilkan DNA sangat murni. Kombinasi BTA + NGM merupakan alat yang ampuh
untuk mengetik kesalahn sampel forensik.

Anda mungkin juga menyukai