PENDAHULUAN
Hipertiroid ialah suatu sindroma klinik yang terjadi karena pemaparan
jaringan terhadap hormone tiroid berlebihan. Penyakit tiroid merupakan penyakit
yang banyak ditemui di masyarakat, 5% pada pria dan 15% pada wanita. Penyakit
Graves di Amerika sekitar 1% dan di Inggris 20-27/1000 wanita dan 1.5-2.5/1000
pria, sering ditemui di usia kurang dari 40 tahun.3
Istilah hipertiroidisme sering disamakan dengan tirotoksikosis, meskipun
secara prinsip berbeda. Dengan hipertiroidisme dimaksudkan hiperfungsi kelenjar
tiroid dan sekresi berlebihan dari hormone tiroid dalam sirkulasi. Pada tirotoksikosis
dapat disebabkan oleh etiologi yang amat berbeda, bukan hanya yang berasal dari
kelenjar tiroid. Adapun hipertiroidisme subklinis, secara definisi diartikan kasus
dengan kadar hormone normal tetapi TSH rendah. Di kawasan Asia dikatakan
prevalensi lebih tinggi disbanding yang non Asia (12% versus 2.5%).3
Penyakit Graves merupakan penyebab utama dan tersering tirotoksikosis (8090%), sedangkan yang disebabkan karena tiroiditis mencapai 15% dan 5% karena
toxic nodular goiter. Prevalensi penyakit Graves bervariasi dalam populasi terutama
tergantung pada intake yodium (tingginya intake yodium berhubungan dengan
peningkatan prevalensi penyakit Graves). Penyakit Graves terjadi pada 2% wanita,
namun hanya sepersepuluhnya pada pria. Kelainan ini banyak terjadi antara usia 2050 tahun, namun dapat juga pada usia yang lebih tua.8
Hipertiroidisme sering ditandai dengan produksi hormone T3 dan T4 yang
meningkat, tetapi dalam persentase kecil (kira-kira 5%) hanya T3 yang meningkat,
disebut sebagai tirotoksikosis T3 (banyak ditemukan di daerah dengan defisiensi
yodium). Status tiroid sebenarnya ditentukan oleh kecukuan sel atas hormon tiroid
dan bukan kadar normal hormone tiroid dalam darah. Ada beberapa prinsip faali
dasar yang perlu diingat kembali. Pertama bahwa hormone yang aktif adalah free
hormone, kedua bahwa metabolism sel didasarkan atas tersedianya free T3 bukan free
T4, ketiga bahwa distribusi deiodinase I, II, dan III di berbagai organ tubuh berbeda
(D1 banyak di hepar, ginjal dan tiroid, DII di otak, hipofisis, dan DIII di jaringan
fetal, otak, plasenta), namun hanya D1 yang dapat dihambat oleh PTU. 3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kelenjar Tiroid
Kelenjar tiroid berada di kedalaman dari otot sternothyroid dan
sternohyoid, terletak di anterior leher sepanjang C5-T1 vertebrae.Kelenjar ini
terdiri dari lobus kanan dan kiri di anterolateral dari laring dan trakea.Kedua
lobus ini disatukan oleh bagian yang menyatu yang disebut isthmus, di cincin
trakea kedua dan ketiga.Kelenjar tiroid dikelilingi oleh suatu fibrous capsule
tipis, yang membuat septa kedalam kelenjar.Jaringan ikat padat menempel
pada cricoid cartilage dan superior tracheal ring. Dari external ke capsule
adalah loose sheath yang dibentuk oleh visceral portion dari lapisan
pretracheal di kedalaman cervical fascia.
sheath untuk mencapai bagian posterior dari kelenjar tiroid. Merekan terbagi
kedalam beberapa cabang yang menembus lapisan pretracheal di kedalaman
cervical fascia dan menyuplai bagian posterioinferior, termasuk ke bagian
inferior kelenjar.Kanan dan superior kiri dan arteri inferior tiroid
beranatomosis kedalam kelenjar dan menyuplai kelenjar.
Vena; Tiga pasang vena tiroid biasanya membentuk tiroid plexus vena di
permukaan anterior kelenjar tiroid dan anterior trachea.Vena superior tiroid
bersama arteri superior tiroid, mereka memperdarahi bagian superior tiroid.
Vena middle tiroid tidak disertai arteri dan memperdarahi bagian medial
tiroid. Sedangkan vena inferior tiroid memperdarahi bagian inferior tiroid.
Vena superior dan middle tiroid akan bermuara ke internal jugular vein
sedangkan vena inferior tiroid bermuara ke brachiocephalic vein.
Lymph; pembuluh lymph dari kelenjar tiroid melewati jaringan ikat
interlobular, biasanya didekat arteri. Mereka berkomunikasi dengan suatu
jaringan capsular pembuluh lymphatic. Dari sini, pada mulanya pembuluh ini
melewati
prelaryngeal,
pretracheal,
dan
paratracheal
lymph
nodes.Prelaryngeal mengalir ke superior cervical lymph nodes, dan
pretracheal dan paratracheal lymph nodes mengalir ke inferior deep cervical
nodes.Disamping itu, pembuluh lymph berada di sepanjang vena superior
tiroid melewati langsung ke inferior deep cervical lymph nodes.Beberapa
pembuluh lymph mengalir ke brachiocephalic lymph nodes atau thoracic duct.
Nerve; Saraf dari kelenjar tiroid diturunkan dari superior, middle, dan
inferior cervical (symphatetic) ganglia.Mereka mencapai kelenjar melalui
cardia dan superior dan inferior thyroid periarterial plexuses yang bersamasama tiroid arteri.Seratnya adalah vasomotor, bukan secremotor.Mereka
menyebabkan konstriksi pembuluh darah.Sekresi endokrin dari kelenjar tiroid
diregulasi secara hormonal oleh kelenjar pituitary.
2.2 Biosintesis Hormon Tiroid3
Ada 7 tahap, yaitu:
1. Trapping
Proses ini terjadi melalui aktivitas pompa iodida yang terdapat pada
bagian basal sel folikel. Dimana dalam keadaan basal, sel tetap berhubungan
dengan pompa Na/K tetapi belum dalam keadaan aktif. Pompa iodida ini
bersifat energy dependent dan membutuhkan ATP. Daya pemekatan
konsentrasi iodida oleh pompa ini dapat mencapai 20-100 kali kadar dalam
serum darah. Pompa Na/K yang menjadi perantara dalam transport aktif
iodida ini dirangsang oleh TSH.
2. Oksidasi
Sebelum iodida dapat digunakan dalam sintesis hormon, iodida
tersebut harus dioksidasi terlebih dahulu menjadi bentuk aktif oleh suatu
enzim peroksidase. Bentuk aktif ini adalah iodium. Iodium ini kemudian akan
bergabung dengan residu tirosin membentuk monoiodotirosin yang telah ada
5.
Efek Hematopoetik
Peningkatan kebutuhan selular akan O2 pada hipertiroidisme menyebabkan
peningkatan produksi eritropoietin dan peningkatan eritropoiesis. Namun volume
darah biasanya tidak meningkat karena hemodilusi. Hormon tiroid meningkatkan
kandungan 2,3 difosfogliserat eritrosit, memungkinkan peningkatan disosiasi O2
hemoglobin dan meningkatkan penyediaan O2 kepada jaringan.3
6.
Efek Gastrointestinal
Hormon tiroid merangsang motillitas usus, yang dapat menimbulkan
peningkatan motilitas terjadi diare pada hipertiroidisme. Hal ini juga menyumbang
pada timbulnya penurunan berat badan yang sedang pada hipertiroidisme.
7.
Efek Skeletal
Hormon tiroid merangsang peningkatan penggantian tulang, meningkatkan
resorbsi tulang dan hingga tingkat yang lebih kecil, pembentukan tulang. Dengan
demikian, hipertiroidisme dapat menimbulkan osteopenia yang bermakna.
8.
Efek Neuromuskular
Walaupun hormon tiroid merangsang peningkatan sintesis dari banyak protein
struktural, pada hipertiroidisme terdapat peningkatan penggantian protein dan
kehilangan jaringan otot atau miopati. Terdapat juga suatu peningkatan kecepatan
kontraksi dan relaksasi otot, secara klinik diamati adanya hiperfleksia pada
hipertiroidisme. Hormon tiroid penting untuk perkembangan dan fungsi normal
susunan syaraf pusat dan hiperaktivitas pada hipertiroidisme serta di dalam
kehamilan.
9.
Efek Endokrin
Hormon tiroid meningkatkan pergantian metabolik dari banyak hormon dan
obat-obatan farmakologi. Kecepatan produksi kortisol akan meningkat pada pasien
hipertiroid dengan fungsi adrenal normal sehingga mempertahankan suatu kadar
hormon sirkulasi yang normal.
2.4.5 Etiologi
Penyebab hipertiroidisme sebagian besar adalah penyakit Graves, goiter
miltinodular toksik dan adenoma toksik. Hipertiroidisme pada penyakit Graves
adalah akibat antibodi reseptor TSH yang merangsang aktivitas tiroid. Sedang pada
goiter multinodular toksik ada hubungannya dengan autoimun tiroid itu sendiri. 3
2.4.6 Patogenesis
Pada penyakit graves, limfosit T didensitisasi terhadap antigen dalam kelenjar
tiroid dan merangsang limfosit B untuk mensintesa antibodi terhadap antigen-antigen
ini. Satu dari antibodi ditunjukan terhadap tempat reseptor TSH pada membran sel
tiroid dan mempunyai kemampuan untuk merangsang sel tiroid dalam peningkatan
pertumbuhan dan fungsi. Adanya antibodi dalam darah berkorelasi positif dengan
penyakit aktif dan kekambuhan penyakit. Ada predisposisi genetik yang mendasari,
namun tidak jelas apa yang mencetus episode akut ini. Beberapa faktor yang
mendorong respon imun pada penyakit graves ialah7,8 :
8
1. Kehamilan.
2. Kelebihan iodida, khusus di daerah defisiensi iodida. Dimana kekurangan
iodida dapat menutupi penyakit Graves laten pada saat pemeriksaan.
3. Infeksi bakterial atau viral.Diduga stres dapat mencetus suatu episode
penyakit Graves, tapi tidak ada bukti yang mendukung.
tiroid,
tanda-tanda
tirotoksikosis
pada
mata,
dan
takikardi
ringanumumnya terjadi. Kelemahan otot dan berkurangnya massa otot dapat sangat
berat sehingga pasien tidak dapat berdiri dari kursi tanpa bantuan. Pada anak-anak
terdapat pertumbuhan cepat dengan pematangan tulang yang lebih cepat. Pada pasien
diatas 60 tahun, manifestasi kardiovaskuler dan miopati sering lebih menonjol.
Keluhan yang paling menonjol adalah palpitasi, dispneu d`effort, tremor, nervous dan
penurunan berat badan.4,7,8
Terjadinya hipertiroidisme biasanya perlahan-lahan dalam beberapa bulan
sampai beberapa tahun, namun dapat juga timbul secara dramatik. Manifestasi klinis
yang paling sering adalah penurunan berat badan, kelelahan, tremor, gugup,
berkeringat banyak, tidak tahan panas, palpitasi, dan pembesaran tiroid. Penurunan
berat badan meskipun nafsu makan bertambah dan tidak tahan panas adalah sangat
spesifik, sehingga segera dipikirkan adanya hipertiroidisme.3
Penderita hipertiroidisme memiliki bola mata yang menonjol yang disebut
dengan eksoftalmus, yang disebabkan oleh edema daerah retro-orbita dan degenerasi
otot-otot ekstraokuli. Penyebabnya juga diduga akibat proses autoimun. Eksoftalmus
berat dapat menyebabkan teregangnya N. Optikus sehingga penglihatan akan rusak.
Eksoftalmus sering menyebabkan mata tidak bisa menutup sempurna sehingga
permukaan epithel menjadi kering dan sering terinfeksi dan menimbulkan ulkus
kornea.3
10
11
Diagnosa
pada
wanita
hamil
agak
sulit
karena
dan
free
T4
(FT4)
meningkat,
jelas
menunjukan
hipertiroidisme.3
2.5
Krisis Tiroid
2.5.1 Definisi
Krisis tiroid (Thyroid Storm) adalah komplikasi serius dari tirotoksikosis
dengan angka kematian 20-60%.Merupakan kejadian yang jarang, tidak biasa dan
berat dari hipertiroidisme. Krisis tiroid mengacu pada kejadian mendadak yang
mengancam jiwa akibat peningkatan dari hormon tiroid sehingga terjadi kemunduran
fungsi organ.1,2
12
2.5.2 Etiologi
Pada keadaan yang sudah dinamakan krisis tiroid ini maka fungsi organ vital
untuk kehidupan menurun dalam waktu singkat hingga mengancam nyawa. Hal yang
memicu terjadinya krisis tiroid ini adalah9:
operasi dan urut/pijat pada kelenjar tiroid atau gondok dan operasi pada
bagian tubuh lainnya pada penderita hipertiroid yang belum terkontrol
hormon tiroidnya9
stop obat anti tiroid pada pemakaian obat antitiroid
pemakaian kontras iodium seperti pada pemeriksaan rontgen
infeksi
stroke
trauma. Pada kasus trauma, dilaporkan bahwa pencekikan pada leher dapat
memicu terjadinya krisis tiroid, meskipun tidak ada riwayat hipertiroidisme
sebelumnya.9,10
2.5.3 Manifestasi klinis dan Stage Krisis Hipertiroid
Untuk mengetahui apakah keadaan seseorang ini sudah masuk dalam tahap
krisis tiroid adalah dengan mengumpulkan gejala dari kelainan organ yakni pada
sistem saraf terjadi penurunan kesadaran (sampai dengan koma), hyperpyrexia (suhu
badan diatas 40oC), aktivasi adrenergik (takikardia/denyut jantung diatas 140x/menit,
muntah dan mencret serta kuning).Gejala lain dapat berupa berkeringat, kemerahan,
dan tekanan darah yang meningkat.9,10,11
Tabel 1 Scoring Stage Hypertyroid Storm Burch and Wartofsky (Migneco,
2005)
13
Bila skor 45 krisis tiroid, skor 25-44 impending krisis tiroid, skor 24bukan krisis
tiroid
2.5.4 Patofisiologi
Tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa meningkatnya produksi dari T3
atau T4 menyebabkan krisis tiroid.Peningkatan reseptor katekolamin (peningkatan
sensitifitas dari katekolamin) memegang kunci penting. Penurunan pengikatan dari
TBG (meningkatnya T3 atau T4 bebas) mungkin ikut berperan.9
14
15
laruton lugols 10 tetes tersebut secara intravena langsung selama masih dianggap
steril.Larutan iodine ini juga dapat diberikan secara rectal. 2,9,10,11
Pemberian glucocorticoid juga menurunkan konversi T4 menjadi T3 dan
memiliki efek langsung dalam proses autoimun jika krisis tiroid berasal dari penyakit
graves. Dosis yang digunakan adalah 100mg/8jam secara intravena pada kasus krisis
tiroid.Penggunaan litium juga dapat memblok pelepasan hormone tiroid, namun
toksisitasnya yang tinggi pada ginjal membatasi penggunaannya. 2,9,10,11
Tabel 2 Terapi Krisis Tiroid (Henneman, 2014)
2.6
16
ganas. Diagnosis bandingnya adalah goiter jinak, intrathyroideal cysts, tiroiditis, atau
tumor jinak dan ganas. Umur, jenis kelamin, tempat tinggal, riwayat keluarga pasien
harus jelas, riwayat terapi radiasi daerah leher juga harus ditanyakan karena pada bayi
dan anak-anak kejadian ca tiroid insidennya tinggi yang terjadi sebagai akibat radiasi.
Tiroid nodul ini lebih menyerupai ca pada pria dari pada wanita, dan pada usia muda
dari pada usia tua.
Pemeriksaan perabaan tiroid harus dilakukan secara sistematis, untuk
mengetahui apakah terdapat soliter atau multi nodular tiroid, soliter nodul lebih
cenderung dapat menjadi keganasan dari pada multi noduler. Pada sebagian besar
pasien suatu keganasan sulit untuk ditentukan tanpa dilakukan pemeriksaan
mikroskopik, biopsy percutan yang dilakukan oleh ahli endokrin sitologi sangatlah
membantu dalam menegakan diagnosa.
False positive jarang sekali dilaporkan, tetapi pada 20% hasil biopsy yang
didiagnosa sebagai undetermined dan 5% yang terdiagnosa sebagai benigna ternyata
adalah suatu keganasan (malignant). Jika hasil diagnosanya adalah inadekuat maka
pemeriksaan harus diulang kembali. Needle biopsy tidak boleh dilakukan pada pasien
yang mempunyai riwayat terkena radiasi pada leher, karena radiasi seringkali
menimbulkan tumor yang multifokal. Jangan terlalu cepat percaya bila hasilnya
negatif, jika ahli sitologi yang berpengalaman tidak ada maka pemeriksaan radio
nuklir dan ultra sound sangatlah membantu.
Pemeriksaan radioiodin dapat digunakan untuk menentukan apakah lesinya
single atau multiple, dan apakah aktif (hot or warm) atau tidak aktif (cold). Pada hot
solitary tiroid nodul dapat menyebabkan hipertiroidsm tetapi jarang terjadi malignant,
tetapi pada cold solitary tiroid nodul 20% dari kejadian yang ada dapat menjadi
malignant dan harus diangkat.
Pada pasien bayi dan anak-anak yang menderita tiroid nodul karena terpapar
radiasi pada daerah leher 40% dapat menjadi malignant, Ca tiroid terjadi hampir 50%
pada anak yang menderita cold tiroid nodul, dan tiroidektomi di indikasikan pada
pasien ini.
17
curiga keganasan
hipertiroidism
alasan kosmetik
pada solitary nodul tiroid yang terdiagnosa cold pada radioiodin, solid dengan
ultrasound atau dicurigai sebagai keganasan maka biopsy sitologi tidak diperlukan
lagi. Pengobatan nonoperasi diindikasikan pada pasien dengan multinoduler goiter
dan hashimoto tiroiditis kecuali terdapat kecurigaan pada pasien yang rentan terkena
radiasi dan pada pasien yang mempunyai riwayat keluarga yang pernah menderita
medullary carcinoma.
2.6.2 Simple atau Nontoxic goiter
Simple goiter dapat terjadi karena factor psikologis, dapat terjadi pada saat
pubertas, menstruasi, hamil, atau pada pasien yang tinggal pada daerah endemic (poor
iodine), pada orang-orang yang sering terekspose dengan goiter food and drug juga
dapat terjadi siple goiter. Goiter dapat terjadi karena congenital defek pada produksi
hormon tiroid.
Ada beberapa asumsi bahwa nontoxic goiter timbul akibat kompensasi dari
produksi hormon tiroid yang inadekuat, nontoxic diffuse goiter biasanya merespon
administrasi hormon tiroid, jika tidak di obati maka dapat berubah menjadi multi
nodular goiter dengan atau tidak bersifat racun (toxic) pada beberapa tahun
kemudian.
Gejala yang timbul biasanya terdapatnya massa pada leher, dsypnea,
dysphagia, atau gejala yang dapat menghalangi aliran balik vena. Pada diffuse goiter,
18
Gambar 6 Struma
Biasanya penderita struma nodosa tidak mengalami keluhan karena tidak ada
hipo atau hipertiroidisme.Nodul mungkin tunggal tetapi kebanyakan berkembang
menjadi multinoduler yang tidak berfungsi.Degenerasi jaringan menyebabkan kista
atau adenoma.Karena pertumbuhannya sering berangsur-angsur, struma dapat
menjadi besar tanpa gejala kecuali benjolan di leher.Sebagian penderita dengan
struma nodosa dapat hidup dengan strumanya tanpa keluhan. Walaupun sebagian
struma nodosa tidak mengganggu pernapasan karena menonjol ke depan, sebagian
lain dapat menyebabkan penyempitan trakea jika pembesarannya bilateral.
Pendorongan bilateral demikian dapat dicitrakan dengan foto Roentgen polos (trakea
pedang).
Struma nodosa unilateral dapat menyebabkan pendorongan sampai jauh ke
arah kontralateral.Pendorongan demikian mungkin tidak mengakibatkan gangguan
pernapasan.Penyempitan yang berarti menyebabkan gangguan pernapasan sampai
akhirnya terjadi dispnea dengan stridor inspiratoar.Biasanya struma adenomatosa
benigna walaupun besar tidak menyebabkan gangguan neurologik, muskuloskeletal,
vaskuler, atau menelan karena tekanan atau dorongan.Keluhan yang ada ialah rasa
berat di leher.Sewaktu menelan trakea naik untuk menutup laring dan epiglotis
20
menelan
karena
apertura
toraks
terlalu
sempit
dan
mungkin
Biopsi insisi
Biopsi eksisi
Bedah terapeutik bersifat ablatif berupa :
Lobektomi
Istmolobektomi
Tindak bedah total dilakukan dengan atau tanpa diseksi leher radikal. Untuk
struma nontoksik dan nonmaligna digunakan enukleasi nodulus yaitu eksisi lokal,
(istmo-)lobektomi, atau tiroidektomi subtotal. Pembedahan total dilakukan untuk
karsinoma terbatas, dan pembedahan radikal dilakukan bila ada kemungkinan
penyebaran ke kelenjar limfe regional. Hemitiroidektomi atau (istmo-)lobektomi
dapat dilakukan pada kelainan unilateral.
Indikasi tindak bedah struma nontoksik
-
22
23
24
25
Mata
Gejala mata terdapat pada tirotoksikosis primer, pada tirotoksikosis yang sekunder,
gejala mata tidak selalu ada dan kalaupun ada tidak seberapa jelas. Pada
hipertiroidisme imunogenik (morbus Graves) eksoftalmus dapat ditambahkan terjadi
akibat retensi cairan abnormal di belakang bola mata; penonjolan mata dengan
diplopia, aliran air mata yang berlebihan, dan peningkatan fotofobia. Penyebabnya
terletak pada reaksi imun terhadap antigen retrobulbar yang tampaknya sama dengan
reseptor TSH. Akibatnya, terjadi inflamasi retrobulbar dengan pembengkakan bola
mata, infiltrasi limfosit, akumulasi asam mukopolisakarida, dan peningkatan jaringan
ikat retrobulbar.
Untuk memudahkan pemantauan maupun diagnosis dibuat klasifikasi beberapa klas
dengan singkatan NO SPECS, di mana :
Klas 0 N o physical signs or symptoms
Klas 1 O nly signs, no symptom (hanya stare, lidlag, upper eyelid retraction
Klas 2 S oft tissue involvement (palpebra bengkak, kemosis dan lain-lain) 90%
Klas 3 P roptosis (> 3mm dari batas atas normal) 30%
Klas 4 E xtraocular muscle involvement (sering dengan diplopia) 60%
Klas 5 C orneal involvement 9%
Klas 6 S ight loss (karena saraf optikus terlibat) 34%
Kulit
Kulit penderita hipertiroid akan menjadi lebih halus karena perubahan metabolisme
dan hormonal tubuh dan juga basah akibat hipersekresi ke permukaan tubuh.
Komplikasi
Penyakit jantung hipertiroid
Gangguan pada jantung terjadi akibat dari perangsangan berlebihan pada jantung oleh
hormon tiroid dan menyebabkan kontratilitas jantung meningkat dan terjadi takikardi
26
sampai dengan fibrilasi atrium jika menghebat. Pada pasien yang berumur di atas 50
tahun, akan lebih cenderung mendapat komplikasi payah jantung.
Oftalmopati Graves
Oftalmopati Graves seperti eksoftalmus, penonjolan mata dengan diplopia, aliran air
mata yang berlebihan, dan peningkatan fotofobia dapat mengganggu kualitas hidup
pasien sehinggakan aktivitas rutin pasien terganggu.
Dermopati Graves
Dermopati tiroid terdiri dari penebalan kulit terutama kulit di bagian atas tibia bagian
bawah (miksedema pretibia), yang disebabkan penumpukan glikosaminoglikans.
Kulit sangat menebal dan tidak dapat dicubit.
2. Subacute Thyroiditis.
Merupakan noninfection disorder, ditandai dengan pembengkakan
tiroid, sakit pada kepala dan dada, demam, lemas, malaise, hilangnya BB,
pada beberapa pasien tidak ada nyeri. Harus dibedakan dengan graves disease.
Pada subakut tiroiditis LED dan serum gamma globulin meningkat.
Radioiodin uptake sangat rendah dan bisa tidak ada, dengan peningkatan
kadar hormon tiroid. Nyeri biasanya hilang sendiri, aspirin dan kortikosteroid
diberikan tergantung pada keluhan.
27
3. Hashimotos thyroiditis.
Merupakan jenis tiroiditis yang paling sering terjadi, biasanya ditandai
dengan pembesaran tiroid tidak atau dengan nyeri dan nyeri lepas.Pada
umunya lebih sering terjadi pada wanita dan terkadang menyebabkan disfagia.
Tiroiditis hashimoto dipercaya sebagai penyakit autoimun, pada
beberapa pasien sensitive terhadap jaringan tiroidnya sendiri dan antibody
antitiroidnya, titer serum antimikrosomal, antitiroglobulin antibody yang
tinggi sangat membantu dalam menentukan diagnosa.Diberikan hormon tiroid
dengan dosis yang rendah sebagai terapi, operasi diindikasikan pada keadaan
dimana terjadi penekanan organ Karena pembesaran yang terjadi, curiga
malignancy, dan untuk alasan kosmetik.Untuk pasien dengan choking
symptoms pembedahan pada ismus dapat memberikan rasa lega. Jika tiroid
membesar tidak simetris dan gagal untuk mengecil pada pemberian hormon
tiroid eksogen, atau mengandung nodul discrete , maka tiroidektomi dapat di
rekomendasika, needle biopsy dapat juga membantu dalam menegakan
diagnosa.
4. Kiedels thyroiditis.
Kondisi yang jarang sekali terjadi, tiroid mengeras seprti kayu dengan
fibrosis, dan inflamasi yang kronik di dalam dan disekitar kelenjar. Proses
inflamasi menginfiltrasi otot dan menyebabkan gejala kompresi pada trachea,
hipotiroidism biasanya timbul dan tindakan bedah diperlukan untuk
mengurangi obstruksi pada trachea atau esophagus.
28
b. Follicular adenokarsinoma.
Follicular adenokarsinoma terjadi 10% dari seluruh Ca tiroid,
timbul lebih lebih lama dari papillary form, pada palpasi teraba masa yang
elastik, kenyal, dan lembut.terdapat dalam bentuk encapsulated yang
mengandung koloid. Secara mikroskopik follicular karsinoma susah
dibedakan dengan jaringan tiroid. Kapsul dan vaskularisasi invasi dapat
digunakan untuk membedakan follicular adenoma dengan follicular
karsinoma.Meskipun dapat menyabar melalui kelenjar limfa, tetapi
cenderung menyebar lebih hebat melalui darah dapat menyebar ke paru,
hati, dan tulang.Metastase ke tulang dapat timbul 10-20 tahun setelah lesi
primer terjadi. Tumor ini mempunyai prognosis yang buruk sama dengan
papillary form.
c. Medullary karsinoma.
Medullary karsinoma mempunyai angka kejadian 2-5% dari Ca
tiroid.Mengandung amiloid, solid, dan keras.Dapat mensekresi
kalsitonin.riwayat medullary karsinoma pada keluarga dengan
pheochromocytoma bilateral dan hiperparatiroid dikenal dengan Sipple
sindrom atau type II multiple endokrin adenomatosus. Pada sipple
sindrom, hiperplasi parafollicular cell dan medullary cancer yang kecil
daqpat di diagnosa dengan menemukan serum kalsitonin setelah
distimulasi dengan pentagastrin dan kalsium.
29
d. Undifferentiated Karsinoma.
Tumor yang dapat cepat tumbuh ini sering terjadi pada wanita
dengan usia muda dan angka kejadiannya 3% dari semua Ca tiroid. Lesi
ini terjadi dari papillary atau follicular neoplasm.Mempunyai sifat solid,
sepat membesar, keras, masa yang difus irregular melibatkan kelenjar dan
menginfasi trachea, otot, dan neurovaskular.dapat menyebabkan laringeal
atau esophageal obstruksi.
Pada pemeriksaan mikroskopik terdapat 3 jenis sel yang khas
yaitu; giant cell, spindle cell, dan small cell.Mitosis sering terjadi pada
metastase di paru-paru dan cervical lymphadenopathy, dapat timbul
kembali pasca operasi.Terapi eksternal radiasi dan kemoterapi bisa
dijadikan terapi palliatif pada beberapa pasien, radioiodin tidak effektif
untuk dijadikan terapi, prognosisnya buruk.
BAB III
KESIMPULAN
Definisi tirotoksikosis adalah satu keadaan dimana hormon tiroid beredar
berlebihan didalam sirkulasi, manakala hipertiroidisme pula adalah tirotoksikosis
yang disebabkan oleh kelenjar tiroid yang hiperaktif.
Fungsi utama hormon tiroid adalah meningkatkan aktivitas metabolik seluler,
sebagai hormon pertumbuhan, dan mempengaruhi mekanisme tubuh yang spesifik
seperti sistem kardiovaskuler dan regulasi hormon lain. Diagnosis hipertiroidisme
30
mengacu pada hasil pemeriksaan TSH, FT4, FT3, indeks wayne dan indeks new
castle berdasarkan gejala klinis yang timbul.
Penyebab terjadinya hipertiroidisme (penyakitGrave) adalah kelainan pada
mekanisme regulator hormon tiroid akibat antibodi reseptorTSH yang meransang
aktivitas tiroid.
Penatalaksanaan hipertiroidisme meliputi tindakan bedah dan pemberian
bahan penghambat sintesis tiroid, seperti anti tiroid, penghambat ion iodida, dan
terapi radio iodine.Salah satu komplikasi buruk dari hipertiroid adalah krisistiroid
yang berakibat pada berbagai sistem tubuh yang akhirnya bisafatal.
DAFTAR PUSTAKA
1. Margaret G, Rosman NP, Hadddow JE. Thyroid strom in an 11-years-old boy
managed by propanolol. Pediatrics 1874;53:920-922.
2. Roizen M, Becker CE. Thyroid strom. The Western Journal of Medicine
1971;115:5-9.
3. Djokomoeljanto, R.. Kelenjar Tiroid, Hipotiroidisme, dan Hipertiroidisme.
Dalam : Sudoyo A.W. et al, eds. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi V.
Jakarta Pusat: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam. 2009. hlm 1993-2015.
31
A.
Penyakit
Graves
(struma
diffusa
toksik)
diagnosis
dan
Crisis.
European
View
2005;
9:
69-74.
Available
at:
http://www.europeanreview.org/wp/wp-content/uploads/158.pdf accessedon 20
Jan 2015
13. Henneman G, Bartalena L. Chapter 12 Graves Disease: Complications.
Available
at
http://www.thyroidmanager.org/chapter/graves-disease-
32
16. Corenbelum G, Adediji OS, Griffing GT. Diffuse Toxic Goiter available at
http://emedicine.medscape.com/article/120140-overviewaccessed on 30 Jan 2015
33