Contoh 2 Lamp 6 Panduan Tatalaksana Pasien Terminal
Contoh 2 Lamp 6 Panduan Tatalaksana Pasien Terminal
5
Peraturan Direktur RSU.Sari Mutiara Medan No: 759/XII.1/RSU-SM/II/2015 ttng Hak
Pasien dan Keluarga
-------------------------------------------------------------------------------------------PANDUAN PELAYANAN PASIEN TAHAP TERMINAL ( END of LIFE )
PENDAHULUAN
Pasien yang menuju akhir hidupnya, dan keluarganya, memerlukan asuhan yang
terfokus akan kebutuhan mereka yang unik. Pasien dalam tahap terminal dapat
mengalami gejala yang berhubungan dengan proses penyakit atau terapi kuratif atau
memerlukan bantuan yang berhubungan dengan masalah-masalah psikososial, spiritual
dan budaya yang berkaitan dengan kematian dan proses kematian. Keluarga dan pemberi
pelayanan dapat diberikan kelonggaran dalam melayani anggota keluarga pasien yang
sakit terminal atau membantu meringankan rasa sedih dan kehilangan.
Tujuan rumah sakit untuk memberikan asuhan pada akhir kehidupan harus
mempertimbangkan tempat asuhan atau pelayanan yang diberikan (seperti hospice atau
unit asuhan palliatif), tipe pelayanan yang diberikan dan kelompok pasien yang dilayani.
Rumah sakit mengembangkan proses untuk mengelola pelayanan akhir hidup. Proses
tersebut adalah :
Memastikan bahwa gejala-gejalanya akan dilakukan asesmen dan dikelola
secara tepat.
Memastikan bahwa pasien dengan penyakit terminal dilayani dengan
hormat dan respek.
Melakukan asesmen keadaan pasien sesering mungkin sesuai kebutuhan
untuk mengidentifikasi gejala-gejala.
Merencanakan pendekatan preventif dan terapeutik dalam mengelola
gejala-gejala.
Mendidik pasien dan staf tentang pengelolaan gejala-gejala.
PRINSIP PELAYANAN PASIEN PADA TAHAP TERMINAL (AKHIR HIDUP)
1. Rumah sakit memberikan dan mengatur pelayanan akhir kehidupan.
2. Asuhan pasien dalam proses kematian harus meningkatkan kenyamanan dan
kehormatannya.
MAKSUD DAN TUJUAN PELAYANAN PADA TAHAP TERMINAL (AKHIR
HIDUP)
Pasien yang dalam proses kematian mempunyai kebutuhan khusus untuk dilayani
dengan penuh hormat dan kasih. Untuk mencapai ini semua staf harus sadar akan uniknya
kebutuhan pasien dalam keadaan akhir kehidupannya. Perhatian terhadap kenyamanan
dan martabat pasien mengarahkan semua aspek asuhan selama stadium akhir hidup.
Asuhan akhir kehidupan yang diberikan rumah sakit termasuk :
a) pemberian pengobatan yang sesuai dengan gejala dan keinginan pasien
dan keluarga;
b) menyampaikan isu yang sensitive seperti autopsy dan donasi organ;
c) menghormati nilai yang dianut pasien,agama dan preferensi budaya;
d) mengikutsertakanpasiendankeluarganyadalamsemuaaspekpelayanan;
e) memberi respon pada masalah-masalah psikologis, emosional, spiritual dan
budaya dari pasien
dan keluarganya.
Untuk mencapai tujuan ini semua staf harus menyadari akan kebutuhan pasien yang unik
pada akhir hidupnya Rumah sakit mengevaluasi mutu asuhan akhir-kehidupan,
berdasarkan evaluasi (serta persepsi) keluarga dan staf, terhadap asuhan yang diberikan.
BAB I
DEFINISI
Kondisi Terminal adalah suatu kondisi yang disebabkan oleh cedera atau penyakit
dimana terjadi kerusakan organ multiple yang dengan pengetahuan dan teknologi
kesehatan terkini tak mungkinlagi dapat dilakukan perbaikan sehingga akan
menyebabkan kematian dalam rentang waktu yang singkat. Pengaplikasian terapi untuk
memperpanjang/mempertahankan hidup hanya akan berefek dan memperlama proses
penderitaan/sekarat pasien.
1. Pasien Tahap Terminal adalah pasien dengan kondisi terminal yang makin lama
makin memburuk
2. Mati Klinis adalah henti nafas (tidak ada gerak nafas spontan) ditambah henti
sirkulasi (jantung) total dengan semua aktivitas otak terhenti, tetapi tidak
ireversibel.
3. Mati Biologis adalah proses mati/ rusaknya semua jaringan, dimulai dengan
neuron otak yang menjadi nekrotik setelah kira-kira 1 jam tanpa sirkulasi, diikuti
oleh jantung, ginjal, paru dan hati yang menjadi nekrotik selama beberapa jam
atau hari.
4. Mati Batang Otak adalah keadaan dimana terjadi kerusakan seluruh isi
saraf/neuronal intrakranial yang tidak dapat pulih termasuk batang otak dan
serebelum.
5. Alat Bantu Napas (Ventilator ) adalah alat yang digunakan untuk membantu
sebagian atau seluruh proses ventilasi untuk mempertahankan oksigenasi.
6. Witholding life support adalah penundaan bantuan hidup
7. Withdrowing life support adalah penghentian bantuan hidup
8. Mengelola Akhir Kehidupan (End of Life) adalah pelayanan tindakan
penghentian bantuan hidup (Withdrowinglife support) atau penundaan bantuan hidup
(Witholding life support).
9. Donasi Organ adalah tindakan memberikan organ tubuh dari donor kepada
resipien.
10. Perawatan
Paliatif
adalah
upaya
medik
untuk
meningkatkan
atau
sudah dekat. Tetapi kesadaran ini seringkali disertai dengan munculnya ketakutan dan
kemarahan. Kemarahan ini seringkali diekspresikan dalam sikap rewel dan mencari-cari
kesalahan pada pelayanan di rumah sakit atau di rumah. Umumnya pemberi pelayanan
tidak menyadari, bahwa tingkah laku pasien sebagai ekspresi dari frustasi yang
dialaminya. Sebenarnya yang dibutuhkan pasien adalah pengertian, bukan argumentasiargumentasi dari orang-orang yangtersinggung oleh karena kemarahannya.
c. Bargaining ( fase tawar menawar ).Ini adalah fase di mana pasien akan mulai menawar
untuk dapat hidup sedikit lebih lama lagi atau dikurangi penderitaannya. Mereka bisa
menjanjikan macam-macam hal kepada Tuhan, "Tuhan, kalau Engkau menyatakan kasihMu, dan keajaiban kesembuhan-Mu, maka aku akan mempersembahkan seluruh hidupku
untuk melayaniMu."
d. Depresion (fase depresi)Setelah ternyata penyakitnya makin parah, tibalah fase
depresi. Penderita merasa putus asa melihat masa depannya yang tanpa harapan.
e. Acceptance (fase menerima / pasrah)Tidak semua pasien dapat terus menerus bertahan
menolak kenyataan yang ia alami. Pada umumnya, setelah jangka waktu tertentu
mereka akan dapat menerima kenyataan, bahwa kematian sudah dekat. Mereka mulai
kehilangan kegairahan untuk berkomunikasi dan tidak tertarik lagi dengan berita dan
persoalan-persoalan di sekitarnya.
Pasien dalam kondisi Terminal akan mengalami berbagai masalah baik fisik, psikologis,
maupun sosio-spiritual, antara lain:
a. Problem oksigenisasi; nafas tidak teratur, cepat atau lambat, pernafasan cheyne
stokes, sirkulasi perifer menurun, perubahan mental; agitasi-gelisah, tekanan
darah menurun, hypoksia, akumulasi sekret, nadiireguler.
b. Problem eliminasi;Konstipasi,
Medikasi atau imobilitas memperlambat peristaltik, kurang diet serat dan asupan
makanan juga mempengaruhi konstipasi, inkontinensi afekal bias terjadi oleh
karena pengobatan atau kondisi penyakit (mis Ca Colon), retensi urin,
inkontinensia urin terjadi akibat penurunan kesadaran atau kondisi penyakit mis
trauma medulla spinalis, oliguria terjadi seiring penurunan intake cairan atau
kondisi penyakit mis gagal ginjal
c. Problem nutrisi dan cairan; asupan makanan dan cairan menurun, peristaltic
menurun, distensi abdomen, kehilangan BB,
bibir kering danpecah-pecah, lidah kering dan membengkak, mual, muntah,
cegukan, dehidrasi terjadi karena asupan cairan menuru
d.
pada
kornea,
kemampuan
berkonsentrasi
menjadi
bantuan
hidup
penghentian atau penundaan bantuan hidup dilaksanakan, tim dokter telah memberikan
informasi kepada keluarga pasien tentang kondisi terminal pasien dan pertimbangan
keputusan keluarga/ wali tertulis dalam informed consent
BAB III.
TATA LAKSANA
Aspek Keperawatan
Asesmen faktor fisik pasien
Pada kondisi terminal atau menjelang ajal, dihadapkan pada berbagai masalah
1.1Asesmen Keperawatan
Perawat dapat berbagi penderitaan pasien menjelang ajal dan mengintervensi dengan
melakukan asesmen yang tepat sebagai berikut:
a. Asesmen tingkat pemahaman pasien &/ keluarga :
1. Closed Awareness: pasien dan atau keluarga percaya bahwa pasien akan segera
sembuh.
2. Mutual Pretense:keluarga mengetahui kondisi terminal pasien dan tidak
membicarakannya lagi, Kadang- kadang keluarga menghindari percakapan
tentang kematian demi menghindarkan dari tekanan.
3. Open Awareness: keluarga telah mengetahui tentang proses kematian dan tidak
merasa keberatan untuk memperbincangkannya walaupun terasa sulit dan sakit.
Kesadaran ini membuat keluarga mendapatkan kesempatan untuk menyelesaikan
masalah-masalah, bahkan dapat berpartisipasi dalam merencanakan pemakaman.
Pada tahapan ini, perawat atau dokter dapat menyampaikan isu yang sensitif bagi
keluarga seperti autopsi atau donasi organ pasien menurunnya
fisik, perawat harus mampu mengenali perubahan fisik terjadi pada pasien
terminal meliputi:1) Pernapasan ( breath )
.
tersebut
menyebabkan
peningkatan
morbiditas
dan
mortalitas,
b)
Kondisi Terminal Tidak dilakukan tindakan-tindakan luar biasa, pada pasienpasien yang jika diterapi hanya memperlambat waktu kematian dan bukan
memperpanjang kehidupan. Untuk pasien ini dapat dilakukan penghentian atau
penundaan bantuan hidup. Pasien yang masih sadar tapi tanpa harapan, hanya
dilakukan tindakan terapeutik/paliatif agar pasien merasa nyaman dan bebas
nyeri.
c.
Mati Batang Otak ( MBO ) Semua bantuan hidup dihentikan pada pasien dengan
kerusakan fungsi batang otak yang ireversibel. Setelah kriteria Mati Batang
Otak (MBO) yang ada terpenuhi, pasien ditentukan meninggal dan disertifikasi
MBO serta semua terapi dihentikan. Jika dipertimbangkan donasi organ,
bantuan jantung paru pasien diteruskan sampai organ yang diperlukan telah
diambil. Keputusan penentuan MBO dilakukan oleh 3(tiga)dokter yaitu dokter
spesialis anestesiologi atau dokter lain yang memiliki kompetensi, dokter
spesialis saraf dan 1(satu)dokter lain yang ditunjuk oleh komite medis rumah
sakit dengan prosedur pengujian MBO sebagai berikut :
1)
Memastikan hilangnya reflex batang otak dan henti nafas yang menetap
(ireversibel). yaitu:
. 3) Bila tes tetap positif, maka pasien dinyatakan mati walau pun jantung masih
berdenyut, dan ventilator harus segera dihentikan.
. 4) Pasien dinyatakan mati ketika batang otak dinyatakan mati dan bukan sewaktu
mayat dilepas dari ventilator atau jantung berhenti berdenyut.
2.3 Donasi Organ
Prosedur donasi organ pasien MBO, adalah sebagai berikut:
a.
b.
c.
Khusus pada penentuan MBO untuk donor organ, ketiga dokter yang menyatakan
MBO harus tidak ada sangkut paut dengan tindakan transplantasi.
d.
Penentuan MBO untuk donor organ hendaknya segera diberitahukan kepada tim
transplantasi, dan pembedahan dapat dilaksanakan sesuai kesepakatan tim
operasi. Komunikasi dengan tim transplantasi dilakukan sedini mungkin jika
ada donor organ daripasien yang akan dinyatakan MBO.
BAB IV
DOKUMENTASI
1. Formulir Persetujuan Tindakan Kedokteran
2. Formulir Pernyataan Pemberian Informasi Kondisi Terminal
3.
4.
Rujukan :
1. Undang-undang RI No 44 tahun 2009 tentangRumahSakit.
2. Undang undang no. 29/2004 pada pasal 46 Tentang Praktik Kedokteran.
Nama
Tgl. Lahir :
PERSETUJUAN TINDAKAN KEDOKTERAN
RSU SARI MUTIARA MEDAN
No. MR
PEMBERIAN INFORMASI
Dokter Pelaksana Tindakan
Pemberi Informasi
Penerima Informasi /Pemberi Persetujuan *
JENIS INFORMASI
1
Diagnosis (WD&DD)
2
Dasar Diagnosis
Tindakan Kedokteran
Indikasi Tindakan
Tata Cara
Tujuan
Risiko
Komplikasi
Prognosis
10
ISI INFORMASI
TA
Lain- lain
Dengan ini menyatakan bahwa saya
Dokter ................................telah menerangkan hal- hal diatas secara
benar dan jelas dan memberikan kesempatan untuk bertanya dan/ atau berdiskusi
Dengan ini menyatakan bahwa saya /keluarga pasien ...................................telah menerima informasi
sebagaimana diatas yang saya beri tanda/ paraf di kolom kananya dan telah memahaminya
Tan
Tan
*Bila pasien tidak kompeten atau tidak mau menerima informasi , maka penerima informasi adalah
wali atau keluarga terdekat.
PERSETUJUAN TINDAKAN KEDOKTERAN
Yang bertandatangan di bawah ini, saya nama -------------------------------, umur --------- Tahun laki-laki/ Perempuan ,
Alamat ----------------------------------------------------------------------------Dengan ini menyatakan persetujuan untuk dilakukan tindakan -------------------------------------------------- terhadap saya
---------------------------- saya bernama -------------------------------------- umur ---------------- tahun, laki-laki/Perempuan
Alamat--------------------------------------------------------------------------------------------------Saya memehami perlunya dan manfaat tindakan tersebut sebagaimana telah dijelaskan sepetri diatas kepada saya , term
dan komplikasi yang mungkin timbul.
Saya juga menyadari oleh karena ilmu kedokteran bukanlah ilmu pasti maka keberhasilan tindakan kedokteran bukanla
keniscayaan, melainkan sangat bergantung pada izin Tuhan Yang Maha Esa
(----------------------)
Saksi
(---------------------------)
(-------------
Nama
Tgl. Lahir :
PERSETUJUAN TINDAKAN KEDOKTERAN
RSU SARI MUTIARA MEDAN
No. MR
PEMBERIAN INFORMASI
Dokter Pelaksana Tindakan
Pemberi Informasi
Penerima Informasi /Pemberi Persetujuan *
JENIS INFORMASI
1
Diagnosis (WD&DD)
2
Dasar Diagnosis
Tindakan Kedokteran
Indikasi Tindakan
Tata Cara
Tujuan
Risiko
Komplikasi
Prognosis
10
ISI INFORMASI
Lain- lain
Dengan ini menyatakan bahwa saya
Dokter ................................telah menerangkan hal- hal diatas secara
benar dan jelas dan memberikan kesempatan untuk bertanya dan/ atau berdiskusi
Dengan ini menyatakan bahwa saya /keluarga pasien ...................................telah menerima informasi sebagaimana diatas
yang saya beri tanda/ paraf di kolom kananya dan telah memahaminya
Ta
Ta
*Bila pasien tidak kompeten atau tidak mau menerima informasi , maka penerima informasi adalah wali atau keluarga
terdekat.
PENOLAKAN TINDAKAN KEDOKTERAN
Yang bertandatangan di bawah ini, saya nama -------------------------------, umur --------- Tahun laki-laki/ Perempuan ,
Alamat ----------------------------------------------------------------------------Dengan ini menyatakan persetujuan untuk dilakukan tindakan -------------------------------------------------- terhadap saya ---------------------------- sa
-------------------------------------- umur ---------------- tahun, laki-laki/Perempuan
Alamat---------------------------------------------------------------------------------------------------
Saya memehami perlunya dan manfaat tindakan tersebut sebagaimana telah dijelaskan sepetri diatas kepada saya , termasuk risiko dan komplikas
mungkin timbul.
Saya juga menyadari oleh karena ilmu kedokteran bukanlah ilmu pasti maka keberhasilan tindakan kedokteran bukanlah keniscayaan, melainkan
bergantung pada izin Tuhan Yang Maha Esa
Medan,Tanggal --------------- Pukul ------------WIB
Yang menyatakjan *
(----------------------)
Saksi
(---------------------------)
(-------------------------)
Formulir
Saya yang bertanda tangan dibawah ini,
Nama :
Umur : .. Tahun.
Jenis Kelamin : L / P*)
Alamat :
Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya terhadap : Istri/ Suami/ Anak /
Ayah / Ibu / Lainnya *
Nama Pasien
:
Tempat/Tgl. Lahir
:
Agama
:
Alamat
:
MR
:
Dengan ini saya telah mendapatkan penjelasan dari dokter / ka. Tim perawat jaga yang
telah diberi wewenang oleh dokter penaggung jawab pasien (DPJP) terkait keadaan
kesehatan : Istri/ Suami/ Anak /
Ayah / Ibu / Lainnya *)
Dengan demikian maka saya memutuskan untuk:
1. Diberhentikan tindakan medis
2. Tidak bersedia untuk dilakukan resusitasi (DNR)
3. Pasien dibawa pulang
4. Meminta dilakukan pelayanan kerohanian
Jika pasien akhirnya meninggal maka : rumah sakit diharapkan menyiapakn
1. Pemulasaran zenajah
2. Penyediaan angkutan zenajah
Pembiayaanya merupakan menjadi tanggungan saya
.
Saksi
Medan,../../20
DPJP
(.)
Yang membuatpernyataan
Dokter jaga
(.)
(.)
Ka.Tim
(..)
Lampiran 2
BERITA ACARA KEGIATAN BIMBINGAN KEROHANIAN
No
Nama Pasien
MR
Agama,Islam/Katolik/
Protestan/Hinda/ Budha
_____________
Komite Kerohanian
)
Kepala Ruangan
Lampiran 1
Tanda Tangan
Rohaniawan
_____________
_____________
===============================================================
======
NO. RM :
KAMAR :
===============================================================
======
Saya yang bertanda tangan dibawah ini,
Nama
Umur
: .. Tahun.
Alamat :
Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya terhadap : Diri saya sendiri/ Istri/ Suami/
Anak /
Ayah / Ibu / Lainnya *)
Nama Pasien
Tempat/Tgl. Lahir
Agama
Alamat
Dengan ini saya meminta untuk dilayani oleh Rohaniawan berdasarkan agama dan
kepercayaan saya. Apabila ada biaya untuk transport Rohaniawan maka akan dibebankan
dengan biaya saya sendiri.
Medan,../../20
(
)
No. Dokumen
Tanggal terbit
No.Revisi
Halaman
Ditetapkan
Direktur Utama
I.
Pengertian
II. Tujuan
III. Kebijakan
IV. Prosedur
ada
permintaan
dari
keluarga
pasien
untuk
Unit Terkait