Anda di halaman 1dari 4

Hai.Kore wa daredesu?

1 tanya Oragawa
Wesuri san. jawabku tegas.
Seluruh pelanggan dan pelayan memperhatikanku dengan seksama. Semua aktifitas mereka berhenti
seketika.
Wesuri-san. Keiko sudah menunggumu dari tadi disini.
Maksudmu?
Kami sudah menunggumu di depan gedung apartemenmu.
Hah? Keiko sedang menungguku?
Serentak seisi restoran bersorak dan memukul-mukul punggungku.
Baik. Aku segera kesana. Bilang Keiko aku akan datang. ujarku.
Aku seperti kecoa yang sedang kebingungan. Aku panik sekaligus senang.
Biarkan Yakatorimu. Aku yang bayar. Sekarang pastikan apakah kamu tipe yang Keiko tidak suka
atau bukan. kata sang ibu sambil tersenyum lebar.
terima kasih.
Aku langsung memakai jaket dan syalku kemudian bergegas keluar restoran. Mereka serempak
berteriak.
GANBATTE KUDASAI!!2
Aku berlari dengan terpeleset-pelesetdan jatuh. yang ada dibenakku hanya wajah Keiko. Beberapa
kali aku jatuh saat berbelok. Celana jinsku sudah setengah basah. Napasku tersengal-sengal karena
lelah dan tipisnya oksigen dan udara dingin.
Aku berlari tanpa henti, takut Keiko pergi karena menunggu terlalu lama. Ku telpon Oragawa sambil
terus berlari memberitahu keberadaanku.
Tidak berapa lama saya sudah berada di depan gedung apartemen. Terlihat sedan Keiko terparkir
dengan mesin menyala.
Oragawa yang melihat aku berlari pelan menuju mobil langsung keluar dan membukakan pintu
belakang mobil.
Konnichiwa Wesuri san.3 ucap Keiko dari dalam mobil.
Konnichiwa. jawabku.
Keiko mengulurkan tangannya ke arahku. Kugenggamtangannya yang mungil dan lembut. Kemudian
ia bergerak keluar mobil.
1 Ini siapa?
2 Do your best!
3 Hai, wesley

Maaf telah membuatmu menunggu. kataku.


Tidak apa-apa. Aku tadi berusaha menghubungimu tetapi selalu tidak bisa.
Kukeluarkan Hp dari kantongku. Tidak kulihat satu missed call pun di layarnya.
Tidak ada, Keiko.
Mungkin HP mu error Wesuri.
Iya. Mungkin. Aku berusaha menghubungimu selama dua hari ini tetapi tidak pernah berhasil.
Aku menerima telpon dan SMS mu tetapi aku tidak pernah berhasil menelponmu balik.
Kalau begitu, berarti HP ku sumber masalahnya. Pantas saja dua hari ini aku tidak menerima telpon
sekalipun. Biasanya ibuku menelpon minimal sekali sehari.
Disini dingin sekali. Mau masuk ke apartemenku? kataku.
Iya. Aku sudah kedinginan dari tadi. kata Keiko.
Oragawa?
Biarkan dia disini, dia tidak akan mau ikut walaupun dipaksa. jelas Keiko.
Ok.
Kami berjalan berdampingan tanpa sepatah kata. Kubukakan pipntu gedung untuknya. Hawa hangat
berhembus dari dalam gedung apartemen yang disinari lampu warna kuning.
Maaf Keiko. Tidak ada lift disini. ucapku.
Tidak apa-apa Wesuri. Bagus untuk menghangatkan badan. katanya.
Kami tertawa kecil mendengar candaan Keiko.
Beberapa langkah menaiki tangga, terdengar suara langkah cepat orang turun. Tidak sampai beberapa
detik, Hide telah muncul di hadapan kami.
Wesu.. sapaannya terpotong ketika melihat Keiko.
Mulutnya terus menganga dengan mata terbelalak. Lama kelamaan mulut yang menganga berubah
menjadi senyum lebar.
Keiko... katanya sambil menjabat paksa tangan Keiko.
Dengan mata terpana, Hide terus menjabat tangan Keiko dan menengok ke arahku dengan tampang
aneh.
kenalkan, Keiko. Ini Hide. kataku kepada Hide.
Ya, ya, aku tahu. Senang berkenalan denganmu. kata Hide
Sama, sama. jawab Keiko sopan.
Ok. sampai nanti Hide. ujarku agar Hide dapat meninggalkan kami.
Ok. balas Hide seraya melanjutkan langkahnya menuruni tangga tanpa melepaskan pandangannya
dari Keiko.
KEIKO! teriak Hide mengagetkan kami.
Hide kembali menaiki tangga menghampiri kami berdua.
Bolehkah aku foto bersama? pintanya sambil mengeluarkan HP.
Hide berteriak kencang ahanya untuk meminta foto dengan Keiko. Benar-benar orang yang aneh.

Beberapa kali Hide meminta berfoto dengan beberapa macam pose. Kutunggu dengan sabar sambil
bersender di besi pegangan tangga.
Keiko arigato. ucap Hide.
Kemudian Hide pergi sambil melambaikan tangannya ke arah kami.
Maafkan teman aku. kataku.
Tidak apa-apa. Sepertinya dia orang yang baik.
Ya. Dia selalu menolongku.
Di lantai berapa apartemenmu? tanya Keiko.
Di atas. sambil menunjukkan sebuah apartemen dekat tangga.
Kubuka pintu apartemenku dan ku nyalakan lampu ruang tengah.
Silahkan masuk Keiko. kataku.
Apartemen yang nyaman. ujar Keiko.
Terima kasih. Maaf jika apartemenku kosong. Beginilah apartemen seorang pelajar asing.
Tidak apa-apa Wesuri.
Kubongkar-bongkar lemari dapurku untuk mencari makanan kecil, tetapi kosong. yang ada hanya mie
rebus dan teh celup.
Maaf Keiko. Apakah kamu mau minum teh?
Jangan terlalu kental Wesuri san.
Ok.
Kutuangkan air panas ke dalam gelas kemudian kumasukkan teh celup yang kubawa dari jakarta. Aku
meminumnya jarang-jarang. Hanya kalau kangen rumah saja baru kubuat.
Kamu tidak kesepian tinggal sendiri?
Kadang-kadang, Tapi aku harus terbiasa dengan hidup seperti ini. resiko sebagai pelajar asing.
Kutaruh teh di meja tepat di depan Keiko.
Silahkan minum Keiko.
Keiko menyeruput teh hangat yang kuhidangkan.
Enak sekali Wesuri. Teh apa ini?
Teh dari Indonesia. Aku selalu minum teh itu kalau sedang rindu rumah.
maaf kemaren aku meninggalkanmu di restoran.
Tidak apa-apa Keiko.
Okada memaksaku untuk ikut dengannya. Dia ingin mengatakan sesuatu kepadaku.
Tidak usah dipikirkan, Keiko.
Okada ingin kembali menjadi pacarku.
Bagaimana? tanyaku kaget.
Okada memintaku untuk menjadi pacarnya lagi.
Oh begitu.

Aku sangat shock mendengarnya. Pupus sudah harapanku untuk mendapatkan Keiko. Bagaimana aku
bisa bersaing dengan mega superstar dengan tampang mega super handsome?
Apa yang harus aku katakan untuk merespon berita buruk ini? Bertanya jawaban yang diberikan
Keiko kepada Okada? Atau tidak memedulikannya?
Aku katakan ke Okada aku tidak bisa menerimanya lagi.
Hati ini seperti ingin berteriak kegirangan, jawaban Keiko benar-benar jawaban yang sangat tepat dan
sangat aku harpkan.
Kenapa? tanyaku basa-basi.
Aku katakan kepadanya kalau sudah ada orang lain.
Benar-benar terlewat olehku. Kenapa aku terpaku kepada Okada? Tentu saja banyak aktor-aktor lain
di luar sana. Betapa bodohnya aku! Ya sudahlah paling tidak aku sudah sempat dekat dengan seorang
artis ternama di Jepang.
Kuusap-usap wajahku untuk menghilangkan aura bete yang mungkn saja ditangkap Keiko.
Aku katakan kepada Okada bahwa orang lain itu adalah kamu wesuri.
WHAT!!! Benar kah apa yang telah aku dengar? pekikku dalam hati. Aku sungguh tidak percaya
dengan apa yang aku baru saja dengar.
Aku merasa seperti terkena sengatan listrik ribuan volt. kesempatan yang tadinya kukira sudah pupus
malah berakhir luar biasa untukku.
Aku benar-benar tidak bisa berkata apa-apa. Hanya beberapa kali tersenyum, tertawa kecil dan
menatap Keiko.
Kenapa kau diam saja Wesuri? tanya Keiko.
Kamu membuatku kehabisan kata. Aku sudah ingin mengatakannya kepadamu sejak lama, tapi aku
tidak yakin akan perasaanmu terhadapku. Belum lagi kamu seorang terkenal dan aku bukan siapasiapa.
Aku tidak peduli siapa dirimu Wesuri. Yang aku tahu kamu seorang yang baik dan aku sangat
nyaman jika berada denganmu.
Aku juga begitu dan aku sangat menyukaimu. Selain itu kamu sangat cantik. ujarku polos.
Kami berduapun tertawa kecil, entah karena sama-sama malu atau tidak tahu harus berbuat apa.
Jadiii... kita pasangan sekarang? tanyaku.
Jika kamu tidak keberatan. jawab Keiko.
laluu...sekarang apa yang kita lakukan?

Anda mungkin juga menyukai