Anda di halaman 1dari 2

Petunjuk rosululloh saat makan

Bagaimanakah cara beliau makan? Kombinasi makanan yang bagaimana yang bisa
menimbulkan/mengganggu kesehatan? Bagaimana kebiasaan beliau sebelum-saat dan
sesudah makan? Tentunya semua petunjuk beliau adalah terbaik bagi kesehatan kita.
Cara duduk beliau adalah dengan cara duduk yang paling bermanfaat dan yang
terbaik saat makan. Karena seluruh organ tubuh berada pada posisinya yang alami
sebagaimana diciptakan oleh Alloh. Selain kandungan cara duduk ini terhadap adab-adab
yang mulia. Makanan akan terkonsumsi dalam kondisi terbaik seandainya seseorang
menyantapnya dalam posisi yang sealami mungkin. Itu hanya bisa terjadi kalau
seseorang duduk dengan tegak lurus. Cara duduk yang terburuk saat makan adalah
dengan bersandar kearah samping, karena usus kecil dan berbagai organ metabolisme
menyempit dalam kondisi demikian, sementara lambung sendiri tidak berada pada
posisinya yang alami, karena posisinya justru tertekan ke lantai, sementara di
belakangnya punggung dengan dibatasi beberap organ tubuh metabolisme dan organ
pernapasan. Diriwatkan denganshahih bahwa Rosululloh bersabda: Aku tidak akan
makan sambil bersandar, beliau juga pernah bersabda: Sesungguhnya aki duduk
sebagaimana layaknya seorang hamba duduk. Aku juga makan sebagaimana hamba
makan.
Beliau biasa makan dengan menggunakan tiga jarinya. Itu cara terbaik dalam
makan. Makan dengan menggunakan dua jari atau satu jari amatlah tidak nyaman bagi
orang yang makan, tidak menyenangkan dan akan mencapai waktu lama untuk bisa
membuat kenyang. Sementara organ-organ pencernaan juga tidak merasa nyaman saat
menyambut suap demi suap. Sementara makan dengan menggunakan lima jari apalagi
ditambah dengan telapak tangan, akan menyebabkan makanan menyerbu lambung dan
organ-organ pencernaan. Bisa jadi seluruh organ tersebut akan kepayahan dan
menyebabkan kematian. Atau setidaknya menyesakkan lambung dan organ pencernaan
lainnya sehinnga lambung sendiri tidak mampu untuk menahannya.
Rosululloh tidak pernah menggabungkan antara susu dengan ikan, antara dua jenis
makanan yang sama-sama panas, sama-sama dingin, sama-sama lengket, sama-sama
berserat kasar, sama-sama berunsur pencahar, sama-sama kental atau cair. Beliau juga
tidak pernah mencampur adukan antara dua jenis makanan yang tidak mungkin
dicampur, antara dua jenis makanan yang berunsur saling berlawanan, antara yang
berserat kasar dengan yang berunsur pencahar, antara yang sulit dicerna dengan yang
mudah dicerna, antara makanan yang dipanggang dengan yang dimasak. Beliau juga
tidak mau menyantap makanan yang masih panas, atau makanan kemarin yang
dihangatkan keesokan harinya, atau makanan yang berbau amis dan terlalu asin, seperti
makanan yang diawetkan, acar dan ikan/daging asin. Karena semua jenis makanan
tersebut memang berbahaya dan dapat mengganggu kesehatan dan kondisi tubuh yang
prima.
Beliau terkadang menyempurnakan gizi sebagaian makanan dengan makanan yang
lain. Beliau menyempurnakan makanan yang panas dengan yang berunsur dingin, yang
kering dengan yang berunsur lembab, contohnya saat beliau menyantap timun dengan
kurma.
Beliau juga memerintahkan agar kita bersantap malam meskipun hanya dengan
segenggam kurma. Beliau menyatakan, Meninggalkan makan malam bisa mempercepat
penuaan(HR. at-Tirmidzi, ibnu Madjah).
Beliau juga melarang tidur setelah makan. Oleh sebab itu diantara saran kalangan medis
adalah bila seseorang ingin menjaga kesehatannya, setelah ia bersantap malam
hendaknya ia berjalan beberapa langkah, baru tidur setelahnya. Bahkan kalangan dokter
Muslim menganjurkan setelah makan malam sebaiknya shalat terlebih dahulu.
Beliau tidak terbiasa minum saat makan, terutama sekali apabila airnya dingin atau
panas. Minum air saat lelah atau habis berolah raga juga tidak baik, demikian juga
sehabis berhubungan badan, selesai makan langsung, atau sesudah makan buahbuahan, meskipun pada sebagian makanan hampir tidak menjadi masalah. Demikian
juga sesudah keluar dari kamar mandi atau saat bangun tidur. Semua hal tersebut dapat
mengganggu kesehatan. Kebiasaan sama sekali tidak bisa dijadikan alas an, karena itu
kebiasaan buruk yang bisa dirubah.
Maraji: Kitab Methode pengibatan nabi/ath-Thib an-Nabawi, Ibnu Qayyim al-jauziyah.

http://rherbalshopalami.com

Anda mungkin juga menyukai