TUGAS AKHIR
Disusun Oleh :
BAMBANG WIJANARKO
D200 070 078
Tujuan Penelitian
1. Mengetahui pengaruh pendinginan
pada
proses frais terhadap
keausan pahat.
2. Mengetahui besarnya keausan
pahat yang menggunakan cairan
pendingin udara dan natural oil.
4
LANDASAN TEORI
Mesin Frais
Menurut Daryanto (2006) mesin
frais merupakan mesin perkakas yang
mempunyai multi-edge tool atau sisi
potong yang banyak. Benda kerja
yang akan difrais dicekam kuat pada
meja kerja dan mata pahatnya
terpasang kuat pada spindle. Anatara
benda kerja yang bergerak linier dan
mata potong yang bergerak rotasi,
keduanya secara simultan, kedalaman
pemakanaan ( feed ) benda kerja
dipengaruhi oleh gerakan meja kerja.
1. Jenis Mesin frais
a. Mesin Frais Vertikal
Mesin ini mempunyai konstruksi
dimana posisi perkakas potong
terletak pada poros spindle posisi
tegak lurus terhadap meja, posisi
spindle vertikal.
b. Mesin Frais Horisontal / rata
Mesin ini mempunyai konstruksi
dimana posisi perkakas potong (
milling cutter ) terpasang pada
poros
spindle
pada
posisi
horisontal / rata.
c. Mesin Frais Universal
Mesin ini dapat dioperasikan
sebagai mesin horisontal maupun
vertikal untuk pekerjaan yang
memiliki
keragaman
(
kompleksitas ) tinggi. Posisi
spindle dapat diubah ubah
menjadi
vertikal
maupun
horisontal.
Vf .a.w
1000
Dimana :
- V = kecepatan potong (meter /
menit)
- d = diameter pahat (mm)
- n = putaran poros utama (rpm)
- Vf = kecepatan pemakanan
(mm/menit)
- fz = gerak makan pergigi
(mm/gigi)
- z = jumlah gigi pada pahat
- Z = kecepatan penghasilan
geram ( cm3/menit )
- a = kedalaman pemakanan
(mm)
- w = lebar pemakanan (mm)
Mulai
Metode Pendinginan
1. Kering
Kering merupakan suatu cara
proses
pemesinan
atau
pemotongan
logam
tanpa
menggunakan cairan pendingin
melainkan menggunakan partikel
udara sebagai media pendingin
selama
proses
pemesinan
berlangsung.
2. Basah
Pemberian
cairan
pendingin
selama proses pemesinan memiliki
pengaruh yang besar terhadap
proses pemesinan.
Cairan
pendingin
berfungsi
sebagai pembersih atau pembawa
geram (terutama
dalam proses
gerinda) dari daerah pemotongan dan
melumasi elemen pembimbing (ways)
mesin perkakas serta melindungi
benda kerja dan komponen mesin dari
korosi. Selain itu cairan pendingin juga
dapat
digunakan
untuk
memperpanjang umur pahat, dan juga
dapat mengurangi panas dan gesekan
yang timbul disepanjang daerah
pemotongan.
Studi literatur
Persiapan spesimen
Proses pengefraisan
Cairan Pendingin
- Udara
- Natural Oil
n= putaran mesin
n1 = 800 rpm
n2 = 1000 rpm
n3 = 1250 rpm
fz = kecepatan makan
fz1 = 50 mm/min
fz2 = 50 mm/min
fz3 = 50 mm/min
a = Kedalaman potong
Udara:0,2, 0, 25 &0,3
mm dan Natural
Oil:0,3,0,6&0,9mm
Pengukuran keausan
Data
Kesimpulan
Selesai
2. Cairan Pendingin
Cairan pendingin yang digunakan
dalam proses pengefraisan pada
penelitian ini adalah jenis natural
oil dan udara. Natural oil
merupakan
cairan
pendingin
berupa minyak yang masih alami
tanpa adanya campuran bahan
jenis apapun, dalam hal ini
menggunakan minyak kacang.
Udara sendiri diperoleh dari
lingkungan
sekitar
tanpa
memberikan cairan pendingin jenis
apapun.
5. Tachometer
Digunakan
untuk
mengetahui
putaran mesin yang sebenarnya
pada mesin frais, agar didapatkan
data yang benar.
Gambar 6. Tachometer
Proses Pengefraisan
Proses pengefraisan dalam
penelitian ini dilaksanakan di Solo
Techo Park Surakarta. Pengefraisan
dilakukan dengan cara mengefrais
permukaan benda kerja dengan
metode slot cutting. Kondisi variabel
pemotongan seperti putaran mesin (n),
kecepatan potong (V), kecepatan
pemakanan pergigi (fz), kedalaman
potong (a) dan jenis cairan pendingin
ditentukan.
Gambar 7. Mikroskop
Gambar 8. Permukaan
pahat atas
Gambar 9. Permukaan
pahat samping
Type
fixed
fixed
fixed
Levels
3
5
2
Values
800; 1000; 1250
0,20; 0,25; 0,30; 0,60; 0,90
1; 2
DF
2
4
1
28
35
Seq SS
0,0010337
0,0007941
0,0018130
0,0010694
0,0047102
S = 0,00618017
Adj SS
0,0010337
0,0012931
0,0018130
0,0010694
R-Sq = 77,30%
Adj MS
0,0005168
0,0003233
0,0018130
0,0000382
F
13,53
8,46
47,47
R-Sq(adj) = 71,62%
P
0,000
0,000
0,000
Type
fixed
fixed
fixed
Levels
3
5
2
Values
800; 1000; 1250
0,20; 0,25; 0,30; 0,60; 0,90
1; 2
DF
2
4
1
28
35
Seq SS
0,0010337
0,0007941
0,0018130
0,0010694
0,0047102
S = 0,00618017
Adj SS
0,0010337
0,0012931
0,0018130
0,0010694
R-Sq = 77,30%
Adj MS
0,0005168
0,0003233
0,0018130
0,0000382
F
13,53
8,46
47,47
P
0,000
0,000
0,000
R-Sq(adj) = 71,62%
Coef
-4,0184
0,7766
0,33748
S = 0,0695383
SE Coef
0,6220
0,2071
0,08320
R-Sq = 67,0%
Analysis of Variance
Source
DF
SS
Regression
2 0,147523
Residual Error 15 0,072534
Total
17 0,220057
Source
Log n
Log a
S = 0,0753042
SE Coef
0,6897
0,2243
0,2465
R-Sq = 85,4%
Analysis of Variance
Source
DF
SS
Regression
2 0,49839
Residual Error 15 0,08506
Total
17 0,58345
Source
Log n
Log a
DF
1
1
T
-7,21
6,55
6,71
F
15,25
P
0,000
Seq SS
0,067964
0,079559
Coef
-1,449
0,5668
2,9216
S = 0,112847
SE Coef
1,033
0,3361
0,3694
R-Sq = 81,3%
Analysis of Variance
Source
DF
SS
Regression
2 0,83294
Residual Error 15 0,19102
Total
17 1,02396
R-Sq(adj) = 83,5%
F
43,94
MS
0,073762
0,004836
P
0,000
0,000
0,000
MS
0,24919
0,00567
R-Sq(adj) = 62,6%
P
0,000
0,002
0,001
Predictor
Constant
Log n
Log a
DF
1
1
T
-6,46
3,75
4,06
P
0,000
Source
Log n
Log a
Seq SS
0,24325
0,25514
DF
1
1
T
-1,40
1,69
7,91
P
0,181
0,112
0,000
R-Sq(adj) = 78,9%
MS
0,41647
0,01273
F
32,70
P
0,000
Seq SS
0,03620
0,79674
10
maupun
terjadinya
penumpukan
geram.
Dari hasil percobaan dan
analisa data yang telah dilakukan,
dapat dikatakan bahwa antara kedua
jenis cairan pendingin yang digunakan
dalam percobaan ini yaitu jenis udara
dan natural oil keduanya memiliki
kemampuan
untuk
menghambat
keausan pahat end mill yang berbeda.
Dalam hal ini cairan pendingin jenis
natural
oil
jauh
lebih
bagus
dibandingkan dengan cairan pendingin
jenis udara. Hal ini dikarenakan terjadi
kontak
langsung
antara
cairan
pendingin dengan pahat end mill yang
cukup besar. Sedangkan untuk jenis
udara sendiri tidak demikian, dan
cenderung seolah-olah tidak dilakukan
pendinginan sama sekali, sehingga
menyebabkan pahat lebih mudah aus.
Sedangkan dari kedua jenis
cairan
pendingin
tersebut
nilai
keausan pahat terkecil didapatkan nilai
0,0125 mm pada kondisi putaran 800
rpm pada kedalaman 0,3 mm yaitu
pada cairan natural oil dan keausan
terbesar didapatkan nilai 0,05625 mm
pada putaran 1250 rpm pada
kedalaman 0,3 mm yaitu pada cairan
jenis udara. Sedangkan nilai keausan
terkecil dari masing-masing cairan
pendingin yaitu 0,0125 mm putaran
800 rpm dan kedalaman 0,3 mm untuk
natural oil dan untuk cairan udara
diperoleh 0,015 mm putaran 800 rpm
dan 100 rpm pada kedalaman 0,3 mm.
Untuk keausan terbesar dari
masing-masing cairan yaitu 0,05625
mm pada putaran 1250 rpm dan
kedalaman 0,3 mm pada cairan udara.
Dan untuk cairan natural oil diperoleh
0,035 mm pada putaran 1250 rpm dan
kedalaman 0,9 mm.
Sedangkan dilihat dari variasi
parameter yang telah dilakukan, untuk
variasi putaran mesin atau (n)
mempunyai pengaruh positif terhadap
keausan pahat.
Dapat dikatakan
bahwa semakin besar putaran mesin
Coef
-3,2129
0,5545
0,16440
S = 0,0642636
SE Coef
0,5748
0,1914
0,07689
R-Sq = 46,4%
Analysis of Variance
Source
DF
SS
Regression
2 0,053526
Residual Error 15 0,061947
Total
17 0,115473
Source
Log n
Log a
DF
1
1
T
-5,59
2,90
2,14
P
0,000
0,011
0,049
R-Sq(adj) = 39,2%
MS
0,026763
0,004130
F
6,48
P
0,009
Seq SS
0,034646
0,018879
KESIMPULAN
Berdasarkan pengamatan hasil
penelitian yang telah dilakukan, maka
dapat diambil kesimpulan bahwa :
1. Cairan pendingin memiliki pengaruh
yang
sangat
besar
terhadap
keausan pahat, yaitu mampu
menghambat
atau
mengurangi
12
DAFTAR PUSTAKA
Daryanto, Drs. 2006. Mesin Perkakasa Bengkel. Jakarta : Rineka Cipta.
Dolinsek, Slavko, dkk. 2001. Wear Mechanisms of Cutting Tools in High-Speed
Cutting Processes. Slovenia : University of Ljubljana, Faculty of Mechanical
Engineering. @ Elsevier
Effendi, Rochmat. 2006. Pengaruh Sistem Pendingin Pada Proses Bubut
Terhadap Keausan Pahat High Speed Steel ( HSS ). Tugas Akhir. Surakarta :
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Juanda. 2008. Karakteristik Aus Pahat Karbida Berlapis pada Proses
Pembubutan Kering Bahan Otomotif. Tugas Akhir. Medan : Universitas
Sumatera Utara.
Paryanto, Tri. 2005. Pengaruh Variabel Pemotongan Pada Proses Milling
Terhadap Kekasaran Permukaan Benda Kerja. Tugas Akhir. Surakarta :
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
R Gill, Arthur dkk. 2005. Technology Of Machine Tools. New York : Mc Graw
Hill.
Terheijden, C.Van. 1994. Alat-alat Perkakas 3. Bandung : Rina Cipta.
Rochim, Taufiq. 1993. Teori & Teknologi Proses Pemesinan. Laboratorium
Teknik Produksi, FTI, Institut Teknologi Bandung.
13