Anda di halaman 1dari 23

PILEK

Definisi
Pilek (common cold) adalah penyakit infeksi saluran
pernafasan akut

(ISPA) bagian atas. Pilek merupakan penyakit

yang paling umum dan sering ditemui, dapat menyerang anakanak maupun lanjut usia. Penyakit pilek sering diikuti dengan
peradangan tonsil/amandel dan radang tenggorokan.
Pilek terutama disebabkan oleh infeksi virus, ada lebih dari
200 virus yang telah diketahui menimbulkan pilek. Pilek juga
dapat disebabkan karena daya tahan tubuh yang menurun atau
adanya alergi di hidung dan kerongkongan. Pilek sangat mudah
menular, orang dengan daya tahan tubuh yang lemah mudah
tertular penyakit ini. Penularan penyakit ini bisa terjadi melalui
percikan bersin atau ludah penderita yang mengandung virus
dan masuk melalui saluran pernafasan.
Walaupun pilek bukan termasuk penyakit yang berat,
namun penyakit ini susah diatasi sehingga sering kambuh.
Pengobatan yang bisa dilakukan hanya untuk meredakan gejala
atau simtomnya. Hal ini karena virus yang menyebabkan pilek
sangat banyak jumlahnya dan dapat mengalami perubahan atau
memiliki
sehingga

kesanggupan
dapat

untuk

timbul

mengalami

virus-virus

baru.

mutasi

genetik

Hal

tersebut

menyebabkan virus pilek kebal terhadap vaksin tertentu atau


antibodi tertentu dalam beberapa waktu sehingga sangat sulit
untuk membuat vaksin pilek.

Perbedaan pilek (common cold) dan penyakit influenza


Influenza tergolong infeksi saluran napas akut (ISPA) yang biasanya
terjadi dalam bentuk epidemi. Disebut common cold atau selesma bila gejala di
hidung lebih menonjol, sementara influenza dimaksudkan untuk kelainan yang
disertai faringitis dengan tanda demam dan lesu yang lebih nyata.
Gejala

pilek

ditandai

dengan

tersumbatnya

saluran

pernapasan, tidak enak badan, kepala terasa pening dan


berdenyut-denyut, bersin-bersin, ingus yang cair meleleh keluar
dari hidung, temperatur tubuh naik atau demam ringan, mata
merah dan terasa sakit, sakit tenggorokan sehingga sulit
menelan, suara serak dan batuk-batuk. Pilek sebenarnya bukan
termasuk

penyakit

berat

namun

sangat

menganggu

penderitanya. Pilek biasanya berlangsung selama 1-2 minggu.


Gejalanya akan berangsur-angsur berkurang setelah 3-5 hari
dilakukan perawatan sendiri. Namun jika gangguan tetap tidak
berkurang

setelah

3-5

hari

melakukan

perawatan

sendiri,

menandakan adanya tambahan infeksi bakteri.


Influenza merupakan penyakit karena infeksi virus akut
yakni

oleh

virus

RNA

dari

famili

orthomyxoviridae

dapat

menyebar dengan mudah dari satu orang ke lainnya. Infeksi


terjadi melalui inhalasi dari tetesan liur (pada waktu bersin,
batuk,

berbicara).

Masa

inkubasinya

1-3

hari.

Virus

ini

menyerang hidung, tenggorokan, paru-paru dan dapat menjadi


penyakit yang ringan hingga berat.
Ciri khas yang tampak dari penyakit influenza berupa
gangguan keadaan umum dan gangguan pernapasan yang
timbulnya mendadak seperti panas, nyeri otot dan tulang sendi,
sakit kepala, rasa lemas, batuk yang tidak produktif, sakit
tenggorokan.Pada anak-anak dapat menyebabkan nausea dan
muntah-muntah. Gejala-gejalanya muncul setelah masa inkubasi

dari 1-4 hari dan berupa demam sampai 40 . Tetapi influenza


dapat menjadi penyakit yang berat atau mematikan pada orang
dengan resiko tinggi, yakni yang terjadi pada anak-anak dibawah
2 tahun, orang tua di atas 65 tahun, dan orang-orang yang
memiliki kondisi kesehatan tertentu seperti gangguan jantung,
paru-paru, ginjal, liver, darah, dan penyakit metabolik (seperti
diabetes) atau sistem imun yang lemah. Bagi sebagian orang
yang sebelumnya sudah memiliki gangguan paru dan jantung,
influenza

dapat

menimbulkan

sekunder.

Sedangkan

pada

penyakit

anak-anak,

radang
penyakit

paru-paru
ini

dapat

menimbulkan panas yang tinggi hingga menyerupai sepsis dan


20% dari anak-anak yang dirawat inap mengalami kejang
demam.
Jenis-jenis virus influenza yang dikenal dibagi berdasarkan
3 tipe, yakni :

tipe A, dengan 5 subtipe, yakni H 1-H2-H3-H4 dan H5, yang

bermutasi setiap 1-2 tahun.


tipe B, yang bermutasi setiap 4-5 tahun.
tipe C, yang jarang sekali terdapat.

Tabel perbedaan pilek dan Influenza

Klasifikasi Penyakit Pilek

Pilek akibat kontak fisik dengan zat iritan dan


disebabkan adanya gangguan keseimbangan fungsi-fungsi
saraf pada hidung disebut juga pilek non alergi. Artinya,
permukaan dalam hidung mudah mengalami pembengkakan
yang menimbulkan keluhan hidung tersumbat, memudahkan
timbulnya rangsangan pada permukaannya dan keluarnya

cairan yang berlebihan sehingga timbul pilek. Pilek non alergi


yang diduga akibat gangguan pada saraf, secara prinsip,
sampai sekarang belum diketahui dengan pasti penyebabnya.
Diduga terjadi ketidakseimbangan fungsi saraf, di mana
keadaan ini juga disertai dengan beberapa faktor pencetus.
Faktor-faktor pencetus yang telah diketahui antara lain
keadaan fisik lingkungan (udara yang terlalu lembab, suhu
udara yang dingin), faktor psikis (stres), gangguan hormonal,
dan pemakaian obat-obatan seperti obat anti hipertensi.
Gejala yang ditimbulkan hampir sama seperti pilek alergi,
hanya saja saat dilakukan tes alergi hasilnya negatif.

Selesma
Selesma merupakan gangguan kesehatan yang disebabkan
oleh virus. Biasanya menular melalui kontak langsung atau
melalui sekret yang dikeluarkan oleh penderita saat batuk
atau bersin. Virus memasuki tubuh melalui mulut atau
hidung, sesudah berjabatan tangan dengan seseorang yang
sedang

pilek

dan

menggunakan

barang-barang

secara

bersama seperti gelas, handuk, telepon. Biasanya selesma


tidak berbahaya tetapi menimbulkan rasa tidak nyaman pada
penderita.
Gejala selesma :

Hidung gatal

Hidung tersumbat

Sulit bernafas melalui hidung

Batuk

Nyeri tenggorokan

Rhinitis alergi
Pilek alergi dikenal dengan istilah rhinitis alergi. Pada pilek
alergi, faktor kepekaan penderita merupakan kunci utama
timbulnya keluhan ini. Kepekaan penderita terhadap suatu
bahan, zat, makanan tertentu, dan udara dapat mencetuskan
keluhan ini. Penyakit pilek alergi timbul apabila seseorang
(pernah) kontak dengan suatu bahan/zat tertentu baik
dengan

cara

dihirup,

dimakan,

kontak

kulit

maupun

disuntikkan. Selang beberapa saat, tubuh akan mengadakan


reaksi dengan jalan membentuk zat anti. Zat anti ini akan
bereaksi dengan bahan tadi sehingga menimbulkan respon
berlebihan

atau

alergi.

Pilek

alergi

umumnya

bersifat

menahun, gejala yang ditimbulkannya bersifat hilang timbul


berupa

bersin-bersin

yang

mengganggu,

hidung

terasa

tersumbat, disertai keluar cairan encer dan bening. Keluhan


ini berlangsung tiap kali penderita kontak dengan bahan yang
menjadi penyebab alergi.

Sinusitis
Sinusitis selintas memang mirip pilek. Sehingga banyak
pasien yang tidak sadar bahwa dirinya tidak hanya menderita
pilek, melainkan sinusitis. Karena salah satu penyebab
sinusitis adalah pilek terutama pilek yang menahun.

Prosesnya,

ketika

pilek,

hidung

menjadi

tersumbat.

Sementara itu, di dalam sinus terdapat lubang drainase, jika


sering pilek maka lubang drainase ini akan tertutup. Sehingga
terjadi gangguan drainase yang bisa menyebabkan sinusitis.
Sinus sendiri adalah rongga atau ruang yang terdapat di
sekitar hidung. Setiap manusia mempunyai empat pasang
sinus, yakni sinus frontalis yang berada di dahi, sinus
ethmoidalis yang terletak di antara hidung dan mata, sinus
maksilaris yang terdapat di daerah pipi dan merupakan sinus
terbesar. Dan yang terakhir adalah sinus sfenoidalis yang
terletak di bawah otak.
Selain pilek, ada faktor lain yang terkait dengan hidung,
sebagai penyebab sinusitis. Semisal polip di hidung, atau
bengkoknya sekat rongga hidung, yang membagi hidung
bagian kanan dan kiri. Bengkoknya rongga hidung ini bisa
terjadi

karena

trauma

ataupun

kecelakaan.

Ini

bisa

menyebabkan hidung tersumbat.


Seperti pilek, sinusitis pun ada yang berlangsung sebentar
dan lama. Durasinya ada yang sampai tiga minggu lebih,
namun bila sudah kronis bisa berlangsung bulanan hingga
tahunan. Seseorang terkena sinusitis akut karena dia sering
mengalami pilek yang akut. Bedanya dengan pilek biasa,
gejala ditambah dengan adanya meriang, badan lesu dan
demam. Gejala ini merupakan gejala secara sistemik luar.
Secara lokal, seseorang merasakan nyeri di bagian sinusitis
menyerang. Semisal nyeri di daerah pipi jika yang terkena
adalah sinus maksilaris. Pipi tampak kemerahan. Selain itu
juga muncul bengkak dan terasa sakit saat disenggol.

Jika yang terkena sinus frontalis, nyeri biasanya dirasakan di


dahi. Sedangkan jika yang terkena adalah sinus ethmoidalis,
nyeri akan terasa di bagian belakang dan antara mata, serta
dahi.
Sementara gejala sinusitis kronis pada dasarnya mirip dengan
akut, seperti nyeri di pipi atau tempat lain yang sakit. Hanya
bila ditekan tidak sesakit sinusitis akut. Namun, kepala sering
terasa sakit, batuk serta ada banyak lendir di tenggorokan.
Karena sudah kronis dan iritasi, hidung pun jadi tersumbat.
Sehingga lendir tersedot ke arah belakang. Bahkan tidak
jarang lendir jatuh sendiri ke tenggorokan. Pada beberapa
kasus

bahkan

terdapat

nanah

pada

sinus

sehingga

memunculkan bau busuk.

Pencegahan :
Penyakit pilek merupakan penyakit yang sering menyerang
dan berulang-ulang. Karena ada lebih dari 200 virus yang dapat
menyebabkan penyakit ini, maka dalam setahun bisa terserang
pilek berkali-kali, amatlah mungkin terserang pilek lagi sebelum
pilek yang pertama selesai. Oleh karena itu, untuk mencegah
selesma yang paling utama adalah meningkatkan daya tahan
tubuh. Untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh yaitu
melalui pola hidup sehat, seperti :
1. Sering mencuci tangan menggunakan sabun
2. Menghindari menyentuh wajah
3. Jangan merokok
4. Menggunakan benda untuk sekali pakai jika anggota keluarga
ada yang terinfeksi.

5. Permukaan rumah tangga tetap bersih.


6. Olahraga yang teratur
7. Perbanyak makanan yang mengandung vitamin A dan C
8. Membuang tisu setelah menggunakan
9. Mempertahankan gaya hidup yang sehat
10. Kontrol stres
Cara lain untuk mencegah terinfeksi oleh virus flu adalah dengan vaksinasi. Saat
ini di Indonesia sudah tersedia vaksin flu. Perlu diingat, vaksinasi ini tidak
menjamin seseorang akan terbebas 100% dari flu. Vaksinasi hanya memperkecil
kemungkinan terjangkiti dan menurunkan tingkat keberbahayaan flu.
Vaksinasi flu dilakukan setiap tahun dan disesuaikan dengan jenis virus.
Sayangnya, tidak ada jaminan vaksinasi ini akan bermanfaat optimal di negara ini
karena vaksin tersebut bukan diproduksi di sini. Artinya, virus yang beredar di
Indonesia bisa saja berbeda galurnya dengan yang terkandung dalam vaksin. Bila
ini yang terjadi, tetap saja kita terjangkiti flu.

Pengobatan
1. Non farmakologi :
Selesma

Istirahat total. Menggunakan masker, terutama jika


pasien

hendak

berinteraksi

dengan

orang

yang

mengidap penyakit kronik atau mengalami penurunan


sistem imun.

Minum banyak cairan, terutama yang hangat.

Terapi

inhalasi

menghilangkan

uap
gejala

panas
hidung

dapat

membantu

tersumbat

dan

mempermudah pengeluaran lendir.

Udara yang hangat dan lembab dapat membantu


meredakan gejala.

Cuci tangan sesering mungkin dengan sabun dan air.

Hindari pemakaian bersam gelas minum dan bendabenda lainnya untuk mencegah terjadinya penularan.

Rhinitis allergi

Sedapat mungkin hindari allergen

Mengendalikan gejala-gejala pada hidung seringkali


membantu

memperbaiki

gejala

pada

mata

yang

disebakan oleh rhinitis allergi


Influenza

Minum banyak cairan dan cukup istirahat selama 1


sampai 3 hari sampai tubuh pulih

Hindari

tempat-tempat

umum

untuk

mencegah

terjadinya penularan

Hubungi dokter jika tidak ada perbaikan gejala dalam 2


hari atau kondisi tidak juga pulih total dalam waktu 1
minggu

Sinusitis

Minum banyak cairan untuk membantu mengencerkan


lendir yang terdapat di dalam saluran pernafasan

Terapi dengan inhalasi uap panas juga dapat membantu


meredakan rongga sinus yang meradang

Jika kondisi memburuk sesudah 2 hari hubungi dokter

2. Farmakologi :
Pilihan obat merupakan preparat kombinasi untuk pilek
biasanya mengandung komponen berikut :
a. Dekongestan
Bekerja dengan melakukan penyempitan pembuluh darah kapiler.
Misalnya pada kondisi influenza, terjadi pelebaran pada pembuluh
darah

kecil

(kapiler)

pada

daerah

hidung

sehingga

dapat

mengakibatkan sumbatan. Dengan adanya penyempitan dari pembuluh


darah kapiler (kerja dekongestan), maka hidung dapat menjadi lega
kembali.
Macam-macam Dekongestan:

Dekongestan

Sistemik,

seperti

pseudoefedrin, efedrin, dan

fenilpropanolamin. Dekongestan sistemik diberikan secara oral


(melalui mulut). Meskipun efeknya tidak secepat topikal tapi
kelebihannya tidak mengiritasi hidung. Dekongestan sistemik
harus digunakan secara hati-hati pada penderita hipertensi, pria
dengan hipertrofi prostat dan lanjut usia. Hal ini disebabkan
dekongestan memiliki efek samping sentral sehingga menimbulkan
efek samping takikardia (frekuesi denyut jantung berlebihan),
aritmia (penyimpangan irama jantung), peningkatan tekanan darah
atau stimulasi susunan saraf pusat.

Dekongestan

Topikal,

digunakan

untuk

rinitis

akut

yang

merupakan radang selaput lendir hidung. Bentuk sediaan


dekongestan topikal berupa balsam, inhaler, tetes hidung atau
semprot hidung. Dekongestan topikal (semprot hidung) yang biasa
digunakan yaitu oxymetazolin, xylometazolin, tetrahydrozolin,
nafazolin yang merupakan derivat imidazolin karena efeknya dapat
menyebabkan depresi SSP bila banyak terabsorbsi terutama pada
bayi dan anak-anak, maka sediaan ini tidak boleh untuk bayi dan
anak-anak. Penggunaan dekongestan topikal dilakukan pada pagi
dan menjelang tidur malam, dan tidak boleh lebih dari 2 kali dalam
24 jam.
Efedrin

Efedrin

adalah

alkaloid

yang

dikenal

sebagai

obat

simpatomimetik aktif pertama secara oral. Efedrin sebagai


obat adrenergik dapat bekerja ganda dengan cara melepaskan
simpanan norepinefrin dari ujung saraf dan mampu bekerja
memacu secara langsung di reseptor dan .

Pada sistem kardiovaskuler, efedrin meninggikan tekanan


darah baik sistolik maupun diastolik melalui vasokonstriksi
dan terpacunya jantung. Efedrin berefek bronkodilatasi tetapi
lebih lemah dan lebih lambat dibandingkan epinefrin atau
isoproteronol. Efedrin memacu ringan SSP sehingga menjadi
sigap, mengurangi kelelahan, tidak memberi efek tidur dan
dapat digunakan sebagai midriatik.

Efedrin digunakan

sebagai dekongestan hidung,

bekerja

sebagai vasokonstriktor lokal bila diberikan secara topikal


pada permukaan mukosa hidung, karena itu bermanfaat dalam
pengobatan kongesti hidung pada Hay fever, rinitis alergi,
influenza dan kelainan saluran napas atas lainnya.
Pseudoefedrin

Isomer dekstro dari efedrin dengan mekanisme kerja yang


sama, namun daya bronkodilatasinya lebih lemah, tetapi efek
sampingnya terhadap SSP dan jantung lebih ringan. Obat ini
banyak digunakan dalam sediaan kombinasi untuk flu.
Dosis dewasa = 60 mg (4 x 1)
Dosis anak-anak = 2-5 thn; 15 mg (4-6 jam)
6-12 thn; 30 mg (4-6 jam)

No
1

Nama Generik &


Latin
Fenilpropanolami

Nama

Sediaan

Dagang
Nalgestan

Tablet

n + fenilefrin +

Pabrik
Medifar
ma

CTM
Xilometazin

Otrivin

Tetes

Novartis

Hidroklorida
Dimethindene

Fenistril

hidung
Tetes

Novartis

Maleat
Menthol

hidung
Inhalasi

Ind
Procter &

+ Vick

Camphora

Inhaler

Gamble

b. Penekan batuk, obat yang digunakan untuk menekan


terjadinya

batuk.

Obat

ini

tidak

diperkenankan

dipergunakan secara rutin. Infeksi virus menyebabkan


pasien memproduksi sekret dalam jumlah besar pada
saluran pernapasan sehingga meningkatkan kemungkinan
untuk batuk berdahak. Fungsi dari batuk ini adalah
mengeluarkan sputum dan juga bakteri. Beberapa pasien,
selama masa penyembuhan, masih mengalami gatal pada
tenggorokkan atau keinginan untuk batuk bila terpapar
oleh zat irritan dari luar seperti asap, debu, dan lain-lain.
Gejala ini, dikenal sebagai batuk kering lebih serius pada

malam hari dan mempengaruhi kualitas tidur pasien. Sirup


batuk dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
Ekspektoran untuk meningkatkan sekresi saluran
pernapasan. Sekresi tidak hanya melindungi mukosa
saluran pernapasan, tetapi juga mengurangi kekentalan
sputum. Sputum yang tipis lebih mudah mengalir dan
dikeluarkan. Contoh: gliseril guaiakolat, ambroxol HCl.
Antitusif untuk nenyembuhkan batuk dengan
menekan

sistem

mengandung

saraf

kodein

menyebabkan

pusat.

yang

pusing.

Beberapa

berefek
Contoh:

antitusif

anestetik

dan

kodein

HCl,

dekstrometorfan.

c. Antihistamin

Antagonis reseptor H1 berikatan dengan reseptor H1 tanpa mengaktivasi


reseptor, yang mencegah ikatan dan kerja histamine. Antihistamin lebih
efektif dalam mencegah respon histamine daripada melawannya.

Antihistamin oral dapat dibagi menjadi dua katogori utama: nonselektif


(generasi pertama atau antihistamin sedasi) dan selektif perifer (generasi
kedua atau antihistamin nonsedasi). Akan tetapi, masing-masing obat
harus dipandang dari efek sedasi spesifiknya karena ada variasi antar obat
dalam kategori yang luas. Efek sedative sentral mungkin tergantung dari
kemampuan melewati sawar darah otak. Kebanyakan antihistamin lama
bersifat larut lemak dan melewati sawar ini dengna mudah. Obat yang
selektif ke perifer memiliki sedikit atau tidak sama sekali efek ke system
saraf pusat atau otonom.

Perbedaan gejala sebagian disebabkan oleh sifat antikolinergik, yang


bertanggung jawab pada efek pengeringan yang mengurangi hipersekresi
kelenjar hidung, saliva dan air mata. Antihistamin mengantagonis
permeabilitas kapiler, pembentukan bengkak dan rasa panas serta gatal.

Mengantuk adalah efek samping yang paling sering dan dapat


mengganggu kemampuan mengemudi atau aktivitas kerja. Efek sedative
bias menguntungkan pada pasien yang sulit tidur karena gejala rhinitis.

Walaupun efek antikolinergik (pengeringan) berperan dalam efikasi, efek


samping seperti mulut kering, kesulitan mengeluarkan urin, konstipasi dan
efek kardiovaskular potensial dapat terjadi. Antihistamin harus diberikan
hati-hati pada pasien yang berkecendrungan retensi urin dan pada mereka
yang mengalami peningkatan tekanan intraocular, hipertiroidisme dan
penyakit kardiovaskular.

Efek samping lainnya termasuk hilang nafsu makan, mual, muntah dan
gangguan ulu hati. Efek samping pada system pencernaan dapat dicegah
dengan mengkonsumsi obat bersama makanan atau segelas penuh air.

Antihistamin lebih efektif jika dimakan 1-2 jam sebelum diperkirakan


terjadinya paparan pada allergen

Antihistamin Sedatif
No
1
2
3
4

5
6

Nama Generik &


Latin
Difenhidramin
Hidroklorida
Dimenhidrinat
Tripelenamin
Hidroklorida
Klorfeniramin
Maleat /CTM

Prometazin
Hidroklorida
Siproheptadin
Hidroklorida

Nama
Dagang
Benadryl

Sediaan

25
mg/caps
Antimo
50
mg/tab
Tripel
Cream 2
%
Chlorphen 4
mg/
on
tab
10
mg/ml
vial
Phenergan 1 mg/ml
sirup
Pronicy
4
mg/
Alphahist
kaplet
salut

Pabrik
Parke
Davis
Phapros
Corsa
Soho

Rhone
Poulenc
Kalbe F
Apex F

Antihistamin Non Sedatif


No
1

Nama Generik &


Latin
Terfenadine

Nama

Sediaan

Pabrik

Dagang
Terfin

60

mg/tablet
50
Interbat

Interbat

Mebhydrolin

Interhistin

Napadisylate
Cetirizine

Histapan
mg/tablet Sanbe F
Incidal-OD 10
Bayer

Dihydrochloride

mg/caps

d. Analgesik dan anti inflamasi topikal


Analgesik bekerja membantu meredakan

nyeri

atau

demam. Seperti parasetamol dan aspirin. Anti inflamasi


topical (salisilat topical) seperti methyl salicylate.
e. Nasal Steroid
Nasal steroid merupakan pengobatan yang efektif dengan efek
samping minimun. Beberapa ahli menyatakan bahwa nasal steroid
dipercaya untuk digunakan sebagai terapi awal untuk hay fever karena
efisiensinya jika digunakan secara tepat dan sambil menghindari
alergen. Nasal steroid bekerja secara lokal pada mukosa hidung dan
tidak masuk ke dalam aliran sistemik.
Adapun mekanisme kerja dari nasal steroid adalah sebagai berikut:

Menurunkan inflamasi dengan jalan menurunkan pengeluaran mediator


inflamasi

Menekan kemotaksis neutrofil

Menurunkan edema intraseluler

Menyebabkan vaskonstriksi menengah

Menghambat reaksi fase akhir yang diperantarai oleh sel mast

Jenis Obat

Dosis dan Interval

Beklometason diproprionat

> 12 th: 1inhalasai (42 mcg) per lubang


hidung 2-4 kali sehari (max 336 mcg/hari)
6-12 th: 1 inhalasi per lubang hidung 3 kali
sehari

Beklometason diproprionat

> 12 th: 1-2 inhalasi sekali sehari

monohidrat
6-12 th: 1 inhalasi sekali dalam dua hari
(dosis permulaan)
Budesonide

> 6 th: 2 semprot (64 mcg) per lubang


hidung pagi dan malam atau 4 semprot pagi
hari (max 256 mcg)

Flunisolide

Dewasa: 2 semprot (50 mcg) per lubang


hidung sekali dalam dua hari

Fluticasone

Dewasa: 2 semprot (100 mcg) per lubang


hidung sekali sehari, setelah bbrp hari
turunkan menjadi 1 semprot per lubang
hidung
Anak > 4th dan remaja: 1 semprot per
lubang hidung sekali sehari

Mometasone furoate

> 12 th: 2 semprot (100 mcg) per lubang


hidung sekali sehari

Triamcinolone acetonide

> 12 th: 2 semprot (110 mcg) per lubang


hidung sekali sehari (max 440 mcg/hari)

Sebagaimana yang telah dinyatakan sebelumnya, nasal steroid


memiliki efek samping yang minor, seperti bersin, stinging, sakit
kepala dan epitaksis.

Ada beberapa informasi mengenai penggunaan nasal steroid


yang harus disampaikan kepada pasien. Salah satunya adalah informasi
bahwa nasal steroid tidak langsung menunjukkan efek terapi sesaat
setelah pemakaian, melainkan harus menunggu sekitar 2-3 minggu
hingga respon optimal dapat dilihat. Oleh karena itu, pasien harus
diberi pengertian mengenai hal ini dan dianjurkan untuk meneruskan
terapi. Setelah respon yang diinginkan tercapai, dosis penggunaan
dapat diturunkan. Perlu diperhatikan pula bahwa sebaiknya pasien
diberikan dekongestan terlebih dahulu apabila saluran napasnya
tersumbat. Hal ini dilakukan untuk memastikan penetrasi obat ini
mencukupi. Pasien juga disarankan untuk menghindari bersin atau
membuang ingus minimal 10 menit setelah pemberian obat.
Informasi penting lain yang harus disampaikan kepada pasien
adalah mengenai bagaimana cara menggunakan inhaler dengan baik
dan benar untuk memastikan bahwa obat mencapai daerah sasaran
yang diharapkan. Adapun beberapa langkah penggunaan inhaler yang
tepat adalah sebagai berikut:
1. Buka tutup tromol dan pegang inhaler tegak lurus
2. Kocok inhaler
3. Agak miringkan kepala ke belakang dan hembuskan napas
4. Posisi inhaler dengan salah satu cara berikut ini (posisi gambar 1
optimal, sedangkan posisi gambar 3

dapat diterima jika pasien

mengalami kesulitan dengan posisi yang ditunjukkan dalam gambar 1


atau 2) :
a. Buka mulut dengan jarak 1 2 inci dari inhaler
b. Gunakan spacer (dianjurkan terutama untuk anak-anak)
c. Masukkan ke dalam mulut
5. Tekan inhaler ke bawah untuk melepaskan obat bersamaan dengan
mulai menarik napas perlahan

6. Tarik napas perlahan (3 5 detik)


7. Tahan napas selama 10 detik untuk membiarkan obat mencapai
bagian dalam paru
8. Ulangi isapan (puff) seperti di atas. Tunggu selama 1 menit di
antara isapan (puff) sehingga isapan (puff) ke dua penetrasi lebih
baik ke dalam paru

Gambar 1
f. Suplemen
Diantaranya

Gambar 2

asam

askorbat,

Gambar 3

jus

lemon,

teh

herbal,

bioflavonoid, beta karoten, Echinaceae. Vitamin C dalam


dosis tinggi (3-4 dd 1000 mg) berkhasiat meringankan
gejala dan mempersingkat lamanya infeksi. Dosis di atas
2,5 g sehari.

Kasus :
Seorang ibu mengajak anaknya yang berumur 5 tahun ke apotik
X, dengan keluhan pilek, bersin-bersin, hidung tersumbat, sudah
2 hari berlangsung.
Sebagai seorang apoteker, obat dan saran apa yang akan anda
berikan kepada ibu tersebut ?
Jawaban :
Sebagai terapi farmakologi, obat yang dipilihkan yaitu Rhinos
Junior (Komposisi : Per 5 mL sirup mengandung pseudoefedrin
HCl 15 mg, Chlorpheniramine Maleat 1 mg)
Indikasi
Meringankan gejala bersin-bersin, dan hidung tersumbat karena
pilek
Dosis
Anak 2-5 tahun, sendok takar 3 kali sehari
Kontra Indikasi
Hipertensi berat, Sedang mendapat terapi dengan antidepresan
MAOI
Perhatian
Gangguan fungsi hati dan ginjal, glaukoma, hipertrofi prostat,
retensi urin, gangguan fungsi jantung, DM. Dapat mengganggu
kemampuan mengemudi atau menjalankan mesin. Hipertensi, BB
berlebihan, Anak dibawah 2 tahun. Hamil, laktasi, Lanjut usia.
Efek samping
Insomnia, sakit kepala, eksitasi, tremor, takikardi, aritmia,
palpitasi, sulit berkemih, gangguan pencernaan. CTM dapat
mengakibatkan efek mengantuk, mulut kering
Interaksi Obat
Penggunaan bersama dengan MAOI dapat mengakibatkan krisis
hipertensi. Dapat meningkatkan efek obat yang bekerja secara
sentral, misalnya simpatomimetik, antidepresan.

Sedangkan

sebagai

terapi

non

farmakologi

untuk

pilek,

disarankan kepada pasien agar :


1) Istirahat yang cukup
2) Minum banyak air, terutama yang hangat.
3) Terapi dengan menghirup uap air panas dapat membantu
menghilangkan

gejala

hidung

mempermudah pengeluaran lendir.


4) Udara yang hangat dan lembab

tersumbat
dapat

dan

membantu

meredakan gejala.
5) Cuci tangan sesering mungkin dengan sabun dan air.
6) Menggunakan masker, terutama jika pasien hendak
berinteraksi dengan orang yang mengidap penyakit kronik
atau mengalami penurunan sistem imun.

Daftar Pustaka
Anonim.2007. The Common Cold. University of Connecticut Student Health
Services.
BMJ Group. 2009. The Common Cold. Publishing Group Limited.
Compass Pharma Edition. 2008. Batuk & Pilek. PT. Jardine Lloyd Thompson.
Djuanda Adhi, dkk. 2009. MIMS Indonesia. CMP Medica. Jakarta. Hal A18-A21
Hemila, H. and Z.S. Herman. 1995. Vitamin C and The Common Cold: A
Retrospective Analysis of Chalmers Review. Journal of the American
College of Nutrition 14 (2) : 116-123. American College of Nutrition.
Jensen, Susan. 2003. The Common Cold.Health&Safety Notes California
Childcare Health Program.
USCD Student Health Service. 2007. Influenza.

Anda mungkin juga menyukai