Shienen - Bab II Tinjauan Pustaka
Shienen - Bab II Tinjauan Pustaka
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Udang Putih
Sebagai negara tropis dan negara yang memiliki wilayah perairan yang lebih
luas dari daratan, Indonesia mempunyai keanekaragaman hayati melimpah
terutama di sektor perikanan. Salah satu komoditas perikanan yang potensial,
bernilai jual tinggi, dan banyak dibudidayakan adalah udang. Udang termasuk
salah satu jenis hasil perikanan yang cukup penting dalam menunjang penerimaan
devisa negara melalui ekspor komoditi non migas. Kandungan protein pada udang
relatif tinggi, sekitar 21% dan rendah kolesterol. Selain itu, udang juga memiliki
kandungan vitamin A dan B1, zat kapur maupun fosfor (Sulistiyono et al., 2005).
Menurut Sheridan et al. (1984), Indonesia memiliki potensi besar dalam
sumber daya udang, terutama jenis udang putih Penaeus merguiensis. Spesies ini
dominan di wilayah Pasifik tengah bagian barat (Western Central Pacific) dan
biasa diekspor dalam keadaan beku. Udang putih sangat digemari di Indonesia
karena rasa dan daging yang enak, dan harganya lebih murah daripada udang
windu (Diniah, 2001). Menurut catatan FAO pada tahun 1979, total hasil
tangkapan udang di dunia sebesar 1.474.176 ton dan Indonesia menduduki
peringkat pertama untuk produksi Penaeus merguiensis sebesar 40.098 ton atau
70 % (Sheridan et al., 1984). Menurut Pennak (1978), udang putih memiliki
taksonomi sebagai berikut:
Kingdom
Filum
Subfilum
Kelas
Ordo
Suborder
Superfamili
Famili
Genus
Spesies
: Animalia
: Arthropoda
: Crustacea
: Malacostraca
: Decapoda
: Dendrobranchiata
: Penaeoidea
: Penaeidae
: Penaeus
: Penaeus merguiensis
Genus
: Escherichia
Spesies
: Escherichia coli
Ada beberapa tipe E. coli yang merupakan patogen oportunis dan dapat
menyebabkan penyakit seperti diare. Sanitasi yang baik, memasak daging sampai
suhu 65oC, memanaskan kembali masakan dan menyimpan pangan dalam lemari
es pada suhu kurang dari 4oC ialah cara untuk mengontrol pertumbuhan E. coli.
Bahan pangan tidak boleh terlalu banyak mengandung bakteri koliform karena
akan mengganggu kesehatan. E. coli yang terlalu banyak pada saluran pencernaan
dapat menimbulkan diare karena produksi enterotoksin dan invasi pada lapisan
epitel dinding usus (menyebabkan peradangan dan dehidrasi) (Lay, 1994).
Metode analisa E. coli untuk sampel udang putih beku menggunakan
metode MPN (Tabel 2.1). Awalnya dilakukan pengenceran dan tahap pendugaan
dengan medium lauryl tryptose broth (LTB) yang dilanjutkan dengan medium
Escherichia coli (EC) broth. EC broth yang menunjukkan hasil positif dilanjutkan
dengan penanaman di media Eosin Methylene Blue (EMB) Agar dan dilakukan
tahap penegasan pada koloni yang diduga E. coli. Tahap penegasan terdiri dari
pewarnaan Gram dan uji biokimia IMViC (Uji indol, methyl red-voges proskauer,
dan sitrat) (SNI 01-2332.1-2006).
Tabel 2.1 Indeks APM dari 3 seri tabung pada pengenceran 101, 102 dan 103
Tabung positif
101
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
2
2
2
2
2
2
102
0
0
1
1
2
3
0
0
0
1
1
2
2
3
0
0
0
1
1
1
103
0
1
0
1
0
0
0
1
2
0
1
0
1
0
0
1
2
0
1
2
APM/g
<3,0
3,0
3,0
6,1
6,2
9,4
3,6
7,2
11
7,4
11
11
15
16
9,2
14
20
15
20
27
Tabung positif
APM/g
101
2
2
2
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
21
28
35
29
36
23
38
64
43
74
120
160
93
150
210
290
240
460
1100
>1100
102
2
2
2
3
3
0
0
0
1
1
1
1
2
2
2
2
3
3
3
3
103
0
1
2
0
1
0
1
2
0
1
2
3
0
1
2
3
0
1
2
3
2.2.1
dengan inokulasi ke media EMB agar (Eosin Methylen Blue Agar) dan diinkubasi
suhu 35C selama 18-24 jam untuk uji penegasan E. coli. Media EMB
mengandung sukrosa, laktosa, eosin, metilen biru, dan anilin. Fungsi eosin,
metilen biru dan anilin adalah menghambat pertumbuhan bakteri Gram positif.
EMB merupakan media selektif diferensial untuk mendeteksi dan mengisolasi
bakteri Gram negatif. E. coli yang tumbuh pada media EMB agar akan
memberikan koloni berwarna hitam atau gelap pada bagian pusat koloni dengan
atau tanpa hijau metalik khas yang disebabkan oleh pengendapan Methylene Blue
(Gambar 2.2) (Soeparman & Suparmin, 2002).
Biotipe 1
+
+
+
-
Biotipe 2
+
+
-
C
[(1 x n1) + (0,1 x n2) x d]
Keterangan:
C = jumlah koloni dari tiap tiap petri
n1 = jumlah petri dari pengenceran pertama yang dihitung
n2 = jumlah petri dari pengenceran kedua
d = pengenceran pertama yang dihitung
Media yang digunakan uji ALT adalah media padat yang disebut Plate
Count Agar (PCA) dengan hasil akhir berupa koloni yang dapat diamati secara
visual berupa angka dalam koloni per ml atau per gram atau koloni/100ml. Media
PCA baik untuk pertumbuhan total mikroba (semua jenis mikroba) karena
mengandung casein enzymic hydrolisate yang menyediakan asam amino dan
substansi nitrogen kompleks lainnya serta ekstrak yeast yang mensuplai vitamin B
kompleks. Pada uji ALT, menurut SNI 01-2332.3-2006, digunakan teknik pour
plate, suatu teknik di dalam menumbuhkan mikroorganisme di dalam media agar
dengan cara mencampurkan media agar yang masih cair dengan stok kultur
bakteri. Dengan teknik ini, mikroorganisme yang tumbuh dapat tersebar merata
pada media agar. Teknik pour plate lebih dipilih daripada teknik spread plate
karena hasil yang diberikan lebih baik (Fardiaz, 1993).
2.4 Salmonella
Salmonella adalah jenis bakteri Gram negatif, berbentuk batang, tidak
membentuk spora, motil (flagel peritrik), dan bersifat fakultatif anaerob.
Salmonella berukuran 2-4 m x 0,50,8 m. Klasifikasi Salmonella (Ryan, 2004):
Kingdom
: Bacteria
Filum
: Proteobacteria
Kelas
: Gammaproteobacteria
Ordo
: Enterobacteriales
Famili
: Enterobacteriaceae
Genus
: Salmonella
Salmonella merupakan bakteri patogen bagi manusia dan hewan. Infeksi
Salmonella dapat terjadi pada saluran cerna dan terkadang menyebar lewat
peredaran darah ke seluruh organ tubuh, seperti gastroenteritis dan demam
enterik. Oleh karena itu, uji keberadaan Salmonella biasanya dilakukan khususnya
untuk produk pangan (Ryan, 2004). Pengujian Salmonella terdiri dari tahap preenrichment, enrichment, selective enrichment, yang kemudian dapat ditegaskan
dengan uji biokimia dan pewarnaan Gram (SNI 01-2332.2-2006).
2.4.1
Pre-enrichment Salmonella
Menurut SNI 01-2332.2-2006, tahap pre-enrichment (pra-pengkayaan)
Enrichment Salmonella
Pengkayaan (enrichment) Salmonella dapat dilakukan pada media
Deoxycholate (XLD) agar, Hectoen Enteric (HE) agar, dan Bismuth Sulfite (BS)
agar. Media XLD digunakan untuk isolasi Salmonella dan memilah organisme
lain dengan cara memfermentasi xylose, dekarboksilasi lysine dan produksi H2S.
Fermentasi xylose sangat lazim bagi kebanyakan organisme enterik kecuali
Negatif
Reaksi
Salmonella
Glukosa (TSI)
Tusukan kuning
Tusukan merah
Positif
Tusukan ungu
Tusukan ungu
Positif
Hitam
Tidak hitam
Positif
Pengujian
Urease
Lysine Decarboxylase Broth (LDB)
Dulcitol Broth
KCN Broth
Pertumbuhan
Malonate Broth
Warna biru
Uji Indol
Penggumpalan
Penggumpalan
Lactose Broth
Sucrose Broth
Uji Voges Proskauer (VP)
Uji Methyl Red (MR)
Simmons Citrate
Negatif
Positif
Positif
Negatif
Negatif
Negatif
Positif
Positif
Negatif
Negatif
Negatif
Positif
Bervariasi