Anda di halaman 1dari 18

Ahok Unggul di Survei, Gerindra Soroti

Rendahnya Penyerapan Anggaran DKI


Jakarta - Di survei SMRC, Elektabilitas Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)
unggul jauh dari tokoh-tokoh lain yang diprediksi maju di Pilgub DKI 2017. Ditanya soal
keunggulan Ahok, Gerindra menyoroti rendahnya penyerapan anggaran di DKI.
Anggota Fraksi Gerindra DPRD DKI Ahmad Sanusi diminta responsnya soal
keunggulan Ahok di survei SMRC. Sanusi awalnya mengatakan tingginya popularitas
Ahok di survei tak menjamin kemenangan. Dia lalu masuk menyoroti rendahnya
penyerapan anggaran di DKI.
"Tidak ada alasan tidak menyerap APBD. Di provinsi lain, bagaimana mencari anggaran
supaya bisa membangun. Ini ada anggaran nggak bisa membangun," kata Sanusi
kepada wartawan di Gedung DPRD DKI, Kebon Sirih, Jakarta, Kamis (15/10/2015).
Menurut Sanusi, tak ada alasan Pemprov DKI tak menyerap anggaran di APBD.
Program-program di DKI dirancang oleh Ahok, sehingga, menurut Sanusi, seharusnya
Ahok bisa memaksimalkan anggaran di APBD, bukan malah tak terserap.
"Nggak ada alasan. Kenapa? Pertama, musrenbang yang buat siapa? Ahok. e-Planning
yang buat siapa? Ahok. e-Budgeting siapa? Ahok. e-Catalog siapa? Ahok. LKPP siapa?
Ahok. Lalu kemudian yang assesment yang dibilang the right man in the right plus,
lelang para pejabat siapa? Dia juga. Nggak ada alasan nggak terserap," ulas Sanusi.
"Kalau tidak terserap, berarti manajemennya bermasalah. Bagaimana lelang jabatan
setiap tiga bulan pejabat diganti. Mau nggak presiden dinilai 30 hari, atau gubernur
dinilai 30 hari? Bayangkan begitu mau lelang terus diganti, lalu bagaimana mau
terserap," sambungnya.
Menurut Sanusi, manajemen kepemimpinan Ahok bermasalah. Ahok, masih
menurutnya, kerap menimbulkan ketegangan di internal Pemprov DKI, sehingga kerja
tak maksimal.
"Yang paling penting jadi pemimpin itu bukan hanya harus merasa bisa, tapi harus bisa
merasa. Kalau pemimpin anda selalu merasa bisa, ya kita berantem. Ini yang penting

itu pemimpin harus bisa merasa. Sedikit banyak pemimpin itu selalu merasa bisa, tapi
nggak bisa merasa," ujar Sanusi.
(tor/tor)

Di Depan Relawan, Sandiaga Uno Janjikan


Jakarta Jadi Raksasa Asia Pasifik
Ahmad Toriq - detikNews

0SHARES
0

Foto: dok. SSU

FOKUS BERITA:Muncul Para Penantang Ahok

Jakarta - Pengusaha nasional Sandiaga Uno menjadi salah satu kandidat calon
gubernur DKI yang digadang-gadang berlaga di Pilgub Jakarta 2017. Relawannya pun
sudah terbentuk, dan sudah ditemui oleh Sandiaga.
Nama relawan Sandiaga Uno adalah "Sahabat Sandiaga Uno (SSU)". Para relawan ini
sudah bergerilya menyosialisasikan sosok Sandiaga ke warga Ibu Kota dan sudah
mendirikan posko. Hari ini, salah satu posko SSU disambangi Sandiaga.

"Sandiaga menemui relawan di poskonya bilangan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.


Pertemuan Sahabat Sandiaga Uno (SSU) ini dihadiri sekitar 30 orang," kata Koordinator
SSU Anggawira dalam siaran pers yang diterima detikcom, Jumat (2/10/2015) malam.
Di depan Sandiaga, para relawan berkomitmen mewujudkan Jakarta Setara. Slogan
Jakarta Setara ini digunakan para relawan untuk menyosialisasikan Sandiaga.
"Kami siap jadi bagian untuk mewujudkan Jakarta Setara, kita melihat figur dan rekam
jejak Bang Sandi pasti bisa mewujudkannya. Jakarta ini unik dan heterogen harus
diatasi dengan semangat gotong royong," ujar Anggawira.
Wakil Koordinator SSU, Iqbal Farabi, mengatakan Sandiaga Uno adalah pejuang
ekonomi yang dibutuhkan Indonesia. Sosok Sandiaga, masih kata Iqbal, dibutuhkan
untuk menumbuhkan iklim ekonomi yang baik di Ibu Kota, sehingga bisa jadi panutan
kota lainnya.
"Mas Sandi latar belakangnya pengusaha dan juga konsen dengan UKM, jelas bisa
mewujudkan ekonomi kerakyatan yang kita selama ini impikan, itu yang penting di
tengah krisis ekonomi yang ada kita butuh perubahan yang bisa diwujudkan oleh sosok
yang kompeten," ujar Iqbal.
Sandiaga Uno mengapresiasi para relawannya. Dia berjanji menampung aspirasi para
relawan.
"Sahabat SSU ini datang dengan sendirinya, ini aspirasi dan harus ditampung untuk kita
wujudkan bersama," ujar Sandi dalam siaran pers yang sama.
Wakil Ketua Dewan Pembina Gerindra itu mengatakan Jakarta selayaknya jadi raksasa
di Asia Pasifik. "Jakarta jangan hanya menyandang nama Ibu Kota Indonesia, tapi harus
bisa jadi raksasa di Asia Pasifik," tutup Sandi.

Tinggal Kenangan! Ahok-Partai Prabowo


End di Pilkada 2017
Hestiana Dharmastuti - detikNews

0SHARES
0

Halaman 1 dari 4

Foto: Andhika Akbarayansyah

Jakarta - Kemesraan Ahok dan Partai Gerindra di Pilkada DKI Jakarta 2017 bakal
tinggal kenangan. Partai besutan Prabowo Subianto itu kini sudah beralih ke lain hati.
Hubungan Ahok dan Gerindra kian merenggang semenjak Ahok resmi mengajukan

pengunduran diri sebagai anggota Gerindra per 10 September 2014.


Keharmonisan Ahok dengan Gerindra kini makin terkoyak. Nama Ahok tidak disebutsebut lagi sebagai kandidat cagub DKI Jakarta dari Partai Gerindra. Meski belum resmi
menentukan calonnya, Gerindra memastikan lebih memilih mengusung kader-kader
terbaik yang ada di DPD maupun DPP.
Ada Sandiaga Uno, Biem Benjamin, Ahmad Riza Patria, M Taufik dan Sanusi. Ada juga
calon dari eksternal partai seperti Adhyaksa Dault dan Ridwan Kamil dari kader PKS.
Gerindra pun mengajukan syarat-syarat untuk jagonya antara lain bersih, berani, santun
dan pastinya bukan 'kutu loncat'.
Gerindra yakin calonnya mampu menumbangkan Ahok di pesta demokrasi yang tinggal
2 tahun lagi itu. Ahok diprediksi sulit menggalang dukungan KTP di pilkada mendatang
seperti yang terjadi pada tahun 2012 silam.
Berikut kisah Ahok dan Gerindra:
Masih dua tahun lagi, namun kontestasi Pilgub DKI tahun 2017 sudah ramai dibincangkan dan
menuai perhatian luas. Terlebih setelah pendukung calon incumbent Ahok jauh-jauh hari sudah
mengumpulkan KTP untuk kembali mencalonkan diri.
Politikus Partai Gerindra Ahmad Riza Patria mengatakan partainya belum membahas soal siapa
yang akan dicalonkan. Namun hampir dipastikan tak akan mengusung Ahok kembali di Pilgub
DKI tahun 2017.
"Gerindra nggak akan usulkan Ahok. Nggak susah (cari kandidat). Siapa bilang Ahok pasti
menang?" ucap wakil Ketua Komisi II itu kepada detikcom, Selasa (22/9/2015).
Menurut Riza yang juga bekas penantang Ahok di Pilgub 2012, belajar dari pengalaman Pilgub
dulu, tidak ada yang menduga pasangan Jokowi-Ahok akan memenangkan Pilgub. Lantaran
saat itu dominasi incumbent Fauzi Bowo terlihat sangat kuat di Jakarta.
"Dulu Jokowi-Ahok awal-awal nggak kepikiran akan menang, Foke dulu kuat. Sekarang Ahok
dianggap kuat, siapa bilang?" lanjut mantan cawagub DKI itu.
Riza mengatakan, Gerindra punya mekanisme sendiri untuk menentukan calon gubernur yang
akan bersaing untuk tahun 2017. Mulai dari penjaringan sampai pengajuan untuk didaftarkan ke

KPU DKI.
"Kadang nggak cukup pencitraan, masyarakat sudah cerdas," ucap politikus asal Jabar itu.
3.
Ahok sudah jauh-jauh hari mengumpulkan KTP untuk mencalonkan lagi di Pilgub 2017.
Menurut ketua DPP Gerindra Ahmad Riza Patria, Ahok punya pengalaman susahnya
mengumpulkan KTP untuk Pilgub.
"Dia kan punya pengalaman, Ahok dulu calon independen. Nggak dapat kumpulin KTP
dicalonkan Gerindra. Dia harusnya terima kasih ke Gerindra karena pengalaman kumpulkan
KTP nggak gampang. Dulu setahun dia cuma 100 ribu KTP," cerita Riza Patria kepada
detikcom, Selasa (22/9/2015).
Riza saat Pilgub DKI tahun 2012 menjadi calon wakil gubernur bersama Hendardji Soepandi
lewat jalur independen. Saat itu dia mengumpulkan 600 ribu KTP dalam setahun lebih, namun
gagal di Pilgub melawan Jokowi-Ahok.
Sebelum berpasangan dengan Jokowi, Ahok diketahui pernah bergerilya mengumpulkan KTP
untuk maju sebagai cagub DKI secara independen.
"Nggak gampang itu, dan orang yang sudah kumpulin KTP, pada hari H belum tentu memilih.
Bisa sakit, tidak hadir, ini itu. Banyak masalahnya,"
ucap pimpinan komisi II DPR itu.
4.
Ketua DPP Gerindra Ahmad Riza Patria menyatakan partainya tak akan mencalonkan lagi Ahok
dalam Pilgub DKI tahun 2017. Lalu siapa yang akan diusung?
"Gerindra terkait Pilkada 2017 termasuk DKI belum pernah bahas. Pada waktunya akan segera
dilakukan penjaringan, seleksi dan penentuan calon siapa yang akan diusung," ucap Riza Patria
kepada detikcom, Selasa (22/9/2015).
Riza mengatakan Ahok yang sudah menggalang dukungan KTP jauh-jauh hari, belum tentu
bisa menang. Dia mengatakan, masih banyak tokoh yang bisa dicalonkan untuk Pilgub DKI dan

punya kompetensi memimpin DKI.


"Nanti yang diusung Gerindra pasti menang. Kader-kader Gerindra ada di DPD, DPP. Ada juga
nama Sandiaga Uno, Adhyaksa Dault, Biem Benjamin, bisa saya, dari DKI ada Taufik, Sanusi,"
papar mantan cawagub DKI tahun 2012 itu.
"Kita ingin cari calon terbaik dari partai. Tentu partai memberi kesempatan semua kader yang
akan maju kami persilakan," imbuh wakil ketua komisi II itu.
Riza sendiri turut hadir dalam deklarasi pencalonan Adhyaksa Dault pada Minggu (20/9) lalu,
bersama elite parpol lain. Apakah itu tanda dukungan untuk Adhyaksa?
"Saya diundang. Semua kalau kita undang hormati yang mengundang. Kalau Gerindra belum
putuskan, bisa Adhyaksa, Sandiaga sama nama-nama tadi," jawab Riza.
"Silakan kader-kader partai mencalonkan atau membantu pencalonan kader terbaik. Tapi ketika
partai putuskan nama, maka seluruh kader patuh, tunduk dan perjuangkan calon yang
diputuskan partai," imbuhnya.

Adhyaksa Dault Siap Jadi Penantang Ahok di


Pilgub DKI
Elvan Dany Sutrisno - detikNews

0SHARES
0

Foto: Bagus Prihantoro

FOKUS BERITA:Muncul Para Penantang Ahok

Jakarta - Penantang Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di Pilgub DKI tahun
2017 mendatang terus bertambah. Terakhir, eks Menpora Adhyaksa Dault menyatakan
siap maju di Pilgub DKI jika didukung masyarakat.
"Beberapa ustaz dan tokoh agama meminta saya supaya maju di DKI. Saya bilang
terima kasih dukungannya. Ya saya siap kalau amanah, saya tidak meminta jabatan tapi
kalau dikasih amanah saya tidak pernah setengah hati," kata Adhyaksa saat berbincang
dengan detikcom, Kamis (17/9/2015).
Ketua Kwartir Nasional Pramuka ini mengungkap banyaknya dukungan agar dirinya
maju di Pilgub DKI 2017. Adhyaksa melihat masyarakat DKI sedang mencari tokoh
yang mumpuni untuk menjadi penanding Ahok di Pilgub DKI mendatang.

"Siapa yang bisa melawan Ahok, mungkin begitu kali semangatnya. Kalau saya sih
kalau amanah saya siap laksanakan," kata Adhyaksa.
Adhyaksa saat ini sedang fokus rebranding Pramuka. Namun kalau didaulat maju oleh
masyarakat, dia siap bertanding di Pilgub DKI.
"Kalau ini amanah dari masyarakat untuk maju, nggak ada urusan saya maju. Saya
tekankan kalau saya ambil itu landasannya bukan haus kekuasaan, demi Allah saya
landasannya pengabdian dan penghalang pengabdian itu adalah pamrih. Tidak
gampang jadi Gubernur DKI lho," pungkasnya.
Lalu apakah Adhyaksa sudah mendapatkan sinyal tiket maju ke Pilgub DKI?
(van/nrl)

Disebut Duet Maut dengan Saefullah di


Pilgub 2017, Ahok: Mantap Dong!
Ayunda Windyastuti Savitri - detikNews

0SHARES
0

FOKUS BERITA:Muncul Para Penantang Ahok

Jakarta - Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta memang masih terselenggara dua
tahun lagi. Namun sejumlah nama konstestan mulai dilirik, termasuk Gubernur DKI
Jakarta Basuki T Purnama (Ahok). Ketua DPW PKB DKI Hasbiallah Ilyas menilai Ahok
cocok disandingkan dengan Sekda DKI Saefullah dalam Pilgub 2017 nanti.
Bagaimana tanggapan Ahok terkait hal itu? "Mantap dong kalau gitu. Bagus dong," ujar
Ahok santai di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (1/6/2015).
"PKB kan partai Basuki," kelakarnya.
Sekadar informasi, Saefullah merupakan Sekretaris Daerah (Sekda) DKI. Dia juga
pernah menjabat sebagai Wali Kota Jakarta Pusat sebelumnya.
"Dua orang yang mempunyai kriteria sangat bagus, yakni Ahok dengan Saefullah. Itu
duet maut! Saefullah orangnya sangat berpengalaman soal birokrasi. Dia juga punya
pengalaman dari menjadi guru sampai menjadi Sekda. Dan Gubernur memang harus
didampingi oleh orang yang ahli di bidang birokrasi," ujar Hasbiallah terpisah.
Namun demikian, pendapat Hasbiallah bukanlah cerminan sikap partainya. "Ini
pendapat pribadi," ucapnya.
PKB sendiri dinyatakannya masih belum menentukan sikap soal calon gubernur dan
wakil gubernur DKI yang akan diusung. Menurutnya, Revisi UU Pilkada masih belum
jelas betul bagaimana ujungnya. Padahal dalam UU itu, ada poin soal sepaket atau
tidak sepaketnya calon gubernur dengan wakilnya.

Sahut-sahutan Ahok dengan Para Penantang


Elvan Dany Sutrisno - detikNews

193SHARES

193

144

Foto: Foto: Detikcom/Rengga Sancaya

FOKUS BERITA:Muncul Para Penantang Ahok

193

144

Jakarta - Pilgub DKI masih dua tahun lagi namun bursa calon gubernur Ibu Kota sudah
memanas. Sejumlah nama calon gubernur penantang incumbent Basuki Tjahaja
Purnama (Ahok) terus bermunculan. Ahok pun mulai 'berbalas pantun' dengan para
calon penantangnya.
Sampai saat ini baru dua orang yang secara gamblang menyatakan siap maju di Pilgub

DKI menjadi penantang Ahok yakni pengusaha muda yang juga Waketum Gerindra
Sandiaga Uno dan eks Menpora Adhyaksa Dault.
Sandi yang telah menyatakan siap maju Pilgub DKI telah melontarkan sedikit kritik soal
kondisi Jakarta. Baginya Jakarta belum sekelas kota metropolitan lain di dunia.
"Kita belum melihat DKI setara dengan kota metropolis yang lain," kata Sandi di Gedung
DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (16/9/2015).
Dia kemudian menyebut sejumlah sektor yang belum maksimal. "Satu, masalah
infrastruktur. Kedua, bagaimana dunia usaha di DKI khususnya mikro kecil menengah
ikut tumbuh dengan yang besar sehingga jarak yang selama ini bisa dikurangi," kata
dia.
Kritik yang disampaikan Sandi langsung berbalas. Ahok balik mempertanyakan apakah
Sandi punya program yang lebih jago darinya.
"Orang Jakarta akan menilai, kalau jadi gubernur dia (Sandiaga) punya program apa?
Apa yang pengin dia perbaiki? Apa yang belum Ahok kerjakan? Ada enggak ide lebih
bagus, lebih hebat dari yang Ahok lakukan. Kalau ada dan orang percaya, berarti orang
akan pilih dia dong," ucap Ahok di kantornya, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta
Pusat, Kamis (17/9/2015).
Soal rekam jejak Sandiaga Uno sendiri, Ahok mengaku tak tahu banyak. Pasalnya,
selama ini Sandiaga lebih banyak bergerak di kepartaian dan dunia usaha, belum
pernah menjabat di dunia birokrat.
"Ya dia kan belum pernah jadi pejabat, saya enggak tahu," sambungnya.
Penantang Ahok yang lain, Adhyaksa Dault, tak memulai pertarungan dengan kritikan.
Bagi Ketua Kwarnas Pramuka itu, Ahok sudah lumayan oke.
"Kalau menurut saya Ahok dari segi clean government sudah oke," kata Adhyaksa saat
berbincang dengan detikcom, Kamis (17/9/2015).
Prestasi itu menjadikan kompetisi bukan hal mudah bagi penantang Ahok. Adhyaksa
sendiri merasa harus kerja lebih keras jika memang dia dipercaya masyarakat Jakarta

nantinya.
"Saya kalau dikasih amanah harus lebih dari beliau. Ini yang menjadi konsen saya.
Kalau Pak Ahok clean government sudah bagus, saya apa kelebihannya nanti," kata
pria kelahiran Donggala, Sulteng, 52 tahun lalu itu.
Lalu apakah ketiga orang ini benar-benar bakal bersaing di Pilgub DKI tahun 2017
mendatang?

Pertanyaan Menohok Ahok untuk Para


Penantang
Hestiana Dharmastuti - detikNews

793SHARES

38

755

0
Halaman 1 dari 4

261

Foto: Andhika Akbarayansyah

38

755

261

Jakarta - Rekam jejak dan program-program andalan menjadi bahan jualan calon
gubernur di Pilkada 2017. Dengan begitu, warga Ibu Kota tidak lagi membeli kucing
dalam karung.
Apa usulannya untuk Jakarta? Apa punya program lebih hebat dari saya? Itulah
pertanyaan itulah yang dilontarkan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama
untuk penantangnya.
Ahok membuka pintu lebar-lebar bagi siapa pun calon yang akan bertarung
memperebutkan kursi DKI I. Ia mendorong banyak gubernur, walikota, bupati seluruh
Indonesia yang sudah pernah menjabat untuk maju di Pilkada yang tinggal 2 tahun itu.

Menurut dia, calon gubernur harus memiliki rekam jejak yang baik dan mengutamakan
transparansi di segala bidang. Selain itu, kandidat diharapkan telah teruji di meja
birokrasi.
Are you ready, para penantang?

Berikut kisah Ahok:

Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga Adhyaksa Dault mengaku siap maju di Pilgub DKI 2017.
Ahok tak masalah ia maju meski tak tahu usulan Adhyaksa untuk kemajuan DKI selama ini.
"Saya kenal beliau. Tapi apa usulannya, (untuk Jakarta) saya enggak tahu," kata Ahok di Balai
Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Jumat (18/9/2015).
Selain Adhyaksa, sudah banyak nama tokoh yang bermunculan untuk menyaingi Ahok termasuk
Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Sandiaga Uno. Ia yakin warga Jakarta akan
cerdas memilih pemimpin berdasarkan program dan membandingkannya dengan apa yang
sudah dilakukan Ahok selama ini.
"Semua orang pasti buat program. Saya sudah buat program begitu banyak, makin banyak yang
maju, ya dia enggak mungkin nyebutin program yang saya bikin," sambungnya.
Pilgub DKI akan dilaksanakan pada 2017 mendatang. Ahok sendiri menyatakan siap untuk
maju bahkan lewat jalur independen. 'Teman Ahok' menjadi salah satu wadah relawan mantan
Bupati Belitung Timur itu untuk mengumpulkan fotokopi KTP waga DKI untuk mendukung
Ahok.
3.
Pengusaha sekaligus kader partai Gerindra, Sandiaga Uno menyatakan kesiapannya untuk
maju mencalonkan diri pada Pilkada DKI 2017. Ahok yang juga berencana maju kembali
mempertanyakan kesiapan pesaingnya itu.
"Orang Jakarta akan menilai, kalau jadi gubernur dia (Sandiaga) punya program apa? Apa yang
pengin dia perbaiki? Apa yang belum Ahok kerjakan? Ada enggak ide lebih bagus, lebih hebat
dari yang Ahok lakukan. Kalau ada dan orang percaya, berarti orang akan pilih dia dong," ucap
Ahok di kantornya, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Kamis (17/9/2015).

Menurutnya semakin banyak orang yang mencalonkan diri sebagai gubernur di Jakarta, akan
semakin baik. Hal ini akan membuat warga semakin memiliki banyak pilihan dan perbandingan.
Soal rekam jejak Sandiaga Uno sendiri, Ahok mengaku tak tahu banyak. Pasalnya, selama ini
Sandiaga lebih banyak bergerak di kepartaian dan dunia usaha, belum pernah menjabat di
dunia birokrat.
"Ya dia kan belum pernah jadi pejabat, saya enggak tahu," sambungnya.
Menurut Ahok, seorang aktivis, pejabat partai, pengamat hingga pakar haruslah teruji di meja
birokrat dulu. Ia mencontohkan dulu saat maju sebagai cawagub bersama Jokowi, ia bertanding
dengan Fauzi Bowo dan Alex Noerdin.
"Yang datang kemarin Alex Noerdin, Jokowi, kan kita tanding 3 kepala daerah dan mantan. Kita
banyak putra daerah yang bagus-bagus," pungkasnya.
4.
Wakil Ketua DPRD DKI M Taufik berseloroh jika dirinya maju dalam Pilgub DKI 2017, maka
Basuki T Purnama (Ahok) akan kalah. Ini tanggapan Ahok.
"Bagus dong, justru itu kalau tanding bola itu paling enak nggak tahu (hasilnya gimana) dulu ya.
Kalau lawan pasti bilang kamu kalah, mainnya paling enak (jadi tambah semangat). Tapi kalau
menang itu kan mukanya malu doubel gitu loh," terang Ahok di Balai Kota, Jl Medan Merdeka
Selatan, Jakarta Pusat, Senin (7/9/2015).
"Kalau kita kalah dan yang menang Taufik, sudah pasti bilang kalah kok jadi wajar dong. Kan
semua orang bilang gue pasti kalah, ya nggak apa-apa dong," lanjutnya.
Politisi Gerindra itu sempat menuturkan, sekiranya pun kalah dalam Pilgub, mungkin karena
sikap dan gayanya yang ceplas-ceplos. Bahkan tak jarang dianggap kasar dan arogan sehingga
terkadang dianggap kurang cerdas membuat keputusan.
"Nggak apa-apa kalau banding-bandingin gitu ya tergantung, pendukung saya bilang saya harus
kayak gitu baru cocok. Susah juga, katanya bagus," kata Ahok sambil bercanda.

"Kalau dibilang nggak cerdas ya, aku nggak pernah bilang aku cerdas kok karena dari dulu
dosen saya bilang kalau terlalu pintar jadi profesor atau dosen. Kalau aku sih pas-pasan saja
hehe," imbuhnya.

Anda mungkin juga menyukai